Share

Ancaman Xander

Author: Isti12
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kelopak mata Tania yang tertutup perlahan terbuka. Mengernyit, dia menetralkan cahaya yang masuk pada sepasang mata hazelnya. Setelah mendapat kesadaran sepenuhnya, wanita itu melirik ke sekitar. Lalu terdiam. Berpikir, menyusun kembali ingatan tentang kejadian sebelum ia pingsan.

Tania refleks menyentuh perutnya saat ingatan itu telah didapatkannya. Wanita itu menghela napas lega. Menyadari jika bayinya baik-baik saja. Dia masih berada di dalam perutnya.

Kedua tangan Tania bertopang pada sisi ranjang. Mencoba bangun. Namun rasa nyeri di perutnya langsung terasa saat ia bergerak. Tania meringis.

"Kau sudah sadar? Kenapa bangun?" Xander yang muncul dari balik pintu bergegas menghampiri Tania untuk membantu wanita itu berbaring kembali. Lalu menarik kursi ke sebelah ranjangnya. "Mau minum?" tanyanya.

Anggukan pelan Tania yang lantas membuat Xander membantunya untuk minum. Tania meneguk sedikit air dalam gelas itu, hanya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Xander meletak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kakak? No!

    "Ayo, buka mulutmu lagi."Tania menggeleng ketika Angeline berniat menyuapkan sesendok bubur lagi ke mulutnya. "Aku sudah kenyang.""Kau baru makan satu sendok. Bagaimana mungkin sudah kenyang? Ayo makan lagi." "Sudah kenyang, Mommy." Tania menggeleng lagi. Tetap menolak. Ia tidak bisa makan bubur yang disediakan rumah sakit. Hambar dan tawar. Rasanya ia ingin muntah."Tania–""Ada apa ini?" Xander yang baru muncul dari pintu bertanya."Kebetulan kau sudah datang. Ini, coba bujuk dia untuk makan. Mommy baru menyuapinya satu sendok, tapi sudah kenyang katanya," ucap Angeline sembari memberikan mangkuk berisi bibir yang dibawanya pada Xander. "Paksa saja jika tidak mau. Mommy mau menelepon Daddy sebentar." Lalu Angeline keluar.Xander mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Meletakkannya di atas nakas. Kemudian duduk di kursi yang sebelumnya ditempati Angeline. Lalu menyendok bubur dan mengarahkannya ke mulut Tania. "Buka mulut.""Kau dari mana?" Tania bertanya. Sesendok bubur yang

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Menjaga

    "Pembangunan resort di Bali sudah mencapai sekitar sembilan puluh persen, Tuan. Sebentar lagi akan dirampungkan."Xander mengangguk. "Laporkan setiap perkembangannya padaku. Aku ingin semuanya berjalan dengan sesuai," ucapnya menanggapi penjelasan Christian. Tetapi pandangannya tidak mengarah pada asisten pribadinya itu.Xander berdiri didekat pintu. Bersama dengan Christian membicarakan masalah pekerjaan. Tapi perhatiannya teralihkan ke tempat lain. Pada Tania yang sedang menjalankan pemeriksaan terakhir sebelum pulang. Dia sudah bisa pulang hari ini.Dahi Xander mengerut melihat dokter yang memeriksa Tania itu sempat menepuk-nepuk kepalanya, dan wanita itu memberikan senyuman padanya."Baik, Tuan. Saya akan melaporkan semuanya pada Anda." Christian memberikan balasan untuk perkataan Xander. "Lalu untuk pembangunan–""Nanti saja." Xander memotong perkataan Christian. Ia tidak ingin lagi mendengar penjelasannya. Matanya menyipit tidak suka. Kakinya melangkah ke arah ranjang. Berdiri d

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Menggunakan Kesempatan

    Tania keluar dari bathtub. Mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Setelah berendam beberapa lama dengan air hangat yang dicampur dengan wewangian yang entah apa namanya, ia merasa lebih segar. Rasa lelah dan lemas yang dirasakannya seolah hilang terbawa air.Tania merasa rileks. Namun tidak benar-benar rileks, karena masih harus memikirkan bagaimana caranya ia keluar dari kamar mandi.Tania sudah sangat gugup ketika Xander menyuruhnya mandi tadi. Dengan lelaki itu yang ikut serta. Ingin membantu dirinya mandi. Khawatir jika wanita itu bertindak ceroboh lagi di kamar mandi. Tania jelas tidak mau. Meski sudah bukan pertama kalinya Xander melihat tubuh telanjangnya, itu tetap tidak akan menghilangkan rasa malunya.Syukurlah Xander mau membiarkan Tania mandi sendiri. Dan ia sudah selesai mandi sekarang. Sayangnya lupa tidak membawa pakaian. Biasanya, ia memakai pakaiannya di luar, karena khawatir akan basah jika membawanya ke kamar mandi. Selain itu, hanya ada dirinya sendiri di da

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Perempuan Itu?

