All Chapters of Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Chapter 71 - Chapter 80

138 Chapters

Kekasih Pura-Pura

Menjadikan kedua telapak tangannya menjadi bantalan kepala, Tania tidur miring dengan tatapan matanya pada Xander yang berbaring di sebelahnya. Saat Tania membuka mata, Xander masih ada di kamarnya. Tidur di ranjang yang sama dengannya. Lelaki itu menemaninya semalaman. Sedangkan lampu sekarang terlihat sudah menyala. Tania tersenyum memandang wajah Xander yang sangat tenang dalam tidurnya. Wanita itu menarik satu tangannya. Lalu jemarinya bergerak menyusuri wajah Xander. Bergerak dengan pelan karena takut membangunkan lelaki itu. Tapi gerakan kecilnya sudah cukup untuk membuat Xander membuka mata.Xander menatap Tania. Tania sedikit terkejut. Ingin menjauhkan tangannya ketika Xander menahannya. Membiarkannya tetap berada di pipinya. Bola matanya menatap Tania lamat.Tania langsung bangun. Membuang wajah gugup. Xander merentangkan kedua tangannya ke atas. Lalu ikut bangun dari posisi berbaringnya."Kau di sini sejak semalam?" Tania bertanya seolah tidak tahu. "Hm. Karena kau terus
Read more

Kacau Karena Xander

"Apa yang kau lakukan di sini?" Jonathan bertanya pada Xander yang duduk dengan santai di kursinya padahal belum diizinkan untuk bisa bergabung atau tidak. Ia merasa rencananya tidak akan berjalan lancar dengan kehadiran Xander."Bertemu dengan klien," jawab Xander. Tania menoleh ke sekitar. Tidak melihat seseorang yang bisa disebut sebagai rekan bisnis Xander. Hanya ada beberapa pasangan anak muda di sini. Dia pasti bertemu dengan Sera. Dan Tania merasa kesal karena itu. Padahal itu hak Xander bertemu dengan siapa saja. Sekali lagi, ia bukan siapa-siapa."Kau bertemu dengan klien di restoran ini?" tanya Jonathan lagi. Tapi sebelum Xander menjawab, ia melanjutkan perkataannya. "Jadi pasti sudah makan juga kan di sini? Apa sebaiknya kau tidak langsung pulang saja, X?"Ibu Jonathan menyenggol kaki putranya yang ada di bawah meja. Mengisyaratkannya untuk tidak berkata sembarangan. "Kita sedang membahas masalah keluarga, Mom. Jadi Xander sepertinya tidak ada kepentingannya dengan ini,"
Read more

Perasaan yang Terbalas

"Aku menyukaimu. Dan karena itu, aku sengaja menjelekkanmu di depan ibunya. Dengan begitu Jonathan tidak akan memiliki kesempatan untuk mendekatimu lagi, karena ibunya yang tidak akan setuju." Xander mengulang pernyataan sukanya, sekaligus memberikan alasan untuk hinaan yang diucapkannya.Tania tidak memberikan balasan. Matanya masih mengeluarkan bulir bening, meski tidak disertai dengan isakan lagi. Wanita itu menatap Xander rumit, sebelum kemudian melangkah mundur untuk menutup pintu kamarnya. Sayangnya Xander menahan pintu itu dengan tangannya."Aku berkata aku menyukaimu, Lea. Dan hanya seperti ini reaksimu?" Xander menaikkan alis heran."Lalu, harus bagaimana? Aku tidak mungkin senang hanya karena pernyataan yang tidak serius itu kan?""Tidak serius?" Xander terkekeh. Semakin heran. Ia sudah dengan gamblang menunjukkan perasaannya pada Tania, dan dia bisa berkata ia tidak serius mengatakannya? "Kau menyukai seseorang. Dan itu bukan aku," ucap Tania. "Aku bisa melihatnya. Kau mas
Read more

Akan Kehilangan?

