Home / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / 28. KECERDIKAN SONG YIN

Share

28. KECERDIKAN SONG YIN

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-03 00:30:25

Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan di pihak Kekaisaran Benua Timur, meskipun mereka kehilangan banyak prajurit. Xian Ling berdiri di atas bukit, memandang medan yang penuh darah dan tubuh bergelimpangan, hatinya berat namun puas..

"Song Yin tidak terlihat di mana pun," gumamnya pada Xian Heng, saat mereka beristirahat setelah pertempuran pertempuran. "Ayahku mempercayainya, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada Kekaisaran."

Xian Heng, yang tengah membersihkan tombaknya dari darah musuh, mengangguk pelan. "Aku juga merasa itu mencurigakan. Song Yin adalah orang yang cerdas. Jika dia tidak berada di medan perang, pasti ada alasan di baliknya."

Sementara itu, di dalam istana, Song Yin mendekati Kaisar Xian Shen yang baru saja kembali dari memimpin pasukannya. Ia tampak letih, namun tatapan matanya tetap memancarkan kewibawaan seorang penguasa. Song Yin berjalan mendekat dengan langkah pelan, gaun sutranya bergerak seperti air yang mengalir.

"Baginda," panggiln
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dewi Kultivator Langit   29. PERTIKAIAN SELIR KAISAR

    Kehadiran Selir Song Yin di istana kekaisaran membawa perubahan besar yang tak terelakkan. Dengan kecantikan luar biasa dan kelihaiannya merayu, ia dengan cepat menjadi sosok yang paling disukai Kaisar Xian Shen. Waktu dan perhatian kaisar yang sepenuhnya tercurah padanya membuat para selir lain merasa terabaikan, seperti bunga layu yang kehilangan sinar matahari. Dari semua selir, yang paling terbakar oleh api kecemburuan adalah Selir Song Qian. Ia adalah kerabat dekat Song Yin, juga berasal dari Kerajaan Song. Namun, alih-alih merasa bangga, Song Qian dipenuhi kemarahan dan rasa pengkhianatan. "Kenapa Raja Song mengirim putri manja itu ke sini? Kalau memang ada rencana rahasia kerajaan, seharusnya aku yang dikirim, bukan dia!" gerutunya dengan nada tajam, matanya menatap tajam ke arah lentera merah yang berayun pelan di ruangan pribadinya. "Aku adalah selir yang paling dekat dengan Kaisar sebelum dia datang. Tapi sekarang? Semua perhatian hanya untuknya!" Rasa sakit itu semakin d

    Last Updated : 2025-01-04
  • Dewi Kultivator Langit   30. DUNIA KANTONG AJAIB

    Xian Ling menatap keluar dari jendela istana, matanya yang biasanya bersinar penuh semangat kini terlihat redup. Kehidupan istana semakin terasa membosankan baginya, terutama sejak Selir Song Yin mulai mendominasi perhatian Kaisar. Tanpa pikir panjang, ia meraih kantong ajaib yang tergeletak di atas meja, benda misterius yang telah lama ingin ia jelajahi."Aku harus melihat apa yang ada di dalam sini," bisiknya, senyuman kecil muncul di sudut bibirnya.Dalam sekejap, tubuh Xian Ling tersedot masuk ke dalam kantong ajaib, seperti angin yang ditelan pusaran. Dunia di dalamnya menyambutnya dengan pemandangan yang memukau—hamparan padang hijau yang luas dengan bunga-bunga liar berwarna-warni, langit cerah yang seolah tanpa batas, dan sungai yang mengalir jernih, memantulkan cahaya seperti kristal."Astaga!" serunya dengan mata terbelalak. Udara di sekitarnya terasa segar, sejuk, dan membawa aroma bunga yang menenangkan. "Siapa penyihir hebat yang menciptakan dunia seperti ini? Ini lebih n

