All Chapters of Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI: Chapter 61 - Chapter 70

78 Chapters

Selagi Bersama Semua Rintangan Bisa Dilalui

Dalam perjalanan menuju hotel tempat mereka menginap, Daffin menanyakan pada istrinya alasan kenapa Gisel mengucapkan terima kasih pada wanita itu. Dita hanya mengedikkan bahu. Karena dia sendiri tidak tahu alasan pasti kenapa wanita itu berterima kasih padanya. Ia tidak merasa melakukan apa pun pada Gisel yang pantas mendapat ucapan terima kasih dari wanita itu. “Apa mungkin karena aku tidak marah dan menjambaknya setelah dia mengakui perasaannya di depanku, ya, Mas?” Dita memiringkan duduknya menghadap suaminya. “Mengakui perasaannya?” Daffin menoleh sebentar ke arah istrinya sebelum kembali fokus pada jalanan di depannya. “Iya. Waktu di toilet tadi dia mengatakan kalau dia menyukaimu dan tertarik padamu,” imbuh Dita. Ia mulai menceritakan pada suaminya apa yang terjadi di dalam toilet tadi. Bagaimana Gisel dengan percaya diri mengakui perasaannya dan berusaha memprovokasi Dita dengan pengakuan itu. “Kamu beneran nggak marah sama dia, Sayang?” Daffin bertanya tidak percaya.
Read more

Pengakuan Devina

Kita tidak bisa mengendalikan mulut orang lain untuk tidak membicarakan kita. Kita tidak bisa mengendalikan hati orang lain untuk tidak membenci kita, mengendalikan pikiran mereka untuk berhenti memikirkan hal negatif tentang kita. Karena kita hanya manusia biasa yang tidak mempunyai kendali atas itu. Namun, sebagai manusia yang mempunyai akal, seharusnya kita bisa berpikir untuk menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata kita. Itulah yang sedang dirasakan oleh Alya. Gadis itu harus pulang ke desanya karena sang ibu yang menelpon dan mengadukan semua tentang kakaknya. Dia memang berhasil menenangkan ibunya, tetapi tidak bisa mencegah omongan para tetangga yang sedang berkumpul di depan rumah salah satu temannya. Saat itu Alya sedang main di rumah temannya. Biasanya setiap sore para ibu-ibu memang berkumpul selepas masak sore. Berawal dari seorang ibu penjual kacang rebus keliling yang yang mampir di kerumunan para ibu-ibu itu. “Bu, itu Nadiya ke mana, ya? Kok r
Read more

Siapa Dia?

Tidak selamanya kesedihan akan menyelimuti hidup kita. Dibalik kesedihan yang sedang kita alami, ada sebuah kebahagiaan yang sedang menanti. Tuhan selalu memberikan hadiah terindah dari setiap ujian sulit yang diberikan pada umat-Nya. Begitulah yang sedang Dita rasakan saat ini. Dua bulan menjadi istri Daffin, membuat harinya dipenuhi oleh cinta dari suami dan keluarga pria itu. Sebuah rasa syukur yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Daffin berhasil menjadi obat untuknya dari rasa sakit dan luka yang ditorehkan oleh orang di masa lalunya. Dita hanya ingin menikmati cinta yang baru saat ini. Tidak ingin melihat ke belakang dan mengingat kenangan pahit itu. Rasa takut dikhianati itu pasti ada, dia tidak akan menghilang begitu aja. Hanya saja, sekarang Dita tidak ingin terlalu berharap banyak dari manusia. Ia menyerahkan semua takdir hidupnya pada Sang pemilik kehidupan. Karena manusia bukan makhluk yang sempurna yang tidak akan melakukan kesalahan. Dita tidak ingin terlalu be
Read more

