All Chapters of Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Chapter 41 - Chapter 50

138 Chapters

Sengaja?

Sesaat setelah matanya terbuka, Xander langsung berdecak. Menggerutu tidak jelas karena tidurnya yang sejak semalam tidak nyaman sama sekali. Bergerak sedikit saja tangannya langsung terasa nyeri.Mengambil tongkat di bawah ranjang, Xander kemudian berdiri. Berjalan dengan langkah pelan keluar dari kamar. Ingin mencari Sera. Entah di mana istrinya itu.Saat Xander membuka pintu, bertepatan dengan Tania yang juga membuka pintu. Melihat Xander, wanita itu langsung tercengang. Membuang muka. Xander keluar dengan bertelanjang dada. Meski sekilas, Tania jelas melihat bentuk kotak-kotak di perut lelaki itu, dengan otot yang menonjol di lengannya. Tania menelan ludah. "Kau melihat Sera?" tanya Xander santai. Tidak tahu jika bagian atas tubuhnya yang telanjang itu membuat Tania panas dingin."Tidak. Aku baru keluar dari kamar," jawab Tania dengan tatapan ke arah lain. Wanita itu berusaha tidak melihat Xander. Meski ia sudah pernah melihatnya. Mungkin bahkan lebih dari apa yang dilihatnya se
Read more

Mengenali Ayahnya

Tania menatap lukisan yang baru saja digantung oleh pelayan di atas perapian. Lukisan yang diketahuinya dibeli oleh Xander. Seorang kurir baru saja mengantarnya. Binar di matanya terlihat jelas melihat lukisan bayi laki-laki yang sangat lucu itu. Tania membalik tubuhnya. Menatap Xander yang duduk di sofa dengan tatapan penuh arti. Apakah lelaki itu sama tidak sabarnya menunggu anaknya lahir seperti dirinya? Karena itu membeli lukisan ini untuk bisa dipandangi setiap hari?Xander yang sadar ditatap oleh Tania hanya mengabaikan wanita itu. Raut wajahnya tampak santai, meski tahu arti tatapan Tania."Kenapa kau membeli lukisan itu?" tanya Tania setelah berada di depan Xander. Mulutnya gatal ingin bertanya."Maksudmu kenapa? Itu terserah padaku," balas Xander dengan alis terangkat naik. Nada suaranya sedikit ketus. Ia jelas tahu maksud pertanyaan Tania. Tapi kenapa Xander harus memberitahunya?Tania menggaruk rambutnya. "Kau...." Wanita itu menggantung ucapannya. Bingung sendiri ingin be
Read more

Xander a.k.a Macan

Tania hampir terjengkang karena Sera yang menariknya cukup kuat hingga ia kehilangan keseimbangan. Tapi ia bisa menguasai diri."Apa yang kau lakukan, Tania?! Cedera Xander bisa semakin parah karena ulahmu itu. Kau menekan tangannya, kau tahu?!" Sera memarahi Tania. Entah benar-benar takut cedera suaminya semakin parah, atau takut ketika suaminya semakin dekat dengan wanita itu. Posisi Xander dan Tania tadi cukup absurd. Orang yang melihatnya mungkin akan salah paham.Tania hanya menunduk dalam. Bahkan tidak mampu mengucapkan kata 'maaf' karena ini baru pertama kalinya Sera memarahinya. Ia cukup tidak percaya. Tania memang pernah mengatakan ia senang ketika dimarahi Sera, karena tandanya wanita itu memperhatikannya. Tapi ini lain. Tania melihat tatapan benci di matanya. Atau hanya perasaannya saja?"Kenapa kau banyak tingkah sekali? Tidak bisa diam saja?""Sera," panggil Xander dengan nada rendah. Mengisyaratkan Sera untuk berhenti. "Pergilah! Jangan berkeliaran didekat Xander!""Ma
Read more

