All Chapters of Kuceraikan Suamiku, Kunikahi Pengacaramu: Chapter 81 - Chapter 90

102 Chapters

Tidak Dinikahi?

“Aku tak hanya mencintai fisikmu tetapi aku juga mencintai rohmu, tak ada alasan untukku meninggalkanmu, Sayang.” Dayana menatap lekat Sagara, ia mencari kebohongan di balik siratan mata pria itu. Nihil, tak ada sedikitpun kebohongan atau pun keraguan di netra berwarna coklat itu. Sagara kembali melajukan mobilnya menuju rumah Dayana, setibanya di sana ia menyempatkan diri untuk mampir sejenak untuk bercengkrama bersama keluarga Dayana. Di lain tempat, Aidan baru saja tiba di rumah Ganes. “Ayo, Dan,” ajak Ganes meraih jemari pria itu dan menuntunnya masuk ke dalam rumah. “Ayah aku pulang‼” pekik Ganes masuk ke dalam rumahnya. Tak lama muncullah, Brahma bersama istrinya, mereka berjalan beriringan seraya bergenggaman tangan. Aidan berdecak dalam hati, ia yang tahu rahasia pria tua di depannya hanya tersenyum palsu. “Wah ada siapa ini?” 
Read more

Ya Masuk

“Kami belum bisa memastikannya, bu. Kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetauhi sakit yang  diderita,” jelas dokter itu pada Ratih. “Lakukan yang terbaik, Dok.” Sagara berujar tanpa mengalihkan pandangannya. “Baik pak, kami akan mempersiapkan pemeriksaan lanjutannya.” Setelah mengatakan hal itu wanita dengan jas putih dan stetoskop yang melingkar di lehernya pun berjalan menuju pintu keluar. Seorang perawat mendatangi Sagara. “Maaf pak, bisa lengkapi berkas pasien?” Sagara mengangguk dan berpamitan pad Ratih. Pria itu segera menuju ruang administrasi untuk melengkapi data Dayana. Setelah selesai Sagara pun bergegas kembali ke ruang ugd. Kedatangannya bertepatan dengan brankar Dayana yang didorong beberapa perawat. “Kami akan melakukan pemeriksaan, Pak.” Sagara mengangguk ia lantas mengikuti branka
Read more

Buah Simalakama

Sagara terus teringat akan ucapan dan pertanyaan ibu Dayana, hingga pria itu tak sadar jika dirinya sudah tiba di depan ruangan Dayana. Pria itu mengatur napasnya sejenak dan bergegas mendorong pintu kayu berwarna putih di depannya.Ia menatap wanita yang sedang terbaring dengan kondisi tubuh yang lemas. “Ibu sudah pulang, Mas?” tanyanya pada pria yang berdiri di ambang pintu kamarnya.Sagara mengangguk, pria itu menggeret kursi dan meletakkannya di samping ranjang Dayana. Ia meraih sebelah tangan Dayana dan menggenggamnya erat. “Maafkan aku yang tak bisa menjagamu dengan baik.”Dayana tersenyum dengan helaan napas. “Apa sih mas? Ini semua terjadi bukan karena mas lalai kok. Ini terjadi karena memang sudah digariskan.”Mereka pun larut dalam perbincangannya, saling bertukar cerita satu sama lain, kisah saat mereka masih duduk di bangku sekolah dulu. Bagaimana mereka melalui harinya dan kisah lucu lainnya, Sagara berusaha untuk menghibur wanita itu agar sakitnya segera membaik.Di lain
Read more

Flo dan Goyangannya?

