Share

Tidur Nyaman

Penulis: Isti12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tania berjalan di sekitar ranjang sambil memukul-mukuli bagian pinggangnya dengan kepalan tangannya. Hari sudah larut malam saat ia terbangun karena rasa tidak nyaman di tubuhnya. Punggungnya terasa nyeri.

Karena pijatan tangan mungilnya tidak membantu banyak, Tania kemudian keluar dari kamar. Berniat mengompresnya dengan air dingin. Ini yang biasa dilakukan mommynya ketika punggungnya terasa sakit. Tapi mommynya pasti sudah tidur sekarang. Ia tidak ingin mengganggu. Tania bisa melakukannya sendiri.

Tania mengambil ice bag compress. Lalu pergi ke dapur untuk mengambil air es. Dia menyalakan lampu dapur, dan terkejut melihat Xander ada di dalam sana. Kenapa dia duduk dalam kegelapan?

"Kenapa belum tidur?" Xander bertanya. Ia meletakkan gelas berisi air yang tersisa setengah ke meja.

"Terbangun," jawab Tania menyerupai gumaman. Sepertinya rencananya untuk mengambil air dingin harus diurungkan, karena ada Xander. Lelaki itu berada didekat lemari pendingin.

"Kau lapar?" Xander bertanya la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Menyesal?

    Tania menyentuh bibir bawahnya, sambil mengingat kembali perkataan Xander."I really love you, Lea. Sorry for hurting you." Xander berbisik di telinganya. Lalu memberikan kecupan di bibirnya. Setelah itu dia berjongkok di depannya. Mencium perutnya lama dengan tatapan menyesal. "And hurting you too," lanjutnya.Tania sangat yakin itu bukan mimpi. Ia membuka matanya saat itu. Meski hanya sedikit dan tidak sepenuhnya sadar. Tania bahkan masih merasakan tubuhnya melayang, sebelum dibaringkan di tempat yang nyaman. Alih-alih terbangun di sofa kamar Xander, ia sudah berada di kamarnya sendiri.Berarti memang Xander yang menggendongnya ke kamarnya bukan? Dan dia memang berkata seperti itu. Bukan mimpi atau halusinasinya. Jika benar adanya, apakah benar Xander menyesal? Dia menyesal sudah menyakitinya. Menyesal tidak mengakui bayinya sendiri. Tapi kenapa Xander malah pergi? Haruskah Tania menghubunginya?Tania tersentak. Lamunannya seketika buyar karena suara dering ponselnya. Terdapat pang

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Bisa Menikah

    Tania menatap ponselnya yang layar sudah berubah warna hitam. Kecewa. Xander memutus panggilannya begitu saja. Sementara masih banyak yang ingin ia tanyakan. Mungkin Xander memang sudah tidak peduli padanya. Tania juga yang salah. Kenapa ia berharap lagi pada Xander. Hubungan mereka sudah berakhir. Tidak akan bisa diperbaiki lagi. "Permisi, Nona." Seorang pelayan masuk setelah mengetuk pintu Tania. "Nyonya Angeline memanggil Nona untuk ke kamarnya," ucapnya menyampaikan pesan Angeline.Tania mengangguk. Bangkit dari posisi duduknya di sofa, ia kemudian berjalan keluar. Ke kamar orang tuanya yang berada tidak jauh dari kamarnya."Mommy?" Tania membuka lebih lebar pintu kamar Angeline yang terbuka setengah. Melongokkan kepalanya ke dalam, ia kemudian masuk setelah Angeline melambaikan tangan padanya. Mengisyaratkan untuk masuk."Duduk di sini. Mommy akan memijat kakimu." Angeline meraih tangan Tania dan menghelanya duduk di tepi ranjang di sampingnya. Tania langsung menurut. Ia menai

