All Chapters of Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Chapter 111 - Chapter 120

138 Chapters

Bermain Hujan

Tania mengangkat satu tangannya ke atas. Seolah tengah menyentuh bintang di langit. Hanya ada satu bintang kecil di atas sana. Mungkin karena sedang mendung. Benda-benda bercahaya di langit itu tertutup oleh awan."Cuacanya semakin dingin di sini. Kau tidak mau masuk?" Xander merunduk untuk menatap Tania.Tania menggeleng. Setelah makan malam selesai, mereka memang tidak langsung kembali ke dalam resort. Masih di tempat yang sama, Xander dan Tania duduk di meja bundar yang ada di halaman resort. Didekat taman bunga. Menikmati suasana malam yang menenangkan. Angin berhembus cukup kencang. Suara pepohonan yang bergerak tertiup angin terdengar. Terasa sekali suasana alamnya.Tania merasakan pelukan Xander di tubuhnya mengerat. Menghalau udara dingin yang menyentuh kulitnya. Tania bersandar di dada bidang Xander, dan lelaki itu memeluknya dari belakang. Tania merasa tenang. Rasanya sudah sangat lama ia menghabiskan waktu berdua seperti ini dengan Xander. Menikmati waktu berdua sama sepe
Read more

Lagi-Lagi Salah Paham

"Ini akibatnya jika kau tidak mendengar perkataanku."Tania mencebik. Meski Xander masih mau merawatnya, tapi dengan bibir yang tidak bisa diam. Lelaki itu terus mengomelinya sedari tadi. Setelah bermain hujan semalam, Tania berakhir dengan sakit di pagi harinya. Kepalanya terasa pusing dan ia juga merasakan panas di tubuhnya. Ternyata benar kata Xander. Seharusnya ia tidak bermain hujan malam-malam."Sekarang senang jika sakit seperti ini?" Xander kembali mengomel. Tapi berbanding terbalik dengan apa yang dilakukannya. Dia meletakkan kain kompres ke dahi Tania. Merawatnya dengan telaten."Maaf," ucap Tania dengan nada serak. "Lain kali aku akan mendengarkan perkataanmu."Xander berdecak. Ia menaikkan selimut Tania hingga menutupi leher. "Kau tidak bisa minum sembarangan obat. Jadi aku menelepon dokter untuk memeriksamu.""Tidak perlu." Tania menolak. "Ketika Arthur datang ke rumah saat aku sakit, dia membuatkanku air jahe. Setelah itu demamnya langsung turun," beritahunya.Arthur ju
Read more

Makhluk Mungil

Rintihan kesakitan dari Tania memenuhi ruang persalinan. Wajahnya dipenuhi oleh air mata bercampur dengan keringat di dahinya. "Bertahanlah. Kau pasti bisa," bisik Xander di telinga Tania. Nadanya bercampur panik dan takut. Tania menggeleng. Menangis kuat. Ia tidak ingin Xander ada di sini. Karena setelah bayinya lahir, lelaki itu pasti akan mengambilnya. Tapi Tania juga tidak ingin dia pergi. Ia tidak mau sendirian. Rasanya sakit sekali.Sudah pembukaan sepuluh. Dan saat ini Tania sedang berjuang untuk mengeluarkan makhluk mungil di dalam perutnya.Tania menggigit bibir bawahnya dengan kuat ketika merasakan rasa sakit yang semakin tidak tertahankan. Rasanya ingin menyerah."Sedikit lagi. Kau bisa. Percaya padaku." Xander dengan setia mengelus kepala Tania sambil terus membisikkan kata-kata penenang. Mata Xander menyorot takut. Dia panik, tapi tetap berusaha memberikan ketenangan untuk Tania.Tangan Xander menggenggam tangan Tania. Membiarkan Tania meremas tangannya dengan kuat. Me
Read more

