“Suamimu akan menghalangi kita...” ujar Reynaldi di akhir kalimatnya sebelum ia benar-benar beprisah denganku. “Tapi, aku tidak pernah bisa membunuhnya... aku tidak ingin membunuhnya... aku hanya ingin dia idak memedulikanku...” Ya, aku tidak perlu merisaukan hal lain lagi—seperti aku mesti memaksa cerai darinya. Sungguh, ini keputusan yang tepat, dan rekan kerja suamiku sudah pasti akan menjamin hubungan kami. Sungguh malang dirimu, Mas Budi. Bahkan rekan kerjamu sendiri tidak mampu menghadapi kami. Beberapa hari sebelumnya, di saat malam aku yang hendak berangkat tidur setelah seharian mengurus rumah—dari depan hingga belakang, aku lantas terduduk diam seolah tersadarkan akan sesuatu. Tidak hanya itu, tubuhku pun terasa sakit. Otot-ototku terasa linu, dan semakin lama dari kakiku hingga ke leherku hawa dingin dan beku merambat seolah aku akan terserang hipotermia. Napasku pun mendadak sesak, dan ketika itu pula aku tidak bisa bernapas. Setelah aku berusaha beringsut dari ranjang
Read more