“Aku sudah nggak apa-apa, Ran. Tenanglah, aku sudah baik-baik saja sekarang. Ini benar-benar pelajaran sangat berharga dalam hidupku.” Agnia mengelus punggung sang sahabat. Rani terlihat begitu sedih dalam pelukannya. Walaupun sebenarnya bukan itu maksud dari ucapan Agnia. Dia hanya ingin Narendra semakin menyadari bahwa apa yang mereka lakukan selama ini salah dan bisa berakibat seburuk itu.“Terus, gimana cara kamu pulang?” Rani bertanya lagi setelah kembali mendudukkan diri di kursinya.“Ada sepasang suami istri lagi mau ke pasar dini hari itu yang menemukanku. Mereka yang membantuku untuk ke kota. Lalu dari sana, aku meminta bantuan orang untuk menghubungkanku dengan Alfa,” jelasnya kemudian.Rani terlihat mengerutkan dahi mendengar nama Alfa disebut. Narendra pun sama, tetapi dia lebih memilih tetap diam di tempatnya, mendengarkan dua sahabat itu terus berbicara. “Sebentar, Ni. Seingatku, Alfa itu bos kamu di tempat kamu nulis kan?” “Iya, bener Ran. ““Wah, beruntung banget kam
Baca selengkapnya