Ayah yang Telaten

Tania mengusap-usap pelan pipi bayinya yang kembali tidur setelah sebelumnya menangis. "Sini, bayimu biar Mommy letakkan di box bayinya." Melihat cucunya yang sudah kembali tidur dengan pulas, ia berniat meletakkannya di box bayi yang diletakkan didekat ranjang Tania.Tania menggeleng. "Aku ingin menggendongnya saja.""Kau tidak mau beristirahat?" Tania menggendong bayinya sejak tadi. Dia pasti masih merasa lelah.Tania menggeleng lagi, seolah memang tidak ingin melepas anaknya dari gendongannya. Matanya bahkan tidak pernah lepas darinya.Angeline mengambil duduk di tepi ranjang Tania. Tania sendiri bersandar sambil meletakkan anaknya di pangkuan."Bayimu mirip sekali dengan Xander," ucap Angeline sembari memperhatikan bayi yang belum memiliki nama itu. Terkekeh ketika bibirnya bergerak-gerak, tetapi dengan mata masih terpejam."Sebelumnya Mommy bilang mirip denganku?" balas Tania dengan mata disipitkan. "Mommy hanya ingin membuat anak itu kesal. Tapi sebenarnya dia mirip sekali den
Read more

Ketakutan Besar

"Mommy, kapan kita pulang?""Kita tunggu sampai kondisimu benar-benar sehat ya? Bayimu juga baru lahir. Kasihan jika harus dibawa naik pesawat," jawab Angeline. Ia menuntun Tania memasuki resort. Lalu mendudukkannya di sofa ruang tamu. Sementara bayinya digendong oleh Xander. Lalu Alex, dia yang membawa barang-barang Tania, seperti pakaian dan lain-lain.Tania mengangguk. Ia meluruskan kakinya, matanya menatap bayinya yang ada di gendongan Xander. Tangannya terulur, meminta bayinya."Mandilah dulu, setelah itu langsung istirahat. Mommy akan memandikan bayimu," ucap Angeline pada Tania. Lalu wanita itu mengambil cucunya dari tangan Xander.Tania menurut. Ia bangkit, berjalan dengan perlahan ke kamarnya. "Kau butuh bantuan?" Xander berniat menyusul Tania ketika ujung kausnya ditarik oleh Alex dari belakang. Tania melihatnya sekilas. Lalu melanjutkan kembali langkahnya. "Bereskan barang-barang Tania," ucap Alex dengan nada memerintah yang tidak ingin dibantah. Ayah dan anak itu memang
Read more

Siapa Namanya?

Tania memasuki resort dengan bayinya digendongannya. Sementara Xander berjalan tidak jauh di belakangnya. Setelah mengambil putranya, Tania langsung pergi, tanpa mengatakan apa-apa. Belakangan ini Tania selalu saja berpikiran buruk pada Xander. Terlalu berlebihan. Tapi mau bagaimana? Lelaki itu sendiri yang membuatnya seperti ini."Kau terlihat terburu-buru sekali tadi. Ada apa?" Angeline bertanya tepat ketika ia melihat Tania. Putrinya itu terlihat baru bangun tadi ketika langsung keluar dengan tergesa. Tania menggeleng. Ia memberikan senyum kecil.Angeline mengerutkan dahi. Tapi kemudian mengedikkan bahunya. "Ya sudah. Ayo ke ruang makan. Mommy sudah memasak makanan untuk kita sarapan."Mereka ke ruang makan. Tania meletakkan bayinya di pangkuan. Angeline menyuruhnya untuk menidurkannya di kamar, tapi wanita itu tidak mau. Ingin menggendongnya saja katanya. Tania sedikit kesulitan, karena harus menggendong dan juga makan. Xander meliriknya. Lelaki itu mendorong piringnya menjauh
Read more

Pulang

Tania menuruni undakan tangga pesawat, dan menghentikan langkahnya begitu sampai di bawah. Melihat ke sekelilingnya, Tania ingat landasan pacu ini. Ia ada di Manhattan. Di Manhattan Regional Airport."Mommy, kenapa kita ke sini? Aku ingin pulang," ucap Tania terdengar seperti memohon."Kau sudah pulang." Xander yang memberikan balasan. Menatap Tania dingin.Tania menggeleng cepat. Tidak terima. Karena Angeline tidak memberikan tanggapan, wanita itu beralih pada Alex. "Daddy, ayo kita pulang ke Italia." Ia meraih lengan Alex. Berniat membawanya masuk kembali ke dalam pesawat. Tapi Alex tidak bergerak.Alex melepaskan tangan Tania di lengannya untuk kemudian ia genggam tangannya. Dia menepuk punggung tangan Tania beberapa kali. "Ikutlah dengan Xander dulu." Tania menggeleng, dengan wajah memelas. Angeline malah memberikan senyum. "Bayimu biar Mommy dan Daddy yang membawanya." Angeline mengambil bayi Tania dari gendongan wanita itu. Lalu dia mendorong punggung Tania pelan ke arah Xande
Read more

