All Chapters of Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Chapter 81 - Chapter 90

138 Chapters

Hanya Sepupu

Tania mengambil satu majalah lagi di atas nakas. Foto Alexa kembali muncul di cover majalah yang diambilnya itu. Sebelumnya Tania sudah mengumpulkan majalah-majalah yang ada di mansion. Penasaran ingin tahu seterkenal apa Alexa. Salah satu pelayan berkata jika Alexa adalah seorang model terkenal. Dan sepertinya memang benar. Kebanyakan majalah terkenal yang sudah dilihatnya menampilkan foto wanita itu di halaman paling depan.Tania tidak pernah membaca majalah, karena itu ia tidak tahu siapa Alexa. Tapi ia akui, Alexa sangat cocok dengan pekerjaannya itu. Dia sangat cantik dan memiliki bentuk tubuh yang bagus. Sangat cocok jika bersanding dengan Xander. Benar-benar serasi. Berbeda jika disandingkan dengan dirinya.Tania mengamati jari-jarinya yang semuanya memiliki ukuran sama. Membengkak. Apa namanya? Body goals? Itu tidak ada sama sekali pada tubuhnya. Mereka akan menjadi angka sepuluh jika ia dan Xander disandingkan. Tidak cocok sama sekali. Tania menghela napas panjang."Permisi,
Read more

Benarkah Pelampiasan?

"Aku merindukan Mommy." Tania merengek. Menatap wajah Angeline di layar dengan bibir menekuk.["Sepertinya baru kemarin Mommy pergi. Tapi kau sudah merindukan Mommy."] Angeline menanggapi. Terlihat dari layar dia tersenyum geli.Tania mengangguk dengan wajah melas.Mereka sedang melakukan video call saat ini, dan Tania merengek karena merindukan Angeline.["Salah siapa tidak mau ikut ketika Mommy ajak."]"Nanti Xander sendirian di sini," gumam Tania.Sebelumnya Angeline sudah mengajak Tania untuk ikut bersamanya sebelum pergi. Tania ingin sekali ikut. Tapi di sisi lain dia juga tidak mau meninggalkan Xander.["Lagipula dia juga tidak akan setuju jika Mommy mengajakmu,"] komentar Angeline, karena Xander sudah lengket pada Tania. Dia tidak mungkin mengizinkannya pergi.["Ngomong-ngomong di mana Xander?"]"Sedang berkuda bersama Alexa," jawab Tania. Ia mengambil remote di meja sebelah televisi, kemudian duduk di sofa. Lalu menyalakan televisinya.["Alexa? Dia ada di sana?"]Tania mengang
Read more

Mobil yang Menjadi Masalah

Lamborghini merah Xander berhenti di depan Katedral St. John. Salah satu gereja terbesar di dunia. Xander membuka pintu mobilnya, dan meraih tangan Tania keluar.Tania menatap bangunan besar dan tinggi di depannya. "Untuk apa kita kemari?" tanyanya penasaran. Tapi Xander tidak memberikan jawaban.Xander menggandeng tangan Tania. Membawa masuk ke dalam. Melewati kursi-kursi kosong di sebelah kanan dan kiri. Lalu berhenti di depan altar. Hanya ada mereka berdua di sana."Aku menebak, selama ini kau masih meragukan perasaanku bukan?" Xander manatap Tania. Ia tidak membutuhkan jawaban dari pertanyaannya, karena itu Xander lanjut berbicara. "Karena itu, kau bisa memastikannya sendiri sekarang."Tania mengernyit. Tidak paham.Xander menghadap ke arah altar. Kemudian menunduk dengan kedua tangan disatukan. "Di tempat ini, aku berjanji di hadapan Tuhan, bahwa sekarang dan selamanya aku hanya akan mencintai Tania Ghrestaleea," ucapnya dengan kesungguhan di mata. "Hanya dia."Tania terkesiap. I
Read more

