All Chapters of Kuceraikan Suamiku, Kunikahi Pengacaramu: Chapter 91 - Chapter 100

102 Chapters

Cigarattes After Sex

“Tetapi aku rasa warnanya kurang pas untuk kulitmu, sayang. Apa ada gaun lain?” tanya Sagara menatap calon istrinya tak enak hati. “Ada mas, sebentar yah,” sahut Dayana tetap dengan senyum yang merekah di wajahnya. Wanita itu kembali berbalik dan masuk ke dalam bilik lagi. Setelah beberapa menit terlewati, sebuah suara lembut mengalun d indra pendengaran Sagara.. “Mas bagaimana dengan ini?” Sagara mendongak menatap sosok cantik yang berdiri di depannya. Ia terpana, pandangannya tak lepas dari Dayana yang berdiri menatapnya penuh tanya. “Mba tolonng saya ambil ini.” Dayana pun tersenyum karena akhirnya mereka mendapatkan gaun yang sesuai dan pas. “Sekaligus dengan setelan jasnya.” “Baik pak,” sahut pekerja di sana, seraya membawa Dayana kembali ke kamar bilik. Tak lama wanita itu kembali keluar dengan setelan
Read more

Morning Kiss Tasha

“Untuk sebuah kenikmatan tak ada kata lelah. Bapak butuh pelampiasan ‘kan?” ujar Tasha dengan wajah menggoda, ia semakin gencar menggoyangkan pinggulnya.Aidan pun tergoda dan kembali melampiaskan emosi dan stressnya pada tubuh Tasha, hingga malam tiba pun keduanya tak ada yang berniat menyudahi kegiatan itu.Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, di lain tempat, Dayana sedang sibuk memilih souvernir dan menulis daftar nama tamu undangan. Pilihan wanita itu jatuh pada sebuah handuk yang terdapat bordiran nama dirinya dan Sagara. “Mba, ini namanya segini saja?” tanya Rai yang sedang menulis daftar nama.“Segitu saja, Dek,” sahut Sagara yang baru saja datang dari arah kamar mandi.“Ini cuman 100 aja Bang?” tanya Rai mulai merubah panggilannya.Sagara mengangguk lantas duduk di samping Dayana. “Iya, tidak usah terlalu banyak yang penting pernikahannya khidmat dan sah.”Dayana mengangguk ia bergerak menuju dapur, wanita itu tampak menyalakan kompor dan memasangkan ap
Read more

Dipingit

Waktu pun begitu cepat berlalu, rumah Dayana sudah mulai ramai. Di depan rumahnya terdapat beberapa pekerja yang mulai memasang tenda. Dayana tak menyangka jika pada akhirnya ia akan melaksanakan pernikahan sesuai dengan mimpinya.“Na, aku ikut senang yah. Akhirnya kamu mendapatkan pria yang sebaik Pak Sagara,” ujar Lala tiba-tiba berdiri di samping Dayana seraya mengusap bahunya dengan wajah terharu.“Alhamdullilah, La. Aku juga tak percaya mendapatkan ini. Allah memang baik, ia memberi luka tetapi juga memberi obatnya.”Lala memeluk Dayana dari samping, ia senang karena pada akhirnya sahabat seperjuangan dari desa itu berhasil mendapatkan kehidupan yang baik.Tenda dengan konsep yang penuh bunga memenuhi jalanan rumah Dayana, beruntung warga komplek sangat baik dan membantu acara Dayana. Tak seperti suasana di komplek-komplek orang kaya, di sana justru sangat akrab dan terasa kekeluargannya.Dari kejauhan sorot mata wanita itu menatap 5 remaja wanita yang berjalan beriringan dengan
Read more

Maharnya Apa?

