All Chapters of Pernikahan Kontrak Yang Abadi: Chapter 21 - Chapter 30

113 Chapters

Bab 21. Kangen.

Hati Hanzero sudah tak tenang. Terlihat dengan cara dia duduk, geser ke kiri dan geser ke kanan. Arpha terkikik melirik bosnya.Dia cepat menginjak pedal gas agar lebih kencang laju mobilnya.Hingga tak lama, mobil itu sudah sampai di rumah utama.Hanzero turun sendiri tanpa dibukakan pintu. Ini jarang terjadi padahal. Biasanya dia tidak akan keluar sebelum Arpha membukakan pintu mobil untuk dirinya.Lalu Hanzero cepat melangkah masuk ke rumah. Dan segera bergegas ke kamarnya.Membuka perlahan pintu dan mengintip kedalam. Dilihatnya tidak ada Arumi. Tapi di atas Ranjang teronggok selimut tebal yang bergerak gerak. Ada suara terkikik kecil di bawah selimut.Hanzero mendekati dan menarik selimut itu karena penasaran."Heh! Apa yang kau lakukan?"Arumi terlonjak kaget dan langsung bangun dengan Hp yang masih di tangannya."Maaf Tuan. Maafkan saya. Saya, saya tidak tau kalau Tuan sudah pulang." Wajah Arumi pucat. Melirik jam yang masih jauh dari Sore.Hanzero ingin tertawa melihat wajah k
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more

BB 22. Permintaan Mama.

Keduanya sudah berada di depan pintu kamar Hanzero. Saling melempar pandangan."Bagaimana mau mengintip? Tidak ada lobang sedikit pun." Bisik Shela.Mama menyerngitkan alisnya saja. Lalu menempelkan telinganya di daun pintu berusaha untuk menangkap siara dari dalam.Shela menyenggol bahu Mama. "Ada suara?"Mama menggeleng. Sekarang giliran Shela yang menguping. Dia tidak mendengar suara apa apa juga. Kemudian beralih ke lubang kunci."Bagaimana?" Mama menyenggol."Tidak kelihatan.""Coba minggir. Biar Mama." Mama menarik lengan Shela dan mengatur Posisi untuk berganti mengintip.Di ujung sana tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap tingkah laku mereka dengan tertawa kecil. Menyandarkan punggungnya di tembok sambil menggeleng gelengkan kepala.Lalu setelah merasa tidak tahan dengan tingkah mereka, dia berjalan menghampiri mereka."Heh! Apa yang kalian lakukan?"Seketika keduanya terlonjak kaget dan menoleh."Hanz!" Keduanya berseru bersamaan.Wajah Mama dan Shela memerah."Hem, dasa
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more

BB 23. Tertekan.

Hanzero sudah berada di kamar sekarang. Tidak ada Arumi di ranjang seperti saat Hanz meninggalkannya keluar tadi.Hanzero menoleh ke arah Kamar Mandi. Terdengar Kemicrik air tanda seseorang sedang mandi. Rupanya Arumi tengah mandi. Pria itu melirik jam dinding yang sudah menunjukan sore.Hanzero kembali melangkah keluar kamar mandi dan tak berapa lama kembali lagi dengan membawa nampan berisi makanan. Melihat Arumi sudah berdiri di sisi Ranjang dengan balutan baju tidur. Rambut panjang tergerai dengan masih meneteskan air tanda habis keramas.Hanz meletakkan nampan di atas meja dan menghampiri Arumi yang sekarang duduk di tepi Ranjang memperhatikan dirinya. Hanz meraih handuk, menyeka rambut Arumi. Lalu menyeka wajah Arumi yang masih ada sisa air."Kenapa tidak kering? Nanti bisa masuk Angin. Apa kamu buru buru?"Arumi menggeleng, lidahnya mendadak kelu diperlakukan sehangat ini oleh Pria di depannya ini."Kita makan malam ya?"Astaga! Jantung Arumi berdebar dengan ajakan lembut Hanze
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more

Bab 24. Tak terencana.

