Tania menaikkan kakinya setelah pelayan membantunya melepaskan sepatu, berbaring di ranjang, dan lang memejamkan mata. Ia merasa lelah. Tidak hanya tubuh, tapi pikirannya juga.Tania lelah dengan apa yang terjadi. Ketakutan yang dirasakannya. Iris mata hazel itu terbuka kembali. Mengusap perutnya.Setidaknya sekarang, bayi di perutnya yang menjadi penguatnya. Bayi laki-laki yang akan menjaga ibunya nanti. Ya, jenis kelamin bayi Tania adalah laki-laki. Ia tidak sabar melihatnya. Menggendong dan memeluknya. Tania mengusap perutnya penuh sayang.Tania tersentak, langsung melarikan matanya ke arah jendela ketika mendengar suara ketukan. Tapi bukan dari sana suaranya. Itu suara dari ketukan pintu yang diketuk oleh pelayan yang ingin mengantarkan makanan ringan untuknya.Tania lagi-lagi menakutkan sesuatu yang tidak ada. Ia menggeleng. "Lupakan, Tania, lupakan," gumamnya berusaha menghilangkan pikiran buruk apapun yang ada di kepalanya. Ketakutannya. Karena ia yang stres akan memberikan pe
Baca selengkapnya