Semua Bab Pernikahan Kontrak Yang Abadi: Bab 41 - Bab 50

113 Bab

Bab 41. Malam yang panjang.

Jam sudah menunjukan pukul Dua Belas malam. Hanzero dan Arumi baru saja pulang setelah acara dinner tadi." Sayang aku ke kamar mandi duluan ya." Ucap Hanzero ketika mereka baru saja memasuki kamar." Iya Mas."Hanzero berlalu kekamar mandi untuk membersihkan diri sedangkan Arumi memilih membersihkan makeup terlebih dahulu. Arumi duduk di kursi meja rias dan mulai mengoleskan pembersih wajah dengan menggunakan kapas ke wajahnya. Setelah selesai Arumi berjalan ke lemari mengambil piyama tidur untuk Hanz dan juga dirinya.Sekitar Sepuluh menit Hanzero keluar darah dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang hanya sebatas pinggang. Rambutnya masih terlihat basah bahkan masih menyisakan air yang menetes yang jatuh ke dada bidangnya.Arumi yang sempat melihat itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Sebenarnya, tidak bisa dipungkiri pemandangan di depan matanya sangat enak untuk dilihat, tapi Arumi lebih kepada malunya.Hanzero yang sempat melihat Arumi memalingkan wajahnya ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-02
Baca selengkapnya

Bab 42. Drama pagi hari

Matahari mulai menyingsing, cahayanya menembus melalui celah jendela. Sepasang manusia yang sedang tertidur pulas tak merasa terganggu sama sekali.Di bawah Arpha sudah menunggunya lebih dari tiga puluh menit. Arpha menunggu ditemani Mama." Nyonya kenapa Tuan belum turun juga ya?." Tanya Arpha sambil melihat jam di pergelangan tangannya."Entah lah, coba kamu telpon dia." Ucap Mama sambil matanya tetap fokus pada layar televisi.Arpha hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Tangannya merogoh Hp di saku celananya.Menghubungi nomor Tuannya berkali kali tapi tak ada respon sedikitpun. Arpha mulai tak tenang karena hari semakin siang, apalagi jadwal mereka berangkat jam 8 pagi. Sedangkan ini sudah hampir jam 7 tapi Hanzero sama sekali belum kelihatan batang hidungnya.Di kamar Arumi mulai mengerjapkan matanya. Tidurnya terganggu oleh dering ponsel yang sedari tadi terus berbunyi. Arumi bangun dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sisa pertempuran panasnya dengan Hanz.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-03
Baca selengkapnya

Bab 43. Kelaparan akibat tak sarapan.

Beberapa saat lamanya mereka terdiam hingga terdengar bunyi perut dari salah satu diantara mereka.Kriuk..Arpha melirik Bosnya yang sedang mesam mesem." Anda lapar Tuan?" Tanya Arpha." Aku tadi tidak sempat sarapan! Jadi menurutmu?" Ucap Hanzero dengan nada sedikit kesal.Arpha hanya tersenyum menanggapi ucapan Hanzero. Arpha mengambil tas kecil yang selalu Ia bawa bawa kemana.Arpha mengambil sesuatu dari dalam tasnya." Ini bisi mengganjal perut Tuan, setidaknya sampai kita tiba di bandara." Arpha menyodorkan satu buah roti.Hanzero yang memang sudah kelaparan langsung menerima roti tersebut."Kau memang yang terbaik Arpha." Puji Hanzero pada asistennya.Lagi lagi Arpha hanya menanggapi dengan senyuman. Hazero langsung membuka roti pemberian Arpha." Kau mau?" Tawar Hanzero menyodorkan roti yang sudah di buka kemasannya."Tidak Tuan. Saya sudah sarapan."Hanzero hanya mengangguk mengerti kemudian memakan roti dengan lahap.' Ya ampun Tuan. Sepertinya anda sangat kelaparan ya. Hab
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-04
Baca selengkapnya

Bab 44. Saling Merindu.