Arumi benar benar terperangah. Ingin dia menjerit, tapi sebatas tenggorokan. Hanzero sudah menguasai bibirnya dengan begitu sempurna. Tangan Arumi memukul mukul dada Hanzero dan berusaha mendorong, namun pria itu tak merasakan sakit sedikitpun malah menekan tubuhnya hingga menghimpit tubuh Arumi.Hanz terus melumat bibir Arumi dengan rakus namun lembut. Arumi tersengal saat Hanz melepaskan ciumannya."Tuan.""Aku mencintaimu Arumi." Hanz kembali mengatakan itu. Memandangi kedua mata Arumi yang berkaca kaca. Arumi Membalas tatapan itu, dada keduanya berdegup tak karuan. Tangan Hanzero yang terlihat cukup gemetaran itu bergerak mengusap air mata Arumi ynag hampir terjatuh."Jangan menangis. Aku hanya ingin membuatmu bahagia. Apa salah? Jika seorang suami ingin membahagiakan istrinya?" Ucap pelan Hanzero, jemarinya turun menyentuh bibir Arumi."Tuan kita," belum sempat melanjutkan kata katanya, Hanz kembali mencium bibir Arumi. Kini dia melakukan ciuman dengan begitu dalam. Menekan tengk
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

Bab 25. Ungkapan.

Pagi mulai menjelang. Mata Arumi mulai terbuka perlahan. Merasakan dekapan pada tubuh polosnya. Arumi menoleh. Wajah Hanzero masih terlihat terlelap. Arumi bergerak pelan untuk melepaskan dirinya.Menyibak selimut pelan pelan dan menuruni Ranjang. Dia menyambar handuk dan segera ke kamar mandi.Arumi termenung disana. Dia tidak lupa kejadian semalam. Seratus persen dia masih mengingatnya dengan jelas. Wanita itu kini terisak,meraba tubuhnya sendiri. Bekas rasa semalam masih seperti menempel."Kenapa Ceroboh. Kenapa tidak menolak?" Dia mengutuk dirinya yang bisa bisanya terlena oleh belaian Hanzero."Dia semalam mabuk. Dia tidak benar-benar menyukai ku. Aku bodoh!" Arumi terus mengutuk dirinya.Sambil sesenggukan, sambil mengguyur tubuhnya. Jika dia hamil bagaimana? Lalu Hanzero hanya ingin bayinya? Arumi sungguh kacau.Arumi segera menyelesaikan mandinya. Lalu keluar kamar mandi. Melirik Hanzero yang masih terlelap. Cepat cepat dia berganti kemudian merapihkan pakaian yang berserakan d
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

Bab 26. Khayalan yang tertunda.

Mama dan Shela sedang sibuk menguping di depan pintu Kamar Hanzero. Wajah Mama terlihat khawatir sekali."Aduh! Bagaimana ini Shel…? Mereka sedang bertengkar!""Iya Ma. Bagaimana ya? Itu suara Arumi menangis. Apa jangan jangan Arumi meminta cerai ya Ma?" Shela pun tak kalah panik, malah makin membuat Mama semakin khawatir."Kita dobrak aja apa ya?" Usul Mama."Jangan Ma. Mungkin Hanzero bisa merayu Arumi.""Halah..! Mama tidak percaya! Iya kalau Hanzero bisa, kalau tidak bagaimana. Mama harus ikut andil!" Seru Mama, dia nekat membuka kenop pintu. Baru saja Mama hendak memutar kenop, pintu sudah terbuka."Mama." Arumi sudah berdiri didepan Mama."Eh, Arumi. Hehe." Mama tersipu."Mama ada apa kemari? Repot sekali?" Tanya Arumi."Eh, tidak. Itu, tadi Mama ingin mengajak kamu sarapan. Dan mendengar ribut ribut kalian. Ada apa? Apa kalian bertengkar? Atau, Hanzero memarahi mu?" Tanya Mama, matanya sudah melirik tajam ke dalam, ke arah Hanz yang masih duduk di tepi Ranjang hanya dengan balu
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 27. Pijat Plus Plus

Hari Ini, Hanzero benar benar dibuat kesal. Bagaimana tidak kesal, angannya di buat amburadul sama Mama. Ah, tapi kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga Mama. Jika Mama tidak membawa Arumi keluar, Arumi pasti masih terus meminta Hanzero menceraikannya.Hanzero sekarang berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Sebentar sebentar melirik jam. Sudah siang. Tapi Mereka belum ada yang pulang.Hanz nampak begitu gelisah. Lalu mencari cari keberadaan Hpnya. Hanz menemukannya dan segera mengambilnya. Bibirnya tiba tiba tersenyum senyum saat menatap Foto yang terpampang jelas di layar Hpnya."Cantiknya.." pujinya sambil mengusap usap layar Hpnya."Sekarang sedang apa dia ya?"Lalu Hanz mencoba menghubungi kontak di pemilik wajah itu.Senyumnya langsung melebar saat yang disana mengangkat panggilannya."Sayang…"Tapi senyum itu seketika berubah cemberut saat wajah yang muncul bukan yang diharapkan."Tidak sabaran sekali sih! Istrimu sedang Di Spa.""Hem. Aku hanya ingin melihatnya, sebentar saj
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 28. Rugi banyak

