Home / Fantasi / Pendekar Tangan Iblis / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pendekar Tangan Iblis : Chapter 61 - Chapter 70

112 Chapters

Alam Peralihan Milik Aji Sangkala

Baru pertama kali membuka mata, Arya Santanu telah berpindah ke tempat lain. Di depannya ada Aji Sangkala yang berdiri menatap ke arah depan ruangan putih. Arya Santanu bingung, seluruh yang ia lihat di sekelilingnya hanyalah ruangan putih tanpa ujung. Bahkan ia tidak bisa membedakan apakah ada dinding pembatas yang membatasi ruangan itu atau tidak. "Aji Sangkala, ini di mana?" Arya Santanu bertanya. "Oh, kau berada di alam peralihan. Alam ini berada di antara alam dunia dan alam gaib. Setiap pendekar yang memiliki ilmu pengetahuan untuk mengakses dua dunia pasti bisa datang ke alam ini. Namun, setiap pendekar memiliki akses yang berbeda-beda untuk memasuki alam peralihan." Aji Sangkala mencoba menjelaskan."Hah? A–, Aku tidak mengerti maksudmu." Arya Santanu merasa bingung. "Mudahnya, setiap pendekar yang memiliki ilmu energi yang sangat tinggi memiliki satu alam peralihan yang bisa ia masuki untuk berlatih atau bertapa. Satu hari di alam pelatihan bisa disesuaikan dengan waktu di
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Elemen Baru Milik Arya Santanu

"Jangan bercanda! Aku tidak punya waktu meladeni orang-orangan sawah bertipe air ini!" Arya Santanu berteriak kesal. Para manusia air menyerang ke arah Arya Santanu. Mereka memadatkan air dan mengubahnya menjadi sebuah pedang. Arya Santanu yang harus berkonsentrasi dengan energi di telapak kakinya harus melawan mereka semua dengan tangan kosong. "Sial, mereka banyak sekali!" Arya Santanu menahan beberapa serangan mereka. Dari arah belakang, mereka menyerang Arya Santanu seperti seekor semut mengerubungi mangsanya. "Jangan meremehkanku!" Arya Santanu mengubah tangan iblis di kedua lengannya dengan aliran energi alam yang menyelimuti lengannya. Ia mengayunkan tinju miliknya dan berhasil menghancurkan sebagian dari mereka. Namun sayangnya para manusia air bisa kembali meregenerasi dan melawan dirinya lagi. "Hei, Aji Sangkala! Manusia air ini tidak bisa dihentikan!" Arya Santanu mulai merasa risih. "Kau harus mengalahkan air dengan elemen lain! Jangan terpaku dengan serangan fisik
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Dewa Agni Melawan Muridnya

Api suci milik dewa Agni berbeda dengan api suci milik Aji Sangkala. Kekuatan dan energi yang begitu besar yang berasal dari dewa Agni yang merupakan dewa api lebih kuat ketika membakar seorang iblis. Meski pun Asura telah mendapatkan anugerah dari Agni dan Surya, namun ia bukanlah dewa, Asura tetaplah iblis yang bisa mati bila dibakar atau diserang oleh senjata Dewata. "Selama terkurung di dalam batu hitam, lalu bebas dan bertemu dengan Arya Santanu, dan melanjutkan perjalanan untuk membunuh para saudaramu dengan bantuan dari Ki Janggan Nayantaka dan Dewi Sari Kencana, apa menurutmu semua itu hanyalah kebetulan belaka?" Dewa Agni memberitahu bila takdir Asura tidaklah sebebas yang ia ingin tentukan.AAAAAARRRHHHH!!!Asura terbakar hebat dan berlutut memohon kepada dewa Agni untuk memadamkan api suci tersebut. Kulitnya yang begitu keras dan tidak mempan terhadap api sudah mulai terbakar. "Ampun! Ampuni aku, wahai dewa Agni!" Asura memohon.Dengan berat hati, dewa Agni memadamkan api
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Utusan Dari Anggota Bhayangkara

