Share

Bab 42. Drama pagi hari

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-03 21:40:10

Matahari mulai menyingsing, cahayanya menembus melalui celah jendela. Sepasang manusia yang sedang tertidur pulas tak merasa terganggu sama sekali.

Di bawah Arpha sudah menunggunya lebih dari tiga puluh menit. Arpha menunggu ditemani Mama.

" Nyonya kenapa Tuan belum turun juga ya?." Tanya Arpha sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

"Entah lah, coba kamu telpon dia." Ucap Mama sambil matanya tetap fokus pada layar televisi.

Arpha hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Tangannya merogoh Hp di saku celananya.

Menghubungi nomor Tuannya berkali kali tapi tak ada respon sedikitpun. Arpha mulai tak tenang karena hari semakin siang, apalagi jadwal mereka berangkat jam 8 pagi. Sedangkan ini sudah hampir jam 7 tapi Hanzero sama sekali belum kelihatan batang hidungnya.

Di kamar Arumi mulai mengerjapkan matanya. Tidurnya terganggu oleh dering ponsel yang sedari tadi terus berbunyi. Arumi bangun dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sisa pertempuran panasnya dengan Hanz.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 43. Kelaparan akibat tak sarapan.

    Beberapa saat lamanya mereka terdiam hingga terdengar bunyi perut dari salah satu diantara mereka.Kriuk..Arpha melirik Bosnya yang sedang mesam mesem." Anda lapar Tuan?" Tanya Arpha." Aku tadi tidak sempat sarapan! Jadi menurutmu?" Ucap Hanzero dengan nada sedikit kesal.Arpha hanya tersenyum menanggapi ucapan Hanzero. Arpha mengambil tas kecil yang selalu Ia bawa bawa kemana.Arpha mengambil sesuatu dari dalam tasnya." Ini bisi mengganjal perut Tuan, setidaknya sampai kita tiba di bandara." Arpha menyodorkan satu buah roti.Hanzero yang memang sudah kelaparan langsung menerima roti tersebut."Kau memang yang terbaik Arpha." Puji Hanzero pada asistennya.Lagi lagi Arpha hanya menanggapi dengan senyuman. Hazero langsung membuka roti pemberian Arpha." Kau mau?" Tawar Hanzero menyodorkan roti yang sudah di buka kemasannya."Tidak Tuan. Saya sudah sarapan."Hanzero hanya mengangguk mengerti kemudian memakan roti dengan lahap.' Ya ampun Tuan. Sepertinya anda sangat kelaparan ya. Hab

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 44. Saling Merindu.

    " Anda sudah siap Tuan?" Tanya Arpha menilik penampilan Bosnya itu." Menurutmu?" Bukannya menjawab Hanzero malah balik bertanya." Saya kira Tuan masih tidur. Makanya saya buru buru kesini biar kita gak terlambat." Jawab Arpha yang mengutarakan maksud kedatangannya ke kamar Hanzero.Memang perlu di acungi jempol Arpha ini. Dia selalu sigap dalam situasi apapun.Bahkan dia selalu menjadi garda terdepan tatkala Hanzero sedang ada dalam masalah.Karena Hanzero sudah jadi mereka langsung pergi ke tempat pertemuan yang sudah mereka sepakati kemarin.Mereka berdua kini sudah berada di parkiran hotel. Disana sudah di siapkan mobil untuk di pakai Hanzero dan Arpha.Sesampainya di mobil Arpha membukakan pintu untuk Hanzero. Setelah memastikan Tuannya masuk Ia menutup kembali pintu mobil dan berlari kecil mengelilingi mobil tersebut. Arpha membuka pintu dan langsung duduk di belakang kemudi. Setelah menutup pintu Arpha menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas.Mobil yang dikendarai Arpha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 45. Gelisah.

