“Na, ada apa?” tanya Bella memberanikan diri. Dayana masih menggeleng lemah, ia hanya diam seraya menatap layar ponselnya. Dayana hendak berlari namun Sagara sigap menangkap lengan Dayana. “Tenang dulu, jangan panik.” Dayana menghela napas berat, pelupuk matanya sudah menunggu bulir bening yang siap menetes kapan pun. “Di antara kalian ada yang bisa membawaku ke manager atau hrd hotel ini?” tanya Sagara seraya menatap tiga wanita yang sedari tadi hanya diam di tempat. “Saya bisa,” jawab Bella seraya berdiri. Pria itu mengangguk. Pandangan matanya tetap tertuju pada Dayana. “Day, kamu tunggu di sini dulu. Biar aku menghadap ke hrd dulu.” “Mas, tapi … aku mau sekarang,” lirih Dayana menatap Sagara, sebelah tangannya meraih lengan kekar Sagara. Pria itu berjongkok menyamakan tingginya dengan Dayana.
Baca selengkapnya