Xander, Tania, dan Central Park

Butuh waktu dua minggu lebih hingga tangan dan kaki Xander benar-benar sembuh. Selama itu pula ia merasa menjadi seorang pengangguran. Hanya mendekam di dalam rumah tanpa melakukan apapun. Padahal satu kaki dan tangannya juga masih berfungsi untuk ia gunakan bekerja. Tapi Sera yang tiba-tiba bersikap tegas itu benar-benar melarangnya bekerja. Istrinya itu bertindak seperti bos besar yang terus saja menyuruh Xander istirahat.Xander merasa terkurung, dan ia hanya bisa pasrah karena tidak bisa menolak perintah si 'bos besar'. Tapi ia sudah sehat sekarang dan bisa kembali bekerja. Lelaki itu sudah siap dengan setelan kerjanya."X, aku ingin pergi. Apakah boleh?"Xander menoleh pada Sera yang duduk di sebelahnya. Mereka sedang sarapan bersama. "Kemana?" "Menghadiri pembukaan galeri baru temanku," jawab Sera."Sebenarnya aku ingin kau menemaniku ke acara peresmian Artadewa Medical Center. Artadewa Medical Center adalah rumah sakit ke sekian kali yang baru selesai dibangun oleh Xander. I
Read more

Sepeda di Taman

Xander menatap Tania dengan pandangan heran. Cukup tidak percaya wanita ini tidak bisa naik sepeda. Jika itu adalah motor, ia mungkin memaklumi, karena memang tidak sedikit orang yang tidak bisa mengendarainya. Tapi untuk sepeda? Hell... anak umur dua tahun saja sudah bisa."Aku tidak bisa menaiki sepeda, tapi ingin menaikinya."Xander menatap Tania dengan dahi berkerut, sebelum menghampiri pemilik sepeda itu untuk menyewa satu sepedanya. "Naik."Tania tampak ragu. "Nanti kalau jatuh?""Aku akan memeganginya," yakin Xander. Ia berdecak pelan karena menunggu Tania yang masih membutuhkan waktu beberapa saat hingga ia akhirnya naik ke sepeda.Xander menyuruh Tania mengayuh sepedanya, dan ia sendiri memegangi bagian boncengan sepeda untuk menjaga agar wanita itu tidak jatuh. Pertama kali Ta ia masih kesulitan mengarahkan setang sepedanya dan terus oleng. Tapi lama-kelamaan, wanita itu mulai bisa. "Wah, bisa!" Tania berseru senang, karena berpikir sudah bisa mengendarai sepeda. Ia mengay
Read more

Tersesat

Xander membuka pintu kamar, dan langsung berdecak mendapati anjing Tania yang bernama Molly berada di depan kamarnya. Sedang duduk manis sembari menjilati kakinya sendiri.Xander berniat melewatinya ketika anjing itu langsung bangun dan memutari kakinya. Lalu mendusel-dusel di sana. Ia menghindar, dan si Molly itu mengikutinya. Dia bergerak ke kanan dan kiri seakan berniat menghalangi langkah Xander. Entah kenapa anjing ini suka sekali mengganggunya. Setelah berhasil pergi dari si Molly, anjing yang lain muncul dari balik pintu kamar Tania yang terbuka setengah. Anjing jelek yang 'dipungut' dari jalan itu juga mengikuti langkah kaki Xander. Ada apa dengan anjing-anjing ini? Membuat kesal saja. Xander berkeinginan untuk menendangnya. Tapi tidak setega itu untuk melakukannya.Xander mempercepat langkahnya, bahkan terkesan berlari untuk menghindar dari dua anjing jelek itu. Ia menuruni tangga untuk ke ruang tangga."Anjingmu itu benar-benar menyebalkan," gerutu Xander setelah menundukka
Read more

Baik Menjadi Jahat

Tania berlari. Kencang. Tak tentu arah. Di belakangnya seekor hewan buas mengejarnya. Suaranya menyeramkan. Matanya melotot dengan mulut terbuka lebar seakan sudah tidak sabar menerkamnya.Tania menjerit. Meminta tolong. Tapi ia tahu tidak akan ada yang menolongnya. Di tempat sepi ini, gelap, dan menakutkan. Tidak akan ada yang datang. Dengan wajah yang dibasahi air mata, Tania hanya terus berlari. Sampai kakinya tidak kuat lagi melangkah. Dan ia hanya akan pasrah jika akan benar-benar mati di sini.Tania berlari sekencang-kencangnya. Hingga pada akhirnya kehabisan tenaga. Tubuhnya lemas. Nyaris terkulai tak berdaya di tanah ketika sebuah lengan kekar menangkapnya. Memberikan perlindungan dengan memeluknya erat. Tania menangis. Antara ketakutan dan kelegaan menjadi satu. Ia takut ini hanya mimpi. Siapa yang mau datang ke tempat menakutkan ini untuk menolongnya? Dan Tania akan merasa lega jika ini memang bukan mimpi.Tania membuka matanya. Ingin melihat wajah orang yang mendekapnya e
Read more

