Beranda / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / 20. KEGANASAN NAGA IBLIS HITAM

Share

20. KEGANASAN NAGA IBLIS HITAM

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 16:36:06

Kabut di depan semakin tebal, seolah-olah hutan sedang melindungi rahasia kelamnya. Dari dalam kabut, terdengar deru napas berat, diikuti oleh suara retakan ranting yang membuat tanah di bawah mereka bergetar.

"Semua berhenti!" perintah Xian Ling, mengangkat tangannya. Pasukan segera menghentikan langkah, senjata mereka siap di tangan.

Xian Heng menyipitkan mata, mencoba menembus kabut dengan tatapannya. "Ada sesuatu... sesuatu yang besar."

Tiba-tiba, kabut itu tersibak, terbelah oleh kekuatan tak terlihat. Dari dalamnya muncul makhluk raksasa berbentuk seperti naga namun dengan tubuh penuh duri dan cakar yang panjangnya seperti tombak. Sisik-sisik hitam pekatnya memantulkan sedikit cahaya, dan matanya menyala merah seperti bara api.

"Itu Naga Iblis Hitam!" seru Song Yin dengan suara bergetar. "Mereka benar-benar memanggilnya!"

Makhluk itu mengeluarkan raungan yang mengguncang udara, membuat beberapa prajurit mundur ketakutan. Tanah di bawahnya retak setiap kali ia melangkah, dan hawa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dewi Kultivator Langit   21. MENYERANG TIAN WUGOU

    Langit di atas hutan perlahan-lahan berubah menjadi merah darah, seolah memberi tanda akan bahaya yang lebih besar. Dari kejauhan terdengar langkah kaki berat yang teratur, diiringi dengan suara pekikan tajam seperti logam beradu. Xian Ling dan Xian Heng, meski kelelahan dari pertempuran sebelumnya, langsung mengangkat kepala mereka, waspada."Dugaanku benar," ujar Xian Heng dengan nada dingin. "Klan Hitam Langit akhirnya muncul."Kabut mulai menipis, memperlihatkan sosok-sosok yang berjalan mendekat. Mereka mengenakan jubah hitam pekat dengan simbol awan perak menghiasi dada mereka. Puluhan anggota klan ini bergerak seperti satu tubuh, dipimpin oleh seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut putih panjang yang tergerai. Wajahnya dihiasi senyum sinis, dan sepasang matanya menyala merah seperti bara api."Kalian telah mengganggu naga penjaga kami," ucap pria itu, suaranya serak namun penuh otoritas. "Aku, Tian Wugou, pemimpin Klan Hitam Langit, tidak akan membiarkan ini berlalu begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Dewi Kultivator Langit   22. PENYELAMAT BENUA TIMUR

    Langit pagi di Kota Kekaisaran dipenuhi dengan suara burung-burung gereja, namun suasana di Istana Xian terasa tegang. Setelah pertempuran melawan Klan Hitam Langit, berita tentang pengkhianatan Raja Song Fei tersebar seperti api liar. Kaisar Xian Shen, yang biasanya tenang dan penuh wibawa, tampak murka.Song Yin, yang sebelumnya dianggap sebagai putri tak berdaya dari Kerajaan Song, berdiri di balairung istana dengan tatapan tegar. Gaun merahnya berkibar lembut di bawah pancaran sinar matahari yang masuk dari jendela tinggi. Meskipun tubuhnya masih memar dan lelah dari pertempuran, semangatnya membara."Song Yin," suara Kaisar Xian Shen menggema di ruang besar itu, penuh otoritas. "Katakan apa yang kau ketahui tentang pengkhianatan Raja Song Fei."Song Yin menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya. "Yang Mulia, ayahku telah jatuh ke dalam godaan kekuatan Klan Hitam Langit. Mereka menawarkan kekuatan gelap dan pasukan tanpa tanding dengan imbalan kesetiaannya. Dia percaya bahwa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Dewi Kultivator Langit   23. PERTEMPURAN DI GERBANG TIMUR