Pasar Malam

Tania duduk di meja rias dengan posisi menghadap ke samping. Dia bertopang dagu dengan siku yang diletakkan di sandaran kursi. Memandang Xander yang tengah duduk didekat jendela, dengan laptop di hadapannya.Untuk beberapa saat, Tania tidak bisa mengalihkan pandangnya. Melihat bagaimana rambut hitam Xander bergerak karena tertiup angin, kacamata bening yang bertengger di hidung mancungnya, dan mata tajamnya yang fokus menatap layar laptop. Entah bagaimana Xander membuat hal itu terlihat sangat indah. Lalu kemudian Tania mendengus sebal. Ia beranjak dari kursi dan berjalan keluar kamar. Sekali lagi menyempatkan melihat Xander yang kali ini dengan tatapan kesalnya. Lelaki itu tidak berbicara padanya sama sekali sejak mereka kembali. Dia sepertinya benar-benar marah. Hanya karena masalah kecil? Xander mengangkat kepalanya. Melirik ke arah pintu setelah mendengar suara pintu ditutup. Ia menggeleng dengan senyuman geli.Xander menyadari Tania sejak tadi memperhatikannya. Wanita itu sebel
Read more

Pergi Bersama Alexa

Tania berdiri di ambang pintu. Menatap Xander hingga menghilang bersama helikopternya yang mulai mengangkasa. Lalu ia berbalik, berniat kembali ke kamarnya ketika tiba-tiba dikejutkan dengan Alexa yang berdiri di belakangnya."Ada...apa?" Tania bertanya, karena Alexa menatapnya tanpa ia tahu maksudnya."Ayo ikut aku," ucap Alexa tanpa berniat menjelaskan lebih. Dia berjalan melewati Tania. Lalu berhenti ketika wanita itu tidak mengikuti. Alexa berbalik, dan Tania masih berada di tempatnya. Tidak bergerak sama sekali. "Kau tidak dengar ucapanku ya? Cepatlah, aku bisa terlambat!" serunya.Tania langsung menghampiri Alexa yang sudah berada di teras mansion. Berlari kecil. "Kita mau ke mana?" tanyanya."Ikut saja. Tidak usah banyak tanya," jawab Alexa tidak terlalu memperdulikan pertanyaan Tania."Tapi...." Tania tampak ragu. Ia memperhatikan daster rumahan yang dikenakannya. "Boleh aku ganti pakaian sebentar? Aku juga belum meminta izin pada Xander." Xander sedang ada urusan pekerjaan di
Read more

Bercanda dan Serius

Alexa tidak menyukai semua perempuan yang pernah dekat dengan Xander. Ia bisa menilai dengan jelas karakter mereka, dan tidak ada yang benar-benar baik. Seperti Sera. Tapi berbeda dengan Tania.Alexa tidak menyukai Tania. Karena dia lebih banyak mengambil perhatian Xander, yang membuatnya merasa iri. Tapi dia lebih baik dari Sera. Sifat lugu dan polosnya tidak dibuat-buat. Selain itu, karena Tania adalah anak dari Angeline. Ketika masih tinggal di Amerika saat kecil dulu, ia sangat dekat dengannya. Dia baik, penyayang, penyabar. Intinya yang baik-baik untuk Angeline. Jadi, sifat Tania menurutnya juga tidak akan jauh berbeda dengan ibunya."Alexa?"Panggilan Tania membuat Alexa yang sempat melamun tersadar. "Apa?" tanyanya, tetap tidak bisa menghilangkan nada ketus di suaranya."Ada banyak yang masih mau dibeli? Aku sudah lelah," ucap Tania, akhirnya mengatakannya karena ia sudah merasa lelah untuk terus berputar-putar di dalam pusat perbelanjaan ini.Pemotretan Alexa sudah selesai. Ta
Read more

Terciduk

Xander membuka pintu kamarnya, namun tidak melihat keberadaan Tania di dalam. "Di mana Lea?" tanyanya pada pelayan yang berdiri di samping pintu. "Nona ada di kamar Nona Alexa, Tuan."Xander mengernyit. Menatap arloji di pergelangan tangannya. Kemudian masuk ke dalam kamar untuk bersih-bersih terlebih dulu. Dia baru saja pulang. Lalu setelah itu dia pergi ke kamar Alexa. Mengetuk pintu kamar Alexa, Xander kemudian membukanya. Pandangannya langsung mengarah pada ranjang. Tania tertidur di sana dengan posisi menghadap ke arah pintu. Lalu Alexa, dia sedang duduk di depan meja rias. Sibuk melakukan sesuatu dengan wajahnya."Kau sudah pulang?" Alexa yang menyadari kehadiran Xander bertanya. Dia hanya menoleh sekilas dan kembali membersihkan wajahnya dengan cairan pembersih wajah sebelum tidur."Lea kenapa tidur di sini?" Xander bertanya. Tanpa menjawab pertanyaan Alexa, dia berjalan ke arah ranjang. "Tadi kami bermain, dan dia ketiduran," jawab Alexa. Setelah menunjukkan barang-barang y
Read more

