Home / Pernikahan / Mantanku Seorang ASN / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mantanku Seorang ASN: Chapter 41 - Chapter 50

55 Chapters

Eps 41. Rencana Ifan-Wina

"Mas udah lihat berita yang viral di otok-otok belum?" tanya Wina sambil menggendong anaknya yang sedang tidur.Ifan yang sedang makan, menghentikan kunyahannya sebentar. Dia mendengus sembari melirik Wina yang berdiri di samping meja makan dengan memegang hape."Kamu sibuk perhatiin kehidupan orang lain. Tapi nggak peduli sama suami sendiri! Tiap hari makan cuma sama telur, tempe, kerupuk!" ucapnya, meluapkan kekesalan.Kesal, tapi tetap makan karna memang dia butuh tenaga untuk tetap hidup dan menghadapi cerewetnya Wina.Wina menyeringai dengan decakan yang jelas terdengar. "Cckk, Astaga ….” Wina melirik galak, kedua matanya yang memakai softlens warna hitam pekat itu sampai terlihat ingin keluar. “Harusnya kamu bersyukur, masih untung aku mau ngasih kamu makan! Memang kamu punya uang buat beli lauk lainnya? Mau beli nasi bungkus aja nggak mampu, kan?"Dan ini adalah hal yang sekarang paling Ifan benci dari Wina. Wina setiap hari selalu merendahkan harga dirinya sebagai lelaki. Kala
Read more

Eps 42. Mereka Datang

"Zaskia anak kamu, Mas! Bisa nggak kamu lebih perhatian ke dia?" Wina melirik Ifan yang sejak awal sudah tidur. Cckk, lebih tepatnya sih berpura-pura tidur. Wina kesal karena sejak berangkat dari rumah, hingga saat di dalam bus, Ifan tak mau bergantian menggendong anak mereka. Bayangin deh, gendong bayi dari rumah sampai menit ini. Mungkin sudah ada dua jam. Tangan Wina sampai kebas banget. Dada Ifan naik turun, merasa kesal dan tidak mau direpotkan. "Kamu itu ibunya. Udah sewajarnya kamu yang ngurus dia." Sahut Ifan, tentu saja tidak mau disalahkan. Wina terkekeh sangat menyesal karna sudah setuju pergi ke Jakarta bersama suaminya. Jika tau begini, mending pergi sendiri saja, kan? Capek pun juga bakalan sendiri nggak akan liat si Ifan yang kali ini sangat menyebalkan di matanya. "Lelaki yang biasanya ngomong begitu tuh yang sibuk cari duit, ngasih duit banyak buat istrinya. Lah kamu? Makan aja masih minta aku, nggak malu kamu ngomong begitu?" sindir Wina dengan lirikan tajam. Ked
Read more

Eps 43. Gimana?

isi babnya aku revisi total ya. . Taka bersembunyi di balik pilar besar, lalu mengerndap-endap untuk masuk ke dalam gedung perusahaan. Begitu ada di dalam, dia melambaikan tangan, memberi kode ke satpam untuk mendekat padanya. “Iya, Pak,” seru pak satpam yang berjaga di pintu depan gedung. “Mereka berdua ngapain??” tanya Taka, melirik ke luar gedung yang berpintukan kaca buram. “Mereka memaksa masuk untuk bertemu dengan mbak Anggrek, Pak. Sudah saya usir, tetapi ngotot banget pengen masuk. Malah mengaku-ngaku kalau mereka itu adalah kerabat mbak Anggrek yang dari Jogja.” Jelas pak Satpam, detail. Taka menghela nafas, sudah jelas apa yang ada di pikiran kedua orang itu. Pasti mau menyebarkan berita soal masa lalu Anggrek. Dan mungkin … uang yang membuat mereka melakukan semua ini. Tetapi soal mantan suami Anggrek itu, bisa Taka pastikan bukan Cuma uang yang dibutuhkan, tapi Anggreknya juga. “Tetap usir. Saya nggak mau Anggrek ketemu sama fans yang udah terlalu gila begitu.” Perin
Read more

Eps 44. Demit?