Sebuah laporan tentang kerusuhan besar baru saja masuk ke istana emas. Patih dan sekaligus pemimpin dari pasukan Bhayangkara, Widura Sri Mada memberitahu kepada raja tentang kerusuhan yang terjadi di kerajaan Ranau Baringin. Ki Janggan Nayantaka juga ikut mendengarkan rincian dari laporan tersebut. Saat disebut seorang pendekar yang menggunakan pakaian serba hitam dan topi caping serta memiliki tindikan di wajahnya, ia langsung mengetahui bila pendekar yang dimaksud adalah pendekar iblis hitam. "Raja, pendekar yang mengacau di kerajaan Ranau Baringin adalah salah satu mayat hidup milik salah satu iblis Nuswapala. Bila pendekar itu ada di sana, maka iblis yang mengendalikannya pasti juga berada di dekat sana." Ki Janggan Nayantaka coba menjelaskannya. "Begitu rupanya. Kalau begitu, siapkan dua pasukan Bhayangkara untuk bergegas mengeceknya. Musnahkan pendekar itu. Dan bila iblis tersebut memang benar ada di sana, jangan beri ampun, bunuh ia juga." Raja Swarnabhumi sudah memberikan p
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Macan Ireng Melawan Naraka Pati

Kobaran api tersebut sampai terlihat dari kejauhan. Beberapa penduduk yang mengungsi di tepi danau Ranau pun menoleh ke arah kerajaan dan terkejut dengan api yang begitu besar menyeruak dari arah alun-alun. Singa Putih yang baru saja tiba di pesisir danau sambil membawa tubuh raja Ranau Baringin pun merasa khawatir dengan keadaan temannya. Ia segera ingin pergi ke sana, namun dirinya harus memastikan dahulu keselamatan dari raja Ranau Baringin. Singa Putih segera menggunakan energi miliknya untuk membantu penyembuhan luka dari raja Ranau Baringin. Masyarakat sekitar pun pada menghampiri Singa Putih dan raja Ranau Baringin. Mereka memberi perhatian kepada raja mereka. "Terima kasih banyak. Aku sangat bahagia saat raja Swarnabhumi mendatangkan kalian untuk membantu kami." Raja Ranau Baringin menepuk pundak Singa Putih. "Sudah menjadi tanggung jawab dari raja Swarnabhumi untuk melindungi seluruh kerajaan pendukung. Kami, para Bhayangkara pun juga tetap setia dengan seluruh kerajaan pe
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Dua Pendekar Macan Terdesak!

"Kau tidak apa-apa?" Singa Putih membantu temannya untuk kembali berdiri. Ia memberikan bantuan energi untuk memulihkan diri si macan Ireng. "Kita harus menyerangnya bersama-sama. Akan sangat susah bila menyerangnya sendirian. Kau siap dengan taktik itu?" Macan Ireng kembali berdiri. Ia memberi aba-aba kepada Singa Putih. "Aku mengerti. Aku sudah siap." Singa Putih mengembuskan napas. Ia menutup kedua matanya dan mulai berkonsentrasi dengan energi miliknya. Aliran energi berwarna putih pucat menyelubungi tubuhnya. Begitu lembut seperti asap, energi tersebut perlahan membentuk sebuah zirah berwarna gading gajah. "Zirah Singa Gading dan cakar perak ini sepertinya cukup untuk memotong-motong tubuhnya." Singa Putih telah siap seutuhnya. Di kedua telapak tangannya muncul begitu panjang cakar dari logam perak yang keluar dari sela-sela jari tangannya. Zirah yang ia kenakan pun terbuat dari logam keras yang mirip seperti zirah macan kumbang milik si Macan Ireng. Penampakan wajahnya yang
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Serangan Tak Terduga Narakashura

Eyang Maung Tutul memberikan sedikit energi miliknya untuk menopang energi di tubuh Macan Ireng. Ia tahu bila muridnya yang satu itu telah kelelahan menggunakan energi miliknya. Tangannya diletakkan di dada Macan Ireng. Ia mengalirkan energi miliknya secara perlahan-lahan. Eyang Maung Tutul melirik ke arah iblis itu, energi yang ia rasakan dari iblis itu begitu besar. Bahkan bila disejajarkan, menyamai sepuluh bukit yang berada di dekat situ. "Kakek tua, rupanya kau juga ingin menyetor nyawamu. Bukankah lebih baik kau beristirahat di gubuk tua dan menikmati waktu-waktu terakhirmu?" Narakashura menyindir."Aku sedang menikmati waktu luangku. Bertarung Bersama dengan kedua muridku adalah saat-saat yang aku nikmati. Dan setelah ini berakhir, aku pasti bisa beristirahat dengan tenang. Bukankah begitu, Singa Putih?" Eyang Maung Tutul tersenyum. Meski ia tidak menunjukkan wajahnya ke arah Singa Putih, namun muridnya sadar akan raut wajah gurunya."Benar. Aku pun sangat bersyukur guru ada d
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Narakashura Vs Arya Santanu 

