Semua Bab Dewi Kultivator Langit: Bab 11 - Bab 20

49 Bab

11. FORBIDDEN FOREST

Langit senja di East City membalut bangunan-bangunan kuno dengan cahaya keemasan. Angin musim gugur yang sejuk membawa aroma dedaunan kering dan bunga-bunga liar yang tumbuh di pinggiran jalan. Xian Ling berdiri di ambang gerbang kota, pandangannya terarah ke kejauhan, ke batas hutan yang tampak seperti kabut hijau pekat di cakrawala. Sepasang matanya yang cerah memantulkan semangat, seperti obor kecil yang berkobar di tengah kegelapan."Paman Heng," suara lembutnya memecah keheningan, "kita bisa keluar dari gerbang East City tidak?"Xian Heng, seorang pria yang masih muda dan gagah tampak bagaikan bukan paman dari Xian Ling, melipat tangannya di dada. Matanya menelusuri wajah keponakannya, menilai dengan campuran keheranan dan kewaspadaan. "Kenapa memangnya? Kamu hendak kemana, Ling'er?""Aku ingin jalan-jalan ke Hutan Terlarang," jawab Xian Ling dengan nada ringan, seolah yang ia bicarakan bukanlah tempat penuh bahaya, melainkan taman bermain biasa."Hutan Terlarang?" Xian Heng tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya

12. SERANGAN BYAKKO

Hutan Terlarang terasa seperti kubah kegelapan, di mana hanya remang cahaya bulan yang menembus sela-sela dedaunan tebal. Udara dipenuhi aroma tanah basah dan getah kayu, tetapi kini tercampur dengan bau hewani yang tajam—bau yang membuat bulu kuduk meremang."Hati-hati, Ling'er!" seru Xian Heng dengan napas tertahan. Matanya menyapu sekeliling dengan tajam. Dari balik pepohonan besar dan semak-semak gelap, mata-mata bersinar keemasan bermunculan satu per satu."Aummm!" Raungan itu bergema, mengguncang udara seperti petir. Harimau putih yang mengepung mereka melangkah maju dengan gerakan anggun namun mematikan. Otot-otot mereka tampak seperti baja hidup, melentur di bawah bulu putih yang bercahaya samar dalam sinar bulan. Gigi-gigi taring mereka berkilat saat mereka membuka mulut, seolah siap melahap siapa saja yang melangkah lebih dekat.Namun, sebelum Xian Heng sempat menarik pedangnya, sesuatu yang jauh lebih besar muncul. Dari kegelapan hutan, muncul seekor harimau putih raksasa,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-25
Baca selengkapnya

13. KANTONG AJAIB

Xian Ling menguatkan cengkeraman pada pedang kayunya, mata bercahaya penuh tekad meski dadanya berdegup kencang. Di sisinya, Xian Heng berdiri siaga, auranya berangsur-angsur berubah, memancarkan tekanan seorang pendekar sejati."Ujian macam apa yang kau maksud?" tanya Xian Ling dengan suara lantang, meskipun jantungnya terasa seolah ingin melompat keluar.Makhluk setengah harimau itu tersenyum tipis, memperlihatkan taring tajamnya. "Ujian keberanian, kekuatan, dan jiwa. Kalian harus melawan kami tanpa ampun, namun tanpa kebencian. Jika mampu bertahan hingga Byakko mengaum untuk ketiga kalinya, maka kalian layak mendapatkan penghormatan dari kami.""Ketiga kalinya?" gumam Xian Heng, menyadari bahwa raungan pertama tadi mungkin baru permulaan.Seketika, harimau-harimau bersayap mengeluarkan suara rendah, serempak melangkah maju. Xian Heng tak menunggu lebih lama, pedangnya keluar dari sarung dengan kilatan tajam. "Ling'er, jangan meremehkan mereka. Harimau-harimau ini tak hanya buas, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya

