All Chapters of Kuceraikan Suamiku, Kunikahi Pengacaramu: Chapter 31 - Chapter 40

102 Chapters

Dilabrak Pelakor

“Heh‼ Lu apa-apaan sih Shan‼” pekik Bella memaki wanita di depannya. Dayana masih mengusap pergelangan tangan kirinya yang memerah bekas cengkaraman tangan Shana. “Gak usah ikut campur ya. Ini bukan urusan lu.” Shana mengacungkan jari telunjuknya ke arah Bella. Sayangnya nyali wanita bermata hijau itu tak mudah surut ia semakin maju ke depan dan berdiri tepat di hadapan Shana menyembunyikan tubuh Dayana dari wanita di depannya. “Gak malu ya? Sudah jadi pelakor masih berani nunjukin mukanya?” Shana menatapnya nyalang. “Heh! Jangan sembarangan ya! Gue bukan pelakor! Teman lu tuh yang perebut laki orang.” Dayana memejamkan matanya, kini semua pengunjung alun-alun berkerumun mengelilingi empat  wanita yang sedang bersitegang. “Hah? Apa coba ulangi?” “Teman lu yang pelakor, lagian yakin banget jadi bini sahnya? Nik
Read more

Semua Sudah Usai

“Ini bukan tentang Shana, Mas. Tetapi aku memang tak bisa lagi mendampingimu dan menjadi istrimu. Berulang kali aku memberikan kesempatan itu dan kamu selalu mengabaikannya.”“Apa tidak bisa beri aku 1 kali kesempatan lagi?” tanya Aidan memancing rasa iba Dayana.Dayana menghela napas berat. “Sampai kapanpun aku tidak akan bisa memberikan kesempatan itu lagi mas. Bagiku … semua sudah usai.” Wanita berpakaian olahraga itu berjalan menjauhi Aidan yang masih termenung di tempatnya.Waktu pun begitu cepat berlalu, kedekatan Dayana dan Sagara semakin tampak terlihat walau di depan orang mereka harus berpura-pura tak saling mengenal. Kinerja Dayana pun semakin menunjukkan progress yang baik.Hari ini sidang pertama untuk mediasi akan diadakan, Dayana telah bersiap dengan blouse berwarna nude dihiasi celana bahan berwarna dark black, lengannya pun tak lagi terpasang gips. Sepanjang jalan menuju ke pengadilan agama, ia hanya diam dan tak banyak berkata.Hari ini ia datang bersama dengan salah
Read more

Bak Bianglala

“Mungkin, tetapi saat ini aku lebih mengedepankan rasa kemanusiaan. Kau tahu aku tak mau dia bernasib sama dengan ….” Sagara tak sanggup melanjutkan ucapannya, semua kenangan dan memori terputar di kepalanya bak bianglala. “Oke, setelah ini apa tugasku? Sepertinya dia pria kaya? Apa perlu aku merebut hartanya?” tanya wanita itu menatap Sagara penuh tanya dengan senyum licik. “Tidak perlu, harta yang ia punya tak sebanyak miliku, Flo.” Wanita yang dipanggil Flo itu hanya tersenyum tipis, ia kemudian meminta Sagara menyalakan mesin mobil dan segera mengantarkannya kembali ke kantor. Sepanjang jalan, Flo tak henti-hentinya meminta untuk bertemu dengan Dayana secara langsung. Ia ingin melihat sendiri betapa wanita itu kuat dan tangguh menghadapi Aidan selama 1 tahun menikah. Sayangnya, Sagara melarangnya sampai sidang putusan selesai disampaikan. *****&n
Read more

Gak Sayang sama Aku?

Aidan masih sibuk dengan pikirannya, ia tak ingat sedikit pun wajah wanita yang menemani tidurnya siang itu. Yang pria itu ingat hanya bentuk tubuh dan desahan wanita dengan manik mata biru itu. Dering di ponselnya berdenting, pria itu segera melihat ponselnya dengan malas Aidan menggeser tombol hijau di layarnya. “Ada apa?” “Kok ada apa sih, Mas?” pekik seseorang dari seberang sana, Aidan harus menjauhkan ponselnya dari sebelah telinganya karena suara nyaring wanita di seberang sana. “Pelankan sedikit suaramu. Cepat sampaikan saja ada apa?” “Kenapa sih Mas berubah? Mas sudah gak sayang sama aku? Ingatloh Mas, aku ini sedang mengandung anakmu.” “Iya, cepat sampaikan,” ujarnya seraya memakai kembali celana panjang yang bercecer di lantai kamar hotel. “Aku
Read more

Hamil Nganggur?

“Lepas Shan!” pekik Dayana menghentakkan lengannya hingga cengkraman tangan Shana terlepas. “Ikut!” Shana kembali meraih tangan Dayana namun wanita berambut sebahu itu terus mengelak. “Lu ya!” “Aku gak punya waktu untuk ikut cewek sepertimu!” Dayana pun hendak berbalik. Ia melihat beberapa karyawan hotel menatapnya bingung. Melihat banyak orang yang ada di sana, Shana pun berpura-pura terjatuh ia menangis dan menyentuh perutnya. “Dayana kamu tega banget sama aku. Aku cuman mau ngomong tentang persahabatan kita dan kamu malah begini? Dayana aku sedang mengandung, bagaimana kalau keguguran?” Dayana memutar bola mata malas, ia tahu persis seperti apa Shana wanita dengan seribu akal itu selalu mempunyai cara untuk memutar balikkan fakta. “Hah? Kamu hamil, Shan? Bukannya kamu belum menikah? Kamu hamil di luar nikah, Shan? Astaga aku turut p
Read more

