All Chapters of Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh: Chapter 11 - Chapter 20

82 Chapters

Bab 11. Izin

“Kenapa Mama tiba-tiba ngomong kek gitu? Oh iya, Ma. Tadi Mama mau jelasin apa sama Laras?” Pertanyaan dari Laras membuyarkan lamunanku, membuat diri ini tersentak saat Laras menepuk tangan ini. Membawaku dari khayalan ke dunia nyata.“Ah enggak, Sayang. Mama hanya pengen ngobrolin masalah ulang tahunmu. Bulan depan kan hari jadi putri kamu. Ayah kemarin usul biar ulang tahun kamu dirayakan. Terus kamu mau kado apa dari kami?” tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan. Terpaksa kubatalkan niat untuk menjelaskan tentang niatku meminta cerai kepada Mas Ezran. Padahal, Mas Ezran sama sekali tak pernah berkata seperti itu, bahkan aku sangsi dirinya mengingat hari bahagia putriku. Yang ada di otak Mas Ezran hanya mengenai selingkuhannya saja.Senyum cerah putriku terbit. Ia langsung menepuk dahinya dan tertawa semangat.“Ya ampun, Ma. Laras lupa kalau bulan depan ulang tahunku. Beneran Ayah minta Laras merayakan ulang tahun dengan meriah, Ma? Laras mau dong ngundang teman-teman sekolah, Lar
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 12. Awal Rasa Bersemi

POV Ezran“Mas kamu masih ingat Sinta, kan? Dia sahabatku sejak SD. Bahkan, sudah kuanggap sebagai saudara sendiri. Kemarin kami ketemu lagi lho. Dia udah pulang dari luar negeri. Sekarang, temanku itu buka usaha baru di Jakarta. Makin sukses aja dia,” puji Rasti mengenai sahabatnya itu.Aku teringat dengan seorang wanita cantik dan berpenampilan modis serta bertubuh sintal yang pernah istriku perkenalkan beberapa tahun silam. Katanya, dia sahabat Rasti sejak kecil. Cukup menarik, dengan keindahan fisiknya dan penampilannya yang modis pasti dapat membuat suaminya bangga serta merasa mendapatkan wanita yang sempurna. Apalagi, kata Rasti dia pandai sekali berbisnis dan sudah kaya raya dari kecil. Hampir setiap hari setelah kepulangan Sinta dari luar negeri, Rasti terus saja memuji kelebihan Sinta di depanku. Katanya sahabatnya itu cantik, pintar, piawai berbisnis, punya suami yang bucin yang selalu bersikap romantis setiap saat. Dan yang paling membuatku sedikit penasaran terhadap
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 13. Awal Rasa Bersemi 2

Benar saja, ketika wanita itu datang, aku sampai tak bisa berkedip saat melihatnya setelah sekian lama. Ternyata, Sinta semakin hari semakin cantik dari terakhir dulu melihatnya. Aura inner beauty semakin terpancar dari wajahnya yang memesona.“Suami Rasti, ya. Eh ... Mas Ezran, kan?” tanyanya sambil menyodorkan tangan saat kami tak sengaja bertemu di teras rumah ketika Sinta baru saja datang dan hendak mengetuk pintu rumah. Sedangkan aku, baru saja habis bersepeda mengelilingi kompleks rumahku.“Eh ... iya. Pasti kamu Sinta, ya? Aku masih ingat wajah kamu. Makin cantik saja dari terakhir kita ketemu dulu,” pujiku tak sadar. “Ah Mas Ezran bisa aja,” jawabnya dengan pipi yang bersemu merah. Mataku tertegun menyaksikan wajah tersipu malu dari wajah sahabat istriku itu. Ah, kenapa jantung ini jadi bergetar begini. Ingat! Dia istri orang lain. Lagi pula, istrimu tak kalah menarik darinya.Aku berkali-kali mengela napas demi menormalkan detak jantungku yang tak berirama setiap mata ka
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 14. Hati yang Mulai Terjerat

