All Chapters of Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Chapter 51 - Chapter 60

138 Chapters

Keluguan yang Dimanfaatkan

Sera berniat masuk kembali ke dalam mansion setelah mengantarkan teman-temannya sampai di luar. Mereka baru saja pulang. Sera melangkahkan kakinya melewati pintu, di mana di sana Tania berdiri. Ia bisa melihat air mata yang terus keluar dari matanya. Tapi tidak ada isakan atau tangisan.Sera melengos. Berjalan melewati Tania ketika wanita itu berdiri di depannya. Seakan menghalanginya pergi.Sera memutar bola matanya. "Apa?" tanyanya ketus."Apa kau benar-benar membenciku? Tidak bisa menjadi Sera yang seperti sebelumnya lagi?" kata Tania pelan. Sera menghela napas kesal. "Seperti sebelumnya bagaimana? Harusnya aku memang bersikap seperti ini dari awal agar kau tidak berani melunjak." Ia terlalu memberi kebebasan pada Tania. Hanya membiarkan ketika dia terlihat dekat dengan suaminya. "Sera...." Tania mulai terisak. Benar-benar tidak bisa jika Sera bersikap seperti ini padanya. Tania sudah biasa menerima hinaan dari semua orang. Tapi jangan Sera. "Sudahlah, Tania. Jangan mulai berdra
Read more

Mawar Merah untuk Pengkhianatan

Xander menatap jendela bundar di sampingnya. Melihat gulungan awan putih yang indah di luar sana. Sambil menerawang jauh. Memikirkan bagaimana awal mulanya ia bisa menyukai Sera.Xander menyukai Sera karena sifat lembut dan lugu wanita itu. Seorang anak kecil yang belum pandai bersepeda menabrak Sera dengan sepeda roda tiganya hingga membuatnya jatuh dan lecet di lutut dan tangan. Ia memarahi anak itu karena khawatir pada Sera. Tapi Sera malah memarahinya balik. Dia tidak senang karena Xander memarahi anak itu dan mencubitnya hingga menangis kejar. Sifat lembutnya yang membuatnya seperti itu.Sangat di sayangkan, sifat yang Xander sukai kini menghilang dari diri Sera. Istrinya sekarang bisa dengan mudah menyakiti orang. Tanpa ada rasa kasihan. Setelah pertengkaran mereka, Xander langsung pergi ke London. Selain karena pekerjaan yang memang mendadak, ia juga sedang menghindar dari Sera. Xander merasa kecewa atas sikap istrinya.Apa ini salah Xander yang kurang memperhatikan Sera? Lela
Read more

Kecewa

Mata Sera melebar. Terlampau terkejut melihat Xander yang sudah ada di sini. Ia langsung mendorong Adrian menjauh. Lantas menghampiri Xander. Tampak panik. "X, aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."Xander menghiraukan Sera. Ia menepis tangan wanita itu yang memegang lengannya. Kemudian melangkah menghampiri 'selingkuhan' istrinya. Langsung saja ia memberikan bogeman mentah."Berani-beraninya kau menyentuh istriku!" Xander seperti orang kesetanan. Memukul Adrian bertubi-tubi. Tanpa memberikan kesempatan sedikitpun untuk laki-laki itu melawan."Xander, hentikan!"Teriakan Sera tidak ia pedulikan. Xander terus menghajar Adrian sampai terkapar tak berdaya di lantai. Sayangnya ia belum puas. Rasanya Xander ingin mematahkan tulang-tulangnya. Dia benar-benar memanfaatkan kerja sama mereka untuk mendekati istrinya ternyata. Apa lelaki ini sengaja meneleponnya untuk tahu di mana keberadaannya, lalu bertemu dengan istrinya tanpa sepengetahuannya begitu? Kaki Xander bersiap me
Read more