“Kau?” tanya Aidan menghentikan gerakan pinggul wanita di atasnya. “I’m Flo. Do you remember?” “Kenapa kau bersaksi pada hari itu?” tanyanya seraya menatap Flo tajam. Wanita itu tersenyum sinis, ia membungkukkan tubuhnya hingga menyentuh dada bidang Aidan, ia memiringkan sedikit wajahnya dan berada tepat Di samping telinga pria itu. “Sessimple kenapa kamu bermain api? So, dengan ini aku menyelamtkan banyak wanita ‘kan?” “Aku harus kehilangan warisanku!” ujar Aidan dengan rahang mengeras. “Warisan? Kurasa tanpa warisan itu kau masih tetap bisa hidup, ‘kan? Bukannya yang terpenting di hidupmu adalah wanita dan goyangannya?” ujar Flo penuh dengan sindiran. “Lupakan saja itu, kau yakin mau menganggurkan aku?” Aidan tersenyum smirk, ia lantas menggerakkan tangannya menjamah tubuh seksi Flo. “Tentu tidak akan!” Ia membaluk tubuh Flo dan saat ini Aidan tengah mengambil alih permainan. Wanita itu hanya bisa menikmati setiap apa yang dilakukan Aidan padanya. Ia tak munafik tentang apa ya
Read more

Teman Hidup?

Tiba-tiba lampu kembali menyala namun, pandangan pertama yang ia lihat justru Sagara yang sedang berlutut di depannya dengan sebuah kotak berbahan beludru. Di belakangnya terputar video berupa potongan foto yang secara diam-diam Sagara ambil saat bersama dengan perempuan itu.Dayana menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang pria itu lakukan. “Dayana Frederica Amaranth, dihadapan tamu yang hadir malam ini, aku ingin mengikatmu dalam sebuah hubungan yang jauh lebih serius. Dayana Frederica Amaranth, maukah kamu menjadi teman hidupku?”Dayana terdiam ia tak menduga jika malam ini, Sagara akan melamarnya di depan banyak orang yang tak ia kenal. Dayana menunduk menatap pria yang juga sedang menatapnya juga, wanita itu mencari jawaban atas kegelisahan juga keraguan yang terbesit di benaknya.Nihil, Mas kamu sangat tulus padaku, lirih Dayana dalam hati.Dayana memejamkan matanya menghirup napas dalam-dalam, setelah itu ia mengangguk. “Sungguh?” tanya Sagara senang hingga berkaca-kaca.“Iy
Read more

Mendiang Mertua Dayana

Bukannya menjawab, wanita itu justru kembali bergoyang berusaha mengabaikan perhatian pria berpangkat ceo itu. Aidan pun lupa akan pertanyaannya dan menikmati setiap gerakan erotis wanita muda di atasnya.Mobil Sagara berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah bergaya minimalis dengan warna putih yang mendominasi. “Terima kasih ya, Mas.”Pria itu mengangguk dan sebelah tangannya terulur mengusap puncak kepala Dayana. “Lusa aku akan datang bersama keluarga besar. Untuk melamarmu secara resmi.”Dayana mendelik, ia nyaris mengeluarkan bola matanya karena terkejut dengan informasi yang pria itu berikan. “Mas? Apa gak terlalu cepat?”“Enggak, mencari pahala dan menyempurnakan separuh iman itu harus disegerakan kalau sudah ada pasangannya, ‘kan?” Dayana pun kalah, ia akhirnya mengangguk dan mengatakan ia akan menginformasikan pada Ratih.“Ya sudah aku turun dulu ya mas, mas hati-hati di jalan ya.” Dayana pun membuka seatbeltnya dan turun dari mobil.Ia berdiri di depan gerbangnya, menungg
Read more

Karena Aku Tak Mau

Aidan terdiam, ia sedang memikirkan apakah jawabannya nanti berujung kebaikan atau justru ia mendapatkan masalah. Tiga wanita seksi yang berdiri di depannya melemparkan tatapan penuh harap, mereka menginginkan kemauannya lah yang terpilih.“Begini. Pertama, untukmu Shana jika memang itu putraku aku akan menikahimu.” Ucapan Aidan membuat wanita berbadan dua itu tersenyum penuh kemenangan, berbeda dengan dua wanita lain yang menatap Aidan kesal dan tak terima. “Tetapi … setelah terbukti itu memang putraku. Dibuktikan dengan hasil test dna yang valid.”“Maksudnya mas gak percaya sama aku? Mas aku mengorbankan pertemananku dengan Dayana dan hasilnya ini?” tanya wanita hamil itu tak percaya.“Sederhana, jika memang ia benihku kenapa kamu panik? Kamu hanya perlu menjaga janin itu dan setelah lahir kita lakukan test dna.” Pria itu menyilangkan sebelah kakinya menatap Shana datar.Shana masih tak terima dengan keputusan yang pria itu buat. “Lantas bagaimana dengan keperluanku? Dan jika aku ng
Read more

