Home / Pernikahan / Kubalas Hinaanmu, Mas! / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Kubalas Hinaanmu, Mas!: Chapter 171 - Chapter 180

195 Chapters

BAB 171 LAKI-LAKI YANG TAK DIHARAPKAN

LAKI-LAKI YANG TAK DIHARAPKAN “Rin, pada siapa aku harus bersandar setelah ini?” Kalimat Yovan menyadarkan wanita yang sedang larut dalam laranya seorang diri. Arini mengusap air matanya dengan tisu yang dia genggam. “Aku harus seperti apa sementara penunjuk arahku sudah pergi secepat ini?”Arini menangkupkan telapak tangan di wajahnya. Dia dan Yovan sama-sama kehilangan saat ini. Tak tahu harus seperti apa menatap hari esok tanpa wanita yang tiap hari selalu membuat hangat rumah besar itu. “Mas, kita pulang. Mas istirahat. Dari semalam Mas belum tidur sama sekali. Aku khawatir dengan kesehatanmu.” Arini tak segan-segan menunjukkan kekhawatirannya. Sekilas Arini melihat kristal bening itu mengalir di hidung Yovan yang bangir. Laki-laki itu secepatnya menghapus jejak kesedihan itu. “Bayangkan bagaimana sedihnya Mama melihat putra satu-satunya sehancur ini di hadapan dirinya. Mama akan sedih, Mas. Tak ada yang bisa kita lakukan selain berpasrah pada Allah. Kita serahkan padaNYA san
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

BAB 172 PENGHIANATAN AYAH YOVAN

Yovan menarik napas panjang. Lelaki itu berusaha mengendalikan emosi melihat mata bening Arini yang berembun. Andai tidak ada istrinya di sini, bisa dipastikan dia sudah menghajar habis-habisan lelaki tidak tahu diri yang mendadak hadir di pemakaman mamanya.“Kita pulang.”Yovan mengangguk saat untuk kesekian kali suara Arini kembali mengajaknya pulang. Dia menunduk dan membiarkan Arini menggenggam tangannya. Mereka berlalu begitu saja dari hadapan lelaki yang tak diharapkan kehadirannya di sana.Tetes hujan pertama akhirnya turun tepat saat mereka keluar dari area pemakaman. Arini mengeratkan genggaman saat menyadari Yovan menoleh ke belakang. Disana, mereka melihat sosok lelaki yang sedang bersimpuh di makam Bu Ningrum."Kita pulang."Yovan menarik napas dalam-dalam. Dia kembali mengangguk. Andai menurutkan hati, ingin rasanya dia menyeret lelaki itu menjauh dari makam mamanya. Namun, suara lirih dan wajah sendu Arini membuatnya tak berkutik. Arini benar, Tuhan adalah hakim yang sea
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 173 KECEWA ARINI

KECEWA ARINI Yovan menautkan alis melihat Arini yang sibuk di dapur. Seminggu setelah kepergian Bu Ningrum, baru ini Yovan melihat dapur hidup kembali. Kemarin-kemarin mereka makan sisa katering untuk acara tahlilan mamanya, jadi tidak pernah masak.“Masak apa? Bisa?” Yovan duduk di meja. Dia memperhatikan masakan Arini. Capcay seafood dan fuyunghai dengan saos kental sudah tersedia di meja makan. Yovan menahan napas saat mengingat itu adalah makanan kesukaan Raline yang pada akhirnya juga menjadi menu favorite-nya.“Mas harus terbiasa dengan masakan ini, aku suka sekali.” Suara Raline yang riang bergema di kepala Yovan. Dia seakan tertarik ke masa itu dan bisa mencium aroma masakan mendiang istrinya. Yovan bahkan bisa merasakan hangat tubuh Raline saat dia memeluk istrinya yang sibuk menyiapkan makan dari belakang.“Mas suka apapun yang kamu masak, Yang. Jangankan makanan enak ini, rumput kaki gajah kamu goreng pun Mas akan habiskan.” Yovan menarik napas panjang saat teringat tawa r
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 174 GANGGUAN HENDRAWAN

