Semua Bab Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Bab 101 - Bab 110

138 Bab

Pemaksa

Tania mengedip-ngedipkan matanya, lalu kembali fokus pada layar besar di depannya. Mata wanita itu sayu. "Kau mengantuk?" tanya Arthur yang duduk di sebelah Tania. Ia memperhatikan wanita itu dari samping. Tania menggeleng. Meski sebenarnya memang sudah mengantuk, tapi berusaha ditahannya, karena tidak ingin terlewatkan cerita dari film yang sedang ditontonnya.Tania melebarkan matanya. Berusaha tidak memejamkan mata."Lihat, matamu merah. Kau sudah mengantuk. Cepat pergi tidur," suruh Arthur. Dia berdiri, lalu menarik tangan Tania agar berdiri."Aku tidak mengantuk," ucap Tania. Mempertahankan tubuhnya di sofa. Arthur memelototi Tania, karena wanita itu yang tidak mau menurutinya. Ia bersiap untuk mengomel ketika tubuhnya terdorong ke samping. Xander menggeser tubuh lelaki itu. Menggantikan tempatnya berdiri di depan Tania, sebelum kemudian mengangkatnya dalam satu kali hentak.Tania berseru. Terkejut. "Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!" Xander tidak mendengarkan. Dia membawa
Baca selengkapnya

Menikah dengan Siapa?

"Kau bisa menungguku di sini," ucap Tania menunjuk kursi tunggu di depan ruang pemeriksaan. Mereka telah sampai di rumah sakit, dan wanita itu meminta Xander untuk menunggunya di sana."Apa aku berkata akan menunggu?"Tania sedikit terkejut, tapi tidak diperlihatkan. Sepertinya ia terlalu percaya diri. "Kau bisa langsung pulang jika sererti itu. Aku akan meminta supir Mommy untuk menjemputku nanti. Atau kalau tidak naik taksi–""Aku juga ingin melihatnya. Kenapa aku harus menunggu di sini?" Xander menyela perkataan Tania. Tania mengerutkan kening. "Kenapa kau mau melihat bayiku?""Yang kau maksud dengan bayimu itu juga bayiku. Aku berhak untuk melihatnya," tekan Xander, mengingatkan.Tania menggeleng. "Waktu itu kau meragukannya bukan? Kenapa tiba-tiba mengakuinya sekarang?" ucapnya sambil menyusul Xander yang sudah membuka pintu dan masuk ke dalam. "Xander!""Ada apa ini?" Seorang wanita dengan jas putih di tubuhnya, yang semula berdiri membelakangi pintu menoleh. "Dokter, bisakah
Baca selengkapnya

Undangan Pembuat Kesalahpahaman

Tania terkejut. Xander berteriak dengan tangan meninju kaca di sampingnya. Jika itu mobil murah, mungkin kacanya akan langsung pecah begitu saja. Namun apa yang dilakukan lelaki itu cukup untuk membuat tangannya terluka."Sekarang aku tahu kenapa kalian begitu dekat. Kau akan menikah dengannya?" geram Xander. Menatap Tania dengan rahang mengeras."Apa yang kau bicarakan?" tanya Tania pelan. Dia bergerak menjauh. Duduk beringsut ke pojokan. Xander terlihat marah. Tania takut.Xander mendengus sinis. Wanita ini bermain rahasia dengannya atau apa? Jika ia tidak melihat pesan Tania, mungkin ia tidak akan pernah tahu. Lelaki itu. Arthur. Dia mengirim pesan pada Tania. Gambar sebuah undangan dengan kata-kata meminta pendapat mengenai desainnya. Tapi bukan karena itu Xander semarah ini. Nama yang tertera dalam undangan yang membuatnya marah.Arthur dan Tania. Nama yang tertulis dalam undangan pernikahan itu. Dengan tanggal pernikahan kurang dari dua minggu lagi. Maksudnya apa?"Undangan itu
Baca selengkapnya

