Semua Bab Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh: Bab 31 - Bab 40

82 Bab

Bab 31. Keputusan Akhir 2

Dapat kutangkap, wajah Mas Ezran memerah. Entah karena tersinggung setelah mendengar kata-kata Laras, ataukah dia malu karena putrinya sendiri tahu banyak tentang kesedihanku selama ini karena ulahnya?“Kamu yakin enggak apa-apa?” “Sangat yakin, Ma. Oh iya, Yah. Laras harap, mulai saat ini. Ayah tak perlu lagi datang ke sini. Aku sudah tak butuh Ayah lagi. Bagiku, Ayah sudah meninggal dan tak akan kembali lagi,” celetuk Laras membuatku melongo tak percaya.Aku tak menyangka, putriku akan mengeluarkan kata-kata pedas untuk sang Ayah. Begitu kecewakah dia sampai seolah tak Sudi lagi menganggap Mas Ezran sebagai Ayahnya kembali?Kupandangi Mas Ezran yang mulai mengepalkan tangan di atas meja. Mungkinkah dia marah karena merasa terhina atas ucapan putrinya? Kuharap, mantan suamiku itu bisa mengendalikan amarahnya dan harus mengerti kalau mental Laras sedang tak baik-baik saja. Emosi putriku sedang tak stabil sekarang karena kejadian demi kejadian yang telah menimpanya.“Sayang. Jangan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Bab 32. Ada apa dengan Laras?

Setelah kata talak terucap dari mulut Mas Ezran. Selama itu pula, ia tak pernah datang ke rumah yang kami tempati dulu. Hanya aku dan Laras yang tinggal di sini. Sedangkan, yang kudengar, mantan suamiku itu diam di salah satu apartemen yang dia minta.Untuk nafkah, setiap bulannya ia hanya mengirimkan lewat transferan dan mengabari via telepon. Pun, empat bulan setelah menalakku, surat putusan perceraian akhirnya datang. Dan saat itu pula, aku telah sah secara agama maupun negara bercerai dengan Mas Ezran serta menyandang status baru, menjadi seorang janda. Perceraian ini tak dipersulit pengadilan karena kami sama-sama telah sepakat sebelumnya. Pun, aku dan Mas Ezran memakai jasa pengacara yang sama agar lebih praktis. Toh, tak ada perdebatan apa pun di antara kami, baik tentang harta gono-gini atau pun anak. Jelas-jelas Mas Ezran menyerahkan hak asuh Laras kepadaku. Apalagi putriku itu memang lebih memilih tinggal denganku dibandingkan dengan ayahnya. Aku masih bisa melihat kekecew
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Bab 33. Luka Anak Korban Broken Home

POV LarasAh takdir. Siapa yang bisa memilih hidup seperti apa yang harus dilalui? Seperti diriku. Akhirnya Ayah dan Mama telah memutuskan untuk berpisah. Aku marah. Aku kecewa. Kenapa ini semua terjadi kepada keluarga kecil kami yang sebelumnya bahagia?Ayah yang kubanggakan di hadapan semua orang, nyatanya orang yang pertama kali menebar luka di dalam hatiku. Dia begitu membuat diri ini pilu. Sungguh, saat ini aku merasa tengah digelindingkan ke dasar jurang yang terjal. Sakit dan hancur seketika.Aku tak bisa memaksa Mama untuk bertahan setelah pengkhianatan yang Ayah lakukan. Namun, aku pun tak rela kalau Ayah dan wanita itu dengan mudah bisa bersama. Apalagi, merajut kebahagiaan di atas hancurnya hidup kami.Aku benci Ayah, sangat benci. Kalau saja diriku bisa memilih siapa yang orang tuaku. Mungkin saja, aku takkan pernah mau menjadi putri dari pria yang kali ini kupanggil Ayah.Kukira, setelah perpisahan orang tuaku selesai, masalahku berakhir. Namun, itu semua justru baru awal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Bab 34. Bohong