    Last Updated : 2025-01-05
  • Dewi Kultivator Langit   31. DARKNESS QI

    Xian Ling berdiri dengan mantap, matanya terpaku pada bola energi hitam yang melayang anggun di udara. Cahaya suramnya memantul di permukaan halus dunia kantong ajaib ini, menciptakan kontras yang ganjil dengan keindahan sekitar—seolah ada dua realitas yang saling bertarung di dalam satu ruang. Bola itu berdenyut pelan, seperti makhluk hidup yang bernapas, memancarkan aura aneh yang tidak sepenuhnya gelap, namun juga jauh dari bersih.Udara di sekelilingnya berubah, berat dengan sesuatu yang tak kasatmata. Bukan rasa takut, tetapi kehadiran. Xian Ling merasakan setiap helai rambut di tengkuknya berdiri, sementara hawa qi di tubuhnya bergerak lebih cepat dari biasanya."Kenapa ada benda seperti ini di sini?" gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan. Alisnya berkerut, matanya menyipit saat ia mencoba memahami fenomena yang melayang di hadapannya.Langkah kaki ringan namun penuh otoritas terdengar mendekat. Byakko, harimau putih yang setia menemaninya, muncul dari balik pepoh

    Last Updated : 2025-01-06
  • Dewi Kultivator Langit   32. ENERGI QI UNTUK SANG PUTRI MAHKOTA

    Jari-jari Xian Ling akhirnya menyentuh permukaan bola Darkness Qi. Begitu sentuhan itu terjadi, kilatan energi yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya meledak dari bola tersebut, menyelimuti tubuhnya dengan cahaya hitam pekat. Byakko terdorong beberapa langkah ke belakang, mengaum keras saat tubuhnya mencoba melawan tekanan energi yang mendadak itu."Tuan Putri!" serunya, suaranya penuh kecemasan. Namun, ia tidak bisa mendekat; kekuatan yang keluar dari bola itu menciptakan penghalang yang tak kasatmata, memisahkan Xian Ling dari sekitarnya.Tubuh Xian Ling terangkat perlahan ke udara, dikelilingi pusaran qi hitam yang berputar semakin cepat. Matanya terbuka, tetapi tidak lagi memantulkan ekspresi biasa. Cahaya gelap yang tajam bersinar dari bola matanya, menciptakan kesan bahwa ia bukan lagi manusia biasa.Sebuah suara menggema di dalam kepalanya, berat dan penuh wibawa, seperti gabungan ribuan jiwa yang berbicara sekaligus."Putri Xian Ling, engkau telah memilih untuk menerima keku

    Last Updated : 2025-01-06
  • Dewi Kultivator Langit   33. PERUBAHAN YANG MENAKJUBKAN

    Ketika bola Darkness Qi memudar, Xian Ling tetap berdiri di tempatnya, tubuhnya seperti terpaku di tengah keheningan yang magis. Hembusan angin lembut menyentuh kulitnya, membawa aroma segar dari air mengalir. Dunia kantong ajaib perlahan kembali ke wujud semula, dihiasi kilauan kristal yang bergantungan seperti bintang-bintang di langit malam.Xian Ling masih terpaku di tempatnya sambil terus menatap permukaan sungai denga perasaan takjub setelah rasa terkejut melandanya. Airnya begitu jernih, seperti kaca yang memantulkan dunia di atasnya. Riak kecil di permukaan mencerminkan sinar kristal, menghadirkan pemandangan memukau yang seolah tidak nyata. Ketika Xian Ling menunduk untuk melihat bayangannya, tubuhnya semakin membeku.Refleksi yang menatapnya dari air sungai itu adalah wajah seorang gadis remaja. Rambut hitam legam yang panjang dan berkilauan jatuh lembut di sepanjang punggungnya, mengalir seperti sutra. Wajah itu... cantik, nyaris seperti ukiran dewi dalam legenda. Tubuh ram

