All Chapters of Pernikahan Kontrak Yang Abadi: Chapter 31 - Chapter 40

113 Chapters

Bab 31. Mulai Gila?

Arumi masih tetap setia menjadi pendengar yang baik buat Shela." Jadi Kak Shela sudah saling mencintai sejak kecil ya? Pasti sangat bahagia ya Kak. Bisa bersama sampai sekarang." " Ya. Kamu benar Rum. Kami sangat bahagia dengan pernikahan ini. Meski sempat di awal pernikahan kami, kami ingin cepat memiliki momongan." Shela menghentikan ucapannya sebentar,seperti ada beban besar di hatinya." Lantas kenapa kakak menunda untuk mempunyai momongan?" Tanya Arumi. Shela hanya menggelengkan kepalanya, menarik nafas berat." Tidak Rum.Hanya saja. Saat kami memeriksa kesuburan kami ke dokter kandungan karena tak kunjung hamil,hasil dari pemeriksaan dokter di luar dugaan kami. Dari hasil pemeriksaan ternyata Mas Adrian bermasalah dengan kesuburannya makanya Aku susah untuk hamil. Awalnya kami sulit untuk menerima ini semua. Tapi. Jika Tuhan sudah berkehendak maka kita hanya bisa berpasrah kepada NYA. Walaupun kami tidak bisa punya momongan, itu tidak mengurangi perasaan kami masing masing.Ka
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 32. Otw Cucu Jadi!

Arumi mengerjapkan matanya.Saat merasakan ada beban berat yang menindih perutnya. Matanya perlahan terbuka. Hampir saja Ia berteriak saat melihat ada tangan yang melingkar di perutnya. Untung saja Ia cepat melihat jika yang memeluknya adalah Hanz." Jam berapa ini? Tumben Tuan Hanz sudah pulang." Gumam Arumi pelan. Ia melirik jam yang menempel di dinding. Ternyata jam sudah menunjukan pukul enam sore.Arumi menurunkan pelan tangan Hanz dari atas perutnya agar tak mengganggu Hanz. Tapi di luar dugaan Hanz malah mengeratkan pelukannya." Biarkan seperti ini dulu." Ucapnya lirih dengan mata yang masih terpejam.Belum sempat Arumi menjawab Hanz sudah berkata kembali." Jangan membantah. Atau mau di hukum?"Dengan pasrah Arumi menuruti kemauan Hanz. Hanz menarik Arumi masuk kedalam dekapannya lagi. Nyaman satu kata yang bisa mewakili perasaan Arumi saat ini.Saking nyamannya berada dalam dekapan Hanz. Arumi kembali ke alam mimpinya.Jam sudah menunjukan jam tujuh malam. Saatnya makan malam
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

Bab 33. Apa dia marah?

Mama yang awalnya kesal karena menunggu Hanz dan Arumi yang tak kunjung turun untuk makan malam. Kini seketika berubah setelah mendengar perkataan Hanz barusan.Shela pun demikian. Sedari tadi Ia tak bersuara sedikitpun. Membiarkan Mama menumpahkan kekesalannya pada Hanz." Shel. Akhirnya, akhirnya Shel." Ucap Mama dengan antusias.Mama seperti menahan agar butiran bening tak meluncur keluar." Iya Ma. Semoga Arumi benar benar sudah bisa menerima Hanz sepenuh hatinya." Shela membalas pegangan tangan Mama dan mengelusnya lembut." Semoga saja Shel."" Iya Ma. Ya sudah kita makan saja Ma. Lagian Hanz dan Arumi mereka makan di kamar." Ajak Shela." Benar. Gara gara Hanz kita kelaparan!" Ucap Mama sedikit kesal lagi.." Sudah Ma. Ayo makan." Ucap Shela.Akhirnya Mama dan Shela makan malam dengan khidmat. Ya, walaupun jam makan malam sudah lewat satu jam. Tapi mereka tetap makan dari pada kelaparan nanti malam.Selesai makan malam Shela dan Mama kembali ke kamar mereka masing masing.Di d
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Bab 34. Akibat Kesiangan.

