Share

Lagi-Lagi Salah Paham

Penulis: Isti12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ini akibatnya jika kau tidak mendengar perkataanku."

Tania mencebik. Meski Xander masih mau merawatnya, tapi dengan bibir yang tidak bisa diam. Lelaki itu terus mengomelinya sedari tadi.

Setelah bermain hujan semalam, Tania berakhir dengan sakit di pagi harinya. Kepalanya terasa pusing dan ia juga merasakan panas di tubuhnya. Ternyata benar kata Xander. Seharusnya ia tidak bermain hujan malam-malam.

"Sekarang senang jika sakit seperti ini?" Xander kembali mengomel. Tapi berbanding terbalik dengan apa yang dilakukannya. Dia meletakkan kain kompres ke dahi Tania. Merawatnya dengan telaten.

"Maaf," ucap Tania dengan nada serak. "Lain kali aku akan mendengarkan perkataanmu."

Xander berdecak. Ia menaikkan selimut Tania hingga menutupi leher. "Kau tidak bisa minum sembarangan obat. Jadi aku menelepon dokter untuk memeriksamu."

"Tidak perlu." Tania menolak. "Ketika Arthur datang ke rumah saat aku sakit, dia membuatkanku air jahe. Setelah itu demamnya langsung turun," beritahunya.

Arthur ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Makhluk Mungil

    Rintihan kesakitan dari Tania memenuhi ruang persalinan. Wajahnya dipenuhi oleh air mata bercampur dengan keringat di dahinya. "Bertahanlah. Kau pasti bisa," bisik Xander di telinga Tania. Nadanya bercampur panik dan takut. Tania menggeleng. Menangis kuat. Ia tidak ingin Xander ada di sini. Karena setelah bayinya lahir, lelaki itu pasti akan mengambilnya. Tapi Tania juga tidak ingin dia pergi. Ia tidak mau sendirian. Rasanya sakit sekali.Sudah pembukaan sepuluh. Dan saat ini Tania sedang berjuang untuk mengeluarkan makhluk mungil di dalam perutnya.Tania menggigit bibir bawahnya dengan kuat ketika merasakan rasa sakit yang semakin tidak tertahankan. Rasanya ingin menyerah."Sedikit lagi. Kau bisa. Percaya padaku." Xander dengan setia mengelus kepala Tania sambil terus membisikkan kata-kata penenang. Mata Xander menyorot takut. Dia panik, tapi tetap berusaha memberikan ketenangan untuk Tania.Tangan Xander menggenggam tangan Tania. Membiarkan Tania meremas tangannya dengan kuat. Me

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah yang Telaten

    Tania mengusap-usap pelan pipi bayinya yang kembali tidur setelah sebelumnya menangis. "Sini, bayimu biar Mommy letakkan di box bayinya." Melihat cucunya yang sudah kembali tidur dengan pulas, ia berniat meletakkannya di box bayi yang diletakkan didekat ranjang Tania.Tania menggeleng. "Aku ingin menggendongnya saja.""Kau tidak mau beristirahat?" Tania menggendong bayinya sejak tadi. Dia pasti masih merasa lelah.Tania menggeleng lagi, seolah memang tidak ingin melepas anaknya dari gendongannya. Matanya bahkan tidak pernah lepas darinya.Angeline mengambil duduk di tepi ranjang Tania. Tania sendiri bersandar sambil meletakkan anaknya di pangkuan."Bayimu mirip sekali dengan Xander," ucap Angeline sembari memperhatikan bayi yang belum memiliki nama itu. Terkekeh ketika bibirnya bergerak-gerak, tetapi dengan mata masih terpejam."Sebelumnya Mommy bilang mirip denganku?" balas Tania dengan mata disipitkan. "Mommy hanya ingin membuat anak itu kesal. Tapi sebenarnya dia mirip sekali den