Tania meletakkan dua wadah berisi makanan anjing di depan kedua anjingnya. Karena tidak bisa jongkok, wanita itu meletakkan kedua lututnya di lantai. Memperhatikan kedua anjingnya makan."Molly, kau tidak boleh serakah. Makan punyamu sendiri." Tania mengangkat Molly dan meletakkannya di depan wadah makanannya sendiri, karena anjing itu memakan makanan dari wadah Milo."Ish! Kau ini tidak mau dengar." Tania berdecak karena Molly yang kembali berulah. Ia mengangkat anjing itu lagi dan mengembalikannya ke tempatnya. Padahal di wadahnya sendiri makanannya belum habis."Lea, kenapa kau masih mengurusi anjing-anjing jelek itu?!" Dari arah tangga, Xander berseru kesal. Sebelumnya ia sudah menyuruh wanita itu untuk bersiap-siap. Tapi dia ternyata tidak mendengarkan."Aku sudah bilang tidak mau ikut," ucap Tania setelah Xander berdiri di depannya. Raut wajahnya meminta pengertian."Tapi aku ingin kau ikut. Jadi kau harus tetap ikut," balas Xander tidak mau dibantah.Tania mengerucutkan bibirny
Read more

Ancaman Xander

Kelopak mata Tania yang tertutup perlahan terbuka. Mengernyit, dia menetralkan cahaya yang masuk pada sepasang mata hazelnya. Setelah mendapat kesadaran sepenuhnya, wanita itu melirik ke sekitar. Lalu terdiam. Berpikir, menyusun kembali ingatan tentang kejadian sebelum ia pingsan.Tania refleks menyentuh perutnya saat ingatan itu telah didapatkannya. Wanita itu menghela napas lega. Menyadari jika bayinya baik-baik saja. Dia masih berada di dalam perutnya.Kedua tangan Tania bertopang pada sisi ranjang. Mencoba bangun. Namun rasa nyeri di perutnya langsung terasa saat ia bergerak. Tania meringis."Kau sudah sadar? Kenapa bangun?" Xander yang muncul dari balik pintu bergegas menghampiri Tania untuk membantu wanita itu berbaring kembali. Lalu menarik kursi ke sebelah ranjangnya. "Mau minum?" tanyanya.Anggukan pelan Tania yang lantas membuat Xander membantunya untuk minum. Tania meneguk sedikit air dalam gelas itu, hanya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Xander meletak
Read more

Kakak? No!

"Ayo, buka mulutmu lagi."Tania menggeleng ketika Angeline berniat menyuapkan sesendok bubur lagi ke mulutnya. "Aku sudah kenyang.""Kau baru makan satu sendok. Bagaimana mungkin sudah kenyang? Ayo makan lagi." "Sudah kenyang, Mommy." Tania menggeleng lagi. Tetap menolak. Ia tidak bisa makan bubur yang disediakan rumah sakit. Hambar dan tawar. Rasanya ia ingin muntah."Tania–""Ada apa ini?" Xander yang baru muncul dari pintu bertanya."Kebetulan kau sudah datang. Ini, coba bujuk dia untuk makan. Mommy baru menyuapinya satu sendok, tapi sudah kenyang katanya," ucap Angeline sembari memberikan mangkuk berisi bibir yang dibawanya pada Xander. "Paksa saja jika tidak mau. Mommy mau menelepon Daddy sebentar." Lalu Angeline keluar.Xander mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Meletakkannya di atas nakas. Kemudian duduk di kursi yang sebelumnya ditempati Angeline. Lalu menyendok bubur dan mengarahkannya ke mulut Tania. "Buka mulut.""Kau dari mana?" Tania bertanya. Sesendok bubur yang
Read more

Menjaga

"Pembangunan resort di Bali sudah mencapai sekitar sembilan puluh persen, Tuan. Sebentar lagi akan dirampungkan."Xander mengangguk. "Laporkan setiap perkembangannya padaku. Aku ingin semuanya berjalan dengan sesuai," ucapnya menanggapi penjelasan Christian. Tetapi pandangannya tidak mengarah pada asisten pribadinya itu.Xander berdiri didekat pintu. Bersama dengan Christian membicarakan masalah pekerjaan. Tapi perhatiannya teralihkan ke tempat lain. Pada Tania yang sedang menjalankan pemeriksaan terakhir sebelum pulang. Dia sudah bisa pulang hari ini.Dahi Xander mengerut melihat dokter yang memeriksa Tania itu sempat menepuk-nepuk kepalanya, dan wanita itu memberikan senyuman padanya."Baik, Tuan. Saya akan melaporkan semuanya pada Anda." Christian memberikan balasan untuk perkataan Xander. "Lalu untuk pembangunan–""Nanti saja." Xander memotong perkataan Christian. Ia tidak ingin lagi mendengar penjelasannya. Matanya menyipit tidak suka. Kakinya melangkah ke arah ranjang. Berdiri d
Read more

