Semua Bab Mau Dimadu Demi Membalas Suami Peselingkuh: Bab 71 - Bab 80

116 Bab

71 | Harus Bagaimana?

Hari berganti, dan matahari masih terbit dari ufuk timur seperti biasanya. Zoya yang semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak kini matanya dihiasi lingkaran hitam. Semangatnya untuk menjalani hari pun hanyut entah kemana. Sebelum ibu mertuanya menggedor kamarnya untuk mencari masalah, Zoya telah lebih dulu menyeret tubuhnya dengan enggan menuju kamar mandi. Rutinitas ngebabu hariannya sudah menunggu untuk diselesaikan. Belum lagi dia juga memiliki misi penting untuk dilakukan hari ini. "Mas," sapa Zoya ketika melihat sosok suaminya menuruni tangga menuju meja makan. Akan tetapi, seperti yang sudah Zoya duga di dalam hatinya, Mas Jaya hanya terus berjalan lurus tanpa memberi lirikan sedikitpun pada eksistensinya. Seorang pria yang pernah mengaku amat mencintainya, menyimpan rasa sekian lama pada dirinya, kini bersikap begitu acuh tak acuh padanya. Bisakah cinta yang pernah diikrarkan dengan begitu menggebu-gebu menguap begitu saja? Seperti cinta itu memang tidak pernah ada!Hati Z
Baca selengkapnya

72 | Bertemu Paman Rusdi

Fiona yang kemarin menonton perseteruan antara Mbak Arum dan Mbak Zoya yang sedang viral sekarang merasakan hatinya riang gembira. Dia yang sudah merasa menang memutuskan untuk semakin menyenangkan diri dengan cara berbelanja. "Jambret!""Jambret!"Fiona yang sedang asyik menatap pakaian-pakaian menawan dari kaca luar toko menoleh spontan pada sumber suara yang terdengar samar-samar di tengah keramaian Mall. Selayaknya naluri manusia, dia turut meregangkan lehernya karena ingin tahu apa yang sedang terjadi. "Tolong tangkap dia!" suara terputus seorang wanita terdengar semakin jelas. Sosok pria bertubuh tambun yang sedang berlari dengan susah payah itu pun perlahan muncul di bidang penglihatan Fiona. Bagaikan banteng seruduk, pria itu menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalannya hingga beberapa orang yang tak siap bahkan sampai jatuh terjerembab. Caci maki pun tak terhindarkan datang silih berganti. Sampai akhirnya pria itu tiba di depan Fiona. Dari nafas pria itu yang ter
Baca selengkapnya

73 | Bertemu Paman Rusdi (2)

Fiona memandang pria tambun yang terlihat dekil di depannya ini dengan alis sedikit mengernyit. Sorot matanya beberapa kali naik-turun pada pria yang tampaknya belum mandi untuk entah berapa hari ini. "Bisa diulangi?" pinta Fiona karena takut bahwa dia baru saja salah dengar. "Selama kamu bersedia memberikan uang 500 juta, aku akan memberitahumu rahasia besarnya si Zoya. Aku tahu kamu pasti membencinya 'kan?" pria itu benar-benar mengulang perkataannya. Sudut bibir Fiona berkedut mendengar sejumlah fantastis yang dia dengar. "500 juta? Huh!" Fiona lantas mendengus meremehkan. "Apakah rahasia yang kamu maksud sepadan dengan jumlah yang kamu minta?" tanya Fiona sanksi. Seringai licik segera terbentuk di wajah pria itu. "Tentu saja sepadan. Jika ibu mertuamu itu tahu mengenai hal ini, pasti akan terjadi kegemparan!" lirih pria itu dengan sombongnya. Fiona mengangguk pelan. "Hmm~~ "Paman Rusdi itu mulai terlihat agak gusar ketika melihat kepala Fiona naik-turun dengan lambat. "Aku
Baca selengkapnya