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ketakutan Besar

    "Mommy, kapan kita pulang?""Kita tunggu sampai kondisimu benar-benar sehat ya? Bayimu juga baru lahir. Kasihan jika harus dibawa naik pesawat," jawab Angeline. Ia menuntun Tania memasuki resort. Lalu mendudukkannya di sofa ruang tamu. Sementara bayinya digendong oleh Xander. Lalu Alex, dia yang membawa barang-barang Tania, seperti pakaian dan lain-lain.Tania mengangguk. Ia meluruskan kakinya, matanya menatap bayinya yang ada di gendongan Xander. Tangannya terulur, meminta bayinya."Mandilah dulu, setelah itu langsung istirahat. Mommy akan memandikan bayimu," ucap Angeline pada Tania. Lalu wanita itu mengambil cucunya dari tangan Xander.Tania menurut. Ia bangkit, berjalan dengan perlahan ke kamarnya. "Kau butuh bantuan?" Xander berniat menyusul Tania ketika ujung kausnya ditarik oleh Alex dari belakang. Tania melihatnya sekilas. Lalu melanjutkan kembali langkahnya. "Bereskan barang-barang Tania," ucap Alex dengan nada memerintah yang tidak ingin dibantah. Ayah dan anak itu memang

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Namanya?

    Tania memasuki resort dengan bayinya digendongannya. Sementara Xander berjalan tidak jauh di belakangnya. Setelah mengambil putranya, Tania langsung pergi, tanpa mengatakan apa-apa. Belakangan ini Tania selalu saja berpikiran buruk pada Xander. Terlalu berlebihan. Tapi mau bagaimana? Lelaki itu sendiri yang membuatnya seperti ini."Kau terlihat terburu-buru sekali tadi. Ada apa?" Angeline bertanya tepat ketika ia melihat Tania. Putrinya itu terlihat baru bangun tadi ketika langsung keluar dengan tergesa. Tania menggeleng. Ia memberikan senyum kecil.Angeline mengerutkan dahi. Tapi kemudian mengedikkan bahunya. "Ya sudah. Ayo ke ruang makan. Mommy sudah memasak makanan untuk kita sarapan."Mereka ke ruang makan. Tania meletakkan bayinya di pangkuan. Angeline menyuruhnya untuk menidurkannya di kamar, tapi wanita itu tidak mau. Ingin menggendongnya saja katanya. Tania sedikit kesulitan, karena harus menggendong dan juga makan. Xander meliriknya. Lelaki itu mendorong piringnya menjauh

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Pulang

    Tania menuruni undakan tangga pesawat, dan menghentikan langkahnya begitu sampai di bawah. Melihat ke sekelilingnya, Tania ingat landasan pacu ini. Ia ada di Manhattan. Di Manhattan Regional Airport."Mommy, kenapa kita ke sini? Aku ingin pulang," ucap Tania terdengar seperti memohon."Kau sudah pulang." Xander yang memberikan balasan. Menatap Tania dingin.Tania menggeleng cepat. Tidak terima. Karena Angeline tidak memberikan tanggapan, wanita itu beralih pada Alex. "Daddy, ayo kita pulang ke Italia." Ia meraih lengan Alex. Berniat membawanya masuk kembali ke dalam pesawat. Tapi Alex tidak bergerak.Alex melepaskan tangan Tania di lengannya untuk kemudian ia genggam tangannya. Dia menepuk punggung tangan Tania beberapa kali. "Ikutlah dengan Xander dulu." Tania menggeleng, dengan wajah memelas. Angeline malah memberikan senyum. "Bayimu biar Mommy dan Daddy yang membawanya." Angeline mengambil bayi Tania dari gendongan wanita itu. Lalu dia mendorong punggung Tania pelan ke arah Xande

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kembali Karena Cinta

    Dengan pinggangnya yang dirangkul oleh Xander, Tania mengitari mansion. Seperti melakukan tour di tempat wisata. Mansion ini terlalu luas. Berkali-kali lebih luas dari mansion Xander yang sebelumnya.Mansion bergaya Eropa klasik ala abad pertengahan yang terdiri dari empat lantai dengan lift di dalamnya. Lantai teratas menjadi area pribadi untuk keluarga. Kamar utama dan kamar bayi berada di lantai empat. Sementara lantai ke tiga digunakan sebagai ruang kerja. Xander mendesain semuanya dengan sempurna. Halaman mansion yang sangat luas dengan taman bermain di sisi kiri mansion. Lalu di halaman belakang terdapat tempat pacuan kuda. Kolam renang, air mancur, dan taman bunga yang menambah keindahan istana itu."Sejak kapan kau menyiapkan semua ini?" tanya Tania. Dia berjongkok di tepi kolam renang. Menepuk-nepuk air dengan tangannya."Tidak lama setelah kau pergi," jawab Xander. Ia berdiri di sebelah Tania. Telapak tangannya berada di puncak kepalanya.Tania mendongak. Dahinya mengernyit