    Setelah meeting selesai Hanz buru buru berpamitan."Maaf Tuan. Saya duluan, ingin ke kamar mandi." Pamit Hanz. Padahal sebenarnya dia ingin segera menghubungi Arumi." Silahkan Tuan Hanz." Ucap Tuan Bram.Setelah mendapat persetujuan Hanz segera ke luar ruangan dan mencari kamar mandi. Sedangkan Arpha membereskan berkas berkas sisa meeting tadi.Hanzero yang sudah berada di kamar mandi segera mengambil Hp dan menghubungi Arumi.Tut..Tut..Arumi yang baru saja masuk kamar saat mendapat telpon dari Hanz langsung mengangkatnya." Hallo." Ucap Arumi menampilkan senyum termanisnya." Sayang. Aku merindukanmu." Hanzero menjawab dengan Antusias." Baru sehari Mas."" Tapi ini terasa berat Sayang." Hanzero menghembuskan nafasnya berat." Sabar Mas. Kan cuma tiga hari doang." Arumi membujuk Hanzero yang merajuk seperti anak kecil."Baiklah Sayang. Nanti malam aku telpon lagi sekarang baru selesai meeting. Mau pulang dulu." Hanz menampilkan muka murung." Iya Mas. Aku tunggu ya… Semangat do

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 46. Merajuk

    Matahari belum menunjukan sinarnya tapi Hanzero sudah membuka matanya. Semalam habis mandi dia langsung tidur dan sekarang baru bangun. Mungkin karena kelelahan jadi Hanzero tertdur sampai pagi.Hanzero mengumpulkan seluruh kesadarannya terlebih dulu. Setelah dirasa cukup Ia bangun dan beranjak ke kamar mandi.Setelah selesai dengan ritual paginya Hanzero mengambil Hp dan duduk disofa.Begitu membuka Hp Hanzero terkejut karena banyak panggilan tak terjawab dari Arumi." Ya ampun kenapa aku bisa lupa? Sampai tak mengabarinya." Hanzero menepuk keningnya sendiri. Ia merutuki kecerobohannya. Padahal Dia sendiri yang bilang jika akan menghubungi Arumi ketika sampai dirumah.Bergegas Hanzero untuk menghubungi Arumi. Karena ini masih terlalu pagi jadi mungkin Arumi masih tertidur. Beberapa kali panggilan tak terjawab membuatnya memutuskan untuk mengirimkan pesan saja.( Sayang. Maafkan aku. Tadi malam aku langsung tidur. Aku lupa untuk mengabari Sayang. Maafin Mas ya)Selesai mengetik Hanz

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 47. Merumit.

    Dengan raut muka yang agak kesal Arpha membuka pintu.Ceklek..Hanzero sedang berdiri di depan pintu dengan raut wajah yang terlihat sedang cemas. Yang tadinya akan kesal Arpha ikut berubah cemas juga sekarang.Arpha mengajak Hanzero masuk terlebih dulu." Tuan anda kenapa?" Tanya Arpha melihat Hanzero begitu." Gawat Arp! Gawat!"" Ia gawat kenapa Tuan? Bukannya pekerjaan disini semua lancar?" Arpha yang kebingungan ikut duduk di samping Hanzero. Ia lupa kalau dirinya masih menggunakan handuk." Ah! Aku harus gimana ini Arp." Hanzero menyugar rambutnya dengar kasar." Tuan. Anda tenang dulu coba ceritakan pada saya. Ada apa sebenarnya." Disini Arpha berusaha tetap tenang karena ingin tau dulu masalahnya sebelum bertindak nantinya." Arumi Arp! Arumi." Hanzero berbicara dengan nada sangat ketakutan.Mendengar nama Arumi Arpha ikut panik." Nona kenapa Tuan!"" Bicara yang jelas Tuan. Biar saya mengerti dan harus bertindak bagaimana." Ucap Arpha yang sudah frustasi karena Hanzero dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 48. Salah Paham!