“Meminta maaf mungkin, meminta maaf bukan berarti kita kalah kok Mas, hal itu justru menunjukkan jika kita jauh lebih baik dari ia.” Aidan terdiam mendengar usulannya. “Mas gengsi gak selamanya baik kok.”“Tidurlah, hari sudah malam,” ujar Aidan tak menanggapi usulan Tasha, ia merapatkan tubuhnya pada wanita itu dan mendekapnya erat-erat.Kicau burung dan sinar matahari menghiasi pagi di sebuah komplek, Dayana sudah bangun sejak subuh tadi. Ia sibuk membantu persiapan pengajian 100 hari mendiang ayahnya dan juga pengajian menyambut hari h pernikahannya yang akan diadakan besuk siang.“Mba gak usah capek-capek, biar ibu saja. Ini ‘kan sudah banyak bantuan. Kamu istirahat saja nggih.” Dayana mengangguk dan berjalan menuju ruang keluarga, ia melihat beberapa souvernir belum selesai dikemas. Wanita itu bergerak mengemasi souvernir untuk pengajian esok.Saat sedang asyik mengemasi souvernir terdengar bunyi klakson di depan rumahnya, Dayana pun bangkit dari posisinya berjalan ke arah teras
Read more

Ada Surat Penangkapan!

“Aku itu gak kenal sama Mba Dayana, cuman salah satu teman kosku satu kerjaan dengan Mba Dayana, ya aku tahu cerita itu dari dia. Sudah malah bahas Mba Dayana, ayo mas makan,” bujuk Tasha dengan nada manja dan menarik lengan Aidan menggeretnya ke arah meja makan.Aidan pun duduk di kursi makan, wanita berusia 20an tahun itu bergerak menyendokkan nasi dan lauk pauk ke dalam sebuah piring. Aroma makanan yang lezat menggoda Aidan. Mirip masakan Dayana, batin pria itu. Dari aroma yang ia hirup Aidan tentu sudah tahu jika masakan wanita itu memang mirip dengan masakan Dayana yang tak pernah ia sentuh. “Mas kok melamun?” tanya Tasha duduk di kursi depannya.“Ah tidak.” Pria itu bergegas menyuapkan sendok demi sendok ke dalam mulutnya. Mereka berdua menikmati makan siangnya dengan hening hanya suara denting sendok dan garpu yang beradu mengisi rumah berukuran besar itu.Tingg nongg … tingg nonggg!Tak lama Mang Ujang masuk ke dalam rumah dan menghampiri Aidan dari arah belakang. “Siapa Pak?
Read more

Sekadar Atasan dan Bawahan, kan?

Aidan semakin tak berkutik, ia memikirkan jawaban apa yang sekiranya tak memberatkan posisinya. “Ganeswari Rahayu, putri dari Brahma Setyawijaya. Apa anda mengenalnya?” “Iya saya mengenalnya.” “Apa hubungan anda dengan korban?” tanya petugas itu lagi. Aidan berpikir sejenak lantas mengatakan, “Kami pernah menjalin hubungan saat Sma dulu, setelah itu kami berpisah.” “Kapan terakhir kali anda bertemy dengan Korban?” “Pagi tadi.” Petugas yang sedang mengetik di laptop pun menganggukkan kepala. “Maaf kalau boleh tahu apa kaitannya ya?” “Ganeswari Rahayu hilang sejak pagi tadi, pihak keluarga sudah mencoba menghubunginya tetapi ponsel korban tidak aktif. Beberapa jam yang lalu, petugas menemukan mobil korban di tepi jurang.” “Jurang?”
Read more

Sah?

“Datang‼! Pak Sagara datang‼” pekik Diyas yang mengintip dari jendela kamar Dayana.“Alhamdullillah,” ujar mereka menghela napas lega. Dayana memejamkan mata seraya mengucap syukur dan berterima kasih karena pria itu benar-benar membuktikan ucapannya.Dayana berdiri, ia merapikan pakaian dan melihat sekali lagi wajahnya. Terdengar bunyi ketukan di pintu kamar wanita itu. “Mba, mari turun,” ujar seorang wanita paruh baya yang biasa disebut sebagai dukun manten alias orang yang memang mengerti tata cara pernikahan adat jawa.Dayana turun dibantu Lala dan Bella di samping kanan kiri, sedangkan di depannya berjalan ibu Dayana didampingi Diyas dan Nabila, di barisan paling depan Rai dan Rara berjalan membawa buket bunga. Seluruh pandangan tamu undangan menatap Dayana dengan sorot kagum.Riasan dan tata rambutnya membuat dirinya terlihat berbeda, dibalut dengan kebaya hitam berbahan beludru menambah kecantikan dan pesona wanita itu. Langkahnya berhenti di depan meja akad, ia lantas berdiri
Read more