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Bahasan Nama

    Tania duduk dengan kaki menyilang di tengah ranjang. Sementara Xander duduk di belakangnya. Mengeringkan rambut Tania yang basah setelah sama-sama masuk ke dalam kolam renang.Setelah selesai mengeringkan rambut Tania, Xander kemudian menyisirnya. Dengan perlahan ia merapikan rambut panjang Tania."Kenapa Mommy dan Daddy belum sampai juga? Aku sudah merindukan baby Lio." Tania bersuara sambil memainkan handuk yang telah selesai digunakan untuk mengeringkan rambutnya."Mommy dan Daddy pasti mengajaknya jalan-jalan dulu. Mungkin sebentar lagi mereka pulang." Xander menanggapi. Tania mengangguk dengan bibir sedikit maju ke depan. Baru berpisah sebentar saja ia sudah merindukan bayinya.Tania menoleh ke arah pintu, ketika samar-samar ia mendengar suara. "Apa kau mendengar sesuatu?" Tania menolehkan kepalanya ke belakang. Dia bertanya pada Xander."Mendengar apa?" tanya Xander balik. Ia memutar kepala Tania ke depan. Kembali menyisir rambutnya yang belum selesai."Seperti suara anjing," j

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Permainan Menyenangkan

    When your heart is in your dream. No request is too extreme. When you wish upon a star. As dreamers do....Lagu pengantar tidur yang dinyanyikan Tania menghilang bersamaan dengan matanya yang mulai tertutup. Gerakan tangannya yang mengayun box bayi juga mulai berhenti. Tania terlelap. Kepalanya yang tidak tersangga apapun hampir terjatuh ketika Xander yang baru datang dengan sigap menumpunya. Xander merunduk. Mencium Lio yang tertidur dengan pulas, sebelum kemudian mengangkat Tania dalam gendongan. "Xander...." Tania bergumam pelan. Ia membuka matanya, hanya untuk melihat wajah Xander dan menutup matanya kembali. "It's okay. Tidurlah," bisik Xander. Ia membawa Tania ke kamar mereka, merebahkan tubuhnya di ranjang dengan hati-hati. Lalu ia sendiri ikut naik ke atas. Merentangkan satu tangannya sebagai bantalan Tania.Tania merapatkan tubuhnya pada Xander. Menenggelamkan wajahnya di dada bidangnya dan melingkarkan tangan di pinggangnya. Lalu kembali terlelap dengan nyaman.Xander te

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Keluarga Kecil yang Sempurna

    Butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk Tania benar-benar pulih dari luka tembak yang dialaminya. Dan selama itu, hanya saat inilah yang paling ditunggu Tania. Bertemu dengan ayah kandungnya.Xander selalu beralasan akan membawanya menemuinya jika kondisinya sudah pulih. Dan baru sekarang dia melakukannya. Tania sempat marah karena Xander dan orang tuanya yang menyembunyikan ini darinya. Meski Tania sendiri yang berkata tidak ingin mengetahui siapa ayah kandungnya. Tapi jika dia memang sudah sangat dekatnya, tapi tetap ingin bertemu."Kau yakin ingin bertemu dengannya?" tanya Xander sembari menggenggam jemari Tania. Berjalan bersama ke tempat di mana Abraham ditahan.Tania mengangguk yakin. "Kau tahu apa yang dia lakukan padamu bukan? Kenapa masih saja ingin bertemu dengannya?" Tania hanya tersenyum menanggapinya."Maaf, tapi Tuan Abraham tidak ingin dikunjungi oleh siapapun." Penjaga tahanan menyampaikan ucapan dari Abraham ketika dia memberitahu ada yang ingin menemuinya.Raut w

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Mengetahui Kebenaran

    "Mommy, di mana Xander?" Tania bertanya pada Angeline yang tengah menyuapinya. Xander tidak berkata akan pergi atau apa padanya. Tapi dia tidak terlihat sejak dua jam lalu. "Xander sedang bersama Lio," jawab Angeline, yang tentu saja berbohong. Lio sedang tidur di ruangan lain. Dijaga oleh babysitter. Sementara Xander pergi keluar. Menemui Abraham di kantor polisi.Angeline mengetuk Abraham yang berani-beraninya mencelakai anaknya sendiri. Lelaki itu memang tidak memiliki perasaan sama sekali. Tapi tidakkah dia sedikit saja merasa kasihan pada darah dagingnya? Dia memang lelaki jahat.Angeline berharap Tanai tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Karena dia pasti akan menyesal nantinya. Menyesal memiliki darah yang sama dengan orang yang berniat membunuhnya. Angeline tidak ingin putrinya tahu."Mommy, sudah." Tania menolak ketika Angeline kembali ingin menyuapkan bubur ke mulutnya."Ya sudah. Ini minumnya." Angeline meletakkan mangkuk berisi bubur yang tinggal beberapa suapan. Lalu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tertangkap