14. BANDIT HUTAN TERLARANG

"Tolong…!"Sebuah jeritan putus asa membelah keheningan, bergema dari kedalaman Hutan Terlarang. Suara itu memancar rasa takut yang begitu nyata hingga membuat dada Xian Ling berdenyut."Paman! Ada seseorang yang membutuhkan pertolongan!" serunya, wajahnya menegang.Xian Heng, yang berdiri di dekatnya, mengerutkan kening. “Ling’er, bukankah semua harimau putih sudah ada dalam kantong ajaibmu?” tanyanya dengan nada curiga."Tapi ini suara manusia. Jangan-jangan masih ada kawanan Bandit Hutan Terlarang yang tersisa!" jawab Xian Ling cepat.Tanpa ragu, Putri Kerajaan itu meraih kantong ajaib di pinggangnya, menyematkannya dengan sigap. Udara di sekitarnya terasa bergetar saat ia mengaktifkan jurusnya. Dalam sekejap, tubuhnya meluncur ke arah asal suara, melintasi pohon-pohon besar dan akar yang menjulur seperti tangan-tangan kegelapan. Xian Heng mengekor di belakangnya, napasnya terengah karena mengikuti gerakan lincah keponakannya.Mereka tiba di sebuah tempat terbuka yang diterangi rem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

15. KECURIGAAN XIAN HENG

Raut wajah Xian Heng mengeras, matanya menatap tajam pada wanita muda yang berdiri di depannya. Suara bass-nya memecah keheningan. “Siapa sebenarnya dirimu, Nona? Dan untuk tujuan apa kau datang ke East City?” tanyanya dengan nada penuh kecurigaan.Wanita itu mengangkat dagunya sedikit, menunjukkan martabat yang tak terbantahkan meski tubuhnya masih menunjukkan jejak ketegangan dari insiden sebelumnya. “Aku adalah Putri Song Yin dari Kerajaan Song,” jawabnya, suaranya tegas namun lembut. “Ayahku, Raja Song Fei, mengutusku untuk menyampaikan pesan kepada Kaisar Xian Shen mengenai pengangkatan Putri Xian Ling sebagai Putri Mahkota.”Sebuah tawa pendek dan sinis lolos dari bibir Xian Heng. “Kenapa bukan ayahmu sendiri yang datang?” tanyanya, nadanya nyaris mengejek.Tatapan Xian Heng tak pernah lepas darinya, sementara suasana di sekitar mereka terasa semakin tegang. Angin membawa aroma daun basah dan tanah, namun hawa di antara keduanya terasa seperti pedang yang siap dihunuskan kapan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

16. MISI RAHASIA PUTRI SONG

Xian Heng tampak enggan. Rahangnya mengeras, namun ia akhirnya mengangguk kecil, menyadari bahwa adu argumen lebih jauh hanya akan mengurangi wibawa mereka di mata Song Yin.“Terima kasih, Putri Xian Ling,” kata Song Yin, suaranya nyaris berbisik. “Aku berjanji tidak akan membuat kekaisaran malu dengan kehadiranku.”Xian Ling mengangguk singkat, lalu memandang Song Yin. “Kita lihat nanti, Putri Song. Segala sesuatu akan menjadi jelas di hadapan Kaisar.”Kelompok kecil mereka mulai bergerak keluar dari hutan, langkah kaki mereka memecah keheningan yang diselingi suara dedaunan kering yang terinjak. Udara di sekitar mereka terasa semakin berat, seperti memuat beban yang tidak terlihat.Di tengah perjalanan, Song Yin tidak bisa menahan untuk berbicara lebih jauh. “ Panglima Xian Heng… kenapa kau begitu membenciku?” tanyanya, nada suaranya penuh rasa ingin tahu, meski tetap berhati-hati. Xian Heng hanya menatap lurus ke depan. “Bukan kau secara pribadi yang kubenci, Song Yin. Tapi tindak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

17. KLAN HITAM LANGIT

Song Yin melangkah maju, tatapannya tegas meski jantungnya berdegup keras. Di hadapan Kaisar Xian Shen, ia merasa seluruh tubuhnya tertimpa beratnya otoritas yang memancar dari sosok di atas singgasana itu."Yang Mulia," ucap Song Yin, suaranya jernih namun menggantung tegang di udara. "Ancaman ini berasal dari negeri yang jauh di utara. Klan Hitam Langit telah bangkit kembali, membawa kekuatan yang telah lama terkubur, kekuatan yang mampu menghancurkan kerajaan demi kerajaan tanpa ampun."Mata Xian Heng menyipit, sedangkan Xian Ling, yang berdiri di sisi ayahnya, tetap tenang meski pikirannya bergerak cepat. Nama Klan Hitam Langit bukanlah hal asing bagi mereka. Klan itu pernah menjadi momok yang hampir menghancurkan tatanan dunia sebelum akhirnya dibasmi oleh kekaisaran beberapa dekade silam."Klan Hitam Langit?" Suara Kaisar Xian Shen bergema rendah, seperti guntur yang jauh. "Bagaimana mungkin mereka bisa bangkit kembali? Mereka telah dimusnahkan hingga ke akar-akarnya."Song Yin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