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Menculik

    Tania menatap pantulan dirinya di cermin. Terlihat sangat cantik dengan dress floral yang dikenakannya. Rambutnya di sanggul di bagian bawah dengan diberi sedikit sisa rambut di pelipis kanan dan kiri untuk memberikan kesan messy hair. Sederhana, namun tampak elegan.Selesai dengan penampilannya, Tania kemudian keluar kamar. Berniat menghampiri orang tuanya di kamar mereka sebelum seorang pelayan menghentikan langkahnya."Maaf, Nona. Saya ingin memberitahukan jika mobil yang menjemput Anda sudah ada di depan."Tania tampak bingung. "Mobil siapa?" tanyanya. "Mobil orang suruhan Tuan Arthur, Nona," jawab si pelayan.Tania menjadi kesal. "Kenapa dia harus menjemput ku? Padahal aku bisa pergi sendiri," gerutunya. Hari ini Arthur akan menikah. Tapi dia masih sempat-sempatnya memikirkannya. Ia akan menghadiri pesta pernikahan bersama dengan orang tuanya."Mari, Nona. Saya antarkan Nona ke depan.""Sebentar. Mommy dan Daddy sepertinya belum siap. Aku akan memeriksanya.""Nona!" Pelayan itu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Hadiah Ulang Tahun

    Tania menatap ke luar jendela pesawat. Pemandangan awan putih yang indah terlihat oleh matanya. Pesawat sudah lepas landas. Tania sudah tidak memiliki kesempatan untuk turun dan kabur dari Xander. Tidak masalah. Ia juga tidak akan melakukannya.Tania pasrah. Ia akan mengikuti keinginan Xander. Tania akan membiarkan semua berjalan apa adanya. Entah akan berakhir seperti apa. Untuk saat ini, Tania akan mengikuti alur yang ada.Tania tidak tahu Xander akan membawanya ke mana. Tapi ia akan mencoba percaya pada lelaki itu.Xander 'menculik'nya karena tidak ingin dia menikah dengan orang lain. Memangnya siapa yang akan Tania nikahi? Tanpa sadar Tania menarik sudut bibirnya. Tersenyum, merasa lucu.Arthur memang akan menikah dengan Tania. Bukan dengan Tania Ghrestaleea. Tapi Tania Alamanda. Dokter kandungannya. Tania mengenal Arthur karena ia mengenal dokter Tania. Lelaki itu sering datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan Dokter Tania, dan mereka bertemu di sana untuk pertama kalinya.A

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Saling Menjahili

    Xander berdiri di bawah pohon kelapa. Punggungnya disandarkan ke pohon dengan kedua tangan menyilang di dada. Memperhatikan Tania yang terlihat sangat girang ketika kakinya sudah menyentuh pasir di pesisir pantai.Karena Tania ingin melihat-lihat keluar, mereka berakhir di pantai. Mereka harus menuruni banyak undakan tangga untuk sampai di sini. Dari atas tebing ke bawah, karena wanita itu ingin bermain di pantai katanya.Xander terkekeh kecil melihat tingkah Tania. Wanita itu dengan berani mendekati ombak. Lalu ketika ombak benar-benar datang menghampirinya, dia malah berlari menjauh."Xander!" Tania melambaikan tangannya semangat. Memanggil Xander untuk menghampirinya.Xander lantas berjalan menghampirinya. "Kau tidak mau kembali? Cuacanya dingin," katanya sembari merapikan rambut Tania yang berterbangan tertiup angin.Cuaca memang terasa lebih dingin dari sebelumnya. Matahari tertutup oleh awan tebal di atas sana. Sebentar lagi mungkin akan turun hujan."Sebentar lagi," jawab Tania

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Bermain Hujan

    Tania mengangkat satu tangannya ke atas. Seolah tengah menyentuh bintang di langit. Hanya ada satu bintang kecil di atas sana. Mungkin karena sedang mendung. Benda-benda bercahaya di langit itu tertutup oleh awan."Cuacanya semakin dingin di sini. Kau tidak mau masuk?" Xander merunduk untuk menatap Tania.Tania menggeleng. Setelah makan malam selesai, mereka memang tidak langsung kembali ke dalam resort. Masih di tempat yang sama, Xander dan Tania duduk di meja bundar yang ada di halaman resort. Didekat taman bunga. Menikmati suasana malam yang menenangkan. Angin berhembus cukup kencang. Suara pepohonan yang bergerak tertiup angin terdengar. Terasa sekali suasana alamnya.Tania merasakan pelukan Xander di tubuhnya mengerat. Menghalau udara dingin yang menyentuh kulitnya. Tania bersandar di dada bidang Xander, dan lelaki itu memeluknya dari belakang. Tania merasa tenang. Rasanya sudah sangat lama ia menghabiskan waktu berdua seperti ini dengan Xander. Menikmati waktu berdua sama sepe