    Arumi menjatuhkan Hp nya. Saking kagetnya mendengar suara dari seberang sana. Tubuhnya ikut lemas air mata luruh dengan sendirinya.Arumi tak bisa lagi menahan isak tangisnya." Siapa dia Mas? Kamu bilang kamu mencintaiku,tapi apa ini?" Arumi berbicara disertai isak tangisnya.Arumi merenung mengingat pertemuannya dengan Hanzero hingga membawanya ke titik saat ini. Saat hatinya sedang mencoba melupakan masa lalu yang kelam. Saat dirinya mulai membuka hati untuk Hanzero. Tapi sekarang semua bahkan bagai mimpi buruk buat Arumi.Bahagia yang baru saja rasakan rasanya lenyap dalam seketika. Arumi tidak mengerti kenapa bisa sesakit ini rasanya. Akal sehatnya sudah dikalahkan dengan emosi yang dari kemarin terpendam. Berbagai pertanyaan muncul dalam otak Arumi. Ingin sekali ia utarakan sekarang juga.Arumi masih saja terisak. Duduk di atas ranjang sambil memeluk kedua lututnya,kepalanya ia tenggelamkan diantara kedua lututnya.Flashback!Hari ini Hanzero tidak fokus sama sekali dalam beke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 49. Ancaman Arpha

    "Perempuan? Maksudnya?""Perempuan yang tadi!" Suara Arumi terdengar seperti menggelegar saja di telinga Hanzero.Hanzero masih belum sepenuhnya mengerti pertanyaan Arumi. Tapi dia membiarkan dulu Arumi meluapkan kekesalannya. Walaupun Hanzero sendiri sempat menelan kebingungan saat Arumi bertanya siapa wanita tadi?Wanita yang mana coba? Tidak ada siapa siapa kan? Dari tadi juga sendiri. Paling juga Arpha. Hanzero celingukan." Kenapa diam! Gak bisa jawab!?" Hanzero yang diam saja malah memancing emosi Arumi tambah meledak ledak." Sabar Sayang. Maksud kamu apa? Mas beneran gak mengerti? Coba kamu jelaskan sama Mas pelan pelan." Hanzero berbicara dengan nada yang lembut Ia tak mau jika Ia terpancing emosi juga. Akal sehatnya masih bekerja untuk sekarang ini." Sabar, Kamu bilang? Siapa wanita itu? Siapa?" Bentak Arumi dari seberang sana.Hanzero menelan ludah.' Astaga! Kenapa dia bisa semarah ini. Mampus gue kalau dia udah mencak mencak kaya gini. Harus buru buru di jinakin ini mah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 50. Ganti Judul.

    Ini sudah hampir jam Sebelas Malam. Mobil yang membawa Hanzero dari bandara sudah berhenti di depan gerbang Rumahnya. Seorang Satpam terlonjak kaget setelah mendengar bunyi klakson dari sang sopir berulangkali. Lalu terburu berlari untuk membukakan pintu Gerbang."Ada apa ini? Bukankah Tuan keluar kota? Kenapa sudah pulang tanpa memberitahu terlebih dahulu?" Bertanya, tapi pada diri sendiri.Mobil memasuki Halaman dan terparkir rapih. Pintu belakang terbuka sebelum sang sopir sempat turun untuk membukakan."Tuan, anda sudah pulang?" Sapa Sang satpam.Hanzero hanya mengangguk tanpa suara. Dia hanya fokus pada seorang pelayan pria yang terlihat berlari kecil dari dalam untuk membukakan pintu. Hanzero langsung saja masuk, tanpa bertanya keadaan Rumah seperti yang biasa ia lakukan jika dari pergi ke luar kota. Pria itu tidak lagi peduli sekeliling,segera melangkah seperti sedikit berlari ke arah tangga.Sementara lima menit yang lalu sebelum Hanzero sampai di gerbang,Di kamar Arumi yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 113. Happy Ending.