POV Ezran“Ya ampun, Ras. Kalian sweet banget. Bikin aku ngiri dan kepengen punya suami kek Mas Ezran aja,” ucap Sinta tiba-tiba datang menghampiri kami berdua. Mendengar perkataan Sinta mengapa membuatku gelisah dan salah tingkah?Apa dia serius dengan perkataannya?**“Ish, kamu bisa aja, Sin. Suamimu kan juga lebih sweet dan bucin sama kamu. Hidupmu sempurna banget, Sin. Udah sukses dalam berbisnis punya suami yang sangat mencintaimu lagi,” ujar Rasti sambil terkekeh. Sinta mengulas senyum manisnya. Akan tetapi, kenapa terlihat hambar di mataku? Ia seperti tengah memiliki masalah. Matanya yang tadi berbinar berubah menjadi sayu ketika menceritakan tentang suaminya. Apa ada sesuatu dengannya?Ah, sudahlah! Itu bukan urusanku. Mana mungkin aku bisa ikut campur urusan orang lain. Lagi pula, jika pun Sinta sedang memiliki masalah, aku punya hak apa untuk terlibat dalam kehidupannya? Kami hanya sebatas kenal karena dia sahabat istriku.Benar. Jangan berpikiran lebih jauh.Setelah acara
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 15. Hati yang Mulai Terjerat 2

Selepas makan, aku duduk di ruangan keluarga sambil menonton televisi dengan Laras, putriku. Mendengarkannya bercerita tentang kegiatannya seminggu ini di sekolah, pun mulai menanyakan hal pribadi tentangnya. Sedangkan Sinta dan Rasti mereka mulai mengobrol di taman belakang rumah kami dekat kolam renang.Di usia Laras yang sudah mulai beranjak remaja, pasti sudah mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis. Dan aku ingin ia lebih terbuka mengenai itu terhadapku seperti seorang teman.“Ayah dengar, kamu sering banget cerita soal Dzawin. Dia kakak kelasmu, kan? Yang mana sih Ayah jadi pengen tahu,” ujarku membuat raut wajah putriku itu berubah lebih cerah.“Iya, kakak kelas, Yah. Dia itu idola satu sekolah, sih. Kak Dzawin juga calon ketua OSIS tahun ini,” terang putriku dengan sorot mata yang berbinar.“Kamu suka sama dia?” tanyaku kembali setelah suasananya menghangat. Kucoba sebisa mungkin agar Laras tak merasa sedang diinterogasi.Melihat wajah putriku yang langsung bersemu merah,
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 16. Terbelenggu Nafsu

POV Ezran“Wah, makasih banget Mas bantuannya. Kamu enggak usah khawatir, Ras. Kek kejadian aneh aja. Tenang aku bisa naik taksi pulangnya. Biar pesan dulu sekarang,” jelas Sinta. Namun, langsung dicegah oleh istriku. Dia meraih pergelangan tangan sahabatnya yang akan merogoh sesuatu dari dalam tas.“Enggak usah. Mending kamu diantar Mas Ezran aja. Dia pasti mau kok antar kamu. Iyakan, Mas? Maukan antar Sinta pulang?”Seperti ada dorongan yang kuat membuatku langsung mengangguk setuju begitu saja. Ada apa dengan hatiku kini? **“Kami berangkat dulu, ya, Sayang.” Aku mengecup puncak kepala istriku, Rasti sebelum mengantarkan Sinta pulang. “Iya, Mas. Hati-hati di jalan.” Lalu, istriku itu menoleh pada Sinta yang sudah duduk di jok depan. “Lain kali main ke sini lagi, ya, Sin.”“Pasti, Ras. Kamu dong yang giliran berkunjung ke rumahku,” ujarnya sambil tersenyum.“Sip. Nanti aku mampir deh kalau kamu lagi enggak sibuk kerja.”“Ditunggu, ya.” Rasti menautkan jari jempol dan telunjuk
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 17. Terbelenggu Nafsu 2

“Mampir dulu, Mas,” ujar wanita itu ketika sudah membuka pintu mobil hendak keluar. “Ah ... tidak. Terima kasih, Sin. Aku harus pulang dulu, Rasti pasti sudah menunggu. Kami ada acara lagi soalnya,” dustaku. Padahal, yang sebenarnya bukan itu alasannya. Sesungguhnya, aku hanya takut khilaf ketika berdekatan bersama Sinta. Entahlah, wanita itu seperti magnet yang dapat menghipnotis diriku agar lebih berdekatan dengannya. Aku takut, bila terlalu dekat dengannya tidak dapat mengendalikan hati dan diriku sendiri.Sinta mengangguk, lalu keluar dan menutup kembali pintu mobil. Berdiri di depan rumahnya sambil tersenyum ke arahku dengan sangat manis. Selanjutnya, kutinggalkan rumah Sinta dan melajukan kembali kendaraan milikku membelah jalanan kota Jakarta. **Malam ini, aku sama sekali tak bisa memejamkan mata. Selepas ibadah halalku bersama Rasti tadi, aku tak bisa tidur meski tubuh ingin segera beristirahat. Padahal, Rasti telah terlelap dengan nyenyak di sampingku. Bayangan saat di mo
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 18. Mengungkap Perasaan