74 | Saingan Cinta

Mobil Bentley putih milik Igor berhenti di salah satu cafe yang akhir-akhir ini sering mereka kunjung. Semenjak acara reuni terakhir kali, hubungan mereka tiba-tiba terasa berjarak. Meskipun mereka setiap hari menghabiskan waktu bersama untuk hanya sekedar makan malam di cafe-cafe seperti ini, tapi candaan mereka tidak lagi mengalir seperti sebelumnya. Bagaikan ada tembok tipis tak kasat mata yang menjadi sekat di antara mereka. Awalnya Fiona tidak begitu memperhatikan karena fokusnya waktu itu ada pada sang mantan suami dan selingkuhannya. Kini setelah perasaannya menjadi lebih ringan, baru dia menyadari bahwa interaksi mereka telah berubah menjadi sedikit canggung. Fiona telah tanpa sadar mengambil beberapa jarak dari Igor. Hal ini disebabkan karena celetukan mantan suaminya perihal kemungkinan ada wanita lain yang sudah memiliki komitmen dengan pria ini. "Hadeh, tempat ini lagi. Padahal aku maunya makan masakan kamu," keluh Igor sambil cemberut. Fiona hanya tersenyum simpul. "
Baca selengkapnya

75 | Balas Dendam Zoya

Mata Fiona terpejam erat. Suara detak nyaring jarum jam memenuhi kamar yang sepi. Di sebuah ranjang yang empuk, tubuh wanita itu terus berputar bolak-balik tak karuan. "Kamu pasti merasa menjadi wanita paling suci, dan merasa paling tersakiti atas hadirnya Zoya sebagai orang ketiga dalam pernikahan kita, bagaimana dengan sekarang? Bukannya kamu juga menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain?"Ucapan mantan suaminya itu tidak bisa hilang dari pikiran Fiona. Berjam-jam telah berlalu sejak saat itu, tapi kalimat ini masih betah berputar-putar tak mau pergi dari kepalanya.Di tengah kamar yang gelap gulita, Fiona kembali membuka matanya sembari beranjak dari posisi berbaringnya. "Ish. Aku juga gak pernah menganggap diriku suci. Kalau saja kamu tidak membuang-buang waktuku dalam pernikahan itu!" geram Fiona pada kamar yang sunyi. Matanya lantas menyorot penuh kebencian pada dinding di seberangnya. Seolah-olah ada seseorang yang telah membuatnya kesal sedang berdiri di sana. Setela
Baca selengkapnya

76 | Fakta Mengejutkan

Hari minggu yang Fiona tunggu akhirnya datang juga. Sejak namanya viral di media sosial, dia tidak pernah lagi bertemu dengan Igor. Meskipun dia mengatakan pada diri sendiri bahwa dia akan mengakhiri hubungan ambigu mereka, tapi ketika Igor menghilang begitu saja, dia sedikit merasa kecewa. "Bener gak ini tempatnya?" tanya Naura memecah lamunan singkat Fiona. "Bener kok!" jawab Fiona sembari menunjukkan pada Naura alamat yang diberikan paman Rusdi padanya semalam. Saat ini, mereka sedang berada di dalam mobil milik Fiona. Mereka tidak langsung turun, tapi memilih untuk mengamati dulu rumah yang tampak terbengkalai seperti sarang hantu ini. Hanya dengan menatap rumah yang penuh dengan tanaman menjalar ini saja sudah membuat Fiona merinding. Hampir satu jam lamanya, mereka terus mengamati rumah yang tampak tak berpenghuni itu. Niatnya, mereka ingin tahu selain paman Rusdi, ada siapa saja yang tinggal di rumah itu. Menit demi menit menunggu, tapi belum ada seorang pun yang terlihat
Baca selengkapnya

77 | Keingintahuan Membunuh Kucing

"Oh sh*t!" Fiona memaki dengan keras. Sebagai seseorang yang telah menjalani seluruh hidupnya dengan baik. Menjalani segala peraturan yang berlaku di masyarakat dengan patuh, satu kata pembun*h terdengar sangat mengejutkan untuknya. Sebelumnya, satu kata ini hanya pernah dia temukan di balik layar ponselnya. Dengan pelaku, dan korban yang sama sekali tidak pernah bersinggungan dengan kehidupannya. Tapi sekarang, apa ini? Inilah sebabnya ada sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa keingintahuan membunuh kucing. Karena terkadang ada hal-hal yang lebih baik jika tidak diketahui daripada mengetahuinya. Kasusnya ini adalah salah satu contoh. Dan sudah terlambat bagi Fiona untuk menyesalinya sekarang."Aku serius. Aku benar-benar memiliki buktinya!" paman Rusdi menyela lamunan mereka bertiga dengan ucapan meyakinkannya. "Dimana buktinya?" tanya Max mengambil alih keseluruhan situasi karena Fiona, dan Naura telah kehilangan kata-kata mereka. "Gimana? Mengejutkan bukan? Kira-kira berapa
Baca selengkapnya