Apa yang akan terjadi jika mereka membeberkan semua sebelum bisa mendapatkan uang untuk memeras Anggrek? Yang Wina pikirkan adalah uang, jadi kalau sampai kabar itu sudah menyebar sebelum dapat uang, sama aja Zonk. Tujuannya pergi ke Jakarta kan buat dapat uang. Tapi berbeda dengan Ifan yang justru akan merasa diuntungkan. Dia tidak peduli dengan status Anggrek. Karna baginya, Anggrek mau kembali ke Jogja dan hidup bareng lagi, itu sangat-sangat cukup. “Baik—” “Mas!” seru Wina cepat, memelototi Ifan dengan wajah yang kurang setuju. “Kita punya misi lain lho.” “Win—” “Kita nggak jadi dapat duit banyak kalau kamu membeberkan semuanya sekarang,” bisik Wina. Ifan terpaku, lalu mendengus karna nggak tau mau jawab bagaimana. “Mas Gilang tau, tempat tinggalnya mbak Anggrek?” tanya Wina kemudian. Gilang menyunggingkan senyumnya. “Enggak tau tempat pasnya sih, mbak. Mbak Wina kan adik kandungnya. Masa’ nggak tau kakaknya tinggal di mana?” Wina tersenyum canggung. Masa’ cerita masalah s
Read more

Eps 45. Aslinya

“Kamu nyuruh kita buat tidur di kost seperti ini?” tanya Wina dengan begitu tak percaya.Ifan pun mematung menatap kamar berukuran 3x5 yang ada di depannya. Di dalam ruangan ini ada satu lemari dan satu kasur lantai serta fasilitas kamar mandi dalam.“Ini penghinaan!” seru Ifan, menatap tak terima ke Gilang.Gilang mencibirkan bibir melihat wajah tak suka di kedua orang yang menurutnya memang tak tau diri.“Kita ini keluarganya mbak Anggrek yang jadi artis terkenal itu. Kamu tinggal beritahu kita rumahnya mbak Anggrek atau bantuin kita buat masuk ke perusahaan milik pacarnya mbak Anggrek itu saja. Kenapa malah menghina seperti ini?!” galak Wina, lalu menimang-nimang Zaskia yang jadi terbangun karna suaranya yang terlalu keras.“Sekarang saya tanya.” Gilang menyahut tegas. “Kalian ada bukti apa kalau kalian berdua ini keluarganya Anggrek Bulan?”Wina mencibirkan bibir di dalam ruangan kost sana karna sedang menenangkan anaknya. Ifan pun sama, tersenyum meremehkan Gilang.“Kartu keluarg
Read more

Eps 46. Kejujuran

“Ma,” pekik Taka, tak suka dengan kalimat yang mamanya katakan tadi.Mama Rita menggelengkan kepala. “Bebaskan Anggrek dari jadwalnya.”Taka terpaku tak kedip melihat wajah penolakan mamanya. Apa yang dia takutkan, kejadian juga sekarang. Dia cocok sama Anggrek, andai mama Rita tidak mengijinkannya menikahi Anggrek, Taka memilih untuk pergi menghilang.Atau perlu membohongi mama Rita agar diijinkan menikah? Dirasa mengaku sudah meniduri Anggrek memang perlu, kan?Taka meneguk ludahnya. “Ma, ak—aku … aku dan Anggrek sudah per—”“Lebih baik jujur ke media jika Anggrek adalah janda dan memiliki masa lalu seperti itu. Karna menunggu identitasnya diungkap sama orang lain, hanya akan menambah masalah.”Bibir Taka terkatup, dia tak melanjutkan kalimat berisi kebohongannya setelah mendengar kalimat panjang mama Rita. “Mama nggak marah kalau Anggrek itu janda?”Mama Rita melirik tajam, lalu memutar bola mata dan menatap ke lain arah. “Mau marah, mau nggak terima, tapi liat kamu udah gila karna
Read more

Bab47 - Diserahkan

Dengan tak hormat Wina serta Ifan diturunkan dari mobil Gilang. “Lho, Mas! kamu tidak bisa begini dong!” teriak Wina yang tentu saja tak terima. Apa lagi ada beberapa lelaki mesum di area sini. “Mas! Mas! mas!” teriak Wina ketika mobil warna putih itu melaju pergi meninggalkan dia dan suaminya. Dan tentu saja dengan Zaskia yang tetap berada di gendongannya. “Mas Ifan, ini kita sekarang bagaimana?” rengek Wina, tak tenang. “Oh, kita kira tadi itu pelanggan mbak Mawar juga. Jadi kan kita bisa sekalian join. Ternyata bukan ya?” Nuri dengan wajah yang sedikit merasa bersalah berucap. Dada Wina naik turun, dia tidak berani mendekat ke dua lelaki yang memang baru pertama kali dia temui ini. Bersembunyi di belakang tubuh Ifan untuk melindungi diri. “Mas, tasku tadi kamu bawa, kan?” tanyanya ke Ifan. Lalu mulai celingukan melihat kedua tangan Ifan yang kosong. “Tadi kan tasmu di belakang. Mana aku tau lah!” jawab Ifan yang sudah pasti tak mau disalahkan. Kedua mata Wina seperti akan meng
Read more

