Kurang sedikit lagi, jarum jam akan menunjukkan tepat pukul 8 pagi. Sekarang ini, Adam dan Janu sudah hampir terlambat ke sekolah. Namun, Ibu Marni selaku nenek tampak tidak memiliki pengertian sama sekali. Tatkala dia melihat Zoya yang sedang buru-buru mempersiapkan keperluan sekolah kedua putranya, wanita paruh baya itu masih menyuruh menantunya untuk membersihkan meja makan sebelum berangkat. Karena tidak memiliki celah untuk berargumen, Zoya mengerjakan semuanya dengan kecepatan seribu tangan. Untungnya Adam dan Janu tidak rewel, dan banyak tingkah. Namun, justru inilah yang membuat hati Zoya teriris ngilu. Tatkala melihat anak-anaknya yang berubah menjadi lebih dan lebih pendiam. Tiba-tiba bayangan penuh kasih sayang Mas Agung menelusup dalam benak Zoya tanpa bisa dihindari. Dia entah bagaimana merindukan mendiang suaminya itu. Sekalipun gaji Mas Agung tidak banyak, dan meskipun saat itu dia juga menjalani hidup layaknya pembantu di rumah ini, tetapi hidupnya masih lebih ba
Read more