" Anda sudah siap Tuan?" Tanya Arpha menilik penampilan Bosnya itu." Menurutmu?" Bukannya menjawab Hanzero malah balik bertanya." Saya kira Tuan masih tidur. Makanya saya buru buru kesini biar kita gak terlambat." Jawab Arpha yang mengutarakan maksud kedatangannya ke kamar Hanzero.Memang perlu di acungi jempol Arpha ini. Dia selalu sigap dalam situasi apapun.Bahkan dia selalu menjadi garda terdepan tatkala Hanzero sedang ada dalam masalah.Karena Hanzero sudah jadi mereka langsung pergi ke tempat pertemuan yang sudah mereka sepakati kemarin.Mereka berdua kini sudah berada di parkiran hotel. Disana sudah di siapkan mobil untuk di pakai Hanzero dan Arpha.Sesampainya di mobil Arpha membukakan pintu untuk Hanzero. Setelah memastikan Tuannya masuk Ia menutup kembali pintu mobil dan berlari kecil mengelilingi mobil tersebut. Arpha membuka pintu dan langsung duduk di belakang kemudi. Setelah menutup pintu Arpha menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas.Mobil yang dikendarai Arpha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-05
Baca selengkapnya

Bab 45. Gelisah.

Setelah meeting selesai Hanz buru buru berpamitan."Maaf Tuan. Saya duluan, ingin ke kamar mandi." Pamit Hanz. Padahal sebenarnya dia ingin segera menghubungi Arumi." Silahkan Tuan Hanz." Ucap Tuan Bram.Setelah mendapat persetujuan Hanz segera ke luar ruangan dan mencari kamar mandi. Sedangkan Arpha membereskan berkas berkas sisa meeting tadi.Hanzero yang sudah berada di kamar mandi segera mengambil Hp dan menghubungi Arumi.Tut..Tut..Arumi yang baru saja masuk kamar saat mendapat telpon dari Hanz langsung mengangkatnya." Hallo." Ucap Arumi menampilkan senyum termanisnya." Sayang. Aku merindukanmu." Hanzero menjawab dengan Antusias." Baru sehari Mas."" Tapi ini terasa berat Sayang." Hanzero menghembuskan nafasnya berat." Sabar Mas. Kan cuma tiga hari doang." Arumi membujuk Hanzero yang merajuk seperti anak kecil."Baiklah Sayang. Nanti malam aku telpon lagi sekarang baru selesai meeting. Mau pulang dulu." Hanz menampilkan muka murung." Iya Mas. Aku tunggu ya… Semangat do
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-05
Baca selengkapnya

Bab 46. Merajuk

Matahari belum menunjukan sinarnya tapi Hanzero sudah membuka matanya. Semalam habis mandi dia langsung tidur dan sekarang baru bangun. Mungkin karena kelelahan jadi Hanzero tertdur sampai pagi.Hanzero mengumpulkan seluruh kesadarannya terlebih dulu. Setelah dirasa cukup Ia bangun dan beranjak ke kamar mandi.Setelah selesai dengan ritual paginya Hanzero mengambil Hp dan duduk disofa.Begitu membuka Hp Hanzero terkejut karena banyak panggilan tak terjawab dari Arumi." Ya ampun kenapa aku bisa lupa? Sampai tak mengabarinya." Hanzero menepuk keningnya sendiri. Ia merutuki kecerobohannya. Padahal Dia sendiri yang bilang jika akan menghubungi Arumi ketika sampai dirumah.Bergegas Hanzero untuk menghubungi Arumi. Karena ini masih terlalu pagi jadi mungkin Arumi masih tertidur. Beberapa kali panggilan tak terjawab membuatnya memutuskan untuk mengirimkan pesan saja.( Sayang. Maafkan aku. Tadi malam aku langsung tidur. Aku lupa untuk mengabari Sayang. Maafin Mas ya)Selesai mengetik Hanz
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Bab 47. Merumit.

Dengan raut muka yang agak kesal Arpha membuka pintu.Ceklek..Hanzero sedang berdiri di depan pintu dengan raut wajah yang terlihat sedang cemas. Yang tadinya akan kesal Arpha ikut berubah cemas juga sekarang.Arpha mengajak Hanzero masuk terlebih dulu." Tuan anda kenapa?" Tanya Arpha melihat Hanzero begitu." Gawat Arp! Gawat!"" Ia gawat kenapa Tuan? Bukannya pekerjaan disini semua lancar?" Arpha yang kebingungan ikut duduk di samping Hanzero. Ia lupa kalau dirinya masih menggunakan handuk." Ah! Aku harus gimana ini Arp." Hanzero menyugar rambutnya dengar kasar." Tuan. Anda tenang dulu coba ceritakan pada saya. Ada apa sebenarnya." Disini Arpha berusaha tetap tenang karena ingin tau dulu masalahnya sebelum bertindak nantinya." Arumi Arp! Arumi." Hanzero berbicara dengan nada sangat ketakutan.Mendengar nama Arumi Arpha ikut panik." Nona kenapa Tuan!"" Bicara yang jelas Tuan. Biar saya mengerti dan harus bertindak bagaimana." Ucap Arpha yang sudah frustasi karena Hanzero dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Bab 48. Salah Paham!