GANGGUAN HENDRAWAN Arini melirik Yovan yang sedang duduk di ruang tengah. Lelaki itu tampak menautkan alis sambil menatap ponselnya. Sesekali, Yovan terlihat mengetikkan sesuatu disana. Arini akhirnya memilih menuju kamar Rafa setelah menyelesaikan pekerjaan di dapur.Wanita itu tersenyum melihat Rafa yang masih pulas. Waktu les masih satu jam lagi. Setelah menaikkan suhu pendingin ruangan karena terlalu dingin, Arini mencium kening Rafa dan meninggalkan kamar.Saat melewati ruang tengah, dia melihat Yovan masih dalam posisi semula. Arini yang hendak menyapa akhirnya mengurungkan niat saat ponsel Yovan berdering. Dia meneruskan langkah menuju kamar mereka.Disini, Yovan memijat keningnya pelan. Dia memang masih belum masuk kantor pasca tujuh hari kepergian mamanya. Rencananya, lusa Yovan mulai beraktivitas seperti biasa. Namun, pesan dari Danu tadi membuatnya pusing seketika. Lelaki itu langsung menarik napas lega saat Danu mengangkat telepon darinya.“Bagaimana?” Yovan langsung bert
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 175 PERTANYAAN RAFA

Arini tertegun saat memasuki kamar. Wanita itu duduk di kasur yang hampir dua tahun ini dia tiduri setiap malam. Saat matanya tertuju pada lemari pakaian Raline, hatinya terasa nyeri. Lemari kayu dengan ukiran mewah yang tidak pernah dia sentuh sedikitpun."Arini … ada apa?" Arini menekan dada. Dia benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri. Jujur saja, kematian Bu Ningrum membuatnya sangat terpukul. Ketakutan demi ketakutan mulai muncul dalam pikiran.Wanita itu akhirnya merebahkan badan. Arini menatap langit-langit kamar. Inilah yang dia lakukan selama ini kalau sedang tidak bisa tidur malam hari. Menatap langit-langit kamar sampai matanya terasa perih hingga akhirnya tertidur karena kelelahan."Yovan …." Arini mendesah pelan. Hampir dua tahun terikat dalam pernikahan walau tidak seperti seharusnya membuat Arini merasa nyaman. Perlahan, dia menjadi terbiasa dengan kehadiran lelaki itu disekitarnya. Terlebih, Yovan sangat pandai mengambil hati Rafa.Kini, saat mertuanya sudah tia
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 176 PERMINTAAN KECIL RAFA

PERMINTAAN KECIL RAFA Arini mencium puncak kepala anaknya dengan perasaan yang tak menentu. Permintaan Rafa benar-benar membuat bibirnya berat sekali beralasan. Ditatapnya mata bening Rafa yang menatapnya penuh harap. Arini kembali mengembuskan napasnya yang berat.Dia tak tahu harus beralasan seperti apa. Tak mungkin terang-terangan langsung menolak anak itu.“Ma, kata Devano seru sekali tidur bertiga dengan Papa dan mamanya. Seru sekali, Ma. Rafa ingin tahu bagaimana rasanya. ”Arini merasa tenggorokannya tercekat. Setelah kepergian ibu mertuanya yang seringkali menanyakan keturunan, kini Rafa yang justru menginginkan hal yang juga di luar dugaan.“Kita tunggu Papa enggak sibuk ya, Sayang? Bahkan dia lelah sekali sampai ketiduran seperti itu. Rafa paham maksud Mama ‘kan?”Arini berharap sekali anaknya mengerti permintaannya. Perlahan-lahan anak laki-laki dengan pipi yang mulai menggembul itu mengangguk. Hal itu membuat senyum manis di wajah Arini terbit. Wanita itu memeluk anaknya
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 177 PESAN

PESANArini bercengkerama dengan Mbok Karti di dapur. Kedua wanita itu ngobrol panjang lebar membahas kebaikan Bu Ningrum semasa hidupnya. Keduanya memiliki porsi kehilangan masing-masing, meski rasa sakit di antara keduanya sama-sama membuat mereka terpukul.“Bahkan Ibu pernah memberikan Mas Yovan mie instan selama seharian penuh. Waktu itu sayur-sayuran yang diambil dari para petani busuk. Mobil yang dia sewa terjebak macet saat mengirim sayur-sayuran itu ke kota. Bukan untung malah buntung. Petani nggak mau tahu, mereka tahunya barang mereka dibeli. Alhasil Ibu harus nombok,” ucap Mbok Karti sambil tangan keriputnya menyusut air mata yang menggenang di sudut mata tuanya.“Mas Yovan itu susah sekali makan, Mbak. Ibu seringkali kewalahan menghadapi dia yang susah sekali masuk makanan ke dalam mulutnya. Rasanya hampir mau menangis tiap kali membujuk dia untuk membuka mulut.”Arini yang baru mengenal mertuanya selama kurang lebih tiga tahun saja sudah merasa kehilangan sekali, apalagi
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 178 MAAF YOVAN