Kucing dan Ikan

“Memangnya yang boleh datang ke hotel ini hanya pemenang saja? Be smart.” Sagara berjalan menjauhi Aidan ia masuk ke dalam lift dan membiarkan Aidan sibuk dengan pikirannya sendiri. Di lain tempat, Dayana tengah sibuk menyiapkan dirinya bertemu kembali dengan Aidan. Kali ini ia dituntut untuk bertindak dewasa yang harus membedakan mana urusan pribadi dan mana urusan professional. “Mba, kenapa?” tanya Diyas yang melihat gerak-gerik Dayana. Dayana menoleh menatap wanita yang berbeda 3 tahun darinya. “Ahh enggak kok. Oh iya, semua file sudah siap?” Diyas mengangguk sebagai respon atas pertanyaan leadernya itu. Sedangkan wanita dengan rambut ter-jedai itu mengulas senyum dan mengacungkan ibu jarinya. Tepat pukul 9, seorang wanita muda mendekati Dayana dan berbisik. Dayana menganggukkan kepalanya ia pun mengatakan jika sebentar lagi dirinya akan ke sana.
Read more

Kucing dan Ikan

“Memangnya yang boleh datang ke hotel ini hanya pemenang saja? Be smart.” Sagara berjalan menjauhi Aidan ia masuk ke dalam lift dan membiarkan Aidan sibuk dengan pikirannya sendiri. Di lain tempat, Dayana tengah sibuk menyiapkan dirinya bertemu kembali dengan Aidan. Kali ini ia dituntut untuk bertindak dewasa yang harus membedakan mana urusan pribadi dan mana urusan professional. “Mba, kenapa?” tanya Diyas yang melihat gerak-gerik Dayana. Dayana menoleh menatap wanita yang berbeda 3 tahun darinya. “Ahh enggak kok. Oh iya, semua file sudah siap?” Diyas mengangguk sebagai respon atas pertanyaan leadernya itu. Sedangkan wanita dengan rambut ter-jedai itu mengulas senyum dan mengacungkan ibu jarinya. Tepat pukul 9, seorang wanita muda mendekati Dayana dan berbisik. Dayana menganggukkan kepalanya ia pun mengatakan jika sebentar lagi dirinya akan ke sana.
Read more

Telat mas!

“Terserah saja. Kita berhak memperjuangkan apapun yang dinilai baik. Perkara hasil, biarkan petugas pengadilan yang menentukan.” Setelah mengatakan hal itu, Dayana bergegas meninggalkan Aidan. Dayana tak mengerti mengapa pria itu masih terus mengejarnya, padahal yang wanita itu lakukan saat ini hanya untuk membantu pria itu berkumpul dengan wanita yang sudah memuaskannya tiap malam. “Dayana tunggu,” ucap Aidan kembali mengejar Dayana. Wanita yang berdiri di tengah lorong itu membalik tubuhnya dan menatap Aidan jengah. “Apalagi? Mau membual apalagi? Sudahlah aku lelah mendengar semuanya. Sekarang ini jalani hidup masing-masing, mau sampai kapanpun mas meminta aku kembali aku tak akan mau.” “Seburuk itukah aku di matamu, Day?” Dayana berdecih kesal ia memutar bola mata malas. “Jangan playing victim deh, Mas.
Read more

Cewek Menor!

Dayana mengedarkan pandangannya, mencari tempat bersembunyi atau bahkan mencari pintu keluar lainnya.“Mang, saya tidak lama. Saya hanya sebentar untuk mengganti pakaian dan pergi ke luar kota dalam waktu yang lama. Saya titip rumah ya.” Mang Dadang mengangguk mendengarkan pesan dari tuannya.“Tuan‼” panggil Mang Dadang mencegah pria yang menggajinya masuk ke dalam rumah.“Ada apa, Mang?” tanya Aidan.Mang Dadang tampak memperhatikan jendela di belakang tubuh Aidan. Ia seakan memberikan kode pada seseorang untuk segera keluar. “Mang?” tanya Aidan karena Mang Dadang tak kunjung menjawab pertanyannya. “Ada apa sih Mang?” tanya Aidan seraya menoleh ke arah belakang.Pria itu tampak mengawasi bagian dalam rumahnya. “Itu Tuan, tadi ada petugas listrik yang datang dia menawarkan tambah daya. Cuman saya bilang nunggu Tuan pulang,” sahut Mang Dadang seraya menggerakan tangannya seakan memberi kode pada sosok di belakang Aidan.“Oalah, ya sudah kalau begitu. Besuk saja saya minta assisten yang
Read more

Apa itu Cukup?

“Aku menemukan ini, apakah ini bisa dijadikan bukti kekerasan?” tanya Dayana seraya menyerahkan flashdisk miliknya. Sagara pun beranjak ia mengambil laptop miliknya dan menyambungkan flashdisk dengan laptop. Setelah itu Sagara menekan folder sesuai petunjuk dari Dayana. Keduanya mengamati bersama-sama setiap detail video yang terpampang di layar berukuran 16 inch itu. “Apakah ini semua yang terjadi?” “Iya itu adalah video kejadian sebelum aku menemukan obat ini dan keesokan harinya setelah aku keluar dari rumah sakit, ini yang terjadi,” sahut Dayana seraya menunjukkan video lainnya. Tak sanggup melihat kejadiannya hingga full, Sagara pun mematikan laptopnya. “Ini bisa kita jadikan bukti dan mempermudah proses. Lantas apa saja isi tuntutanmu? Apakah kamu mau uang atau hal lainnya?” Dayana tampak berpikir sejenak ia mencari jawaban yang
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status