“Jangan pernah bicara macam-macam lagi tentang Mama. Dan ya, aku enggak mau kejadian ini sampai tembus ke salah satu guru, apalagi guru BK. Kalau tidak, bukan hanya aku yang hancur dan kena hukuman. Tapi kamu juga.“Aku tahu kalau kamu menyogok petugas kebersihan untuk mencuri soal ulangan semester kemarin, kan? Lebih baik jaga mulutmu kalau kamu mau selamat dari hukuman,” bisikku di telinga Sofia saat mengatakan hal yang terakhir. Sebuah rahasia hanya aku saja yang tahu di kelas ini.Kulihat wajah Sofia yang menyebalkan itu terlihat memucat. Akan tetapi, dia sama sekali tak bereaksi apa pun. Teman satu kelasku itu hanya mengepalkan tangannya dan menoleh ke arahku saat diri ini yang telah menjauh darinya. Lirikan sinis dan tajam seolah menandakan permusuhan yang sengit di antara kami.Aku hanya mengangkat sebelah bibirku tanda mengejek. Dia tak tahu saja, Laras yang lemah seperti kemarin sudah hilang. Kini hanya ada Laras yang bengis korban keegoisan ayahnya sendiri. Pria yang seumur
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Bab 35. Mempermalukan Pelakor

POV Laras“Dasar tukang bohong. Ayah bilang kita hanya akan mengobrol berdua. Lalu, sedang apa wanita itu di sini?” pekikku tak terima. Ayah terlihat gelagapan, bolak-balik memandang ke arahku dan wanita itu. “Sayang, biar ayah jelaskan ....” “Mas. Kamu baru jemput Laras, ya?” Tante Sinta menghampiri kami dengan senyum yang mengembang. Dia dengan tak tahu malunya memeluk serta mencium pipi kiri dan kanan Ayah. Menjijikkan. Aku hanya memalingkan muka, malas melihat kemesraan mereka.“Kamu sedang apa di sini, Sin?” tanya Ayah terpancar kepanikan.Entah karena malu terhadapku atau tak siap dengan sikap tak tahu malu Tante Sinta, Ayah tak merespon dan hanya gelagapan. Wajahnya seolah-olah terkejut dengan kehadiran sang kekasih di restoran ini. Ah. Palingan itu akal-akalan Ayah saja. Dia pura-pura tak tahu kalau Tante Sinta sudah di restoran. Pasti, mereka sebelumnya sudah ada janji.“Lho, Mas. Kenapa kaget begitu? Kamu enggak suka aku ada di sini?” tanya wanita selingkuhan Ayah denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Bab 36. Mempermalukan Pelakor 2

“Laras. Kamu sudah keterlaluan. Diam atau Ayah kasih pelajaran kamu? Ibumu telah salah mendidikmu menjadi anak yang kurang ajar sekarang,” bentaknya kali ini. Sakit memang. Ayah lebih memilih memihak Tante Sinta dibandingkan aku. Dia memang sudah tak menyayangiku lagi. Membuat diri ini semakin membenci laki-laki yang kupanggil Ayah tersebut.Aku ingin menangis dan meraung. Namun, apa itu akan didengar? Seperti sebelumnya, Ayah pasti lebih memilih membela kekasihnya. Sedangkal itu rasa sayang Ayah terhadap putrinya ini. Aku merasa tertantang. Jiwa mudaku yang masih bergelora dan kini emosiku semakin terpancing, apalagi mendengar Ayah meragukan didikan Mama. Seolah segalanya yang terjadi kekeliruan Mama semua.“Ayah bilang apa? Kenapa Ayah malah menyalahkan Mama? Sejak kapan Ayah meragukan didikannya? Mengacalah pada diri sendiri, Yah. Apa sudah benar dan patut dianggap sebagai seorang Ayah?“Dan ya, Mana ada Ayah yang mencintai anaknya terus lebih memilih memihak pelakor dari pada put
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

Bab 37. Sesuai Prediksi

POV Laras“Waalaikumsallam. Ras, kok pulang cepat. Bukannya pergi dengan Ayah?” Mama bertanya ketika baru saja membuka pintu. Namun, beliau terkejut aku pulang bukan diantar Ayah, tetapi orang lain. “Ya Allah, Sayang. Dahi kamu kenapa bisa diperban begini? Kamu terluka?” Mama meraih pundakku dan terkejut melihat lukaku yang telah terbalut kain kasa. Beliau sangat khawatir, kentara sekali terlihat dari mimik wajahnya.“Aku enggak apa-apa, Ma. Tadi hanya terjatuh saja. Untung Tante Dewi yang baik ini mau nganter aku ke dokter,” terangku berbohong. Mana mungkin kukatakan hal yang sejujurnya. Itu akan membuat Mama semakin terluka karena Ayah. Untunglah, Mama tak bertanya lebih banyak dan percaya dengan ucapanku begitu saja.Mama melirik ke arah wanita yang membantuku tadi, dan yang tak disangka, mereka saling mengenal satu sama lain.“Ya Allah. Ini Rasti bukan?” “Iya. Ya ampun. Dewi? Ini kamu kan?”“Bener, Ras. Gimana kabarmu? Ternyata Laras ini putri kamu, ya?” “Iya, Dew. Laras putrik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-02
Baca selengkapnya