    Last Updated : 2025-01-06
  • Dewi Kultivator Langit   34. SIASAT DUKE SHOU

    Di dalam aula megah Istana Langit, pilar-pilar besar yang diukir dengan naga emas berdiri menjulang, seolah mengawasi segala sesuatu dengan tatapan abadi. Cahaya lilin dari lampu gantung perunggu memantulkan kilau keemasan di lantai marmer yang halus, menciptakan suasana yang megah namun mencekam. Suara sandal sutra Duke Shou Lei menggema saat dia melangkah maju dengan penuh keberanian. “Kaisar Langit! Panglima Xian Heng sudah melampaui batas!” serunya dengan suara keras, menghancurkan keheningan yang penuh ketegangan. “Dia menyerang bangsa Barbar di perbatasan, meskipun kita telah mencapai kesepakatan damai dengan mereka!” Nada suaranya memantul di dinding-dinding aula, menarik perhatian semua pejabat istana yang hadir. Duke Shou Lei, pria dengan tubuh tegap dan janggut perak yang rapi, berdiri tegak dengan wajah memerah oleh amarah yang tertahan. Tatapannya mengarah langsung kepada Kaisar Xian Shen, yang duduk di singgasana keemasan dengan wibawa yang tak tergoyahkan. Namun, Kais

    Last Updated : 2025-01-06
  • Dewi Kultivator Langit   25. PENGHIANATAN DUKE SHOU

    Xian Heng sudah lama mencurigai beberapa Duke yang hidup dalam kemewahan berlebihan di sekitar istana. Aroma dupa mahal dan sutra yang menghiasi rumah-rumah mereka berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Mereka hidup seperti raja-raja kecil, seolah-olah kekaisaran ini milik mereka sendiri. Namun, kecurigaan Xian Heng selama ini hanya berhenti pada dugaan. Tidak ada bukti konkret untuk menyingkap rencana mereka menggulingkan Kaisar Xian Shen.Saat berita tentang perjanjian damai dengan bangsa Barbar diumumkan, Xian Heng mulai merancang strateginya. Dia tahu, serangan mendadak terhadap bangsa Barbar akan memaksa pihak yang berkhianat untuk menunjukkan taringnya. Dengan itu, Xian Heng mengarahkan pasukannya menyerang perbatasan utara, menghancurkan salah satu benteng Barbar.Ketika kabar serangan itu sampai di telinga istana, Duke Shou, salah satu Duke paling vokal di antara yang lain, bereaksi dengan kemarahan yang meledak-ledak. Di ruang audiensi, ia melangkah maju, jubah ungunya be

    Last Updated : 2025-01-07
  • Dewi Kultivator Langit   36. PERSEKONGKOLAN DUKE

    Ruang tahta yang megah tiba-tiba terasa sunyi dan mencekam. Hiasan naga emas yang biasanya memancarkan wibawa kini tampak seperti diam menghakimi. Kaisar Xian Shen duduk di singgasananya, wajahnya terlihat lebih tua dari biasanya, guratan kecewa dan kelelahan tergambar jelas di matanya. Di hadapannya, Panglima Xian Heng berdiri tegap, dengan senyum tipis kemenangan yang menghiasi bibirnya.“Tentu saja, Duke Shou,” kata Xian Heng, suaranya datar namun mengandung tekanan yang tak bisa diabaikan. “Kaisar akan meringankan hukumanmu, asalkan kamu menyerahkan semua nama Duke yang terlibat dalam pengkhianatan ini.”Duke Shou yang berlutut di lantai dingin marmer terlihat bimbang. Wajahnya pucat, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Akhirnya, dengan suara gemetar, dia menyerahkan daftar nama yang diminta. Saat kata-kata itu keluar dari mulutnya, ruangan seakan menegang. Nama-nama yang dia sebutkan mengungkapkan pengkhianatan yang jauh lebih dalam daripada yang dibayangkan.Salah satu nama