    Kaisar Xian Shen berdiri di balkon istananya, memandang pasukannya yang berkumpul di bawah. "Hari ini, kita bersiap untuk melindungi Benua Timur dari ancaman yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Tapi aku percaya, dengan keberanian kalian dan keadilan yang kita perjuangkan, kemenangan akan menjadi milik kita!"Sorakan menggema di seluruh istana. Song Yin, yang berdiri di belakangnya, merasakan dadanya dipenuhi semangat baru. Untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa ia berada di tempat yang benar. Dan dalam hati, ia bersumpah untuk menebus dosa ayahnya dengan darah dan keberanian.Angin dingin menyapu dataran luas di depan Gerbang Timur, perbatasan terakhir Kekaisaran Xian sebelum wilayah Klan Hitam Langit. Pasukan kekaisaran berdiri berjajar dalam barisan yang rapi, senjata mereka berkilauan di bawah matahari pagi. Di depan pasukan, Xian Ling, Xian Heng, dan Song Yin memimpin, wajah mereka memancarkan keteguhan hati."Pasukan Klan Hitam Langit akan tiba sebelum matahari mencapai pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dewi Kultivator Langit   24. MENYERBU MENARA KEGELAPAN

    Setelah pertempuran di Gerbang Timur, Kekaisaran Xian tidak lagi tinggal diam. Kaisar Xian Shen memerintahkan persiapan pasukan besar-besaran untuk mengakhiri ancaman Klan Hitam Langit dan menangkap Raja Song Fei, pengkhianat yang bersekongkol dengan mereka.Pasukan gabungan dari Kekaisaran Xian, dipimpin oleh Xian Ling, Xian Heng, dan Song Yin, bergerak menuju markas Klan Hitam Langit yang tersembunyi di Menara Kegelapan. Perjalanan mereka melewati dataran berbatu dan lembah yang dipenuhi energi gelap, di mana setiap langkah terasa berat.“Menara Kegelapan adalah pusat kekuatan mereka,” jelas Xian Heng, mengamati medan melalui peta kuno. “Namun, kita harus berhati-hati. Tian Wugou pasti sudah menyiapkan jebakan.”Song Yin berdiri di sampingnya, matanya memancarkan tekad. “Tidak peduli apa yang mereka siapkan, kita harus menghancurkan mereka sampai ke akarnya. Aku tidak akan membiarkan pengkhianatan ayahku menghancurkan dunia ini.”Ketika mereka mencapai Menara Kegelapan, pasukan Klan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Dewi Kultivator Langit   25. RAYUAN PUTRI SONG

    Cahaya lilin di kamar Kaisar Xian Shen menari lembut, memantulkan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Aroma dupa yang harum memenuhi ruangan, menenangkan, tetapi juga membangkitkan sesuatu yang lebih dalam. Di tengah keheningan malam, sosok Putri Song berdiri anggun, kulitnya bercahaya di bawah sinar remang. Mata gelapnya berkilau, menyembunyikan rahasia yang hanya ia ketahui.Berkat kecerdikannya, Song Yin akhirnya mendapatkan kepercayaan dari Kaisar Xian Shen dan sekarang berada di dalam kamar Kaisar Benua Timur ini dengan segala siasat yang telah direncanakannya selama ini. “Baginda…” suaranya selembut sutra, namun mengandung sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang menusuk. Tanpa ragu, ia melangkah mendekat, tubuhnya bergerak seperti tarian angin. Dengan gerakan yang penuh keyakinan, ia membiarkan jubahnya jatuh, mengungkapkan keindahan yang membuat Kaisar Xian Shen terdiam.Tubuh Song Yin yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun tampak sangat indah di tengah cahaya lilin yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Dewi Kultivator Langit   26. KEMARAHAN XIAN LING

    Malam semakin larut, tapi pikiran Xian Ling tak kunjung tenang. Bayangan senyum manipulatif Song Yin menghantui setiap langkahnya. Ia berjalan ke halaman belakang istana, di mana bunga-bunga magnolia bermekaran di bawah sinar bulan. Namun, keindahan itu tak mampu menenangkan gejolak di hatinya. "Putri Mahkota," suara lembut memanggil dari bayangan pepohonan. Seorang wanita dengan pakaian hitam sederhana muncul, seorang mata-mata setia yang telah melayani Kekaisaran selama bertahun-tahun. "Ada berita, Wei Lan?" tanya Xian Ling tanpa membuang waktu. Wanita itu mengangguk, memberikan gulungan kecil dengan segel lilin merah. "Laporan terbaru tentang Putri Song Yin. Saya menyelidiki pergerakannya sejak ia tiba di istana. Hasilnya... mencurigakan." Xian Ling membuka gulungan itu dengan hati-hati, matanya menyusuri tulisan di atasnya. Laporan itu menyebutkan adanya pertemuan rahasia antara Song Yin dan seorang utusan dari Kerajaan Song. Lebih buruk lagi, utusan itu terlihat membawa simbo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Dewi Kultivator Langit   27. PERTEMPURAN BESAR