    "Kondisimu sudah semakin membaik. Sebentar lagi kau mungkin bisa pulang."Tania menyengir. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "Aku kasihan melihatnya. Dia menangis saat aku sakit. Jadi aku harus cepat sembuh supaya dia tidak menangis lagi," ucapnya sembari melirik Xander yang berdiri didekat ranjang dengan tangan bersidekap.Xander mendengus. Sementara Tania dan dokter yang tengah memeriksanya tertawa. Tania langsung menghentikan tawanya, karena jahitan di punggungnya. Sementara sang dokter, karena Xander memberikan tatapan tajam padanya."Aku keluar dulu ya. Kau bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu."Tania mengangguk. Lalu mengucapkan terima kasih sebelum dokter itu keluar dari ruangannya."Kau menghancurkan reputasiku, kau tahu?" Xander berkata kesal. Ia memberikan pelototan kecil sebelum mengambil perban di atas nakas.Tania mengernyit, sebelum kemudian terkekeh kecil. "Kau malu ya, Daddy?" godanya. Xander yang terkenal tegas dan garang, menangis. Xander menggeram

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kepergian

    Xander melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditempati Tania. Istrinya akhirnya dipindahkan ke ruangan lain. Tubuhnya sudah tidak lagi ditempeli dengan berbagai alat penunjang hidup. Dia bahkan sudah membuka matanya sekarang. Tania tengah menatap Xander dengan mata sayunya. Bibir pink alaminya tampak pucat. Sementara bahunya dililit dengan kain kasa. Dengan lemah, wanita itu mencoba tersenyum pada Xander."Xander...."Xander menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak. "Sakit sekali ya?" ucapnya menyerupai bisikan. Meski sudah sadar, Xander tahu Tania tidak baik-baik saja. Dia masih kesakitan. Tania tampak seperti ingin berbicara. Tapi terlalu lemah untuk melakukannya. Satu kata saja sudah cukup sulit.Xander membelai rambut Tania. Menggeleng. "Tidak perlu bicara apa-apa dulu. Tidurlah. Kau butuh banyak istirahat.""Dimana baby Lio? Apa dia tidak mencariku?" tanya Tania dengan nada sangat pelan. Napasnya terengah. Xander harus benar-benar mendengarkan dengan baik. "Hm

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kritis

    Xander membopong tubuh lemah Tania keluar. Berjalan cepat memasuki pelataran rumah sakit. Para dokter dan perawat sudah bersiap. Membawa Tania ke ruang operasi untuk segera ditangani."Maaf, Tuan. Tapi Anda diizinkan untuk ikut masuk."Xander mengepalkan tangan. Menghembuskan napas berat, dia tidak membantah. "Selamatkan istriku apapun yang terjadi," ucapnya sebelum pintu ruangan tertutup.Xander duduk di kursi depan ruangan itu. Tangannya terkepal kuat. Raut emosi menumpuk di wajahnya. Penampilan Xander sudah berantakan. Kemeja putihnya sudah bercampur dengan warna merah. Xander sudah sangat siap membunuh orang.Lelaki itu. Jangan harap Xander akan melepaskannya. Jika sampai Tania kenapa-kenapa, ia pastikan Abraham Denovan akan mendapatkan perlakuan yang setimpal.Xander menoleh ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Alex dan Angeline berjalan cepat menghampirinya. Lio berada di gendongan Angeline. Tangisnya terdengar kencang.Xander berdiri dan ingin mengambil putranya