    Xander memasuki pintu utama mansion. Sudah cukup larut ketika ia pulang. Padahal rencananya berada di kantor hanya sebentar, tapi urusannya baru terselesaikan sekarang. "Lea sudah tidur?" tanya Xander sembari melepas jas yang melekat ditubuhnya, dan langsung memberikannya pada pelayan yang memang sudah menunggu di depan pintu."Sudah, Tuan.""Apa saja yang dilakukannya seharian ini?" "Sesuai perintah Anda, Nona Tania hanya beristirahat di kamar, Tuan. Namun tadi sempat mengeluh perutnya sakit."Xander yang berjalan di depan pelayan yang mengikutinya di belakang, langsung berhenti. Berdecak, ia menatap pelayan itu kesal. "Kenapa tidak memberitahukannya padaku? Aku sudah mengatakan sebelumnya bukan? Beritahu aku jika terjadi sesuatu padanya."Pelayan itu menunduk. "Maaf, Tuan. Nona Tania yang melarang memberitahu Anda," ucapnya takut-takut. "Tadi Lyla mengompres perutnya dengan air panas, dan Nona Tania sudah merasa lebih baik."Tanpa memberikan balasan, Xander berlalu. Melangkah leba

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Alexa

    "Selamat pagi, Nona. Saya membawakan sarapan untuk Anda." Seorang pelayan membawa nampan berisi sarapan untuk Tania.Tania yang tampak segar, karena baru selesai mandi mengernyit. "Kenapa dibawa ke sini?" tanyanya, karena sebelumnya ia selalu sarapan di ruang makan."Tuan meminta saya mengantarkan sarapan Nona ke kamar. Jadi Nona tidak perlu turun ke ruang makan."Tania mengedip lambat. Apa untuk makan saja ia tidak boleh keluar? Tania sudah sembuh. "Di mana Xander?" tanyanya. Sejak Xander keluar dari kamar tadi, lelaki itu tidak terlihat hingga kini. Tania dibiarkan sendirian di dalam kamar. "Tuan sedang sarapan di ruang makan, Nona. Bersama dengan Nona Alexa."Alexa? Perempuan yang tadi? "Siapa...Alexa?" tanya Tania menyuarakan rasa penasarannya."Nona tidak tahu? Nona Alexa adalah seorang model terkenal. Suatu keberuntungan bisa melihatnya di sini," jelas pelayan itu antusias.Tania menekuk bibir tidak kentara. Perkataan pelayan tidak menjelaskan apa yang ingin diketahuinya. Ia i

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Hanya Sepupu

    Tania mengambil satu majalah lagi di atas nakas. Foto Alexa kembali muncul di cover majalah yang diambilnya itu. Sebelumnya Tania sudah mengumpulkan majalah-majalah yang ada di mansion. Penasaran ingin tahu seterkenal apa Alexa. Salah satu pelayan berkata jika Alexa adalah seorang model terkenal. Dan sepertinya memang benar. Kebanyakan majalah terkenal yang sudah dilihatnya menampilkan foto wanita itu di halaman paling depan.Tania tidak pernah membaca majalah, karena itu ia tidak tahu siapa Alexa. Tapi ia akui, Alexa sangat cocok dengan pekerjaannya itu. Dia sangat cantik dan memiliki bentuk tubuh yang bagus. Sangat cocok jika bersanding dengan Xander. Benar-benar serasi. Berbeda jika disandingkan dengan dirinya.Tania mengamati jari-jarinya yang semuanya memiliki ukuran sama. Membengkak. Apa namanya? Body goals? Itu tidak ada sama sekali pada tubuhnya. Mereka akan menjadi angka sepuluh jika ia dan Xander disandingkan. Tidak cocok sama sekali. Tania menghela napas panjang."Permisi,

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Benarkah Pelampiasan?