    Langit malam Kekaisaran Benua Timur dipenuhi riuh pertempuran, suara logam beradu dan jerit perang menggetarkan udara. Namun di sisi lain istana, dalam kamar yang diterangi hanya oleh cahaya lentera, Song Yin duduk tenang di depan cermin perak. Wajahnya yang cantik bersinar lembut dalam pantulan cahayanya."Jadi, mereka akhirnya menyerang," gumamnya sambil menyisir rambut hitamnya yang panjang. "Klan Hitam Langit dan ayah benar-benar tidak sabar."Song Yin memandang bayangan dirinya di cermin dengan sorot mata dingin. Dia tahu, keputusannya untuk tidak hadir dalam penyerangan akan membuat Raja Song Fei kecewa. Tapi baginya, kesetiaan pada Klan Hitam Langit hanyalah alat, bukan tujuan."Mereka terlalu bodoh jika mengira aku akan bertarung di garis depan," ucapnya pelan, jemarinya memainkan liontin giok yang menggantung di leher. "Aku memiliki rencana yang jauh lebih besar daripada sekadar menjadi pion mereka."Di markas tersembunyi Klan Hitam Langit, suara-suara yang biasanya tenang be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Dewi Kultivator Langit   28. KECERDIKAN SONG YIN

    Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan di pihak Kekaisaran Benua Timur, meskipun mereka kehilangan banyak prajurit. Xian Ling berdiri di atas bukit, memandang medan yang penuh darah dan tubuh bergelimpangan, hatinya berat namun puas.."Song Yin tidak terlihat di mana pun," gumamnya pada Xian Heng, saat mereka beristirahat setelah pertempuran pertempuran. "Ayahku mempercayainya, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada Kekaisaran."Xian Heng, yang tengah membersihkan tombaknya dari darah musuh, mengangguk pelan. "Aku juga merasa itu mencurigakan. Song Yin adalah orang yang cerdas. Jika dia tidak berada di medan perang, pasti ada alasan di baliknya."Sementara itu, di dalam istana, Song Yin mendekati Kaisar Xian Shen yang baru saja kembali dari memimpin pasukannya. Ia tampak letih, namun tatapan matanya tetap memancarkan kewibawaan seorang penguasa. Song Yin berjalan mendekat dengan langkah pelan, gaun sutranya bergerak seperti air yang mengalir."Baginda," panggiln

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Dewi Kultivator Langit   ENDING

    Kaisar Xian Shen berdiri di balkon istananya, memandang luas ke arah cakrawala Benua Timur yang terbentang di hadapannya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah dan dedaunan, namun hatinya bergolak dengan amarah yang membara. Para raja di bawah kekuasaannya telah mengabaikan panggilannya untuk bersatu dalam pertempuran penting, meninggalkan kekaisaran dalam keadaan rentan.Raja-raja ini lebih mementingkan wilayahnya sendiri dan menolak untuk mengirim pasukan ke East City untuk meredam invasi dai Necromancer beserta asukannya yang ingin menghancurkan Dinasti Xian."Bagaimana mungkin mereka berani mengkhianati kepercayaan dan sumpah setia mereka?" gumamnya dengan suara bergetar, tinjunya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih.Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Kaisar Xian Shen memerintahkan pengerahan pasukan besar untuk menaklukkan semua kerajaan yang membangkang. Satu per satu, kerajaan-kerajaan itu ditundukkan dan diubah menjadi distrik provinsi yang langsung berada di bawah

  • Dewi Kultivator Langit   176. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR - II

    Awan kelam menggulung di langit malam, kilatan petir menyambar tanpa ampun, menerangi medan pertempuran yang dipenuhi jeritan dan denting senjata. Di tengah kekacauan itu, Necromancer Agung melangkah maju, jubah hitamnya berkibar liar, mengeluarkan semburan energi gelap yang membangkitkan pasukan mayat hidup dengan rintihan mengerikan.Kaisar Xian Shen berdiri di garis depan, matanya menatap tajam ke arah musuh. "Pasukan Dinasti Xian, jangan gentar! Pertahankan tanah air kita!" serunya, suaranya menggema di antara deru pertempuran.Di sampingnya, Panglima Xian Heng menghunus pedangnya, kilauan tajam memantulkan cahaya petir. "Majulah! Hancurkan mereka!" teriaknya, memimpin serangan langsung ke barisan mayat hidup.Sun Wu Long, dengan pedang spiritualnya, mengeluarkan mantra api yang membakar musuh-musuhnya menjadi abu. "Kekuatan elemen akan membersihkan kegelapan ini!" katanya, semburan api memancar dari tongkatnya, menerangi medan perang.Sakuntala Dewa, dengan gerakan anggun, memang