Usaha untuk Mendapatkan Sesuatu

Xander memasukkan nama Arthur–yang entah siapa nama lengkapnya, ia tidak tahu–ke kolom pencarian. Lalu orang-orang yang memiliki nama Arthur muncul satu per satu. Arthur Giordano. Profilnya muncul di bagian teratas. Ternyata dia yang Xander cari. Seorang pengusaha batu bara dengan uangnya yang tidak berseri. Satu dari banyak kalimat yang tertulis di sana.Xander mengernyit. Apa karena ini Tania ingin menikah dengannya? Tapi tidak mungkin. Tania bukan perempuan yang akan menikah, karena kekayaan seseorang. Lagipula Arthur juga tidak seterkenal itu–karena ia saja tidak mengenal namanya.Xander berdecak. Melempar ponselnya ke sofa di sampingnya. Lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Memejamkan matanya.Apapun yang terjadi, Xander tidak akan membiarkan Tania menikah dengan laki-laki selain dirinya. Wanita itu hanya miliknya. Tidak boleh untuk yang lain.Xander menegakkan tubuh saat mendengar suara langkah kaki di sertai suara dari mommynya. Lelaki itu menoleh ke belakang. Mommy
Baca selengkapnya

Tidur Nyaman

Tania berjalan di sekitar ranjang sambil memukul-mukuli bagian pinggangnya dengan kepalan tangannya. Hari sudah larut malam saat ia terbangun karena rasa tidak nyaman di tubuhnya. Punggungnya terasa nyeri.Karena pijatan tangan mungilnya tidak membantu banyak, Tania kemudian keluar dari kamar. Berniat mengompresnya dengan air dingin. Ini yang biasa dilakukan mommynya ketika punggungnya terasa sakit. Tapi mommynya pasti sudah tidur sekarang. Ia tidak ingin mengganggu. Tania bisa melakukannya sendiri.Tania mengambil ice bag compress. Lalu pergi ke dapur untuk mengambil air es. Dia menyalakan lampu dapur, dan terkejut melihat Xander ada di dalam sana. Kenapa dia duduk dalam kegelapan?"Kenapa belum tidur?" Xander bertanya. Ia meletakkan gelas berisi air yang tersisa setengah ke meja."Terbangun," jawab Tania menyerupai gumaman. Sepertinya rencananya untuk mengambil air dingin harus diurungkan, karena ada Xander. Lelaki itu berada didekat lemari pendingin."Kau lapar?" Xander bertanya la
Baca selengkapnya

Menyesal?

Tania menyentuh bibir bawahnya, sambil mengingat kembali perkataan Xander."I really love you, Lea. Sorry for hurting you." Xander berbisik di telinganya. Lalu memberikan kecupan di bibirnya. Setelah itu dia berjongkok di depannya. Mencium perutnya lama dengan tatapan menyesal. "And hurting you too," lanjutnya.Tania sangat yakin itu bukan mimpi. Ia membuka matanya saat itu. Meski hanya sedikit dan tidak sepenuhnya sadar. Tania bahkan masih merasakan tubuhnya melayang, sebelum dibaringkan di tempat yang nyaman. Alih-alih terbangun di sofa kamar Xander, ia sudah berada di kamarnya sendiri.Berarti memang Xander yang menggendongnya ke kamarnya bukan? Dan dia memang berkata seperti itu. Bukan mimpi atau halusinasinya. Jika benar adanya, apakah benar Xander menyesal? Dia menyesal sudah menyakitinya. Menyesal tidak mengakui bayinya sendiri. Tapi kenapa Xander malah pergi? Haruskah Tania menghubunginya?Tania tersentak. Lamunannya seketika buyar karena suara dering ponselnya. Terdapat pang
Baca selengkapnya

Bisa Menikah

Tania menatap ponselnya yang layar sudah berubah warna hitam. Kecewa. Xander memutus panggilannya begitu saja. Sementara masih banyak yang ingin ia tanyakan. Mungkin Xander memang sudah tidak peduli padanya. Tania juga yang salah. Kenapa ia berharap lagi pada Xander. Hubungan mereka sudah berakhir. Tidak akan bisa diperbaiki lagi. "Permisi, Nona." Seorang pelayan masuk setelah mengetuk pintu Tania. "Nyonya Angeline memanggil Nona untuk ke kamarnya," ucapnya menyampaikan pesan Angeline.Tania mengangguk. Bangkit dari posisi duduknya di sofa, ia kemudian berjalan keluar. Ke kamar orang tuanya yang berada tidak jauh dari kamarnya."Mommy?" Tania membuka lebih lebar pintu kamar Angeline yang terbuka setengah. Melongokkan kepalanya ke dalam, ia kemudian masuk setelah Angeline melambaikan tangan padanya. Mengisyaratkan untuk masuk."Duduk di sini. Mommy akan memijat kakimu." Angeline meraih tangan Tania dan menghelanya duduk di tepi ranjang di sampingnya. Tania langsung menurut. Ia menai
Baca selengkapnya