Kembali Karena Cinta

Dengan pinggangnya yang dirangkul oleh Xander, Tania mengitari mansion. Seperti melakukan tour di tempat wisata. Mansion ini terlalu luas. Berkali-kali lebih luas dari mansion Xander yang sebelumnya.Mansion bergaya Eropa klasik ala abad pertengahan yang terdiri dari empat lantai dengan lift di dalamnya. Lantai teratas menjadi area pribadi untuk keluarga. Kamar utama dan kamar bayi berada di lantai empat. Sementara lantai ke tiga digunakan sebagai ruang kerja. Xander mendesain semuanya dengan sempurna. Halaman mansion yang sangat luas dengan taman bermain di sisi kiri mansion. Lalu di halaman belakang terdapat tempat pacuan kuda. Kolam renang, air mancur, dan taman bunga yang menambah keindahan istana itu."Sejak kapan kau menyiapkan semua ini?" tanya Tania. Dia berjongkok di tepi kolam renang. Menepuk-nepuk air dengan tangannya."Tidak lama setelah kau pergi," jawab Xander. Ia berdiri di sebelah Tania. Telapak tangannya berada di puncak kepalanya.Tania mendongak. Dahinya mengernyit
Read more

Bahasan Nama

Tania duduk dengan kaki menyilang di tengah ranjang. Sementara Xander duduk di belakangnya. Mengeringkan rambut Tania yang basah setelah sama-sama masuk ke dalam kolam renang.Setelah selesai mengeringkan rambut Tania, Xander kemudian menyisirnya. Dengan perlahan ia merapikan rambut panjang Tania."Kenapa Mommy dan Daddy belum sampai juga? Aku sudah merindukan baby Lio." Tania bersuara sambil memainkan handuk yang telah selesai digunakan untuk mengeringkan rambutnya."Mommy dan Daddy pasti mengajaknya jalan-jalan dulu. Mungkin sebentar lagi mereka pulang." Xander menanggapi. Tania mengangguk dengan bibir sedikit maju ke depan. Baru berpisah sebentar saja ia sudah merindukan bayinya.Tania menoleh ke arah pintu, ketika samar-samar ia mendengar suara. "Apa kau mendengar sesuatu?" Tania menolehkan kepalanya ke belakang. Dia bertanya pada Xander."Mendengar apa?" tanya Xander balik. Ia memutar kepala Tania ke depan. Kembali menyisir rambutnya yang belum selesai."Seperti suara anjing," j
Read more

Permainan Menyenangkan

When your heart is in your dream. No request is too extreme. When you wish upon a star. As dreamers do....Lagu pengantar tidur yang dinyanyikan Tania menghilang bersamaan dengan matanya yang mulai tertutup. Gerakan tangannya yang mengayun box bayi juga mulai berhenti. Tania terlelap. Kepalanya yang tidak tersangga apapun hampir terjatuh ketika Xander yang baru datang dengan sigap menumpunya. Xander merunduk. Mencium Lio yang tertidur dengan pulas, sebelum kemudian mengangkat Tania dalam gendongan. "Xander...." Tania bergumam pelan. Ia membuka matanya, hanya untuk melihat wajah Xander dan menutup matanya kembali. "It's okay. Tidurlah," bisik Xander. Ia membawa Tania ke kamar mereka, merebahkan tubuhnya di ranjang dengan hati-hati. Lalu ia sendiri ikut naik ke atas. Merentangkan satu tangannya sebagai bantalan Tania.Tania merapatkan tubuhnya pada Xander. Menenggelamkan wajahnya di dada bidangnya dan melingkarkan tangan di pinggangnya. Lalu kembali terlelap dengan nyaman.Xander te
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status