Arya Santanu tersenyum. Ia menyindir Narakashura dengan ekspresi di wajahnya. Keterkejutan Narakashura ketika melihat Arya Santanu masih tidak berubah. Kedua matanya masih terbelalak dan menatap dengan penuh tanya. Di samping Arya Santanu yang tiba-tiba muncul, Aji Sangkala pun juga ikut serta datang dan membantu Eyang Maung Tutul di seberang danau satunya. Ia berhasil menyelamatkan kakek tua itu dari dalam air."Bertahanlah, Eyang." Aji Sangkala menarik tombak api dan menghancurkannya. Ia segera menutup luka di dada Eyang Maung Tutul dengan menggunakan energi miliknya yang dialirkan secara perlahan. Arya Santanu menghampiri Aji Sangkala dan menitipkan Macan Ireng dan juga Singa Putih yang ikut ia selamatkan. Aji Sangkala tahu benar bila keadaan Singa Putih begitu parah. Ia meminta bantuan kepada Arya Santanu untuk menutup luka-luka yang disebabkan dari tusukan tombak-tombak api. Saat melesak cepat tadi, Arya Santanu berhasil membawa keduanya pergi dan mengejutkan si pemilik tombak.
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Mengungsi Ke Benteng Perak Utara

Raja Swarnabhumi memerintahkan kepada rakyat yang berada di dalam ibukota emas untuk segera mengungsi ke arah utara. Mereka diminta untuk menuju ke benteng perak yang berada di ujung utara. "Widura Sri Mada, gunakan jalur barat untuk mengungsikan mereka semua. Lalu segera berikan perintah kepada kerajaan pendukung lainnya untuk ikut mengungsikan seluruh penduduknya. Sesuai kehendak anakku, kita harus mengubah ibukota emas menjadi benteng pertahanan paling kokoh." Raja Swarnabhumi tersenyum, ia tidak menyangka bila Arya Santanu masih memikirkan kerajaannya. "Baiklah, paduka. Saat ini pangeran Adityawarman dan Dewi Sari Kencana sedang membantu perpindahan para penduduk. Semua pasukan Bhayangkara pun juga demikian. Melalui jalur rahasia, mereka telah melalui tebing sempit dan menuju ke jalur barat yang Anda maksud." Widura Sri Mada menyelesaikan laporannya. Ki Janggan Nayantaka yang duduk di samping raja Swarnabhumi merasa kewalahan. Tidak adanya Arya Santanu dan Asura membuat dirinya
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Asura Melawan Si Iblis Banteng

Asura mencegat laju dari rombongan kapal perang dari wilayah pelabuhan Sundapura. Ia tahu bila adiknya, si kerbau atau banteng bodoh berada di atas kapal tersebut. Asura juga harus menghentikan armada perang tersebut untuk memberikan waktu kepada para pengungsi menuju ke benteng utara. "Asura, kau datang untuk membunuh kami semua? Perang belum dimulai, dan kau sudah merangsak datang ke sini untuk mendahului kesucian dari sebuah peperangan?" Mahishashura bicara seakan ia tahu benar tentang aturan berperang. "Cih! Jangan menasihatiku mengenai aturan perang. Kau dan saudara-saudara bodohmu itu telah melanggar aturan yang kau sebutkan tadi. Narakashura menyerang wilayah selatan Swarnadwipa dan meluluhlantakkan satu kerajaan pendukung di Ranau Baringin. Kau masih ingin bilang kesucian perang? Mana yang kau sebut suci? Kau saja seorang iblis!" Asura menunjuk tajam ke arah adik bodohnya.Mahishashura tidak tahu bila Narakashura menyerang wilayah selatan dari Swarnadwipa. Bila yang dikataka
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status