    "Aku merindukan Mommy." Tania merengek. Menatap wajah Angeline di layar dengan bibir menekuk.["Sepertinya baru kemarin Mommy pergi. Tapi kau sudah merindukan Mommy."] Angeline menanggapi. Terlihat dari layar dia tersenyum geli.Tania mengangguk dengan wajah melas.Mereka sedang melakukan video call saat ini, dan Tania merengek karena merindukan Angeline.["Salah siapa tidak mau ikut ketika Mommy ajak."]"Nanti Xander sendirian di sini," gumam Tania.Sebelumnya Angeline sudah mengajak Tania untuk ikut bersamanya sebelum pergi. Tania ingin sekali ikut. Tapi di sisi lain dia juga tidak mau meninggalkan Xander.["Lagipula dia juga tidak akan setuju jika Mommy mengajakmu,"] komentar Angeline, karena Xander sudah lengket pada Tania. Dia tidak mungkin mengizinkannya pergi.["Ngomong-ngomong di mana Xander?"]"Sedang berkuda bersama Alexa," jawab Tania. Ia mengambil remote di meja sebelah televisi, kemudian duduk di sofa. Lalu menyalakan televisinya.["Alexa? Dia ada di sana?"]Tania mengang

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Mobil yang Menjadi Masalah

    Lamborghini merah Xander berhenti di depan Katedral St. John. Salah satu gereja terbesar di dunia. Xander membuka pintu mobilnya, dan meraih tangan Tania keluar.Tania menatap bangunan besar dan tinggi di depannya. "Untuk apa kita kemari?" tanyanya penasaran. Tapi Xander tidak memberikan jawaban.Xander menggandeng tangan Tania. Membawa masuk ke dalam. Melewati kursi-kursi kosong di sebelah kanan dan kiri. Lalu berhenti di depan altar. Hanya ada mereka berdua di sana."Aku menebak, selama ini kau masih meragukan perasaanku bukan?" Xander manatap Tania. Ia tidak membutuhkan jawaban dari pertanyaannya, karena itu Xander lanjut berbicara. "Karena itu, kau bisa memastikannya sendiri sekarang."Tania mengernyit. Tidak paham.Xander menghadap ke arah altar. Kemudian menunduk dengan kedua tangan disatukan. "Di tempat ini, aku berjanji di hadapan Tuhan, bahwa sekarang dan selamanya aku hanya akan mencintai Tania Ghrestaleea," ucapnya dengan kesungguhan di mata. "Hanya dia."Tania terkesiap. I

Latest chapter

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Keluarga Kecil yang Sempurna

    Butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk Tania benar-benar pulih dari luka tembak yang dialaminya. Dan selama itu, hanya saat inilah yang paling ditunggu Tania. Bertemu dengan ayah kandungnya.Xander selalu beralasan akan membawanya menemuinya jika kondisinya sudah pulih. Dan baru sekarang dia melakukannya. Tania sempat marah karena Xander dan orang tuanya yang menyembunyikan ini darinya. Meski Tania sendiri yang berkata tidak ingin mengetahui siapa ayah kandungnya. Tapi jika dia memang sudah sangat dekatnya, tapi tetap ingin bertemu."Kau yakin ingin bertemu dengannya?" tanya Xander sembari menggenggam jemari Tania. Berjalan bersama ke tempat di mana Abraham ditahan.Tania mengangguk yakin. "Kau tahu apa yang dia lakukan padamu bukan? Kenapa masih saja ingin bertemu dengannya?" Tania hanya tersenyum menanggapinya."Maaf, tapi Tuan Abraham tidak ingin dikunjungi oleh siapapun." Penjaga tahanan menyampaikan ucapan dari Abraham ketika dia memberitahu ada yang ingin menemuinya.Raut w

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Mengetahui Kebenaran

    "Mommy, di mana Xander?" Tania bertanya pada Angeline yang tengah menyuapinya. Xander tidak berkata akan pergi atau apa padanya. Tapi dia tidak terlihat sejak dua jam lalu. "Xander sedang bersama Lio," jawab Angeline, yang tentu saja berbohong. Lio sedang tidur di ruangan lain. Dijaga oleh babysitter. Sementara Xander pergi keluar. Menemui Abraham di kantor polisi.Angeline mengetuk Abraham yang berani-beraninya mencelakai anaknya sendiri. Lelaki itu memang tidak memiliki perasaan sama sekali. Tapi tidakkah dia sedikit saja merasa kasihan pada darah dagingnya? Dia memang lelaki jahat.Angeline berharap Tanai tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Karena dia pasti akan menyesal nantinya. Menyesal memiliki darah yang sama dengan orang yang berniat membunuhnya. Angeline tidak ingin putrinya tahu."Mommy, sudah." Tania menolak ketika Angeline kembali ingin menyuapkan bubur ke mulutnya."Ya sudah. Ini minumnya." Angeline meletakkan mangkuk berisi bubur yang tinggal beberapa suapan. Lalu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tertangkap