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Dewi Kultivator Langit   51. ILMU PETAPA

    Xian Ling merasakan jantungnya berdegup kencang ketika hawa gelap yang mencekam memenuhi goa. Sosok gelap yang baru saja muncul di hadapannya memancarkan aura kematian, membuat udara terasa berat dan mencekik. Ia sudah bersiap-siap mengeluarkan pedang di pinggangnya, namun sebelum ia sempat bertindak, petapa tua yang duduk di depannya hanya mengangkat satu tangan. “Pergilah! Jangan ganggu kami!” seru petapa tua dengan suara yang menggema di dalam goa. Kibasan tangannya terasa seperti angin kencang yang menyapu sosok gelap itu hingga lenyap seketika. Xian Ling terpaku. Perlahan-lahan, hawa mencekam itu memudar, digantikan oleh keheningan yang nyaris magis. Udara kembali terasa ringan, dan nafasnya yang semula tersengal kini mulai normal. “Siapa yang sedang kamu cari, Putri Mahkota?” tanya petapa tua dengan nada tenang, tatapannya yang dalam seolah mampu membaca isi hati Xian Ling. Gadis itu terdiam sejenak sebelum menjawab, “Aku mencari seorang gadis muda. Apa paman melihatnya?” P

  • Dewi Kultivator Langit   50. PETAPA SAKTI

    Langit di atas Hutan Hantu semakin gelap. Suara angin yang melewati pepohonan besar menciptakan siulan rendah, seolah-olah ada bisikan tak kasat mata yang mengikuti setiap langkah Xian Ling. Ia berdiri di depan hutan yang dikenal sebagai tempat terlarang, tempat di mana orang-orang yang masuk jarang sekali kembali."Byakko, masuklah ke dalam kantong ajaib," perintah Xian Ling. Ia menatap harimau putih bersayapnya yang terlihat enggan untuk pergi."Tuan Putri, ini berbahaya. Kau seharusnya tidak masuk sendirian," ujar Byakko dengan suara yang lembut namun penuh peringatan."Aku tahu, tapi kehadiranmu bisa menimbulkan kecurigaan jika ada makhluk yang tinggal di sini. Aku akan memanggilmu jika situasinya memerlukan bantuanmu," jawab Xian Ling. Dengan enggan, Byakko menghilang ke dalam kantong ajaib, meninggalkan Xian Ling seorang diri di depan pintu masuk hutan.Langkah pertama yang diambil Xian Ling langsung disambut dengan hawa dingin yang menusuk tulang. Kabut tebal melayang rendah, m

  • Dewi Kultivator Langit   49. HUTAN HANTU

    "Tuan Putri, apa Kau baik-baik saja?" tanya Selir Song Yin yang datang bersama beberapapengawal istana.Xian Ling tahu kalau semua ucapan Selir Song Yin ini hanyalah basa basi belaka, karena selir ini membiarkan dirinya bertarung sendirian dan menghilang. Tentunya Selir Song berharap Iblis Hantu akan menghabisi nyawanya untuk memuluskan jalan selir istana ini menjadi permaisuri dan merebut tahta lewat putra mahkota yang akan dilahirkannya bersama Kaisar Xian Shen."Aku baik-baik saja!" jawab Xian Ling diplomatis. Ia juga tidak mau terlalu konfrontasi dengan Selir Song Yin karena selir ini memiliki banyak pengikut setia yang menjadi mata-matanya di istana. Selama ia menjaga ritme agar tidak bermusuhan maka hidupnya tidak akan terancam di dalam istana."Masalah sudah selesai, apa kita pulang saja, Tuan Putri?" tanya Selir Song Yin."Aku masih penasaran dengan Hutan Hantu ini, jadi aku akan masuk untuk menyelidikinya!" kata Xian Ling yang cukup mengejutkan Selir Song Yin.Langit di atas