Menyentuhmu

Setelah pertengkaran mereka, Xander dan Sera sama-sama pergi dan sampai hari sudah beranjak gelap, mereka belum juga kembali. Seharusnya ini juga menjadi waktu yang tepat untuk Tania pergi.Kehadiran Tania di sini sudah tidak dibutuhkan. Jadi tidak ada alasan untuk ia tetap tinggal. Tania menggeret kopernya. Membuka pintu kamar, keluar, dan berniat menutup pintunya kembali ketika suara seseorang tiba-tiba terdengar."Bagus! Setelah semua yang terjadi, kau malah ingin pergi?"Tania berbalik. Xander berdiri di hadapannya. Lelaki itu ternyata sudah kembali.Tania menatap Xander dengan wajah sendunya. "Aku pergi karena sudah tidak dibutuhkan. Di sini Sera yang menginginkan bayi ini. Ketika dia sudah tidak menginginkannya, dan bahkan sangat membenciku, lalu untuk apa aku tetap di sini?" jawabnya. "Untuk apa tetap di sini? Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu?" heran Xander. Bagaimana bisa dia pergi seenaknya setelah semua yang terjadi? Tania pikir Xander akan melepaskannya? Tidak akan
Read more

Siapa Si Murahan Itu?

Tania membuka pintu kamar Xander dengan perlahan. Melongokkan kepalanya keluar untuk memeriksa keberadaan para pelayan. Ia ingin kembali ke kamarnya, tetapi hanya mengenakan kemeja putih kebesaran milik Xander. Entah di mana lelaki itu meletakkan pakaiannya. Dia sedang mandi sekarang.Tangannya baru akan memutar gagang pintu kamar ketika ia terlonjak kaget karena suara seseorang yang tiba-tiba. Tania berbalik. "Sera?" "Aku melihatmu keluar dari kamarku dan Xander. Apa yang kau lakukan di dalam?" selidik Sera dengan memperhatikan penampilan berantakan Tania. Dan kemeja yang dipakainya itu, milik suaminya.Bola mata Tania melebar. "A-aku....""Bagus sekali. Kau menggoda suamiku di saat aku baru pergi untuk sebentar saja." Sera terkekeh sinis. "Sera, k-kau salah paham. Aku tidak–""Tidak apa, Tania? Tidak melakukan apapun dengan suamiku?" cemooh Sera dengan menekankan kata terakhirnya. "Sayangnya aku melihatnya tidak seperti itu." Ia bisa melihat dengan jelas bekas berwarna kemerahan d
Read more

Mengobati & Diobati

Tania meringis ketika menyentuhkan kapas bercampur obat merah di tangannya ke bibir Xander yang sedikit sobek. Pada bukan dia yang terluka. Xander saja tidak menunjukkan raut kesakitan sama sekali. Hanya datar.Tania langsung berlarian mengambil kotak P3K ketika menyadari luka di wajah Xander. Berinisiatif untuk mengobati lukanya. Ujung bibir lelaki itu sedikit robek dan mengeluarkan darah. Pipi kirinya tampak membiru. Tania ingin menangis melihatnya.Bukan ingin, tapi sudah menangis. Air mata keluar dari matanya dengan tangan yang masih setia mengobati luka Xander."Di sini aku yang terluka, Lea. Kenapa kau yang menangis?" ucap Xander dengan tatapan gelinya. Ia membiarkan lukanya diobati Tania."Apa kau tidak merasa sakit?" tanya Tania heran. Mengedip dengan kelopak mata yang dibasahi air mata. Ia saja ngeri sendiri melihat luka Xander.Xander menggeleng. Dibanding luka di wajahnya, ada hatinya terasa lebih sakit. Sera sukses benar menyakitinya. Xander masih saja berharap jika ini mi
Read more

Putra dan Putrimu

"Jadi kalian membohongi Mommy dan Daddy selama ini?""I'm sorry."Angeline menggeleng. Menghela napas berat. Tidak tahu harus berkata apa lagi. Mendengar permasalahan antara kedua anaknya, ia dan suaminya langsung memutuskan datang ke Amerika untuk mengetahui apa yang terjadi secara langsung."Daddy dan Mommy memang ingin segera memiliki cucu. Tapi kalian tidak perlu sampai memakai ibu pengganti untuk memberikannya," ucap Alex untuk pertama kali setelah Xander menjelaskan apa yang terjadi. Jelas karena paksaan Angeline lelaki itu bercerita, karena dia terlalu malas membahas ini. Alex dan Angeline memang ingin memiliki cucu. Tapi jika anak dan menantunya tidak bisa memberikan pun tidak apa-apa. Masih ada banyak cara lain yang bisa dilakukan, seperti mengadopsi seorang anak. Bukan cucu kandung, tapi rasanya tidak masalah. Mereka tetap bisa menerimanya. Itu akan lebih baik daripada dengan apa yang Xander dan Sera lakukan sekarang. Keputusan untuk memakai ibu pengganti yang akhirnya menc
Read more