Menggunakan Kesempatan

Tania keluar dari bathtub. Mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Setelah berendam beberapa lama dengan air hangat yang dicampur dengan wewangian yang entah apa namanya, ia merasa lebih segar. Rasa lelah dan lemas yang dirasakannya seolah hilang terbawa air.Tania merasa rileks. Namun tidak benar-benar rileks, karena masih harus memikirkan bagaimana caranya ia keluar dari kamar mandi.Tania sudah sangat gugup ketika Xander menyuruhnya mandi tadi. Dengan lelaki itu yang ikut serta. Ingin membantu dirinya mandi. Khawatir jika wanita itu bertindak ceroboh lagi di kamar mandi. Tania jelas tidak mau. Meski sudah bukan pertama kalinya Xander melihat tubuh telanjangnya, itu tetap tidak akan menghilangkan rasa malunya.Syukurlah Xander mau membiarkan Tania mandi sendiri. Dan ia sudah selesai mandi sekarang. Sayangnya lupa tidak membawa pakaian. Biasanya, ia memakai pakaiannya di luar, karena khawatir akan basah jika membawanya ke kamar mandi. Selain itu, hanya ada dirinya sendiri di da
Read more

Siapa Perempuan Itu?

Xander memasuki pintu utama mansion. Sudah cukup larut ketika ia pulang. Padahal rencananya berada di kantor hanya sebentar, tapi urusannya baru terselesaikan sekarang. "Lea sudah tidur?" tanya Xander sembari melepas jas yang melekat ditubuhnya, dan langsung memberikannya pada pelayan yang memang sudah menunggu di depan pintu."Sudah, Tuan.""Apa saja yang dilakukannya seharian ini?" "Sesuai perintah Anda, Nona Tania hanya beristirahat di kamar, Tuan. Namun tadi sempat mengeluh perutnya sakit."Xander yang berjalan di depan pelayan yang mengikutinya di belakang, langsung berhenti. Berdecak, ia menatap pelayan itu kesal. "Kenapa tidak memberitahukannya padaku? Aku sudah mengatakan sebelumnya bukan? Beritahu aku jika terjadi sesuatu padanya."Pelayan itu menunduk. "Maaf, Tuan. Nona Tania yang melarang memberitahu Anda," ucapnya takut-takut. "Tadi Lyla mengompres perutnya dengan air panas, dan Nona Tania sudah merasa lebih baik."Tanpa memberikan balasan, Xander berlalu. Melangkah leba
Read more

Alexa

"Selamat pagi, Nona. Saya membawakan sarapan untuk Anda." Seorang pelayan membawa nampan berisi sarapan untuk Tania.Tania yang tampak segar, karena baru selesai mandi mengernyit. "Kenapa dibawa ke sini?" tanyanya, karena sebelumnya ia selalu sarapan di ruang makan."Tuan meminta saya mengantarkan sarapan Nona ke kamar. Jadi Nona tidak perlu turun ke ruang makan."Tania mengedip lambat. Apa untuk makan saja ia tidak boleh keluar? Tania sudah sembuh. "Di mana Xander?" tanyanya. Sejak Xander keluar dari kamar tadi, lelaki itu tidak terlihat hingga kini. Tania dibiarkan sendirian di dalam kamar. "Tuan sedang sarapan di ruang makan, Nona. Bersama dengan Nona Alexa."Alexa? Perempuan yang tadi? "Siapa...Alexa?" tanya Tania menyuarakan rasa penasarannya."Nona tidak tahu? Nona Alexa adalah seorang model terkenal. Suatu keberuntungan bisa melihatnya di sini," jelas pelayan itu antusias.Tania menekuk bibir tidak kentara. Perkataan pelayan tidak menjelaskan apa yang ingin diketahuinya. Ia i
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status