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Lagi-Lagi Salah Paham

    "Ini akibatnya jika kau tidak mendengar perkataanku."Tania mencebik. Meski Xander masih mau merawatnya, tapi dengan bibir yang tidak bisa diam. Lelaki itu terus mengomelinya sedari tadi. Setelah bermain hujan semalam, Tania berakhir dengan sakit di pagi harinya. Kepalanya terasa pusing dan ia juga merasakan panas di tubuhnya. Ternyata benar kata Xander. Seharusnya ia tidak bermain hujan malam-malam."Sekarang senang jika sakit seperti ini?" Xander kembali mengomel. Tapi berbanding terbalik dengan apa yang dilakukannya. Dia meletakkan kain kompres ke dahi Tania. Merawatnya dengan telaten."Maaf," ucap Tania dengan nada serak. "Lain kali aku akan mendengarkan perkataanmu."Xander berdecak. Ia menaikkan selimut Tania hingga menutupi leher. "Kau tidak bisa minum sembarangan obat. Jadi aku menelepon dokter untuk memeriksamu.""Tidak perlu." Tania menolak. "Ketika Arthur datang ke rumah saat aku sakit, dia membuatkanku air jahe. Setelah itu demamnya langsung turun," beritahunya.Arthur ju

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Makhluk Mungil

    Rintihan kesakitan dari Tania memenuhi ruang persalinan. Wajahnya dipenuhi oleh air mata bercampur dengan keringat di dahinya. "Bertahanlah. Kau pasti bisa," bisik Xander di telinga Tania. Nadanya bercampur panik dan takut. Tania menggeleng. Menangis kuat. Ia tidak ingin Xander ada di sini. Karena setelah bayinya lahir, lelaki itu pasti akan mengambilnya. Tapi Tania juga tidak ingin dia pergi. Ia tidak mau sendirian. Rasanya sakit sekali.Sudah pembukaan sepuluh. Dan saat ini Tania sedang berjuang untuk mengeluarkan makhluk mungil di dalam perutnya.Tania menggigit bibir bawahnya dengan kuat ketika merasakan rasa sakit yang semakin tidak tertahankan. Rasanya ingin menyerah."Sedikit lagi. Kau bisa. Percaya padaku." Xander dengan setia mengelus kepala Tania sambil terus membisikkan kata-kata penenang. Mata Xander menyorot takut. Dia panik, tapi tetap berusaha memberikan ketenangan untuk Tania.Tangan Xander menggenggam tangan Tania. Membiarkan Tania meremas tangannya dengan kuat. Me

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Keluarga Kecil yang Sempurna

    Butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk Tania benar-benar pulih dari luka tembak yang dialaminya. Dan selama itu, hanya saat inilah yang paling ditunggu Tania. Bertemu dengan ayah kandungnya.Xander selalu beralasan akan membawanya menemuinya jika kondisinya sudah pulih. Dan baru sekarang dia melakukannya. Tania sempat marah karena Xander dan orang tuanya yang menyembunyikan ini darinya. Meski Tania sendiri yang berkata tidak ingin mengetahui siapa ayah kandungnya. Tapi jika dia memang sudah sangat dekatnya, tapi tetap ingin bertemu."Kau yakin ingin bertemu dengannya?" tanya Xander sembari menggenggam jemari Tania. Berjalan bersama ke tempat di mana Abraham ditahan.Tania mengangguk yakin. "Kau tahu apa yang dia lakukan padamu bukan? Kenapa masih saja ingin bertemu dengannya?" Tania hanya tersenyum menanggapinya."Maaf, tapi Tuan Abraham tidak ingin dikunjungi oleh siapapun." Penjaga tahanan menyampaikan ucapan dari Abraham ketika dia memberitahu ada yang ingin menemuinya.Raut w

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Mengetahui Kebenaran

    "Mommy, di mana Xander?" Tania bertanya pada Angeline yang tengah menyuapinya. Xander tidak berkata akan pergi atau apa padanya. Tapi dia tidak terlihat sejak dua jam lalu. "Xander sedang bersama Lio," jawab Angeline, yang tentu saja berbohong. Lio sedang tidur di ruangan lain. Dijaga oleh babysitter. Sementara Xander pergi keluar. Menemui Abraham di kantor polisi.Angeline mengetuk Abraham yang berani-beraninya mencelakai anaknya sendiri. Lelaki itu memang tidak memiliki perasaan sama sekali. Tapi tidakkah dia sedikit saja merasa kasihan pada darah dagingnya? Dia memang lelaki jahat.Angeline berharap Tanai tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Karena dia pasti akan menyesal nantinya. Menyesal memiliki darah yang sama dengan orang yang berniat membunuhnya. Angeline tidak ingin putrinya tahu."Mommy, sudah." Tania menolak ketika Angeline kembali ingin menyuapkan bubur ke mulutnya."Ya sudah. Ini minumnya." Angeline meletakkan mangkuk berisi bubur yang tinggal beberapa suapan. Lalu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tertangkap