Malam Pertama Dayana

“Insya allah mas, aku pengin dia bertanggung jawab dan tahu konsekuensinya. Kalau dia terus menerus bebas dan ditolong mungkin ke depannya dia akan melakukan hal yang sama lagi, bahkan mungkin lebih parah.”Sagara mengangguk, ia lantas merengkuh tubuh istrinya. “Sudah sah, ‘kan?”Dayana tersenyum dan membalas pelukan hangat sang Suami. “Mandi mas, sudah mau malam. Gak bagus buat kesehatan loh.” Dayana menguraikan dekapannya dan bergerak mendekati almari pakaian.Sagara tertawa dan berjalan menuju kamar mandi dengan membawa sebuah handuk. Tak lama, Dayana mulai mendengar suara gemercik air yang berpadu dengan aroma sabun khas dirinya.Dayana bergegas mengganti pakaian tidurnya, ia terlihat gelisah di atas kasur. Duh kenapa jadi kepikiran malam pertama sih, lirih Dayana dalam hati seraya memikirkan cara untuk menghindar dari kegiatan malam pertama.Dayana pun bergegas membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Dayana mencoba memejamkan mata ra
Read more

NAFKAH BATIN TERBAIK!

“Mas aku yakin!” ujar Dayana dengan penuh keyakinan. Ia memberanikan diri untuk menyerahkan segenap dirinya pada pria yang meminangnya hari kemarin. Sagara hanya tersenyum, ia kembali mengecup bibir Dayana dengan lembut dan penuh kasih sayang. Satu persatu pakaian wanita itu mulai terlucuti begitu juga dengan sarung yang dipakai Sagara. Di pagi yang indah nan cerah itu, sepasang suami istri menunaikan nafkah batin. Suara desahan dan lenguhan tertahan menggema ke seluruh penjuru kamar, tanpa paksaan namun penuh dengan cinta dan kasih sayang. “Aaahh‼” lenguh panjang keduanya menandakan jika mereka sudah mencapai puncak kenikmatan. Tepat pukul 7 pagi, sepasang pengantin yang baru saja menunaikan nafkah batin itu selesai membasuh diri di dalam kamar mandi. Seperti pasangan pengantin sewajarnya, merkea masih asik menikmati hari-hari setelah melepas status lajangnya. Dayana dan Sagara menapaki anak tangga turun menuju ke ruang keluarga. Di sana ternyata masih ramai berkumpul keluarga Day
Read more

Berpikir Jutaan Kali

“Ehh iya? Kenapa sayang?” tanya Sagara menyimpan ponselnya cepat. Dayana mengulas senyum dan mengusap bahu pria yang kemarin meminangnya. “Mas kenapa? Ada masalah?” Sagara membalas senyuman Dayana, ia merengkuh bahu istrinya lantas mengajak wanita itu masuk ke dalam rumah. Menapaki lantai granit menuju ke lantai dua, ia lantas menuntun sang Istri masuk ke dalam kamar utama yang sudah berganti nuansa berwarna peach. “Mas mau ngomong serius sama kamu.” Ucapan pria itu membuat detak jantung Dayana berhenti berdetak, ia bahkan kesulitan menelan salivanya sendiri. “Ini bukan tentang kita kok, bernapaslah sayang.” Dayana menghela napas hingga bahunya bergerak turun. Sagara tertawa kecil melihat sikap istrinya yang terlihat menggemaskan. Ia melepas dekapannya dan berlutut di depan sang Istri yang duduk di tepi ranjang. “Sayang, maaf
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status