Sesampainya di kampus, kami turun bersama. Meski tanpa bergandengan tangan, semua orang tahu dan mengira kami adalah pasangan kekasih. Gus Anam membukakan pintu belakang. Aku sengaja duduk di belakang karena menjaga perasaan suamiku. Setelah keluar, kami berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih, hanya saja kami tidak bergandengan tangan. Dia selalu mengantarkanku sampai kelas, baru setelah itu dia ke kelasnya. Entah mengapa rasanya hari ini aku tidak bersemangat. Aku sering merasa pusing dan sedikit mual. Mungkin karena hujan tadi malam dan hawa dingin membuatku masuk angin. Apalagi mencium pengharum mobil milik Gus Anam tadi pagi, mati-matian aku menahannya agar tidak muntah. Namun, kali ini aku sudah tidak bisa menahannya. Istirahat pertama aku meminta Linda mengantar ke kamar mandi. Aku ingin muntah, tetapi tidak ada yang bisa keluar dari perutku. “Sakit banget, Nda!”“Ya sudah, kita ke kantin saja, yang lain sudah menunggu di sana,” ajak Linda. Aku memiliki banyak teman
Last Updated : 2022-11-12 Read more