“Jangan turun!” cegahku.“Kenapa?” tanya Galang, keningnya berkerut menatapku.“Saya harus bertemu orang tuamu, biar nanti kalau kamu macam-macam, saya tahu harus kemana?”“Macam-macam apa sih, Pak. Saya ngga minat macam-macam sama Bapak! Bapak ini artis, kalo tetangga tahu nanti malah bikin heboh!”Padahal alasan yang sebenarnya aku tak ingin Arman dan Mama tahu, siapa yang mengantarku pulang.“Udah, Bapak langsung balik ke kantor ya. Siapa tahu mobilnya mau dipakai sama Pak Wira.” Cepat-cepat aku memasangkan kembali sabuk pengaman Galang sampai bunyi klik, lalu keluar dari mobil.Baru mau membuka pagar, tiba-tiba ibu dengan motor matik berhenti di depanku. Bu Bejo. Ugh, untung aja Galang ngga jadi turun tadi.“Eh Bu Arya, baru pulang kerja Bu?”“Eh, hehehe iya Bu Bejo.”“Kerja di mana, Bu?”“Di kafé Mentari, Bu.”“Oh kafé baru itu ya. Kerja apa, Bu di sana? Yang nyatet-nyatet pesanan ya? Apa yang cuci piring?” Dih underestimate banget!“Markom, Bu. Marketing komunikasi.”“Marketing?
Last Updated : 2022-12-17 Read more