    Hampir seperapat jam, akhirnya mobil Hanzero tiba di klinik.Hanz memarkirkan mobilnya.Hanz keluar, lalu memanggil suster untuk membantu Arumi.Dua orang suster mengikuti Hanz sampai mobil dengan membawa brankar.Tiba di mobil Hanz langsung menyuruh Mama keluar terlebih dulu, lalu setelahnya Hanzero membantu Arumi untuk keluar."Pelan pelan Hanz." ucap Mama.Perlahan Hanzero mengendong Arumi, lalu memindahkannya membaringkan tubuh Arumi di atas brankar.Kedua suster mendorong brankar masuk ke dalam klinik.Hanz selalu setia menemani, tanggannya menggenggam erat tangan Arumi, berjalan bersebelahan dengan brangkar. Sedangkan Mama mengikuti dari belakang.Tidak berapa lama tiba di ruang bersalin."Maaf. Yang bisa masuk hanya satu orang." ucap suster memberitahu."Kamu saja yang masuk, temani Arumi." ucap Mama pada Hanzero. Hanzero mengangguk lalu ikut masuk bersama suster.Mama tahu setiap istri yang melahirkan pasti ingin di temani suaminya, sama halnya dengan Mama dulu saat melahirkan

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 112. Arumi Kontraksi.

    Arumi kontraksi!Arumi menunggu Hanz di dalam mobil. Arumi sudah tidak sabar untuk menyantap belalang goreng.Liurnya sudah ingin menetes membayangkan betapa renyahnya belalang berpadu gurih l,pedas manisnya bumbu.Uh! Pasti sangat nikmat.Ngidam yang ektrim bukan?Arumi pun baru kali ini sebenarnya, sebesar ini Arumi belum pernah merasakan namanya belalang goreng atau mungkin ini bawaan bayi? Entahlah!Hanz kembali kedalam mobil setelah mendapatkan apa yang di inginkan istrinya. Sebagai suami yang baik Hanz selalu melakukan apa saja yang membuat Arumi bahagia, asal itu tidak melanggar norma norma yang ada."Ini Sayang." Hanz mengulurkan tangan yang memegang satu cup berisi belalang goreng pedas manis.Hanz sendiri sebenarnya agak ngeli jika melihat melihat hewan sejenis belalang. Apa lagi untuk memakannya.Tidak dulu deh!Kres!Kres!Terdengar bunyi belalang saat Arumi mengunyahnya. Hanzero hanya menatapnya dengan tatapan aneh. Tidak berapa lama Hanz kembali tersadar, Ia pun menyala

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 111. Menjenguk Vanya.

    Hoam. Arumi menutup mulutnya.Saat ini Arumi baru saja bagun tidur siang, Arumi tersenyum pertama kali ketika membuka mata pemandangan indah ada di hadapannya.Bagaimana tidak!Wajah Hanzero berada tepat di hadapan wajahnya. Malam tadi mereka tidur saling memeluk satu sama lainya.Arumi membelai wajah tampan Hanzero, hidung mancung, alis tebal ukiran wajah yang indah membuat ketampanan nya semakin bertambah.Semakin hari Arumi semakin memupuk cintanya hingga tumbuh subur di dalam hati.Ketika Arumi sedang fokus membelai wajah Hanzero, tiba tiba Hanzero membuka mata."Sudah puas belum, lihat suamimu yang tampan ini." goda Hanzero.Membuat Arumi reflek melepaskan tangannya.Pipinya pun memerah merona karena malu.Hanz suka melihat Arumi saat tersipu malu seperti saat ini." M_mas udah bangun." Arumi mengalihkan pembicaraan."Mas udah bangun sebelum kamu bangun tadi." jawab Hanzero, yang membuat Arumi membuka mulutnya lebar.' Ya ampun, berarti Mas Hanz tahu dong! Aku menciumnya tadi.' b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 110. Berbelanja Keperluan Bayi.