18. ARTEFAK KRISTAL HITAM

Malam itu, di balkon kamar istananya, Xian Ling memandangi langit berbintang. Angin lembut menerpa wajahnya, membawa keharuman bunga melati dari taman di bawah. Namun, pikirannya tidak tenang. Kata-kata Song Yin terus terngiang dalam benaknya."Apa ini benar-benar hanya soal ancaman Klan Hitam Langit?" bisiknya kepada dirinya sendiri. "Atau ada sesuatu yang lebih dalam di baliknya?"Ia melangkah ke dalam kamarnya, di mana Xian Heng telah menunggunya dengan peta-peta terbuka di meja rendah. Lilin-lilin di sudut ruangan berkedip-kedip, cahayanya membentuk bayangan yang menari di dinding."Kamu tidak percaya padanya, kan?" tanya Xian Heng tanpa basa-basi, menatap keponakannya dengan tajam.Xian Ling menghela napas, lalu duduk di seberang pamannya. "Aku ingin percaya, Paman Heng. Tapi, ada sesuatu yang aneh. Ayahku selalu mengatakan bahwa Raja Song Fei adalah orang yang penuh perhitungan. Jika ancaman ini sebesar yang dikatakan Song Yin, kenapa dia tidak datang sendiri?"Xian Heng mengang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

19. SERANGAN AWAL

Fajar merekah, namun hawa dingin tetap menggantung di sekitar istana, seolah malam enggan pergi. Xian Ling berdiri di halaman utama, mengenakan jubah peraknya yang berkilauan seperti air di bawah sinar matahari. Rambut panjangnya dikuncir tinggi, dan pedang berhiaskan batu giok tersemat di pinggangnya.Di depannya, Song Yin sudah menunggu, tampak lebih tenang dibanding malam sebelumnya. Namun, di matanya, ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan."Apa yang kamu rencanakan, Putri Song Yin?" Xian Ling bertanya, suaranya tegas namun tidak menghakimi.Song Yin menarik napas dalam, lalu mengangguk pelan. "Aku sudah mengatakan semuanya padamu, Xian Ling. Tapi jika bukti yang kuberikan tidak cukup, izinkan aku mengantar kalian ke tempat di mana Klan Hitam Langit bersarang."“Bukankah katamu Klan langit Hitam akan menyerang kerajaan Song terlebih dahulu?” tanya Xian Ling.“Aku telah melakukan kesalahan dengan membohongi Kaisar ... Klan Langit Hitam sudah menuju ke East City. Ayahku menyetuj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

20. KEGANASAN NAGA IBLIS HITAM

Kabut di depan semakin tebal, seolah-olah hutan sedang melindungi rahasia kelamnya. Dari dalam kabut, terdengar deru napas berat, diikuti oleh suara retakan ranting yang membuat tanah di bawah mereka bergetar."Semua berhenti!" perintah Xian Ling, mengangkat tangannya. Pasukan segera menghentikan langkah, senjata mereka siap di tangan.Xian Heng menyipitkan mata, mencoba menembus kabut dengan tatapannya. "Ada sesuatu... sesuatu yang besar."Tiba-tiba, kabut itu tersibak, terbelah oleh kekuatan tak terlihat. Dari dalamnya muncul makhluk raksasa berbentuk seperti naga namun dengan tubuh penuh duri dan cakar yang panjangnya seperti tombak. Sisik-sisik hitam pekatnya memantulkan sedikit cahaya, dan matanya menyala merah seperti bara api."Itu Naga Iblis Hitam!" seru Song Yin dengan suara bergetar. "Mereka benar-benar memanggilnya!"Makhluk itu mengeluarkan raungan yang mengguncang udara, membuat beberapa prajurit mundur ketakutan. Tanah di bawahnya retak setiap kali ia melangkah, dan hawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status