  • Dewi Kultivator Langit   48. SOSOK BERJUBAH HITAM

    Hening menyelimuti reruntuhan desa yang hancur. Xian Ling memutar tubuhnya dengan sisa tenaga, mencari sumber suara yang begitu mengguncang perasaan. Cahaya bulan yang sebelumnya redup kini tertutup oleh bayangan pekat yang melingkupi desa. Aura dingin semakin menekan, membuat kawanan harimau putih bersayap menahan gerakan mereka, merasakan bahaya yang lebih besar.Iblis Hantu, yang sebelumnya begitu angkuh, tampak berubah. Ia menoleh ke arah kegelapan dengan sorot mata tajam, seolah mengenali kehadiran tersebut. "Kau... Tidak mungkin kau di sini," desisnya dengan nada marah bercampur ketakutan.Xian Ling, yang masih memegang pedangnya, menatap Iblis Hantu dengan kening berkerut. "Apa maksudmu? Siapa yang kau bicarakan?"Iblis Hantu tidak menjawab. Sebaliknya, ia melayang mundur perlahan, sikapnya yang dominan kini berubah menjadi waspada. "Aku tidak datang untuk menghadapi itu," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri.Dari kegelapan, langkah kaki terdengar. Berat dan perlahan, setiap

  • Dewi Kultivator Langit   47. PERTARUNGAN HEBAT

    Xian Ling berdiri tertatih-tatih di atas reruntuhan desa, tubuhnya berlumur darah dan keringat. Pedang peraknya masih tergenggam erat, meskipun beratnya kini terasa berlipat ganda. Sementara itu, Iblis Hantu melayang di udara, mengelilinginya dengan angkuh, seolah menikmati keputusasaan lawannya."Kau mengesankan, Putri Mahkota," ejek Iblis Hantu dengan tawa serak yang menggema. "Tapi kekuatanmu tak cukup untuk mengalahkanku. Setiap luka yang kuberikan padamu, semakin mendekatkanmu pada kehancuran."Xian Ling menarik napas panjang, mencoba mengatur Qi-nya yang mulai kacau. Ia menutup matanya sejenak, membiarkan energi di dalam tubuhnya menyatu dengan aliran di sekitarnya. Saat ia membuka mata, cahaya keperakan yang terpancar dari pedangnya semakin intens, memecah kegelapan yang menyelimuti desa."Jangan terlalu percaya diri, Iblis," balas Xian Ling dengan suara penuh keteguhan. "Aku belum menunjukkan segalanya."Ia mengangkat pedangnya tinggi, membentuk formasi jurus "Seribu Cahaya Me

  • Dewi Kultivator Langit   46. XIAN LING VS IBLIS HANTU

    Aura gelap yang mengelilingi Iblis Hantu semakin pekat, membuat udara di sekitarnya terasa berat dan pengap. Para pengawal yang masih berusaha berdiri tampak menggigil, beberapa mundur perlahan, tak sanggup menahan tekanan. Byakko menatap tajam, bulunya berdiri, mengeluarkan raungan yang menggema ke seluruh desa. "Jadi, Putri Mahkota Xiang Ling ingin bertarung denganku? Kau memiliki keberanian yang luar biasa... atau kebodohan yang tak terukur," suara Iblis Hantu terdengar seperti geraman dan tawa yang menyatu. Xian Ling menarik napas panjang, tangannya mengangkat pedang peraknya yang memancarkan cahaya lembut. "Aku tidak akan membiarkan makhluk sepertimu menghancurkan desaku. Jika harus bertarung, maka aku siap." Iblis Hantu mulai bergerak, tubuhnya melayang rendah dengan gerakan yang tak lazim, seperti asap yang bergulir ke depan. "Bagus. Aku akan menikmati meremukkan jiwa pemberani sepertimu." Namun, sebelum makhluk itu dapat menyerang, Song Yin melangkah maju, berdiri di a