    Lubis memperhatikan gambar yang di tunjuk Alika, raut wajahnya seketika berubah.Lubis memperhatikan foto USG yang ada di tangannya.Mata berbinar memancarkan kebahagian."Alika! Apa keponakan ku laki laki?" tanya Lubis dengan nada sangat bersemangat.Alika mengangguk."Ia Mas, menurut hasil USG ini bayi Vanya berjenis kelamin laki laki." "Haah!" Lubis memeluk Alika dengan penuh rasa bahagia."Alika, Aku sungguh bahagia mendengar kabar ini." ucap Lubis yang masih memeluk Alika erat.Sedari dulu Lubis memang sangat menginginkan bayi laki laki, namun Tuhan belum menghendakinya.Dan sekarang!Lubis akan memiliki keponakan laki laki. ______Hubungan Lubis dan Hanzero berangsur membaik setelah kejadian tempo lalu. Bukan hanya dari hubungan bisnis saja tapi di kehidupan pribadinya juga.Arumi sering mengajak berkunjung ke kediaman Lubis untuk sekedar menjenguk Vanya.Walau Vanya sendiri tidak pernah berinteraksi langsung dengan Arumi. Karena memang Vanya banyak melupakan orang orang di

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 109. Saling Memaafkan.

    Dokter Lidia tersenyum, lalu pandangannya mengarah ke layar. "Sepertinya Dede bayi masih malu malu, tuh liat di sembunyikan." ucap Dokter Lidia terkikik pelan.Posisi bayi saat ini sedikit memiringkan tubuhnya hingga bagian alat kelaminnya tertutupi.Hanzero dan Arumi menarik sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman.Ini yang pertama bagi Arumi dan Hanzero jadi mereka begitu bahagia saat mendengar detak jantung bayinya untuk yang pertama kali.Di dukung dengan fasilitas kesehatan yang sudah canggih, bisa melakukan USG 3 Dimensi."Sepertinya memang seperti itu Dok." ucap Hanzero.Setelah pemeriksaan selesai, Arumi kembali duduk.Dokter Lidia menjelaskan apa apa saja yang boleh Arumi lakukan.Setelah selesai Arumi dan Hanz keluar ruangan Dokter.Hanz mengandeng Arumi, berjalan hendak keluar."Hanzero tunggu!" panggil seseorang dari belakang.Hanz menghentikan langkahnya, begitu juga Arumi. Kedua nya berbalik.Lubis! batin Hanzero.Arumi menyikut pelan lengan Hanzero."Mau apa dia Mas? bis

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 108. Periksa Kandungan.

    Pemberitaan pagi ini di penuhi pemberitaan tentang klarifikasi Hanzero kemarin malam. Berbagai judul yang muncul membuat Hanz geleng geleng kepala.‘Klarifikasi mantan tunangan vanya terkait skandal viralnya’‘Mantan tunangan Vanya tidak mau ikut campur’Masih banyak lagi judul pemberitaan yang menurut Hanz sangat tidak penting.Semenjak vidionya viral, Vanya bukan hnaya kehilangan pekerjaannya sebagai model. Banyak PH yang memutus hubungan kerja sepihak.Hal itu membuat Vanya frustasi, bahkan Vanya harus menanggung malu atas perbuatannya sendiri. Dan semenjak itu Vanya tidak menunjukan batang hidungnya, karena setiap hari banyak wartawan di depan rumah Lubis, bahkan Lubis sampai menambah penjaga untuk mengaja keamanan rumahnya.Bukan hanya Vanya yang menanggung akibatnya, tapi Lubis ikut menangung imbas dari kelakuan adik perempuannya.Setelah berita Vanya naik ke permukaan banyak insvertornya yang memutus buhungan kerja sama mereka. Walau Lubis sudah berusaha menjelaskan namun mere