    "Kondisimu sudah semakin membaik. Sebentar lagi kau mungkin bisa pulang."Tania menyengir. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "Aku kasihan melihatnya. Dia menangis saat aku sakit. Jadi aku harus cepat sembuh supaya dia tidak menangis lagi," ucapnya sembari melirik Xander yang berdiri didekat ranjang dengan tangan bersidekap.Xander mendengus. Sementara Tania dan dokter yang tengah memeriksanya tertawa. Tania langsung menghentikan tawanya, karena jahitan di punggungnya. Sementara sang dokter, karena Xander memberikan tatapan tajam padanya."Aku keluar dulu ya. Kau bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu."Tania mengangguk. Lalu mengucapkan terima kasih sebelum dokter itu keluar dari ruangannya."Kau menghancurkan reputasiku, kau tahu?" Xander berkata kesal. Ia memberikan pelototan kecil sebelum mengambil perban di atas nakas.Tania mengernyit, sebelum kemudian terkekeh kecil. "Kau malu ya, Daddy?" godanya. Xander yang terkenal tegas dan garang, menangis. Xander menggeram

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kepergian

    Xander melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditempati Tania. Istrinya akhirnya dipindahkan ke ruangan lain. Tubuhnya sudah tidak lagi ditempeli dengan berbagai alat penunjang hidup. Dia bahkan sudah membuka matanya sekarang. Tania tengah menatap Xander dengan mata sayunya. Bibir pink alaminya tampak pucat. Sementara bahunya dililit dengan kain kasa. Dengan lemah, wanita itu mencoba tersenyum pada Xander."Xander...."Xander menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak. "Sakit sekali ya?" ucapnya menyerupai bisikan. Meski sudah sadar, Xander tahu Tania tidak baik-baik saja. Dia masih kesakitan. Tania tampak seperti ingin berbicara. Tapi terlalu lemah untuk melakukannya. Satu kata saja sudah cukup sulit.Xander membelai rambut Tania. Menggeleng. "Tidak perlu bicara apa-apa dulu. Tidurlah. Kau butuh banyak istirahat.""Dimana baby Lio? Apa dia tidak mencariku?" tanya Tania dengan nada sangat pelan. Napasnya terengah. Xander harus benar-benar mendengarkan dengan baik. "Hm

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kritis

    Xander membopong tubuh lemah Tania keluar. Berjalan cepat memasuki pelataran rumah sakit. Para dokter dan perawat sudah bersiap. Membawa Tania ke ruang operasi untuk segera ditangani."Maaf, Tuan. Tapi Anda diizinkan untuk ikut masuk."Xander mengepalkan tangan. Menghembuskan napas berat, dia tidak membantah. "Selamatkan istriku apapun yang terjadi," ucapnya sebelum pintu ruangan tertutup.Xander duduk di kursi depan ruangan itu. Tangannya terkepal kuat. Raut emosi menumpuk di wajahnya. Penampilan Xander sudah berantakan. Kemeja putihnya sudah bercampur dengan warna merah. Xander sudah sangat siap membunuh orang.Lelaki itu. Jangan harap Xander akan melepaskannya. Jika sampai Tania kenapa-kenapa, ia pastikan Abraham Denovan akan mendapatkan perlakuan yang setimpal.Xander menoleh ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Alex dan Angeline berjalan cepat menghampirinya. Lio berada di gendongan Angeline. Tangisnya terdengar kencang.Xander berdiri dan ingin mengambil putranya