  • Dewi Kultivator Langit   45. KRISTAL LANGIT

    Selir Song Yin berdiri tegap di bawah tatapan mengerikan Iblis Hantu, tetapi ada kilatan dingin di matanya, sesuatu yang membuat Xian Ling semakin curiga. Dengan langkah mantap, Song Yin melangkah maju, membuat pengawal-pengawal di belakang mereka terkejut, bahkan ada yang menahan napas."Kau berani mendekat?" Suara Iblis Hantu menggema seperti guruh yang melayang di udara. Asap hitam di sekeliling tubuhnya menggeliat liar, seolah siap menerkam kapan saja.Song Yin berhenti tepat beberapa langkah dari makhluk itu, lalu menyeringai tipis. "Aku tahu batasanku," katanya dengan nada rendah namun tegas. "Dan aku tahu kau bukan sekadar makhluk liar yang ingin merusak. Kau makhluk yang hidup dari energi jiwa—kau tidak pernah menyerang tanpa alasan."Mata kuning itu menyipit, memperhatikan Song Yin dengan lebih intens. "Hmph. Kau tahu banyak, wanita. Lalu, apa yang akan kau tawarkan untuk menyelamatkan desa ini?"Xian Ling merasa darahnya mendidih mendengar percakapan itu. Apa maksud Song Yin

  • Dewi Kultivator Langit   44. IBLIS HANTU

    Langit malam berubah menjadi lautan merah dengan kilat yang menyambar-nyambar di kejauhan. Sosok besar yang mulai terbentuk di balik awan gelap tampak seperti bayangan raksasa dengan mata bercahaya kekuningan. Desir angin kencang membawa suara-suara aneh—bisikan, tawa, dan jerit tangis yang menggema, memeluk udara dengan kengerian yang dingin menusuk.Xian Ling menghunus pedangnya, kilau tajam logamnya memantulkan cahaya api dari desa yang terbakar. "Song Yin, makhluk apa ini?" tanyanya tegas, meski ketegangan menggantung di setiap katanya.Selir Song Yin menatap ke langit, matanya menyipit seolah berusaha membaca rahasia di balik kabut merah yang meliuk-liuk. Namun, sekilas bayangan rasa takut melintas di wajahnya sebelum ia kembali memasang ekspresi tenang. "Itu bukan makhluk biasa," katanya dengan suara rendah. "Itu Iblis Hantu, penjaga Hutan Hantu. Tidak ada yang pernah melihatnya dan hidup untuk menceritakannya.""Bagaimana mungkin kau tahu banyak tentang ini?" Xian Ling memandan

  • Dewi Kultivator Langit   43. BENCANA DI DESA HUANG YANG

    Bayangan malam mulai menyelimuti Desa Huang Yang, tetapi nyala api yang membakar sisa-sisa rumah penduduk membuat kegelapan tampak lebih mencekam. Bau hangus kayu dan jerami bercampur dengan aroma besi dari darah memenuhi udara. Angin dingin berhembus, membawa bisikan samar yang terdengar seperti rintihan pilu.Xian Ling dan Selir Song Yin berdiri di tepi desa, menyaksikan pemandangan yang lebih mengerikan daripada yang mereka bayangkan. Rumah-rumah berserakan, beberapa telah rata dengan tanah, sementara yang lain masih menyala, memuntahkan asap hitam ke langit. Tubuh-tubuh penduduk tergeletak di tanah, beberapa dengan luka yang terlalu mengenaskan untuk dilihat."Apa-apaan ini..." gumam Xian Ling, matanya menyipit, menahan gejolak emosi. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, merasakan ketegangan yang semakin menyesakkan dada.Sementara itu, Selir Song Yin berdiri sedikit di belakang, wajahnya tetap tenang meskipun matanya menyapu pemandangan dengan penuh perhitungan. Namun, senyum tip

DMCA.com Protection Status