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tragedi Penembakan

    Xander mengeratkan mantel hijau tebal di tubuh Tania, sebelum merangkul pinggangnya dan berjalan bersama keluar mansion."Mommy dan Daddy?" Tania menoleh sekilas ke belakang untuk melihat apakah mereka sudah siap atau belum. Lio juga bersama mereka."Mommy dan Daddy akan menyusul. Kita ke bendara lebih dulu."Tania mengangguk. Xander membukakan pintu mobil, dan Tania masuk ke dalam. Ketika lelaki itu juga akan masuk, Christian datang. Xander menatap Tania. Memberitahukan dengan gerakan bibir sebelum berjalan sedikit menjauh dari mobil. Ada sesuatu yang tidak beres. Terlihat dari ekspresi Christian."Tuan, Abraham menghilang.""Maksudmu?" Xander mengernyit."Posisinya masih bisa dilacak sekitar tiga puluh menit yang lalu. Tapi setelah itu dia menghilang. Dia meninggalkan mansionnya dan pergi entah ke mana," jelas Christian. Xander memang meminta Christian untuk mengawasi Abraham. Setelah dia membuat kejutan besar yang sudah pasti menghancurkan karirnya, Abraham tidak akan tinggal dia

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kejutan Besar

    Xander sudah sampai di mansion. Ia menghentikan langkah saat berpapasan dengan Alex di lorong lantai empat. Xander melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Daddy belum tidur?" tanyanya."Kau berbicara apa dengannya?" Xander mengernyit. Tapi kemudian ia paham maksud pertanyaan Alex. Daddynya pasti sudah tahu semuanya. Xander tidak perlu menjelaskan lagi."Hanya memberi peringatan pada Abraham Denovan," jawab Xander santai.Alex menghela napas berat. "Daddy tahu kau pasti sangat marah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu pada Tania. Daddy juga sangat marah saat mengetahuinya," ucapnya. "Tapi kau jangan menjadi gegabah seperti ini."Alex sangat ingin menemui Abraham dan menghajarnya secara langsung ketika ia mengetahui ketika lelaki itu hampir mencelakai putrinya. Tapi Alex tahu ia tidak bisa gegabah."Pamanmu Robert, mengenal Abraham dengan baik. Dia pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Lawannya adalah Abraham." Alex memulai ceritanya. "Abraham orang yang tida

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Menyingkirkan Siapa?

    "Apa saja yang kau lakukan di sana?"Tania merengut. "Aku tidak yakin kau tidak tahu. Para bodyguard mu pasti sudah memberitahumu kan?""Benar. Tapi aku ingin mendengarnya sendiri darimu." Dan mengetahui apa yang kau rasakan saat bertemu dengan ayah kandungmu. Lanjutnya dalam hati.Tania dan Angeline baru saja pulang dari acara amal. Meski bodyguard sudah memberitahukan semuanya. Tapi ia ingin Tania sendiri yang memberitahu."Di sana ramai sekali. Banyak orang yang memberikan amal," cerita Tania. Lalu wajahnya yang tampak biasa sebelumnya berubah cemberut. "Tapi karena ada wartawan juga, aku jadi tidak suka.""Kenapa?" Xander memberikan tanggapan. Ia mendongak menatap istrinya."Banyak orang yang jadi pamer tahu. Mereka berlomba memberikan uang paling banyak untuk amal. Lalu menceritakannya di depan kamera. Seharusnya kan tidak boleh seperti itu. Jika memang ikhlas ingin beramal ya beramal saja. Kenapa harus dipamer-pamerkan?"Xander tersenyum melihat bibir Tania yang maju ke depan ke

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah Kandung Tania

    "Setelah sukses dengan menjadi anggota dewan di Spanyol, Bulgaria, dan Inggris, Abraham Denovan akhirnya kembali negaranya untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan presiden yang akan datang. Nama lelaki kelahiran 1965 itu begitu cemerlang dalam dunia perpolitikan. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya tidak bisa diragukan.""Namun, baru-baru ini berhembus kabar miring tentangnya. Belum dipastikan kebenarannya, tapi Abraham Denovan diduga suka bermain dengan perempuan malam, meski telah memiliki seorang istri. Dia juga memiliki seorang anak dari salah satu teman tidurnya itu. Anak itu–""Mommy."Angeline langsung mematikan layar televisi yang menampilkan berita itu ketika Tania memanggil. Wajahnya yang semula datar berganti menjadi senyuman saat Tania berjalan mendekat."Mommy." Tania duduk di sebelah Angeline. "Mommy sedang apa?"Angeline menggeleng. "Mommy melihat berita. Tapi karena tidak menarik, Mommy jadi malas melihatnya," jawabnya. "Di mana Lio

DMCA.com Protection Status