All Chapters of Kuceraikan Suamiku, Kunikahi Pengacaramu: Chapter 11 - Chapter 20

102 Chapters

Kenapa Cepat?

“Maaf pak, lebih baik saya kehilangan pekerjaan daripada kehilangan harga diri. Terima kasih, saya akan mengajukan surat resign. Secepatnya.” Dayana mengatakannya dengan tenang walau di dalam hatinya bergemuruh amarah yang membuncah.Setelah mengucapkannya Dayana pun berjalan menuju pintu utama. “Kalau kamu mengajukan resign, saya akan buat namamu buruk.”“Saya tidak peduli, Pak. Terima kasih,” balas Dayana dan berlalu meninggalkan ruangan pria tambun itu.“Na? Ada apa? Kudengar kamu dipanggil hrd?” tanya rekan kerjanya yang berdiri di ambang pintu ruang hrd.Dayana menghela napas berat. “Aku resign, La.”“Hah? Kenapa? Apa yang terjadi?” tanya rekan kerja sekaligus temannya dari kampung asal Dayana.“Ceritanya panjang. Nanti siang aku ceritakan. Kamu kembalilah bekerja, jangan karena aku kamu jadi kena masalah juga.”“Apa karena gosip itu?” tanya rekannya lagi.Dayan mengendikkan bahu. “Salah satunya, ya sudah aku keluar yah. Nanti siang kita bertemu di tempat biasa. Semangat bekerja
Read more

Remuk Tubuhku!!

Setelah terdiam cukup lama, Dayana pun memutuskan untuk mengabaikan panggilan tersebut. Ia kembali memejamkan mata sejenak merasakan kepahitan di hidupnya. Hingga dering singkat di ponselnya kembali terdengar dengan setengah hati, Dayana membuka ponselnya.Ia menatap tak percaya isi pesan yang diterimanya, napas wanita itu memburu ia bahkan nyaris menjatuhkan ponselnya. Beruntung dirinya masih bisa menyelamatkan satu-satunya barang berharda yang ia punya.Di lain tempat, Aidan tengah menatap layar ponselnya dengan senyum lebar. Entah mengapa ada rasa senang di dalam dirinya ketika melihat Dayana tersiksa atau bersedih. Wanita yang dipilihkan ibunya itu sama sekali tak masuk kriteria Aidan, ia menikahi Dayana hanya demi wasiat sang Ibu dan permintaan terakhirnya. Aidan tak pernah sedikit pun menaruh hati pada Dayana, itu sebabnya ia selalu bertingkah kasar dan semaunya sendiri.“Mas? Lagi senang banget kayaknya?” sapa seorang wanita yang baru saja datang dari kamar mandi. Ia tampak leb
Read more

Terlalu Murah!

Salah seorang notaris mengeluarkan brangkas mini ia menekan angka di sana, setelah itu brangkas terbuka. Aidan menatap isi brangkas mini yang terbalut dengan warna metalic.“Sebenarnya ada satu wasiat lagi yang tertinggal, Pak. Dan berdasarkan perintah mendiang, mereka meminta kami untuk membukanya setelah tepat satu tahun kepergiannya.”“Mengapa begitu?” tanya Aidan merasa ada hal yang tidak beres akan terjadi.“Saya sendiri tidak tahu maksud mendiang ayah dan ibu, Bapak. Saya hanya menjalankan perintah dan permintaan client saja. “Apa bisa saya baca sekarang?” tanya pria itu, Aidan pun mengangguk mempersilakannya.“Bandung, tiga puluh oktober 2021. Teruntuk putraku satu-satunya aku tahu kamu bertanya-tanya mengapa aku membuat surat ini, ‘kan? Ibu tahu kalau pernikahanmu tak berjalan mulus bukan? Anakku, terimalah ia seperti ayahmu menerima ibu dulu. Sayangi dia seperti ia menyanyangi ibu. Jangan kamu menyakitinya karena dia perempuan yang terbaik untukmu. Bersama surat ini ibu ingin
Read more

Nama Arabella Kamu Ingat?