Kebenaran

Xander keluar dari walk in closet dengan dasi yang terlampir di bahunya. Sementara tangannya sibuk mengancingkan kancing lengan kemejanya. Lelaki itu tengah bersiap-siap untuk ke kantor. Ada masalah di kantor yang mengharuskan kehadirannya. Xander menatap ke sekeliling kamar. Berdecak, ia kemudian keluar dari kamar. Lelaki itu berdiri di balkon dan menjulurkan kepalanya untuk melihat ke lantai bawah. "Sera, kau di mana?! Dasiku–" Ucapan Xander terhenti setelah ingat apa yang sedang ia lakukan. Wanita itu tidak ada di sini. Kenapa Xander mencarinya? Xander menghela napas berat. Belum terbiasa dengan ketidakhadiran Sera di sekitarnya. Ia terlalu bergantung pada wanita itu. Baru saja dia pergi, dan Xander sudah sangat merindukannya. That woman! Dia menghancurkan hidup Xander."Boleh aku membantumu?"Xander berbalik. Tania sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan ragu. Ia mendengar ketika Xander berteriak 'mencari' Sera."Tidak perlu," tolak Xander sembari berjalan masuk kembali ke k
Read more

Xander Si Comes

"Bagaimana masalahmu di kantor? Mungkin Daddy bisa membantu.""Tidak perlu. Aku sudah membereskannya," jawab Xander. Ada penyusup masuk ke dalam perusahaan dengan berpura-pura menjadi pegawainya. Mencuri data-data penting perusahaan. Tapi dia berhasil diringkus tepat pada waktunya.Begitulah orang-orang yang tidak berguna. Mereka mencuri ide dari perusahaan lain untuk menciptakan perusahaan besar. Tidak tahu diri."Baguslah kalau begitu," kata Alex. Berbicara mengenai perusahaan, ia jadi teringat sesuatu. "Daddy menarik investasi yang Daddy berikan di perusahaan Jeremy."Xander yang menatap ponsel di tangannya menoleh pada Alex. Memberikan anggukan singkat. Sudah sepatutnya daddynya melakukan itu. Tidak perlu ada hubungan apapun lagi dengan keluarga Thomas. Hubungan pekerjaan sekalipun. "Lalu bagaimana dengan perceraian mu dan Sera?""Aku sudah menyerahkan dokumennya ke pengadilan."Alex mengangguk. Xander menatapnya dengan mata menyipit. Baru menyadari sesuatu. "Daddy bertengkar den
Read more

Anak Kandung dan Bukan Siapa-Siapa

Xander berdecak setelah melihat berkas yang dikirim sekretarisnya tidak sesuai dengan apa yang lelaki itu minta. Ia ingin laporan pembangunan jalan tol Overseas Highway yang sekarang tengah dalam tahap pengerjaan. Tapi entah berkas apa ini yang malah dikirimnya. Benar-benar tidak teliti.Xander berniat keluar dari aplikasi email untuk menghubungi sekretarisnya lagi dan meminta dikirimkan laporan yang benar. Tapi terurungkan ketika ia sekilas membaca berkas itu.Ini adalah laporan mengenai informasi tentang Tania yang pernah ia perintahkan pada Christian untuk mencarinya. Xander bahkan lupa membacanya. Berkas itu sudah berkumpul dengan berkas-berkasnya yang lain.Xander menggeser layarnya. Membaca dengan teliti informasi tentang Tania, dan rahangnya menegang seketika. Tatapan matanya tampak tidak percaya dengan apa yang dibacanya. Lelaki itu bahkan membacanya berulang kali. Berpikir jika matanya yang salah melihat."Tidak mungkin," geram Xander rendah. Wajahnya memerah. Ponsel di tanga
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status