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 107. Klarifikasi Hanzero

    Hanzero mulai kesal, para wartawan tidak ada satupun yang pergi, mereka masih menunggu Hanzero."Arp. Kita pulang sekarang, jika menunggu mereka mau sampai kapan?" Hanzero mulai putus asa.Hanzero sudah menunggu dari jam tujuh malam dan sekarang sudah pukul sembilan, selama itu Hanzero menunggu."Baik Tuan, tapi satu satunya jalan. Tuan harus menghadapi mereka." "Tidak ada pilihan!" hanya itu yang keluar dari mulut Hanzero.Hanzero melangkahkan kaki keluar dari ruangannya diikuti Arpha.Keduanya berjalan, melewati lorong. Tibanya di di ujung lorong tepatnya dimana pintu lift berada.Arpha dengan cekatan menekan tombol 1 dimana lantai dasar berada.Tring!Pintu lift terbuka, Hanzero bersama Arpha masuk.Pintu lift tertutup, membawa Hanz dan Arpha menuju lantai dasar gedung.Beberapa menit kemudian Hanz bersama Arpha, tiba di lantai bawah.Setelah pintu terbuka, Hanz bersama Arpha keluar.Para wartawan yang melihat pun langsung heboh."Lihat! Itu Tuan Hanzero keluar!" Teriak salah sat

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 106. Tidak ada urusan dengan ku!

    Pagi ini dihebohkan dengan berita Viral seorang model hamil di luar nikah.Bahkan vidionya sudah tersebar di berbagai aplikasi di medsos.Berita di TV pagi ini hanya semua membahas Vidio Viral yang beredar, dalam waktu semalam Vidio itu sudah tersebar luas dan menjadi trending no 1.Vidio berdurasi beberapa menit itu menampilkan seorang wanita sedang memohon dan meraung pada seorang pria, tapi pria tersebut tidak mempedulikannya bahkan meninggalkan wanita itu.Suara si wanita pun terdengar sangat jelas, bahkan wajahnya terekspos dengan sempurna.Ya! Wanita itu adalah Vanya.Tanpa di sadari semalam ada seorang wartawan yang kebetulan sedang berada di situ.Keberuntungan bagi seorang wartawan mendapat berita sepanas ini.Namun kehancuran bagi Vanya, bukan hanya nama baiknya yang tercoreng tapi karirnya pun akan ikut hancur."Mas!" teriak Alika, begitu sampai di kamar."Kenapa? Pagi pagi sudah ribut!" bentak Lubis yang baru saja keluar kamar mandi.Alika mengambil napas sebelum kembali b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 105. Kehancuran Vanya part 2

    Vanya masih saja mengelak tidak mau mengakui kebenarannya.Lubis mulai jengah.Lalu Alika yang sedari diam, mulai berbicara."Lebih baik sekarang kita cek ke Dokter, untuk memastikan kebenarannya jika Vanya beneran hamil atau tidak. Jika terbukti Vanya hamil maka, kamu Mas." Tunjuknya pada Lubis."Harus segera menikahkan Vanya dengan laki laki yang sudah menghamilinya sebelum publik tahu dan akan mencoreng nama baik mu dan keluarga." Vanya menggeleng.Jika ke rumah sakit pasti akan ketahuan. Batin Vanya.Aku harus mencari alasan untuk ini. Lagi pula aku belum memberitahu David soal kehamilanku."Aku gak mau ke Dokter!" Tolak Vanya."Lagipula aku tidak hamil, aku hanya sedang tidak enak badan." Elak Vanya."Aku hanya butuh istirahat. Itu saja!" Vanya berdiri dan langsung pergi meninggalkan Lubis dan Alika."Vanya! Aku belum selesai berbicara!" Teriak Lubis, namun Vanya tidak menghiraukan dan melanjutkan langkahnya.Sampai di kamar Vanya mendudukan diri di pinggir tempat tidur.Sungguh

DMCA.com Protection Status