78 | Zoya Kecelakaan

Berkebalikan dengan Fiona yang saat ini sedang dirundung perasaan rumit, Zoya di sisi lain sedang diliputi perasaan bahagia yang tiada tara karena telah berhasil membuat nama Fiona turut jelek. "Rasain! Emang enak dirujak massa!" maki Zoya di depan layar ponselnya. Dia baru saja selesai membaca kembali komentar tak sedap yang orang-orang layangkan untuk mantan istri suaminya itu. "Sok suci sih, padahal ternyata kita sama aja. Suka ngintip apa yang menjadi milik orang lain!" Zoya masih bermonolog sendiri. Tidak sampai ponsel di genggamannya berdering nyaring. Memunculkan sebaris nama pada layar. Senyum Zoya kembali mekar ketika melihat nama si penelepon. "Halo," balasnya dengan segera. [Ayo bertemu,] Seseorang dari seberang sana berkata dengan to the point. "Oke. Dimana?" tanya Zoya singkat. [Nanti aku kirimkan alamatnya,]"Sip," jawab Zoya. Klik, Sambungan telepon langsung diputus oleh pihak lain begitu dia selesai mengutarakan niatnya. Zoya sendiri tidak merasa tersinggung
Baca selengkapnya

79 | Anak Siapa

Zoya berbaring miring di ranjang rumah sakit. Di dalam kamar yang sepi, dia hanya bisa termangu untuk waktu yang lama. Entah sudah berapa jam berlalu sejak dia menghubungi Mas Jaya, mengabarkan mengenai dirinya yang mengalami kecelakaan. Tapi apa? Hingga kini malam menjelang, sosok suaminya itu belum juga terlihat datang mengunjunginya. Air mata Zoya sudah menetes dari sudut matanya. Sesak di dada tidak bisa lagi dia tahan. Kehidupannya yang sudah sulit akan semakin sulit dengan sikap acuh tak acuh sang suami. "Istri kamu itu ya, sehari gak ngerepotin kita kayaknya gak bisa deh!" dumelan khas ibu mertuanya terdengar dari belakang punggung Zoya yang kebetulan sedang membelakangi pintu masuk. Sebelum berbalik untuk menghadapi keluarga suaminya itu, Zoya terlebih dulu menghapus kristal bening di sudut matanya. Dia juga beranjak dari posisi berbaringnya sambil menahan perih pada lutut, dan lengannya yang terluka. Bahkan tanpa dia perlu repot berpura-pura dalam tindakannya. Wajahnya y
Baca selengkapnya

80 | Anak Siapa? (2)

"Katakan saja!" desak Jaya tak sabar. Sheila mengembalikan tatapannya pada Jaya yang sedang menunggu dengan alis berkerut dalam. "Aku turut berduka cita ya," ucap Sheila dengan sorot mata perihatin. Alis Jaya kemudian terangkat semakin tinggi. Sementara Zoya mendengus samar, melihat keluwesan akting wanita bernama Sheila ini, dia tidak bisa untuk tidak merasa takjub. Bahkan dia sendiri pun tertipu. Pertemuan pertama mereka bermula saat Zoya tidak sengaja menabrak wanita ini tepat di luar ruangan dokter Risa. Dia yang ketika itu sedang dilanda kebingungan, dan ketakutan tiba-tiba diajak berkonspirasi melawan Fiona oleh orang yang sama sekali tidak dia kenal. Karena dia sungguh sedang membutuhkan bantuan, belum lagi mereka memiliki musuh yang sama, Zoya menerima uluran tangan wanita ini tanpa banyak pikir panjang. Bahkan hingga sekarang, dia tidak tahu dendam apa yang dimiliki wanita ini pada Fiona. Namun, satu hal yang pasti. Wanita ini benar-benar mengerikan. Jika tadi dia terdor
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status