“Pak Aidan?” tanya wanita itu dengan mata menyipit. Aidan terkejut kala wanita di sampingnya menyebutkan namanya, ia pun menatap wajah wanita itu lekat-lekat. Mencoba menggali ingatannya akan wanita di sampingnya. “Bapak tidak akan ingat saya siapa, tapi saya ingat siapa bapak.” Lagi-lagi Aidan terkejut mendengar penuturan wanita di sampingnya. “Saya Bella, sekretaris perusahaan Adiguna.” Kening pria itu berkerut, ia seperti familiar dengan nama wanita itu. “Ck, tidak perlu diingat lebih lanjut. Akan memalukan.” Interaksi keduanya tak luput dari penglihatan bartender yang bekerja di balik meja bar, ia mengamati keduanya yang tampak akrab berbicara. Keduanya pun larut dalam pikirannya hingga ia mengangkat gelasnya berbarengan. “Ini tuan dan nyonya,” ujar bartender itu seraya menyerahkan dua gelas dengan aroma yang sama me
Read more

Mabuk Karena Aku?

“Enggaklah, Bel. Aku hanya ingin tahu bukan berarti aku ingin kembali.” Bella menganggukkan kepalanya. “Siapa tahu kamu kasihan melihat kehidupannya sekarang.” “Memangnya kenapa?” “Tadi aku bertemu Pak Aidan di club gitu, penampilannya kusust banget wajahnya terlihat penuh beban. Yang aku tahu, sore ini seharusnya ia menghadiri meeting tender dengan perusahaan Angkasa ternyata ia membatalkannya dengan alasan yang gak jelas. Terus tadi aku bertemu dengannya di club, sepertinya ia sedang galau.” Dayana hanya mengangguk pikirannya melayang mengingat seberapa Aidan tak menginginkan kehadirannya. ‘Apa mungkin Mas Aidan mabuk karena kepergianku?’ “Aku rasa ia mabuk karena hal lain, karena seingatku bartender di sana mengatakan harta dan cinta harus sejalan? Tetapi aku tak tahu apa yang sebelumnya mereka
Read more

Siap dengan Risikonya!

“Karena tidak penting,” sahut Dayana seraya menyimpan kembali ponselnya. “Tahu dari mana? Bagaimana jika memang itu penting? Nyatanya ia menghubungi beberapa kali, bukan?” ujar Sagara membuat ingatan Dayana terlempar pada cerita Bella malam tadi. ‘Apa benar, Mas Aidan mabuk karenaku? Apa ia mulai berubah dan mau menerimaku?’ batin Dayana dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. “Kenapa?” Sagara menatap Dayana bingung, wanita di sampingnya ini begitu cepat merubah raut wajahnya. “Hah? Apa? Tidak kok,” balas Dayana salah tingkah. Ia pun menyembunyikan wajahnya dengan menatap jalanan yang ada di sebelah kirinya. Dayana pun bertekad jika nanti Aidan kembali menghubunginya ia akan menjawab sambungan telephone itu. Dayana yakin betul jika Aidan sudah berubah dan mau menerimanya sebagai seorang istri. “Jika ia memintamu kembali, apa kamu mau?” tanya Sagara tanpa menatap Dayana. Kening Dayana berkerut, ia pun bertanya-tanya dengan dirinya sendiri. Ada rasa senang dan takut yang datang
Read more

Semuanya Nyata?

Sudah lebih sejam tetapi Sagara tak kunjung datang, Dayana pun menatap ke sekelilingnya namun semuanya nihil, ia tak menemukan tanda-tanda kehadiran Sagara. Saat ia akan berbalik tubuhnya justru membentur dada bidang seorang pria. Dengan gerakan lambat, Dayana mendongak dan menatap wajah tampan yang terkena pantulan matahari siang itu. “Mas Aidan,” lirih Dayana. Wanita itu bisa menebak hanya dari aroma parfum suaminya. “Aku  tak tahu apakah aku masih layak kamu panggil Mas, Day.” Untuk pertama kalinya, Aidan mengucapkan kalimat dengan nada lembut dan tak bernada tinggi. Kening Dayana berkerut melihat perubahan sang Suami. Apa semua ini nyata, tanyanya dalam hati. “Ini nyata, Dayana Frederica Amaranth.” Manik mata Dayana membulat sempurna namun di detik selanjutnya ia kembali menetralkan keterkejutannya. Apa Mas Aidan berubah menjadi paran
Read more

Kembali atau Memilih Pisah?