Arumi membuka pintu sedikit demi sedikit agar tak menimbulkan suara. Setelah pintu benar benar terbuka, Arumi melihat sosok Hanz sedang tertidur dengan kepala yang bertumpu di meja kerja. Arumi yang merasa penasaran lalu berjalan memasuki ruang kerja Hanz,Ia mulai berjalan mendekati meja dimana Hanz tertidur. Arumi melihat laptop yang masih menyala. Itu tandanya Hanz ketiduran disini saat sedang mengerjakan pekerjaannya. Begitu pikir Arumi.Sejenak dia memandangi wajah itu. Ada gurat lelah di wajah pria itu. Arumi membelai rambut Hanzero dengan lembut, lalu membangunkan Hanz agar pindah ke kamar. Karena ini masih jam dua malam." Mas. Mas Hanz." Arumi mengguncang tangan Hanz pelan.Hanz yang memang sangat peka terhadap suara langsung membuka matanya dan mendongak."Astaga!" Ucapnya kaget. Melihat Arumi yang sedang berdiri di sampingnya." Sayang kamu kenapa bisa ada disini?" Tanya heran." Seharusnya aku yang tanya. Kenapa kamu bisa tidur disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Hanz. Ar
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 35. Supermarket.

"Awas..!" Teriak Hanz.Saat melewati pertigaan Hanz hampir menabrak seorang pejalan kaki. Untung saja tepat waktu menginjak pedal gas, kalau terlambat sedikit saja. Bukannya masuk kantor, malah masuk kantor polisi." Huh. Hampir saja." Hanz mengusap dadanya yang berdegup keras karena kaget.Walaupun begitu Hanz turun dari mobil. Menghampiri pejalan kaki yang hampir ditabrak tadi." Apa ada yang luka Nek?" Tanya Hanz pada Nenek di depannya."Tidak. Nenek tidak kenapa napa nak."" Maafkan saya ya Nek. Tadi saya buru buru jadi ceroboh begini." Hanz menyesali tindakannya yang kebut kebutan di jalan." Lain kali Hati hati ya Nak." Ucap Nenek tersebut menasehati Hanz. Setelah itu si Nenek melanjutkan kembali jalannya begitu juga dengan Hanz.Ia kembali memasuki mobil dan melanjutkan perjalanan.Arumi baru saja membuka matanya saat Matahari sudah benar benar masuk lewat kaca jendela." Astaga jam berapa ini?" Arumi terperanjat melihat jam di dinding yang sudah menunjukan pukul setengah sembil
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 36. Pil KB.

Sekitar lima menit menunggu akhirnya yang ditunggu Arumi datang juga." Nona Arumi?" Sapa seorang laki laki yang bekerja sebagai kurir tersebut." Ya. Saya." Jawab Arumi.Tukang kurir tadi menyerahkan plastik berisi sebuah kotak kecil." Ini pesanannya Nona." Menyerahkan bungkusan tersebut. Setelah mengeluarkan sejumlah uang Arumi menerima bungkusan tersebut.Setelah kurir tadi pergi Arumi,segera memasukan bungkusan yang baru saja Ia beli kedalam tas. Ya. Sebenarnya Arumi sudah memesannya saat masih di rumah tadi. Ia sengaja menjadikan supermarket tempatnya COD agar sopir yang mengantarkannya tak curiga.Arumi bergegas keluar dan menghampiri supir ya di parkiran." Ayo pak. Kita pulang"" Baik Nona."Pak sopir Membukakan pintu untuk Arumi. Arumi pun masuk duduk di kursi belakang mobilnya. Setelah memastikan Arumi benar benar masuk. Pak sopir kembali mengitari mobil. Membuka pintu,Ia masuk dan duduk di belakang kemudi.Mobil yang membawa Arumi sudah melesat meninggalkan parkiran Superma
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 37. Ketahuan.

Sore merambat begitu terasa lambat bagi Hanzero. Sesering mungkin dia melirik jam di pergelangan tangannya dan lalu kembali melirik berkas yang masih menumpuk di depannya."Sial! Sore kenapa lambat! Pekerjaan juga tidak kelar kelar!" Umpatnya. Pria itu mendorong kursinya agak menjauh dari meja. Mengangkat kedua kakinya keatas meja di atas berkas yang menumpuk. Dua tangannya mengusap wajahnya. Teringat kembali tentang pembalut yang disebut istrinya tadi."Artinya, Arumi belum hamil juga." Hanzero mendengus. Pria itu sedikit frustasi. Bukan karena khawatir dengan keinginan Mama, sebenarnya yang dikhawatirkan Hanz adalah lebih kepada takut ditinggalkan oleh Arumi. Dia berpikir, jika Arumi hamil, tidak mungkin akan berpikir untuk pergi lagi. Karena akan ada ikatan kuat yaitu anak.Hanzero lagi lagi menghela nafas.Lalu cepat berdiri dan tiba tiba dia berkemas. Menyambar Hpnya dan menghubungi Arpha.Sementara di Rumah Utama.Arumi sedang duduk, menatap pil kb yang ada di genggamannya. Ada
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Bab 38. Kejutan.