    "Kondisimu sudah semakin membaik. Sebentar lagi kau mungkin bisa pulang."Tania menyengir. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "Aku kasihan melihatnya. Dia menangis saat aku sakit. Jadi aku harus cepat sembuh supaya dia tidak menangis lagi," ucapnya sembari melirik Xander yang berdiri didekat ranjang dengan tangan bersidekap.Xander mendengus. Sementara Tania dan dokter yang tengah memeriksanya tertawa. Tania langsung menghentikan tawanya, karena jahitan di punggungnya. Sementara sang dokter, karena Xander memberikan tatapan tajam padanya."Aku keluar dulu ya. Kau bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu."Tania mengangguk. Lalu mengucapkan terima kasih sebelum dokter itu keluar dari ruangannya."Kau menghancurkan reputasiku, kau tahu?" Xander berkata kesal. Ia memberikan pelototan kecil sebelum mengambil perban di atas nakas.Tania mengernyit, sebelum kemudian terkekeh kecil. "Kau malu ya, Daddy?" godanya. Xander yang terkenal tegas dan garang, menangis. Xander menggeram

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kepergian

    Xander melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditempati Tania. Istrinya akhirnya dipindahkan ke ruangan lain. Tubuhnya sudah tidak lagi ditempeli dengan berbagai alat penunjang hidup. Dia bahkan sudah membuka matanya sekarang. Tania tengah menatap Xander dengan mata sayunya. Bibir pink alaminya tampak pucat. Sementara bahunya dililit dengan kain kasa. Dengan lemah, wanita itu mencoba tersenyum pada Xander."Xander...."Xander menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak. "Sakit sekali ya?" ucapnya menyerupai bisikan. Meski sudah sadar, Xander tahu Tania tidak baik-baik saja. Dia masih kesakitan. Tania tampak seperti ingin berbicara. Tapi terlalu lemah untuk melakukannya. Satu kata saja sudah cukup sulit.Xander membelai rambut Tania. Menggeleng. "Tidak perlu bicara apa-apa dulu. Tidurlah. Kau butuh banyak istirahat.""Dimana baby Lio? Apa dia tidak mencariku?" tanya Tania dengan nada sangat pelan. Napasnya terengah. Xander harus benar-benar mendengarkan dengan baik. "Hm

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kritis

    Xander membopong tubuh lemah Tania keluar. Berjalan cepat memasuki pelataran rumah sakit. Para dokter dan perawat sudah bersiap. Membawa Tania ke ruang operasi untuk segera ditangani."Maaf, Tuan. Tapi Anda diizinkan untuk ikut masuk."Xander mengepalkan tangan. Menghembuskan napas berat, dia tidak membantah. "Selamatkan istriku apapun yang terjadi," ucapnya sebelum pintu ruangan tertutup.Xander duduk di kursi depan ruangan itu. Tangannya terkepal kuat. Raut emosi menumpuk di wajahnya. Penampilan Xander sudah berantakan. Kemeja putihnya sudah bercampur dengan warna merah. Xander sudah sangat siap membunuh orang.Lelaki itu. Jangan harap Xander akan melepaskannya. Jika sampai Tania kenapa-kenapa, ia pastikan Abraham Denovan akan mendapatkan perlakuan yang setimpal.Xander menoleh ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Alex dan Angeline berjalan cepat menghampirinya. Lio berada di gendongan Angeline. Tangisnya terdengar kencang.Xander berdiri dan ingin mengambil putranya