Bab 38. Sesuai Prediksi 2

Setelah puas mengobrol, selanjutnya kami menyantap makanan yang telah terhidang di meja. Siapa lagi yang sudah membuatnya kalau bukan Mama. Masakan beliau tak kalah dengan buatan koki atau chef di restoran bintang lima.Kehadiran Bu Dewi membuatku sejenak melupakan masalah yang telah terjadi tadi siang bersama Ayah. Meski tak mungkin sepenuhnya kulupakan, dan takkan mungkin bisa hilang dari ingatan. Namun, aku berusaha menyembunyikan itu semua dari Mama.Sampai, ketika Bu Dewi sudah pulang. Mama mengajakku bicara. Kami duduk di sebuah gazebo yang terletak di belakang rumah. Tempat favorit kami sekeluarga untuk bersantai melepas penat ketika Ayah masih bersama Mama dulu. Gazebo ini berada di tengah-tengah kolam renang dan taman. Suasananya sepi, membuat kedamaian tercipta ketika ada di tempat ini. Apalagi, terdengar gemercik air dari sebuah kolam ikan kecil yang berada di tengah-tengah taman, menambah kesyahduan suasana.“Sayang. Mama mau tanya sesuatu sama kamu. Kenapa kamu pulang en
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-02
Baca selengkapnya

Bab 39. Sesuai Prediksi 3

Pernyataan itu hanya dapat terucap di dalam batinku saja. Tak bisa ceritakan kepada Mama, selain menanggung rasa sakit ini sendiri.“Ma ....”“Ya, Sayang.”“Laras enggak mau nikah. Laras enggak mau sakit hati kaya Mama. Laras enggak mau nanti akan ada Laras kecil yang merasakan kesedihan seperti Laras. Laras enggak mau nanti anak Laras menderita. Rasanya sungguh menyakitkan, Ma. Sungguh sakit ....” Mataku mulai berembun, setetes demi setetes air mata mulai tumpah dan mengalir deras di pipi. Mama memelukku dengan tangisan yang sama. “Ya Allah, Nak ... jangan bicara seperti itu. Tak semua laki-laki seperti yang kamu pikir. Masih banyak pria yang setia di luar sana. Ini sudah takdir Mama. Ujian dari Allah, Nak. Ayah dan Mama memang belum berjodoh saja. Kami hanya ditakdirkan bersama untuk sementara. “Kamu putri kesayangan Mama. Hidup Mama. Cahaya dalam kegelapan. Kamu itu sumber kekuatan untuk Mama, Nak. Bagaimana Mama bisa menjalani hidup dengan bahagia, kalau kamu saja seperti ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-02
Baca selengkapnya

Bab 40. Jiwa Muda

POV LarasVideo viral tersebut tersebar sangat cepat. Puluhan dan bahkan ratusan juta orang telah melihat dan ikutan berkomentar.Sejak saat itu, kisah cinta Ayah dan Tante Sinta dan hancurnya keluargaku karena wanita lain telah diketahui oleh semua orang. Awalnya, hanya teman satu kelasku saja yang tahu, tetapi setelah video itu tersebar luas, satu sekolah menggosipkanku.Mulai saat itu, sering terdengar teman-teman bergosip tentang kami. Sebagian ada yang prihatin, dan tak sedikit berita tak sedap berseliweran. Entah siapa yang memulai menyebarkannya. Padahal, itu semua salah. Semua nada sumbang tentangku dan Mama itu semua tak benar.Apalagi, beberapa hari yang lalu, Tante Sinta datang menemuiku di gerbang sekolah, saat jam pelajaran telah usai. Tinggal ada beberapa teman yang masih ada di sekolah, terutama murid yang sedang mengikuti ekstrakurikuler.Tak kusangka, ternyata Tante Sinta membuat drama dan memfitnahku.“Ada apa Tante Sinta ke sini? Apa Tante merasa kurang terkenal den
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status