MAAF YOVAN“Itu Mama,” ucap Rafa sambil menunjuk kea rah pintu kamar dimana Arini berdiri saat ini. Matanya menatap kedua laki-laki beda usia di depannya dengan raut penuh kebingungan. Bantal yang terletak tidak beraturan, selimut yang sudah tergeletak di atas lantai, dan sprei yang bahkan sudah terlepas dari tempatnya.“Seru, Ma. Rafa dan Papa sedang war,” lanjut anak itu tanpa raut bersalah sedikit pun. Begitu pula Yovan. Senyum di wajahnya menunjukkan seolah apa yang mereka lakukan terhadap tempat tidur Arini tak membuatnya khawatir sedikit pun.“Sini, Ma.” Rafa menarik tangan ibunya hingga wanita itu pasrah duduk di kasur yang sama dengan keduanya. “Papa jago sekali main perang bantal.”“Rafa, sudah jam Sembilan. Kita tidur. Besok tidak ada yang bangun kesiangan dan ketinggalan sholat subuh,” ucap Arini tegas. Dia melirik ke arah Yovan. Dia butuh laki-laki itu untuk mempertegas perintahnya pada Rafa.“Betul, kamu pipis dulu, Jagoan! Besok kita war lagi sebelum tidur.” Tawa keduany
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 179 PERMINTAAN YOVAN

PERMINTAAN YOVAN Rasanya lega sekali pasca Yovan meminta maaf pada wanita itu. Yovan sadar sekali apa yang dia lakukan pada Arini sungguh kekanakan. Bahkan dia tak menghargai jerih payah wanita itu demi menghidangkan makanan untuknya. Rasa bersalahnya kian memuncak saat Arini memperlihatkan wajah yang begitu kecewa. Biasanya Arini pandai sekali menyimpan apa yang dia rasakan sebenarnya.“Rin?” Yovan menyebut nama istrinya. Arini segera menutup matanya. Dia sudah tak bisa menanggapi apapun lagi perkataan Yovan. Dia takut sekali laki-laki itu akan dengan mudah menebak bagaimana perasaan wanita itu sebenarnya.“Aku tahu kau belum tidur.”Arini diam. Dia tidak ingin terpancing dengan kalimat Yovan sama sekali. Dia takut terjebak lebih dalam pada perasaan yang tak jelas muaranya. Bahkan perpisahan yang mungkin sekali akan terjadi membuatnya tak ingin bermain-main dengan hatinya sendiri.Dia lebih suka mengingat-ingat bayangan pertemuan pertamanya dengan Yovan. Laki-laki angkuh itu bahkan
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

BAB 180 PENYESALAN SIA-SIA

PENYESALAN SIA-SIAYuda mengembuskan napas kasar setelah membaca postingan di salah satu grup alumni. Lelaki itu akhirnya meletakkan ponsel dan memijit kening perlahan. Dia melirik jam di ponsel, masih ada lima belas menit lagi sampai waktu istirahat selesai.Lelaki berkemeja biru itu melirik setumpuk dokumen di hadapannya. Sudah hampir dua bulan dia bekerja lagi sebagai staff bagian HRD di salah satu perusahaan temannya saat kuliah. Waktu reuni kemarin, Yuda akhirnya menceritakan dia yang sedang mencari pekerjaan. Namun, karena dia mendapat paklaring dengan catatan buruk dari perusahaan sebelumnya, Yuda harus memulai semua dari bawah lagi.Rino, teman Yuda itu tahu kemampuan Yuda. Namun, melihat catatan di paklaring dia tidak bisa memberi rekomendasi tinggi. Yuda akhirnya menerima pekerjaan itu, walau gajinya jauh dari sebelumnya dia tidak keberatan. Daripada terus menganggur, pikirnya. Lagi pula, kalau dia bisa menunjukkan kinerja dengan baik, nanti juga karirnya akan menanjak denga
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status