“Untuk sebuah kenikmatan tak ada kata lelah. Bapak butuh pelampiasan ‘kan?” ujar Tasha dengan wajah menggoda, ia semakin gencar menggoyangkan pinggulnya.Aidan pun tergoda dan kembali melampiaskan emosi dan stressnya pada tubuh Tasha, hingga malam tiba pun keduanya tak ada yang berniat menyudahi kegiatan itu.Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, di lain tempat, Dayana sedang sibuk memilih souvernir dan menulis daftar nama tamu undangan. Pilihan wanita itu jatuh pada sebuah handuk yang terdapat bordiran nama dirinya dan Sagara. “Mba, ini namanya segini saja?” tanya Rai yang sedang menulis daftar nama.“Segitu saja, Dek,” sahut Sagara yang baru saja datang dari arah kamar mandi.“Ini cuman 100 aja Bang?” tanya Rai mulai merubah panggilannya.Sagara mengangguk lantas duduk di samping Dayana. “Iya, tidak usah terlalu banyak yang penting pernikahannya khidmat dan sah.”Dayana mengangguk ia bergerak menuju dapur, wanita itu tampak menyalakan kompor dan memasangkan ap
Read more