Nilam merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan mata berharap esok akan lebih baik, kepalanya masih terasa berat apalagi dengan kedatangan Aksan yang mencoba membujuk ibunya agar mempertemukan dengan dirinya. Beruntung ibu memiliki pendirian yang kuat sama seperti Nilam.Perjalanan beberapa hari kebelakang membuatnya sangat lelah, terutama kondisi hati yang sedang terpuruk. Ibu benar, sejak kecil Nilam dipupuk oleh kejujuran dari kedua orang tuanya, mereka sangat benar-benar menjungjung hal itu, tak ada alasan apapun tentang sebuah kebohongan karena bohong tetaplah sebuah kesalahan mana ada alasan dalam sebuah kesalahan. Samar-samar Nilam mendengar adzan berkumandang, lalu ia membuka mata perlahan, tak terasa ia hanyut dalam dekapan siang menuju sore yang tak terlalu panas. Nilam beranjak dari tidurnya lalu menuju kamar mandi. Ia nyalakan sower membiarkan tubuhnya diguyur air, melepaskan semua kesedihan dan duka yang ia rasakan, bersama air yang mengaliro tubuhnya Nilam membuan
Read more