“Belum kok Day, aku baru saja tiba. Ayok,” balas sosok itu. Dayana menganggukkan kepalanya, ia mengikuti langkah kaki Bella yang berjalan menuju mobil berwarna merah yang terparkir bersama pengendara lainnya. Setelah tiba di sana, Dayana dan Bella segera masuk ke dalam mobil. “Na, aku gak sengaja lihat mobilnya Pak Aidan, memang dia di sini?” tanya Bella seraya memasang seat belt. “Jangan bilang kalian ketemu?” imbuhnya seraya menoleh dan menatap Dayana serius. “Sayangnya iya, Bel. Aku sendiri gak tahu sih dari mana dia tahu, sejak pagi tadi memang Mas Aidan menghubungiku tetapi aku ngak angkat. Eh tiba-tiba dia ada di sini.” Bella pun menganggukkan kepalanya. “Apa mungkin Pak Aidan sudah berubah?” Dayana hanya menjawab dengan mengendikkan bahu. “Terus apa kamu mau menerimanya lagi kalau Pak Aidan berubah?” D
Read more

Sok Suci

Dayana masih terpaku melihat sosok yang berjarak 3 meter darinya. Wanita itu berdiri dengan wajah pucat. Dayana memalingkan wajahnya, seakan ia tak mau melihat sosok yang menjadi duri dalam rumah tangganya. “Dayana,” lirihnya yang entah sejak kapan berada di belakang tubuh Dayana. “Dayana, aku ingin –“ “Mau apa? Gak perlu deh ganggu Dayana lagi, kamu itu sadar gak sih kalau sudah jadi pelakor!” Bukan itu bukan suara Dayana, melainkan suara Bella yang kini tengah berdiri dan menatap wanita di depannya tajam, aura peperangan yang ia tebarkan membuat suasana restaurant itu berubah menjadi tegang. “Aku gak ada urusan sama kamu,” ujarnya datar. “Iya memang, tetapi kamu sudah cari masalah sama Dayana yang artinya juga cari masalah sama aku. Aku gak akan biarin kamu nyakitin Dayana lagi! Apa sih kurangnya Dayana? Sampai kamu tega jadi duri di dalam
Read more

Siapa yang Diuntungkan?

“Siapa yang tidak mengenal dia? Aidan terlalu sering mengenalkan wanita itu sebagai calon istrinya.” Dayana menoleh, menatap Sagara yang tengah fokus pada jalanan di depannya. “Calon istri?” “Sudah lupakan saja. Mau langsung pulang?” “Apa aku bisa mengajukan cerai? Dengan bukti visum?” Sagara menepikan mobilnya ia tahu pembicaraan kali ini terlalu serius. “Apa ada bukti cctv? Atau bukti lain?” Mendengar pertanyaan Sagara, Dayana pun menggeleng. Rumah yang ia tinggali tak tersedia cctv ia juga tak memiliki saksi mata lainnya. “Aku rasa akan sulit untuk menang jika hanya bukti visum. Bagaimana kalau alasan lain saja?” “Alasan lain?” tanya Dayana, Sagara pun mengangguk ia mengutarakan cara lain agar Dayana dapat terlepas dari jerat pria itu. Dayana mendengarkannya dengan seksama sesekali ia menunjukkan kerutan di kening sesekali ia tersenyum setuju. “Bagaimana?” tanya Sagara mengakhiri pemaparannya. “Bismillah.” Dayana mengangguk dengan senyum cerah. Ia harus bisa menjalankan misi
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status