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tragedi Penembakan

    Xander mengeratkan mantel hijau tebal di tubuh Tania, sebelum merangkul pinggangnya dan berjalan bersama keluar mansion."Mommy dan Daddy?" Tania menoleh sekilas ke belakang untuk melihat apakah mereka sudah siap atau belum. Lio juga bersama mereka."Mommy dan Daddy akan menyusul. Kita ke bendara lebih dulu."Tania mengangguk. Xander membukakan pintu mobil, dan Tania masuk ke dalam. Ketika lelaki itu juga akan masuk, Christian datang. Xander menatap Tania. Memberitahukan dengan gerakan bibir sebelum berjalan sedikit menjauh dari mobil. Ada sesuatu yang tidak beres. Terlihat dari ekspresi Christian."Tuan, Abraham menghilang.""Maksudmu?" Xander mengernyit."Posisinya masih bisa dilacak sekitar tiga puluh menit yang lalu. Tapi setelah itu dia menghilang. Dia meninggalkan mansionnya dan pergi entah ke mana," jelas Christian. Xander memang meminta Christian untuk mengawasi Abraham. Setelah dia membuat kejutan besar yang sudah pasti menghancurkan karirnya, Abraham tidak akan tinggal dia

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kejutan Besar

    Xander sudah sampai di mansion. Ia menghentikan langkah saat berpapasan dengan Alex di lorong lantai empat. Xander melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Daddy belum tidur?" tanyanya."Kau berbicara apa dengannya?" Xander mengernyit. Tapi kemudian ia paham maksud pertanyaan Alex. Daddynya pasti sudah tahu semuanya. Xander tidak perlu menjelaskan lagi."Hanya memberi peringatan pada Abraham Denovan," jawab Xander santai.Alex menghela napas berat. "Daddy tahu kau pasti sangat marah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu pada Tania. Daddy juga sangat marah saat mengetahuinya," ucapnya. "Tapi kau jangan menjadi gegabah seperti ini."Alex sangat ingin menemui Abraham dan menghajarnya secara langsung ketika ia mengetahui ketika lelaki itu hampir mencelakai putrinya. Tapi Alex tahu ia tidak bisa gegabah."Pamanmu Robert, mengenal Abraham dengan baik. Dia pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Lawannya adalah Abraham." Alex memulai ceritanya. "Abraham orang yang tida

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Menyingkirkan Siapa?

    "Apa saja yang kau lakukan di sana?"Tania merengut. "Aku tidak yakin kau tidak tahu. Para bodyguard mu pasti sudah memberitahumu kan?""Benar. Tapi aku ingin mendengarnya sendiri darimu." Dan mengetahui apa yang kau rasakan saat bertemu dengan ayah kandungmu. Lanjutnya dalam hati.Tania dan Angeline baru saja pulang dari acara amal. Meski bodyguard sudah memberitahukan semuanya. Tapi ia ingin Tania sendiri yang memberitahu."Di sana ramai sekali. Banyak orang yang memberikan amal," cerita Tania. Lalu wajahnya yang tampak biasa sebelumnya berubah cemberut. "Tapi karena ada wartawan juga, aku jadi tidak suka.""Kenapa?" Xander memberikan tanggapan. Ia mendongak menatap istrinya."Banyak orang yang jadi pamer tahu. Mereka berlomba memberikan uang paling banyak untuk amal. Lalu menceritakannya di depan kamera. Seharusnya kan tidak boleh seperti itu. Jika memang ikhlas ingin beramal ya beramal saja. Kenapa harus dipamer-pamerkan?"Xander tersenyum melihat bibir Tania yang maju ke depan ke

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah Kandung Tania

    "Setelah sukses dengan menjadi anggota dewan di Spanyol, Bulgaria, dan Inggris, Abraham Denovan akhirnya kembali negaranya untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan presiden yang akan datang. Nama lelaki kelahiran 1965 itu begitu cemerlang dalam dunia perpolitikan. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya tidak bisa diragukan.""Namun, baru-baru ini berhembus kabar miring tentangnya. Belum dipastikan kebenarannya, tapi Abraham Denovan diduga suka bermain dengan perempuan malam, meski telah memiliki seorang istri. Dia juga memiliki seorang anak dari salah satu teman tidurnya itu. Anak itu–""Mommy."Angeline langsung mematikan layar televisi yang menampilkan berita itu ketika Tania memanggil. Wajahnya yang semula datar berganti menjadi senyuman saat Tania berjalan mendekat."Mommy." Tania duduk di sebelah Angeline. "Mommy sedang apa?"Angeline menggeleng. "Mommy melihat berita. Tapi karena tidak menarik, Mommy jadi malas melihatnya," jawabnya. "Di mana Lio

DMCA.com Protection Status