  • Dewi Kultivator Langit   175. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR

    Gong perang berdentang nyaring, suaranya menggema hingga ke sudut-sudut Pelabuhan East City. Di bawah langit yang mulai gelap, ribuan prajurit Dinasti Xian bergegas mengenakan baju zirah yang berkilauan di bawah cahaya obor. Mereka membentuk barisan kokoh di sepanjang tembok kota, tombak-tombak terangkat tinggi, busur-busur siap dengan anak panah yang mengarah ke cakrawala, sementara katapel raksasa diisi dengan batu-batu besar yang dilumuri minyak, siap dilemparkan.Di atas mereka, Naga Vikrama melayang gagah, sayapnya yang luas membelah angin malam. Raungannya menggetarkan hati, mata tajamnya memantau setiap gerakan di bawah.Di kejauhan, pasukan Kegelapan mulai tampak seperti gelombang hitam yang mendekat. Barisan Orc dengan armor berat berderap maju, langkah mereka mengguncang tanah. Di samping mereka, Dark Dwarf mengoperasikan mesin perang besar—menara pengepung dan katapel raksasa yang mampu meruntuhkan tembok dalam satu serangan. Para Necromancer berjubah hitam mengangkat tanga

  • Dewi Kultivator Langit   174. KRISIS DI BENUA TIMUR

    Langit di atas Pelabuhan East City mendadak gelap. Awan hitam pekat bergulung-gulung, seakan-akan hendak menelan kota dalam kegelapan abadi. Angin kencang berdesir tajam, menerbangkan debu dan menerjang ombak hingga membantingnya ke tebing-tebing batu dengan suara gemuruh. Para penjaga di menara pengawas, yang tadinya berjaga dengan santai, kini menegang. Salah satu dari mereka nyaris menjatuhkan tombaknya saat melihat bayangan besar melayang di antara awan."NAGA!" teriak seorang prajurit dengan suara melengking, segera meraih palu besar dan membunyikan lonceng tanda bahaya. Dentang logamnya menggema ke seluruh pelabuhan, mengguncang ketenangan kota ini.Di atas punggung Naga Vikrama, Xian Ling berdiri dengan gagah. Rambut panjangnya menari liar ditiup angin, sementara jubah putihnya berkibar seperti bendera perang yang mengancam. Matanya menyala penuh keyakinan. Di belakangnya, Sakuntala Dewa dan Sun Wu Long duduk waspada, jari-jari mereka sudah menggenggam gagang senjata, siap mena

  • Dewi Kultivator Langit   173. KABAR BURUK DARI BENUA TIMUR

    Pertempuran di Lembah Iblis benar-benar di luar dugaan Xian Ling. Angin dingin menyapu lembah, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur. Suara dentingan senjata dan teriakan pertempuran masih terngiang di telinganya. Xian Ling berdiri di tengah medan yang porak-poranda, napasnya tersengal, sementara matanya menyapu sekeliling dengan penuh kewaspadaan.Ia tidak berhasil mendapatkan informasi mengenai Mahasura Arya, Pendekar Dewa Naga yang diyakini oleh Kitab Nirvana Surgawi mampu menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Kekecewaan menyelimuti hatinya, seperti kabut tebal yang menutupi pandangannya.Bahkan, ia juga tidak mengetahui mengapa Qirani dan Qirana terjerumus ke dalam kegelapan dan menentangnya, padahal ia sama sekali belum pernah bertemu dengan pemimpin Lembah Iblis ini. Pengkhianatan mereka menusuk hatinya lebih dalam daripada luka fisik yang ia derita."Tuan Putri, apakah kita akan melanjutkan perjalanan kita di Benua Selatan ini?" tanya Sun Wu Long, suaranya penu

  • Dewi Kultivator Langit   172. AKHIR PERTEMPURAN

    Sakuntala dan Sun Wu Long yang dikepung oleh puluhan murid Perguruan Lembah Iblis mulai merasakan kesulitan menghadapi mereka. Sakuntala memutar tongkatnya dengan kecepatan luar biasa, menciptakan badai angin yang menghantam musuh-musuhnya, melempar mereka ke segala arah. Sun Wu Long bergerak seperti bayangan, pedangnya menari-nari, memotong setiap lawan yang mendekat dengan presisi mematikan.Tiba-tiba, dari balik kabut tebal yang menyelimuti medan pertempuran, muncul sosok tinggi dengan aura gelap yang menakutkan. Dia adalah Panglima Kegelapan, tangan kanan Qirana, yang dikenal karena kekejamannya. Dengan satu gerakan tangan, dia memanggil makhluk-makhluk bayangan yang langsung menyerbu ke arah Sakuntala dan Sun Wu Long.Sakuntala mengerutkan kening, menyadari ancaman baru ini. "Wu Long, kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya!" Sun Wu Long mengangguk, dan mereka berdua bergerak serentak, menyerang Panglima Kegelapan dengan kombinasi serangan yang terkoordinasi. Namun, Panglima