POV Ezran“Biar kuantar ke dokter supaya bisa diobati,” ajakku berniat memberikan bantuan.“Maaf, bisa antar aku ke Rumah Sakit saja? Aku ingin di visum,” ujar Sinta dan aku mengangguk menyanggupinya. Setelah kejadian itu, kuantar Sinta untuk menjalani pengobatan serta melakukan visum untuk luka-luka yang telah dia terima. Hatiku berdenyut nyeri melihat keadaannya yang memprihatinkan. Sebagai seorang pria, rasa ingin melindungi Sinta berkembang begitu saja. Apalagi, ketika mengantarkan dia pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, dirinya lebih banyak diam. Hanya air mata yang terus berurai tanda hatinya kini sedang tak baik-baik saja.Kuhentikan mobil di bahu jalan yang terlihat cukup lengang sambil mengambil sapu tangan yang ada di saku celana milikku. Lalu, kuberikan benda tersebut ke arahnya, membuat Sinta yang sejak tadi hanya memandang jalanan dari kaca mobil di sampingnya menoleh.“Ambillah. Susut air matamu. Jangan siksa diri hanya demi laki-laki sepertinya. Maafkan aku, kal
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Bab 19. Mengungkap Perasaan 2

Karena kerja sama kami, aku dan Sinta sekarang lebih banyak berkomunikasi. Apalagi, aku dan dia sudah bertukar kontak satu sama lain. Tak jarang, diri ini berpura-pura mengirimkan pesan kepadanya lebih dulu dan berakhir menelepon dengan alasan pekerjaan. Namun, yang sebenarnya, ada sesuatu di hatiku ketika tak bertemu atau mendapatkan kabar dari pemilik mata indah tersebut. Seperti ada rindu yang menggebu serta perasaan hampa jika tak mendengar suaranya. Entahlah, sejak kapan rasa ini muncul. Dan kian hari rasa nyaman setiap bersamanya semakin kuat. Apalagi, saat Sinta bercerita kalau dirinya telah resmi bercerai dengan suaminya yang bule itu, serasa ada hawa sejuk yang berembus di hatiku.Aku tahu, tak seharusnya cinta untuk Sinta bersemi mengingat sudah ada Rasti dan putri kami, Laras di sisiku. Apalagi, Sinta dan istriku bersahabat cukup lama dan sudah seperti keluarga, pun tak ada keluhan sedikit pun tentang Rasti di mataku.Namun, rasa tak bisa ditolak. Cinta ini tak bisa kukend
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Bab 20. Bukankah Dia Ayah?

POV Laras“Sayang. Gimana kalau kamu mengalami hal yang sama?”Pertanyaan Mama membuatku sedikit terperangah. Kenapa perasaanku menjadi tak karuan? Seperti ada sesuatu hal yang Mama sembunyikan dariku. Akan tetapi, itu apa?“Maksud Mama apa? Ya enggak ada kata kalau, Ma. Ayah enggak mungkin dan mustahil kalau berselingkuh dari Mama. Ayah cinta banget sama Mama, dan orang yang setia. Aku tahu, Ayah enggak akan pernah mengkhianati kita, Ma. Ayah itu, Ayah terbaik yang pernah Laras punya.”Benar. Mustahil sekali Ayah berani berselingkuh dan mengkhianati kami. Beliau adalah sosok yang selalu membuatku bangga dan panutan dalam hidup ini.Ayah itu cinta pertama bagiku, pun Ayah terbaik yang pernah kumiliki. Selama ini, beliau tak pernah membuatku atau Mama kecewa. Kebahagiaan terus melingkupi keluarga kecil kami sampai sekarang.Lagi pula, pernikahan orang tuaku sudah berjalan cukup lama, dan selama itu pula, aku tak pernah melihat mereka bertengkar sedikit pun apalagi di depanku. Bagaimana
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more
PREV
123456
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status