Share

Serangan Tak Terduga Narakashura

Eyang Maung Tutul memberikan sedikit energi miliknya untuk menopang energi di tubuh Macan Ireng. Ia tahu bila muridnya yang satu itu telah kelelahan menggunakan energi miliknya. Tangannya diletakkan di dada Macan Ireng. Ia mengalirkan energi miliknya secara perlahan-lahan. Eyang Maung Tutul melirik ke arah iblis itu, energi yang ia rasakan dari iblis itu begitu besar. Bahkan bila disejajarkan, menyamai sepuluh bukit yang berada di dekat situ.

"Kakek tua, rupanya kau juga ingin menyetor nyawamu. Bukankah lebih baik kau beristirahat di gubuk tua dan menikmati waktu-waktu terakhirmu?" Narakashura menyindir.

"Aku sedang menikmati waktu luangku. Bertarung Bersama dengan kedua muridku adalah saat-saat yang aku nikmati. Dan setelah ini berakhir, aku pasti bisa beristirahat dengan tenang. Bukankah begitu, Singa Putih?" Eyang Maung Tutul tersenyum. Meski ia tidak menunjukkan wajahnya ke arah Singa Putih, namun muridnya sadar akan raut wajah gurunya.

"Benar. Aku pun sangat bersyukur guru ada d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status