  • Dewi Kultivator Langit   171. PERTEMPURAN DI LEMBAH IBLIS

    Xian Ling meluncur ke udara, tubuhnya berputar seperti bidadari yang berputar turun dari kahyangan, pedangnya berkilau saat menyapu gelombang energi hitam yang dilemparkan Qirana. Dentuman keras menggelegar, menggetarkan tanah di bawah mereka, seakan seluruh lembah bergetar dalam gemuruh kekuatan yang saling bertabrakan. Getaran itu merembet hingga ke tulang, mengusik kedamaian yang hanya ada dalam sekejap sebelum kekuatan itu menghancurkan segalanya.Qirana melesat ke samping, tubuhnya membengkok dalam kecepatan luar biasa, lengan kirinya bergerak dengan gesit, menciptakan lingkaran cahaya hitam yang menyelimuti tangannya. Dengan satu gerakan cepat, lingkaran tersebut berubah menjadi pedang energi yang berkilau tajam, siap meluncur menembus langit.“Kau hanya mengulur waktu, Xian Ling!” seru Qirana, suaranya penuh ejekan, terdengar seperti suara angin dingin yang berbisik. Senyumannya terlukis sinis di wajahnya, seakan kemenangan sudah ada di ujung jari. “Sejak Mahasura menghilang, k

  • Dewi Kultivator Langit   170. LEMBAH IBLIS

    Angin kencang bertiup membuat pakaian mereka berkibar-kibar. Langit yang kelam seakan menelan cahaya matahari, menciptakan bayangan-bayangan mencekam di antara pepohonan yang melingkupi Desa Naga. Aroma tanah basah bercampur bau logam menyelubungi udara, menambah kesan bahwa akan ada kejadian yang buruk di tempat tujua mereka."Apa kita tetap akan masuk ke Lembah Iblis, Tuan Putri?" tanya Sakuntala, suaranya mengandung kegelisahan. Mata tajamnya memandang jauh ke depan tempat Lembah Iblis berada, seolah-olah mengawasi mereka dari kejauhan. Ia merasa bahwa pencarian Pendekar Dewa Naga ini hanya akan membawa mereka ke jalan buntu. Namun, membawa pulang Naga Vikrama adalah keuntungan besar bagi Benua Timur.Xian Ling menoleh, sorot matanya tegas. "Aku harus mengetahui nasib Pendekar Dewa Naga. Ramalan Artie hanya menyebutkan bahwa Mahasura Arya akan berperan penting dalam menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Aku sengaja menyimpan ramalan ini agar kerajaan-kerajaan di bawah Kekaisar

  • Dewi Kultivator Langit   169. NAGA VIKRAMA

    Ki Seno menggelengkan kepalanya perlahan. Sorot matanya tajam namun menyiratkan keteguhan yang tak tergoyahkan."Aku tak tahu di mana Mahasura sekarang," ucapnya dengan suara berat, nyaris berbisik. "Tapi aku yakin ia masih hidup!"Xian Ling menatap Ki Seno dengan penuh tanda tanya. Tiba-tiba, pikirannya menangkap sesuatu yang terpendam di benaknya."Kata Chandani, Ki Seno selalu pergi ke Gunung Awan Putih setiap pagi... Apa yang Ki Seno lakukan di sana?" tanyanya, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu.Ki Seno tertawa kecil, nada misterius tersemat di dalamnya. "Hahaha... Kau ingin tahu? Tapi berjanjilah untuk menjaga rahasia ini!"Tanpa menunggu jawaban, tubuh Ki Seno melesat, ringan bak sehelai daun yang ditiup angin. Kakinya nyaris tak menyentuh tanah saat ia berlari dengan ilmu meringankan tubuh. Bayangan tubuhnya berkelebat di antara pepohonan, mendaki gunung dengan kecepatan yang mencengangkan.Xian Ling, Sun Wu Long, Sakuntala, dan Chandani segera menyusul. Sun Wu Long, meski memi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status