Gembok Cinta

"Ck. Sudah aku bilang jangan berlari." Xander berdecak, disusul dengan gerakan menarik tangan Tania ke arahnya. Wanita itu tidak bisa berjalan dengan tenang di sisinya. Seperti ingin berlari saja.Tania menyengir. Ia terlalu senang Xander mengajaknya jalan-jalan. Tania langsung bersiap-siap saat lelaki itu berkata ingin mengajaknya ke suatu tempat. Dan disinilah mereka.Brooklyn Bridge, salah satu jembatan gantung tertua di Amerika Serikat dan jembatan pertama yang membentang di atas East River, New York City. Xander sengaja membawanya di pagi hari, karena tidak banyak orang di waktu seperti ini. Tangan Tania yang digenggam oleh Xander diayun-ayunkan ke depan belakang. Sembari memandang sekitar penuh antusias.Tania berhenti di pinggir jembatan. Memandangi keindahan yang disuguhkan dari atas sana. Pesona Manhattan dengan deretan gedung pencakar langit yang menawan bisa Tania lihat dari tempat ini. Kabel-kabel bajanya yang menjuntai indah, dan jangan lupakan menara jembatan yang berdi
Read more

Penghinaan dan Pembalasan

Alexa menggamit lengan Xander memasuki ballroom hotel. Dengan gaun pesta yang cantik dan anggun, serasi dengan kemeja yang dikenakan Xander. Jika orang-orang tidak tahu bahwa Alexa adalah sepupu Xander, mereka pasti berpikir jika wanita itu adalah pasangannya."Berhenti menempeli ku, Al." Xander menarik lengannya dari Alexa. Mereka sudah sampai di tempat acara. Menemui si pemilik acara. Tapi Alexa masih terus mengikutinya. "Aku tidak mengenal siapapun di sini," balas Alexa cuek. Ia akan dipikir orang hilang jika berdiri sendirian di tempat ramai ini. Jadi lebih baik mengikuti Xander. Jika tahu seperti ini, Alexa tidak mau ikut saja tadi."Mr. Artadewa."Xander menoleh. Thomas Kendrick–menteri pertahanan Italia datang menghampirinya. Xander memberikan senyum samar dan menjabat tangannya. "Bagaimana kabarmu, Sir?" tanya Xander mencoba berbasa-basi, meski sebenarnya itu bukan keahliannya sama sekali."Seperti yang kau lihat. Sangat baik," jawab Thomas dengan kekehan renyahnya. Dia lalu
Read more

Percaya Karena Berbeda

"Aku pulang dulu ya?"Bibir Aaron menekuk ke bawah. Tanda jika dia masih belum ingin Tania pergi. Tania menepuk kepalanya pelan. "Aku harus pulang sekarang. Tapi aku akan datang lagi besok. Ok?" Xander tidak tahu jika ia pergi. Karena itu ia harus pulang sebelum lelaki itu kembali.Tadi Jonathan menelepon Tania. Tapi yang didengarnya adalah suara Aaron. Dia meminta dirinya datang ke rumah sakit. Menjenguknya yang sedang sakit. Karena itu Tania di sini. Di rumah sakit Jonathan."Tidak apa-apa. Pulanglah," ucap Jonathan. Aaron masih terlihat tidak terima. "Tidak apa-apa?"Jonathan mengangguk. Ia yang tidak enak, karena Tania harus ke sini. Aaron sebelumnya meminjam ponselnya yang ia pikir untuk bermain. Tapi ternyata dia menelepon Tania.Tania melambaikan tangan. Tersenyum pada Aaron yang tampak cemberut. Sebenarnya ia juga masih ingin di sini. Tapi sayangnya ia belum izin pada Xander.Tania keluar dari ruangan rawat Aaron. Menoleh ke samping, pada Christian yang menunggunya di kursi
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status