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tragedi Penembakan

    Xander mengeratkan mantel hijau tebal di tubuh Tania, sebelum merangkul pinggangnya dan berjalan bersama keluar mansion."Mommy dan Daddy?" Tania menoleh sekilas ke belakang untuk melihat apakah mereka sudah siap atau belum. Lio juga bersama mereka."Mommy dan Daddy akan menyusul. Kita ke bendara lebih dulu."Tania mengangguk. Xander membukakan pintu mobil, dan Tania masuk ke dalam. Ketika lelaki itu juga akan masuk, Christian datang. Xander menatap Tania. Memberitahukan dengan gerakan bibir sebelum berjalan sedikit menjauh dari mobil. Ada sesuatu yang tidak beres. Terlihat dari ekspresi Christian."Tuan, Abraham menghilang.""Maksudmu?" Xander mengernyit."Posisinya masih bisa dilacak sekitar tiga puluh menit yang lalu. Tapi setelah itu dia menghilang. Dia meninggalkan mansionnya dan pergi entah ke mana," jelas Christian. Xander memang meminta Christian untuk mengawasi Abraham. Setelah dia membuat kejutan besar yang sudah pasti menghancurkan karirnya, Abraham tidak akan tinggal dia

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kejutan Besar

    Xander sudah sampai di mansion. Ia menghentikan langkah saat berpapasan dengan Alex di lorong lantai empat. Xander melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Daddy belum tidur?" tanyanya."Kau berbicara apa dengannya?" Xander mengernyit. Tapi kemudian ia paham maksud pertanyaan Alex. Daddynya pasti sudah tahu semuanya. Xander tidak perlu menjelaskan lagi."Hanya memberi peringatan pada Abraham Denovan," jawab Xander santai.Alex menghela napas berat. "Daddy tahu kau pasti sangat marah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu pada Tania. Daddy juga sangat marah saat mengetahuinya," ucapnya. "Tapi kau jangan menjadi gegabah seperti ini."Alex sangat ingin menemui Abraham dan menghajarnya secara langsung ketika ia mengetahui ketika lelaki itu hampir mencelakai putrinya. Tapi Alex tahu ia tidak bisa gegabah."Pamanmu Robert, mengenal Abraham dengan baik. Dia pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Lawannya adalah Abraham." Alex memulai ceritanya. "Abraham orang yang tida

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Menyingkirkan Siapa?

    "Apa saja yang kau lakukan di sana?"Tania merengut. "Aku tidak yakin kau tidak tahu. Para bodyguard mu pasti sudah memberitahumu kan?""Benar. Tapi aku ingin mendengarnya sendiri darimu." Dan mengetahui apa yang kau rasakan saat bertemu dengan ayah kandungmu. Lanjutnya dalam hati.Tania dan Angeline baru saja pulang dari acara amal. Meski bodyguard sudah memberitahukan semuanya. Tapi ia ingin Tania sendiri yang memberitahu."Di sana ramai sekali. Banyak orang yang memberikan amal," cerita Tania. Lalu wajahnya yang tampak biasa sebelumnya berubah cemberut. "Tapi karena ada wartawan juga, aku jadi tidak suka.""Kenapa?" Xander memberikan tanggapan. Ia mendongak menatap istrinya."Banyak orang yang jadi pamer tahu. Mereka berlomba memberikan uang paling banyak untuk amal. Lalu menceritakannya di depan kamera. Seharusnya kan tidak boleh seperti itu. Jika memang ikhlas ingin beramal ya beramal saja. Kenapa harus dipamer-pamerkan?"Xander tersenyum melihat bibir Tania yang maju ke depan ke

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah Kandung Tania

    "Setelah sukses dengan menjadi anggota dewan di Spanyol, Bulgaria, dan Inggris, Abraham Denovan akhirnya kembali negaranya untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan presiden yang akan datang. Nama lelaki kelahiran 1965 itu begitu cemerlang dalam dunia perpolitikan. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya tidak bisa diragukan.""Namun, baru-baru ini berhembus kabar miring tentangnya. Belum dipastikan kebenarannya, tapi Abraham Denovan diduga suka bermain dengan perempuan malam, meski telah memiliki seorang istri. Dia juga memiliki seorang anak dari salah satu teman tidurnya itu. Anak itu–""Mommy."Angeline langsung mematikan layar televisi yang menampilkan berita itu ketika Tania memanggil. Wajahnya yang semula datar berganti menjadi senyuman saat Tania berjalan mendekat."Mommy." Tania duduk di sebelah Angeline. "Mommy sedang apa?"Angeline menggeleng. "Mommy melihat berita. Tapi karena tidak menarik, Mommy jadi malas melihatnya," jawabnya. "Di mana Lio

DMCA.com Protection Status