Rahasia Daffin dan Bram

Obrolan mereka harus berhenti karena malam sudah semakin larut. Mereka kembali ke kamar masing-masih. Dita dan Daffin tidur terpisah dengan Neira. Selama adik Silvia menginap di sana, Neira akan tidur ditemani oleh Meisya. “Ajak Neira untuk tidur, Mei. Jangan ajak dia main dan nonton drakor.” Daffin memberi pesan pada adik sepupunya. Gadis remaja itu mencebikkan bibirnya. “Nanti aku kenalin Neira sama oppa-oppa idamanku,” celetuk Meisya yang langsung berlari menuju kamar Neira. “Mas, udah deh. Meisya itu cuman bercanda. Kita tidur saja, yuk.” Dita menggandeng tangan suaminya. Meniti tangga menuju kamar mereka. “Aku ambil air dulu, ya, Mas. Kamu duluan saja.” Dita mengusap lengan suaminya. Ia kemudian berbalik menuruni tangga menuju dapur. Ia lupa jika harus menyiapkan air untuk mereka saat bangun tidur nanti. Lampu dapur sudah padam dan para pelayan juga sudah kembali ke rumah belakang untuk istirahat. Karena hanya mengambil air saja, Dita tidak menghidupkan lampu utama di dapur
Read more

Kegilaan Bram

Pagi sudah menyapa dan semua sudah berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan. "Dita kemana, Daf? Mama nggak lihat dia dari pagi," tanya Silvia saat melihat Daffin turun sendiri. Biasanya Dita yang paling sibuk menyiapkan sarapan untuk semua. "Apa Dita sakit?" Silvia bertanya lagi saat tidak mendapat jawaban dari putranya. "Hanya sedikit tidak enak badan, Ma. Aku akan menemani Dita sarapan di kamar. Dia minta maaf karena tidak bisa sarapan bersama," imbuh Daffin menatap semua keluarga yang sudah kumpul. Tangannya mengepal saat tatapannya bertemu dengan Bram. "Ya ampun, Daf. Kamu ini pasti semalam gangguin Dita, ya," goda Tante Gisel pada keponakannya. "Tante tau saja," balas Daffin, menyembunyikan keadaan istrinya yang sebenarnya. "Ya sudah. Nanti biar mama minta Bibi buat siapin sarapan untuk kalian. Kamu ke kamar lagi saja. Kasihan Dita ditinggal sendirian," sahut Silvia, mendorong putranya agar kembali ke kamar. Haryanto menangkap tatapan kemarahan dari Daffin saat menat
Read more

Kebenaran yang Terungkap

Haryanto terlihat gelisah duduk di kursi penumpang. Sedangkan sopir pribadinya terus melajukan kendaraannya dengan cepat. Beberapa menit lalu Alexa menelpon asistennya dan memberitahu kalau Bram membawa Dita dengan paksa. Sedangkan nomor Daffin tidak bisa dihubungi. "Papa harap kamu tidak akan melakukan hal gila, Bram. Kalau tidak Daffin tidak akan bisa mengendalikan dirinya," gumam Haryanto.Haryanto semakin gelisah dan takut terjadi hal buruk dengan menantunya. Panggilannya masih belum juga diangkat oleh Dita. Namun, pria paruh baya itu tidak menyerah begitu saja. Ia terus melakukan panggilan ke nomor Dita. "Halo, Dita. Kamu di mana, Nak?" Haryanto mengernyit. "Bram berikan handphonenya pada Dita. Kamu membawanya ke mana?" Haryanto sampai menegakkan duduknya dan meninggikan suaranya. 'Aku hanya ingin bicara berdua dengan Dia, Pa. Kenapa kalian sangat takut sekali?" Suara tawa Bram terdengar jelas. 'Aku hanya ingin bersenang-senang sebentar dengannya karena dia adalah milik adik
Read more

Perintah Haryanto

Daffin berjalan melebarkan langkahnya. Derap dari sepatu yang beradu dengan lantai berdecit memenuhi lorong saat ia mempercepat langkah. Setelah meeting dengan klien selesai, Dimas memberitahu jika Alexa tadi menghubunginya. Daffin segera mengambil ponselnya di atas meja kerjanya dan melihat apakah Alexa juga menghubunginya. Benar saja, ada beberapa panggilan tak terjawab dari Alexa dan juga istrinya. Daffin segera membuka room chat saat melihat notifikasi di layar utama. Ada beberapa pesan dari Alexa. "Kita ke rumah papaku sekarang, Dim!" titah Daffin pada Dimas. Giginya mengerat menahan amarah setelah membaca semua pesan Alexa. "Tapi, Pak … satu jam lagi kit—" "Bajingan itu membawa paksa istriku, Dimas. Kau pikir aku bia bekerja dengan tenag? Batalkan semua jadwalku hari ini!" titah Daffin. Dimas tidak bisa membantah lagi perintah tuannya. Dimas segera mengikuti langkah Daffin dan segera duduk di kursi kemudi setelah satpam menyiapkan mobil di depan lobi perusahaan. "Di perja
Read more

