Igor yang sudah berhasil menata hatinya yang sempat kecewa, memilih untuk tidak buru-buru menuntut jawaban. Dia malah dengan santai menoyor jidat Fiona. "Dasar plin-plan," ujar Igor yang hanya dibalas cengiran oleh Fiona. Fiona lantas menggaruk puncak hidungnya dengan kikuk. "Aku tidak plin-plan. Cuma aku butuh waktu untuk menyiapkan hati aja," kilah Fiona dengan malu. "Che, alasan doang," dengus Igor. Fiona hanya mengendikkan bahu. "Ngomong-ngomong, kamu dari mana aja seharian ini? Aku udah nunggu di sini dari habis maghrib," keluh Igor. Pikiran Fiona yang sempat sedikit teralihkan dari ingatan akan rahasia Mbak Zoya, kini kembali memasuki benaknya. Helaan nafas keras kembali lolos dari hidungnya. Dalam suasana yang sedikit suram ini, suara perut Fiona tiba-tiba bergemuruh dengan tidak tahu malu. Kepala Fiona yang semula tertunduk kini terangkat pelan. Dari sepasang netra hitamnya, Fiona melirik Igor dengan malu. Ini semua gara-gara rahasia laknat itu, dia sampai tidak berseler
Baca selengkapnya