Arumi menjatuhkan Hp nya. Saking kagetnya mendengar suara dari seberang sana. Tubuhnya ikut lemas air mata luruh dengan sendirinya.Arumi tak bisa lagi menahan isak tangisnya." Siapa dia Mas? Kamu bilang kamu mencintaiku,tapi apa ini?" Arumi berbicara disertai isak tangisnya.Arumi merenung mengingat pertemuannya dengan Hanzero hingga membawanya ke titik saat ini. Saat hatinya sedang mencoba melupakan masa lalu yang kelam. Saat dirinya mulai membuka hati untuk Hanzero. Tapi sekarang semua bahkan bagai mimpi buruk buat Arumi.Bahagia yang baru saja rasakan rasanya lenyap dalam seketika. Arumi tidak mengerti kenapa bisa sesakit ini rasanya. Akal sehatnya sudah dikalahkan dengan emosi yang dari kemarin terpendam. Berbagai pertanyaan muncul dalam otak Arumi. Ingin sekali ia utarakan sekarang juga.Arumi masih saja terisak. Duduk di atas ranjang sambil memeluk kedua lututnya,kepalanya ia tenggelamkan diantara kedua lututnya.Flashback!Hari ini Hanzero tidak fokus sama sekali dalam beke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-07
Baca selengkapnya

Bab 49. Ancaman Arpha

"Perempuan? Maksudnya?""Perempuan yang tadi!" Suara Arumi terdengar seperti menggelegar saja di telinga Hanzero.Hanzero masih belum sepenuhnya mengerti pertanyaan Arumi. Tapi dia membiarkan dulu Arumi meluapkan kekesalannya. Walaupun Hanzero sendiri sempat menelan kebingungan saat Arumi bertanya siapa wanita tadi?Wanita yang mana coba? Tidak ada siapa siapa kan? Dari tadi juga sendiri. Paling juga Arpha. Hanzero celingukan." Kenapa diam! Gak bisa jawab!?" Hanzero yang diam saja malah memancing emosi Arumi tambah meledak ledak." Sabar Sayang. Maksud kamu apa? Mas beneran gak mengerti? Coba kamu jelaskan sama Mas pelan pelan." Hanzero berbicara dengan nada yang lembut Ia tak mau jika Ia terpancing emosi juga. Akal sehatnya masih bekerja untuk sekarang ini." Sabar, Kamu bilang? Siapa wanita itu? Siapa?" Bentak Arumi dari seberang sana.Hanzero menelan ludah.' Astaga! Kenapa dia bisa semarah ini. Mampus gue kalau dia udah mencak mencak kaya gini. Harus buru buru di jinakin ini mah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-10
Baca selengkapnya

Bab 50. Ganti Judul.

Ini sudah hampir jam Sebelas Malam. Mobil yang membawa Hanzero dari bandara sudah berhenti di depan gerbang Rumahnya. Seorang Satpam terlonjak kaget setelah mendengar bunyi klakson dari sang sopir berulangkali. Lalu terburu berlari untuk membukakan pintu Gerbang."Ada apa ini? Bukankah Tuan keluar kota? Kenapa sudah pulang tanpa memberitahu terlebih dahulu?" Bertanya, tapi pada diri sendiri.Mobil memasuki Halaman dan terparkir rapih. Pintu belakang terbuka sebelum sang sopir sempat turun untuk membukakan."Tuan, anda sudah pulang?" Sapa Sang satpam.Hanzero hanya mengangguk tanpa suara. Dia hanya fokus pada seorang pelayan pria yang terlihat berlari kecil dari dalam untuk membukakan pintu. Hanzero langsung saja masuk, tanpa bertanya keadaan Rumah seperti yang biasa ia lakukan jika dari pergi ke luar kota. Pria itu tidak lagi peduli sekeliling,segera melangkah seperti sedikit berlari ke arah tangga.Sementara lima menit yang lalu sebelum Hanzero sampai di gerbang,Di kamar Arumi yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status