Bab48. Bertemu

Karna beberapa hari ini jadwalnya di off-kan, setiap pagi Anggrek selalu sibuk dengan kegiatan membersihkan tempat tinggalnya ini. mulai dari guras kamar mandi, ngepel lantai dan memembersihkan seluruh ruangan sampai debu-debunya benar-benar menyingkir jauh. Pukul 9.00am Anggrek baru keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan semua pekerjaan dan tentunya sarapan pagi. Dia duduk di tepi ranjang, mengambil hp yang berkedip dan menampilkan sebuah panggilan telpon dari nomor Taka. “Hallo,” sapanya sembari menempelkan hp itu ke telinga. “Huufft ….” Terdengar sentaan nafas dari seberang sana. “Kamu kemana aja sih, sayang? Aku chat dari semalam nggak dibales, ditelpon juga nggak diangkat. Sibuk ngapain, hn?” Anggrek tersenyum mendengar protesnya Taka. “Bebersih rumah. Baru selesai, jadi baru pegang hp. Ada apa?” tanyanya, melangkah ke arah kaca tinggi yang menghadap ke jalan raya sana. “Nanti jam sebelas aku jemput. kita makan siang bareng. Aku ada kabar bahagia buat kamu. Uumm, buat
Read more

Eps 49. Zaskia

“Bagaimana keadaannya, dok?” tanya Anggrek begitu dokter keluar dari pintu ugd.“Mari masuk dan bicara di dalam,” ajak dokter, dia balik badan dan melangkah masuk ke dalam ruang ugd.Tanpa ragu Anggrek mengikuti, melangkah masuk dan mendudukkan diri di depan dokter perempuan yang sudah duduk di mejanya.“Uumm, mbak Anggrek yang dari perusahaan ZLD?” tanya dokter wanita dengan name teks Zaeya.Anggrek mengangguk dengan ragu. “Uumm,” gumamnya dengan tangan yang meremas kain jaket yang dia pakai. Karna panik dan khawatir sama Zaskia, dia sampai lupa dengan statusnya. “Di—dia … dia tadi sama bapaknya, Dok. Kata bapaknya, dari semalam sudah nggak minum susu. Dan … dan dikasih susu kotak sama bapaknya.”“Astaga,” pekik dokter Zae dengan wajah terkejut juga. “Pantas saja keadaannya sangat menghkawatirkan. Beruntung dia bertemu dengan mbak Anggrek, jadi langsung dibawa ke sini. Jika sampai terlambat, akan berpengaruh sangat buruk pada tumbuh kembangnya nanti. Dan mungkin juga pada saraf-saraf
Read more

Eps 50. Pernyataan

Awalnya memang masih ingin merahasiakan status Anggrek dan masa lalunya. Tetapi di saat yang sudah terjebak seperti ini, Taka memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran tanpa mengarang cerita atau memanipulasinya. Bukankah perjalanan di depan akan terasa lebih ringan jika tidak ada kebohongan yang mengikuti?Di sini, di depan gedung apartemen tempat tinggal Anggrek, beberapa wartawan dan orang biasa yang kepo, ikut berkumpul. Termasuk Ifan yang dengan begitu percaya diri berdiri di sisi Ifan. Beberapa kali Anggrek melirik Ifan yang justru cengar-cengir nggak merasa khawatir sedikit pun dengan keadaan anaknya. Padahal Zaskia kritis di rumah sakit. Seperti ini kah keseharian yang Zaskia alami?Astaga ….“Oke, karna saya tidak ingin semua orang sibuk mengunjing atau berbicara sesuai dengan pemikirannya tanpa tau kebenaran, jadi hari ini saya memutuskan untuk memberi penjelasan ke semuanya.” Taka yang berbicara.“Tanyakan satu-satu apa yang ingin kalian tanyakan,” lanjut Taka setelah detik b
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status