"Mas Aksan," lirih perempuan itu."Namira,' jawab Aksan Keduanya terdiam sejenak, hening tanpa suara, saling bertatapan tak percaya jika takdir mempertemukan mereka kembali. Segera Namira membetulkan sepeda motornya dan kembali pada posisi mengendarai, Aksan masih terdiam dan baru tersadar ketika Namira menyalakan mesin. "Tunggu," ucap Aksan menghalangi Namira pergi. "Aku gak punya banyak waktu, Mas. Tolong minggir," ucap Namira.Aksan pun menggeser tubuhnya, ia membiarkan Namira pergi tapi setelah beberapa menit, Aksan segera masuk ke dalam mobil dan mengikuti Namira.Sepanjang perjalanan, Aksan teringat pada sosok Namira yang dulu sempat membuat hatinya bergetar. Satu dari tiga perempuan yang diharapkannya bisa jadi salah satu istrinya, yang pada akhirnya Aksan harus menerima kekecewaan ketika ketiganya tak ada satu pun yang menjadi istrinya. Kilatan masa lalu terbayang dan menari-nari di pelupuk mata Aksan, menemani perjalanannya mengikuti Namira, matanya tetap fokus meski sese
Read more