Hanya Menjalankan Saja

“Saya ingin menjelaskan perihal pembagian hak waris yang seharusnya ibu Dayana terima.”Dayana membelalakkan bola matanya terkejut dengan ucapan pria itu. “Maaf maksudnya bagaimana? Saat ini saya sudah tidak menjadi istri dari Aidan.”“Saya sudah tahu, Bu. Beberapa pekan lalu ibu secara resmi bercerai bukan?” Dayana mengangguk ia masih menunggu penjelasan dari pengacara mendiang mantan mertuanya. “Tetapi berdasarkan surat wasiat yang ditulis oleh Ibu Sedayu sendiri memang Bu Dayana mendapatkan bagian atas kompensasi hal-hal yang terjadi.”“Tunggu, saya semakin tidak mengerti. Kompensasi?”Danu mengangguk ia lantas membacakan isi wasiat yang ditulis langsung oleh Sedayu beberapa saat sebelum ia menikah. “Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan semua pernyataan di bawah saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya menyerahkan harta dan aset saya pada putra semata wayang saya jikalau, ia berhasil melalui rumah tangga bersama Dayana selama setahun. Tetapi,
Read more

Bagaimana Janinnya?

“Selesaikan dulu urusan dua wanita itu, aku tak mau karena ini nyawa orang lain terombang-ambing.” Aidan pun mengangguk ia membenarkan kembali celananya juga kemejanya. Sebelum kembali ke kursinya pria itu mengusap sudut bibir Tasha yang basah karena cumbuannya tadi.Aidan kembali melajukan mobilnya menyusuri jalanan ibu kota menuju ke rumah sakit yang menghubunginya tadi. Ia mengendarai mobilnya dengan cepat, bukan karena ingin segera menemui jasad dua wanita yang pernah menjadi teman tidurnya, tetapi karena pria itu sudah tak sabar menikmati sekretaris barunya.Setibanya di halaman rumah sakit, pria itu bergegas memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju resepsionis yang menyapa pengunjung rumah sakit. “Korban kecelakaan jalan majapahit.”“Bapak lurus, pertigaan pertama silakan ambil arah kiri,” jelas petugas yang berada di sana. Aidan mengangguk dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit sesuai dengan intruksi wanita tadi.Dari kejauhan netranya melihat segerombol polisi yang berjaga
Read more

Pembatalan Kontrak

Bella tampak malu-malu. “Aku ke kamar mandi dulu ya,” ujar Bella mencari alasan agar terhindar dari pertanyaan temannya itu. Dayana hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang mulai terpesona pada bosnya sendiri. Wanita itu kembali melanjutkan pekerjaannya, membiarkan Bella keluar dari ruang kerja mereka. Di lain tempat, Aidan baru saja selesai memakamkan Shana dan juga Tania, dua wanita yang pernah menjadi teman tidurnya itu dimakamkan secara berdampingan. Pemakaman sederhana itu dihadiri juga rekan kerja dan teman-teman dari Shana juga Tania.Setelah pemakaman selesai, Aidan mengajak Tasha ke rumahnya yang berada tak jauh dari sana. Pria itu menuntun Tasha masuk ke dalam kamar, belum sempat pintu tertutup Aidan sudah menyerang Tania membuat wanita itu tersentak namun, tak urung ia membalas serangan bosnya sendiri.“Ahhhh, Pak!” Desahan demi desahan menggema di ruangan yang di dominasi warna sage green itu, warna yang dipilih Dayana sejak awal mereka menikah. Aidan tak merubah s
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status