Misi Membuat Sera 'Kembali'

Tania keluar dari bathub setelah berendam selama satu jam lebih dengan air panas. Ditemani aroma lavender yang membuat tubuhnya menjadi rileks. Ia kemudian memakai pakaiannya, menyisir rambutnya, lalu keluar dari kamar.Dari ujung lorong, Tania melihat Lyla berlari menghampirinya. Raut khawatir tampak di wajahnya."Nona baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?" tanyanya cepat. Ia baru saja tahu apa yang telah terjadi dengan nonanya ini. "Saya benar-benar minta maaf, Nona. Saya meninggalkan ponsel saya di paviliun sejak pagi, karena itu saya tidak tahu jika Nona menelepon saya. Maafkan saya, Nona."Ah, jadi karena itu Lyla tidak bisa dihubungi? Setelah Sera yang tidak bisa dihubungi, Tania berganti menelepon Lyla. Tapi dia juga tidak menjawab panggilannya. Ia sudah berpikir tidak akan bisa pulang lagi setelah itu. Namun ia lupa masih ada Xander. Tania sepertinya tidak perlu bertanya apakah yang membawanya pulang Xander atau bukan. Karena ia yakin memang lelaki itu. Dia selalu ada ketik
Read more

Selingkuh?

Tania duduk di tepi kolam ikan hias di halaman mansion. Ia memasukkan makanan ikan ke dalamnya kolam. Lalu ikan-ikan kecil dengan warna cantik itu langsung berebut memakannya.Sinar matahari pagi menyorot kulit putih Tania. Tapi wanita itu tidak merasa terusik. Ia memasukkan tangannya ke dalam air. Memainkannya."Nona, ayo masuk. Nanti kulit Nona menjadi hitam." Lyla keluar untuk menghampiri Tania. Mengajaknya masuk.Tania menurut. Berdiri dari duduknya, ia mencuci tangannya di keran sebelum masuk ke dalam. Bisanya wanita itu akan memberikan penolakan terlebih dahulu jika acara bermainnya diganggu. Tapi sekarang tidak, karena Tania sedang tidak dalam mood yang baik. Ia malas melakukan apapun. Karena Sera.Perubahan sikap Sera padanya terus membuat Tania berpikir. Apakah mereka tidak bisa kembali seperti sebelumnya? Apa yang harus Tania lakukan untuk membuat Sera tidak membencinya lagi?Karena merasa haus, Tania pergi ke dapur untuk minum. Seorang pelayan sedang menuangkan jus berwarna
Read more

Spekulasi yang Tidak Benar

"Aaa akhirnya kita bisa bersama-sama lagi!!" Empat wanita itu saling berpelukan dan berjingkrak-jingkrak semangat. Sera dan ketiga teman baiknya semasa kuliah. Mereka akhirnya bisa bertemu lagi setelah sekian lama. Setelah alasan sibuk dan lain-lain yang menghalangi."Ayo, ayo, masuk dulu." Sera membawa teman-temannya masuk ke dalam mansion. Lalu memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk teman-temannya."Sepertinya sekarang aku tahu bagaimana kehidupan seorang ratu. Ya seperti Sera ini. Aku benar bukan?" Salah seorang wanita berceletuk dan yang lainnya memberikan tanggapan dengan mengangguk."Kau ini bicara apa?" Sera tertawa malu."Aku serius. Coba lihat dirimu." Wanita itu menatap Sera dari ujung kepala sampai kaki. Mengira-ngira berapa harga dari setiap barang yang melekat di tubuh Sera. Dia mungkin tidak akan bisa menghitung nilainya. "Ya ampun! Kau bahkan memiliki kalung ini?!" Wanita itu tiba-tiba meraih sesuatu yang melingkar di leher Sera. Menatap kalung yan
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status