“Aku gak peduli dia siapa, Daya.” Dayana memejamkan matanya, ia terkejut mendengar nada bicara Sagara yang meninggi. “Daya maaf, aku tidak bermaksud membentakmu. Kamu tahu … aku tak suka melihat orang lain menindas dan menghinamu terus menerus.” Pengakuan Sagara membuat tubuh Dayana membeku. Ia tak tahu harus merespon senang atau bagaimana. “Sudah mas lupakan saja,” jawab Dayana setelah menimbang beberapa saat. “Untuk pria itu aku akan tetap mengurusnya, Day. Jangan cegah aku, setidaknya sebelum kamu pergi dari kampung itu kamu harus tunjukkan kalau kamu tak seperti yang mereka tuduhkan.” Dayana mengangguk, menurutnya percuma jika melawan Sagara karena pria itu tentu akan tetap bersikeras dengan cara apapun. Dua insan berbeda gender itu kembali melanjutkan kegiatannya, mereka berbelanja dan mencari sesuai dengan list yang diberikan oleh Bude Murni. Tepat pukul 11 Day
Read more