Menculik

Tania menatap pantulan dirinya di cermin. Terlihat sangat cantik dengan dress floral yang dikenakannya. Rambutnya di sanggul di bagian bawah dengan diberi sedikit sisa rambut di pelipis kanan dan kiri untuk memberikan kesan messy hair. Sederhana, namun tampak elegan.Selesai dengan penampilannya, Tania kemudian keluar kamar. Berniat menghampiri orang tuanya di kamar mereka sebelum seorang pelayan menghentikan langkahnya."Maaf, Nona. Saya ingin memberitahukan jika mobil yang menjemput Anda sudah ada di depan."Tania tampak bingung. "Mobil siapa?" tanyanya. "Mobil orang suruhan Tuan Arthur, Nona," jawab si pelayan.Tania menjadi kesal. "Kenapa dia harus menjemput ku? Padahal aku bisa pergi sendiri," gerutunya. Hari ini Arthur akan menikah. Tapi dia masih sempat-sempatnya memikirkannya. Ia akan menghadiri pesta pernikahan bersama dengan orang tuanya."Mari, Nona. Saya antarkan Nona ke depan.""Sebentar. Mommy dan Daddy sepertinya belum siap. Aku akan memeriksanya.""Nona!" Pelayan itu
Baca selengkapnya

Hadiah Ulang Tahun

Tania menatap ke luar jendela pesawat. Pemandangan awan putih yang indah terlihat oleh matanya. Pesawat sudah lepas landas. Tania sudah tidak memiliki kesempatan untuk turun dan kabur dari Xander. Tidak masalah. Ia juga tidak akan melakukannya.Tania pasrah. Ia akan mengikuti keinginan Xander. Tania akan membiarkan semua berjalan apa adanya. Entah akan berakhir seperti apa. Untuk saat ini, Tania akan mengikuti alur yang ada.Tania tidak tahu Xander akan membawanya ke mana. Tapi ia akan mencoba percaya pada lelaki itu.Xander 'menculik'nya karena tidak ingin dia menikah dengan orang lain. Memangnya siapa yang akan Tania nikahi? Tanpa sadar Tania menarik sudut bibirnya. Tersenyum, merasa lucu.Arthur memang akan menikah dengan Tania. Bukan dengan Tania Ghrestaleea. Tapi Tania Alamanda. Dokter kandungannya. Tania mengenal Arthur karena ia mengenal dokter Tania. Lelaki itu sering datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan Dokter Tania, dan mereka bertemu di sana untuk pertama kalinya.A
Baca selengkapnya

Saling Menjahili

Xander berdiri di bawah pohon kelapa. Punggungnya disandarkan ke pohon dengan kedua tangan menyilang di dada. Memperhatikan Tania yang terlihat sangat girang ketika kakinya sudah menyentuh pasir di pesisir pantai.Karena Tania ingin melihat-lihat keluar, mereka berakhir di pantai. Mereka harus menuruni banyak undakan tangga untuk sampai di sini. Dari atas tebing ke bawah, karena wanita itu ingin bermain di pantai katanya.Xander terkekeh kecil melihat tingkah Tania. Wanita itu dengan berani mendekati ombak. Lalu ketika ombak benar-benar datang menghampirinya, dia malah berlari menjauh."Xander!" Tania melambaikan tangannya semangat. Memanggil Xander untuk menghampirinya.Xander lantas berjalan menghampirinya. "Kau tidak mau kembali? Cuacanya dingin," katanya sembari merapikan rambut Tania yang berterbangan tertiup angin.Cuaca memang terasa lebih dingin dari sebelumnya. Matahari tertutup oleh awan tebal di atas sana. Sebentar lagi mungkin akan turun hujan."Sebentar lagi," jawab Tania
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status