Keduanya kini sudah saling mendesah, apalagi ketika Hanzero sudah menanggalkan semua pakaiannya dan kembali menghujani tubuh Arumi dengan ciuman dan lumatannya. Arumi dibuat terbang melayang layang oleh perlakuan Hanzero.Arumi melirik pakaian bawahnya yang sudah merongsot sampai lutut. Dan dengan kakinya Hanzero menarik seluruh pakaian itu tanpa sisa. Dengan kakinya pula Hanzero menyibak selimut dan menyempar hingga jatuh ke lantai.Pria itu memberi tanda pada seluruh tubuh Arumi. Arumi menggigit bibir bawahnya sendiri, menahan rasa yang begitu menggebu gebu sambil melirik kepala Hanzero timbul tenggelam di area sensitifnya, dengan satu tangan tak lepas dari dadanya.Arumi merasa Gila. Dia tidak bisa lagi mengontrol suara. "Emmm..!" Arumi mendesah, kedua tangannya meremas Sprei."Tuan. Sudah!" Dia merasa tidak tahan dan mendorong kepala Hanz agar menyudahi aksinya.Hanz tersenyum, hasratnya yang sudah mengebu gebu dan tembus ke otaknya juga tak dapat ditahan lagi. Hanz segera memposi
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Bab 29. Perjuangan Mama berhasil.

Hanzero sudah berpakaian rapi dengan bantuan Arumi. Dia sudah siap pergi ke kantor. Sekali lagi memeluk Arumi. Menghujani seluruh wajah Arumi dengan ciuman. Arumi hanya diam saja, membiarkan pria yang sudah merobek kertas perjanjian mereka itu menciumnya sepuas hatinya."Aku berangkat ya.""Tidak sarapan dulu?""Tidak usah. Di kantor saja. Ini sudah kesiangan. Kamu Jangan lupa sarapan sayang ya?" Kembali mencium."Iya Tuan.""Panggil Hanz!"Arumi mendongak."Kenapa? Semalam saja bisa. Apa lupa yang semalam? Apa perlu di ingat kan lagi?" Hanz sudah mendorong tubuh Arumi sampai terjengkang ke Ranjang. Untung Hanz menopang tubuhnya dengan dua tangannya. Jika tidak, Arumi sudah tertimpa tubuh Hanz."Ah, iya. Aku ingat, ampun." Bisa gawat kalau diteruskan. Bisa bisa, dia tidak jadi ke kantor lagi. Batin Arumi."Hem. Kalau begitu bagaimana?" Hanz tersenyum."Iya Hanz. Hanz , sayang. Cepatlah turun Arpha sudah kering menunggumu." Arumi sengaja berbicara dengan nada sangat lembut agar Hanz s
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Bab 30. Berbagi Cerita

Setelah selesai bergosip dengan Shela di telpon, Mama kembali ke kamar dengan hati yang gembira.Di kamar Arumi sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan Hp nya.seperti biasa Arumi nonton drakor kesukaannya.Baru saja Arumi hendak memplay film drakor pilihannya.Hp nya sudah berdering ada panggilan vidio masuk." Huft padahal dia berangkat baru setengah jam yang lalu,tapi sekarang sudah menelepon." Oceh Arumi sebelum akhirnya mengangkat panggilan vidio.Begitu panggilan di angkat terpampang wajah tampan Hanz yang sedang duduk di kursi kebesarannya." Hallo sayang.Istriku yang cantik" Ucap Hanz dengan senyum menghiasi wajahnya."Hallo juga Tuan." Yang langsung mendapat plototan dari Hanz." Satu hukuman buat kamu sayang." dengan senyum menyeringai. Arumi sadar akan panggilannya barusan hanya melutup mulutnya dengan repleks.' Ya ampun salah ngomong lagi' batin Arumi."Hu_hukuman apa Tuan. Eh maksud saya Mas Hanz" Arumi tersenyum kikuk. Ia mengerutuki dirinya sendiri kenapa mulutnya
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status