"Hem.. baiklah." Hanz melepaskan pelukan mereka. Memegang kedua pipi Arumi dan menatap lekat kedua mata istrinya."Berjanji lah padaku, mulai detik ini untuk tidak berpikir macam macam pada pernikahan kita. Aku suamimu dan kau istriku. Kita akan bersama sampai ajal yang memisahkan kita. Berjanjilah Arumi. Kau mau?"Arumi tidak bisa menjawab selain mengangguk beberapa kali."Ah, baiklah. Kalau begitu istirahat lah. Aku akan mandi dahulu."Hanzero beranjak, sebelum ke kamar mandi dia memungut kertas yang sempat di remas oleh Arumi tadi. Hanzero membuka kertas itu dengan hati hati. Membawa kertas yang kusut itu ke meja dan merapikannya dengan telapak tangan.Dia melirik Arumi yang memperhatikan tindakannya.Hanzero hanya tersenyum, lalu berjalan ke arah lemari, menyimpan kertas itu disana."Jika suatu saat kau membutuhkannya. " Ucap Hanz kembali menoleh pada Arumi.Arumi hanya diam saja, ada rasa malu di dalam hatinya. Siapa dia? Kenapa tidak tau terimakasih sudah diperlakukan seperti in
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Bab 39. Detik menegangkan.

Hanzero masih belum tersadar dari rasa terpukaunya melihat Arumi. Hingga Arumi menepuk pelan tangan Hanz membuatnya tersadar."Ah. Ya." Hanya jawaban itu yang keluar dari mulutnya tapi matanya masih saja memandangi Arumi tanpa berkedip." Kita jadi berangkat sekarang?" Arumi mengulangi pertanyaannya."Tentu Sayang." Hanz kemudian bangun. Memandangi Arumi dari jarak yang semakin dekat.Arumi yang di pandangi seperti itu merasa tidak nyaman." Mas. Apa ada yang salah dengan penampilanku?" Ucap Arumi matanya memindai penampilannya sendiri." Tidak Sayang. Kamu sungguh cantik. Sempurna.""Tapi kenapa Memandangku seperti itu!" Arumi yang terlihat sedikit kesal karena dari tadi Hanz tak berkedip memandangnya.Menyadari Arumi yang mulai kesal Hanz langsung mengalihkan pembicaraan."Iya, maaf Sayang. Kamu sangat cantik jadi mata ini ingin selalu memandangmu." Gombal Hanz.Gombalan Hanz membuat wajah Arumi seketika memerah seperti tomat.Bagi Hanzero melihat Arumi tersipu malu seperti itu mem
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Bab 40. Dinner.

Dekorasi yang sangat indah, rooftop yang dipenuhi bunga bunga dan lilin menyala, ditengah-tengah terdapat meja di antara dua buah kursi. Meja pun sudah dipenuhi dengan makanan mewah tersaji disana.Begitu pula dengan Alunan musik romantis yang diputar.Hanz mulai menuntun Arumi menuju kursi. Arumi yang masih dengan keterkejutannya hanya pasrah mengikuti langkah Hanzero.Hanzero melangkah dengan percaya diri, bibirnya pun tak henti tersenyum.Setelah sampai Hanzero menarik satu kursi agar bisa di duduki Arumi. Setelah Arumi duduk Hanzero menarik kursi satunya untuk Ia duduki." Sayang gimana apa kamu suka?" Tanya Hanzero sambil tangannya menggenggam tangan Arumi."Ini beneran kamu yang siapin semuanya?" Arumi melirik sekelilingnya." Ia sayang. Aku yang punya ide tapi yang bantu semua ini Arpha." Ucap Hanzero jujur.Tiba tiba Arumi berdiri. Itu sempat membuat Hanzero merasa kaget.' Apa Arumi marah?' pikir Hanz.Arumi berjalan ke pinggir rooftop begitu juga Hanzero yang mengikuti lang
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status