Pesta Pernikahan

Bram benar-benar kembali ke luar negeri seperti permintaan sang papa. Daffin juga tidak berniat menanyakan keberadaan kakaknya pada sang papa. Daffin tahu papanya pasti sudah mengambil keputusan yang tepat untuk masalah ini. Daffin hanya ingin fokus dengan pesta pernikahannya. “Sayang, sayang.” Daffin mengusap lembut pipi Dita saat mereka sudah sampai di parkiran gedung apartemen. Dita mengerjap pelan. Membuka mata perlahan. Yang pertama ia lihat adalah senyum suaminya. "Maaf, Mas. Aku ketiduran lagi," imbuh Dita sambil membenarkan posisinya. "Capek, ya?" Daffin mengusap lembut pipi istrinya. "Padahal hari ini gak terlalu banyak jalan dan keluar, Mas. Aku cuman pergi feeting baju kita sama nganter Neira ke sekolah." "Sabar, ya. Setelah acara selesai kita liburan." Daffin mengecup punggung tangan istrinya dan mendapat anggukan dari istrinya. "Mau aku gendong aja?" "Ish. Aku bisa jalan, Mas," balas Dita. Setelah melakukan rutinitas sebelum tidur, Dita langsung menuju pembaringan,
Read more

Kelakuan Raja dan Ratu Sehari

Daffin tersenyum melihat istrinya yang sedang tertidur sambil bersandar di sofa. Lastri sudah kembali ke tempat acara dan tinggal pasangan pengantin itu di sana. Daffin duduk di samping Dita dan memperhatikan wajah wanita itu. Perlahan tangannya mengusap lembut pipi sang istri. Tidak berniat membangunkan wanita itu, tetapi sepertinya Dita merasakan sentuhan di pipinya dan membuka mata perlahan. “Mas,” lirihnya. Matanya sudah terbuka sempurna walau sedikit berat karena bulu mata palsu yang melekat. “Aku ketiduran lagi,” imbuhnya. Daffin terkekeh. Ia mengusap pipi istrinya kembali. “Cantik,” ucapnya dengan tatapan penuh cinta. “Paan, sih, Mas. Pasti makupnya berantakan, ya?” Dita menekan-nekan pelan pipinya.“Tetap cantik, kok, Sayang,” puji Daffin. “Tunggu lipstimu sedikit berantakan, aku bantu betulkan.” Daffin mendekatkan wajahnya dan mengusap bagian pinggir bibir sang istri. “Mas—” Dita yang menyadari sesuatu tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Daffin sudah membungkam mulut
Read more

Ternyata Hamil

Bimo dan Nadiya tidak pernah menyangka jika suami Dita adalah Daffin Bagaskara. Bimo melihat dengan sangat jelas bagaimana Daffin menunjukkan kepemilikannya atas istrinya. Ia tidak akan bisa bersaing dengan Daffin. Ia sudah kalah dalam segi apa pun. Di mata Lastri, Tuhan sedang membalas semua penderitaan Dita selama ini dengan kebahagiaan dan cinta yang berlimpah dari suami dan keluarganya. Tuhan sudah membayar tangis kekecewaan itu dengan tawa dan ketulusan Daffin. Tanpa terasa, Lastri meneteskan air mata saat melihat pasangan pengantin. Di depan singgasana mereka. Semoga kebahagiaan ini akan selalu menaungi kamu, Ta. Jangan ada lagi air mata kesedihan yang kamu teteskan.Lastri mengusap sudut matanya. Dia adalah saksi dari perjuangan sahabatnya. Mereka yang tidak mengenal Dita mungkin hanya melihat betapa beruntungnya wanita itu bisa menjadi istri Daffin, mereka tidak pernah tahu bagaimana wanita itu selama ini berkubang dalam luka dan berteman dengan kekecewaan. ***Sang m
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status