Daffin tersenyum melihat istrinya yang sedang tertidur sambil bersandar di sofa. Lastri sudah kembali ke tempat acara dan tinggal pasangan pengantin itu di sana. Daffin duduk di samping Dita dan memperhatikan wajah wanita itu. Perlahan tangannya mengusap lembut pipi sang istri. Tidak berniat membangunkan wanita itu, tetapi sepertinya Dita merasakan sentuhan di pipinya dan membuka mata perlahan. “Mas,” lirihnya. Matanya sudah terbuka sempurna walau sedikit berat karena bulu mata palsu yang melekat. “Aku ketiduran lagi,” imbuhnya. Daffin terkekeh. Ia mengusap pipi istrinya kembali. “Cantik,” ucapnya dengan tatapan penuh cinta. “Paan, sih, Mas. Pasti makupnya berantakan, ya?” Dita menekan-nekan pelan pipinya.“Tetap cantik, kok, Sayang,” puji Daffin. “Tunggu lipstimu sedikit berantakan, aku bantu betulkan.” Daffin mendekatkan wajahnya dan mengusap bagian pinggir bibir sang istri. “Mas—” Dita yang menyadari sesuatu tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Daffin sudah membungkam mulut
Read more