All Chapters of MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30

68 Chapters

Part 21

Nilam merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan mata berharap esok akan lebih baik, kepalanya masih terasa berat apalagi dengan kedatangan Aksan yang mencoba membujuk ibunya agar mempertemukan dengan dirinya. Beruntung ibu memiliki pendirian yang kuat sama seperti Nilam.Perjalanan beberapa hari kebelakang membuatnya sangat lelah, terutama kondisi hati yang sedang terpuruk. Ibu benar, sejak kecil Nilam dipupuk oleh kejujuran dari kedua orang tuanya, mereka sangat benar-benar menjungjung hal itu, tak ada alasan apapun tentang sebuah kebohongan karena bohong tetaplah sebuah kesalahan mana ada alasan dalam sebuah kesalahan. Samar-samar Nilam mendengar adzan berkumandang, lalu ia membuka mata perlahan, tak terasa ia hanyut dalam dekapan siang menuju sore yang tak terlalu panas. Nilam beranjak dari tidurnya lalu menuju kamar mandi. Ia nyalakan sower membiarkan tubuhnya diguyur air, melepaskan semua kesedihan dan duka yang ia rasakan, bersama air yang mengaliro tubuhnya Nilam membuan
Read more

Part 22

"Kenapa bu lari-lari?" tanya seorang perempuan pada Mama Aksan yang terlihat ketakutan."Ada anak ibu," ucap Mama Aksan.Perempuan itu mengernyitkan dahinya, lalu memberikan segelas air pada Mama Arkan. Dan Mama Arkan meraih gelas itu lalu mereguk airnya hingga habis, ia kemudia mengatur nafasnya membuat dirinya tenang. Pertemuan dengan Aksan tanpa sengaja itu membuat Mama Aksan terkejut dan belum ingin menemui Aksan. Perempuan itu tampak menunggu kondisi Mama Aksan baik dulu, paras cantik dan lembutnya membuat siapa yang memandangnya terpesona. Dia adalah Namira, Namira adalah orang yang menemukan Mama Aksan terlunta-lumta di jalan, hingga jiwanya iba lalu mengajaknya tinggal di kost an yang ia tempati, Namira merantau ke daerah itu, umurnya tak jauh beda dengan Nilam, ia seorang psikolog di sebuah lembaga pendidikan. "Kenapa ibu menghindar?" tanya Namira."Ibu belum siap kalau harus bertemu, apalagi Aksan itu sangat mirip dengan suami ibu. Jadi ibu belum bisa ketemu Aksan." Nam
Read more

Part 23

Aksan ketar-ketir mencari keberadaan Qonita dan Bi Jum, ia bergegas menuju rumah Mama Indri berharap ada di sana, karena perasaannya mengarah pada Mama Indri, orang yang paling tidak suka melihat Qonita hidup adalah Mama Indri. Bahkan terakhir Mama Indri meminta Bi Jum melenyapkannya. Sepanjang perjalanan ketika kembali melewati jalan yang sama dengan tadi ia bertemu mamanya, hatinya kembali bimbang. Siapa yang harus dia dahulukan, Qonita dalam ancaman bahaya begitupun mamanya yang ia tak tahu bagaimana kondisi sebenarnya.Aksan meraih ponselnya dan menghubungi Mbak Tami."Wah, aku gak bisa. Aku kan baru pulang dari rumahmu kemarin. Gak enak minta izin suami dan titip anak-anak di orang tua Mas Dimas," ucap Mbak Tami di ujung sana."Tapi ini soal mama Mbak, aku ketemu mama.""Apa? Mama? Di mana? Kamu jangan jebak Mbak." "Nggak mbak, aku serius. Sehabis pulang dari rumah ibunya Nilam di jalan tanpa sengaja aku nyerempet ibu-ibu dan itu ternyata mama. Aku gak sempat mengejarnya karena
Read more

Part 24

"Den, ada polisi di depan."Aksan terkejut mendengar Bi Jum memberitahunya tamu yang datang mengetuk pintu tadi, ketukan pintu yang membuyarkan semua pikirannya. Dengan langkah penuh tanya Aksan menghampiri dua orang polisi itu. "Selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu."Aksan bersikap biasa saja, dua polisi itu berjabatan tangan pada Aksan. "Kami akan melakukan penangkapan kepada atas laporan tuduhan penyekapan terhadap ibu Qonita yang mengalami gangguan kejiwaan."Terperangah Aksan mendengar penuturan polisi itu."Atas dasar apa anda menjatuhkan tuduhan itu pak, mana mungkin saya menyekap istri saya sendiri," kilah Aksan."Silahkan jelaskan semua di kantor pak, kami mohon bapak bisa ikut kami." Tanpa berpikir lama Aksan menyetujui dan langsung ikut ke kantor polisi bersama dua orang polisi itu, sepanjang perjalanan Aksan memikirkan siapa pelaku dari semua ini. Rega-teganya ia melaporkan dirinya, terbesit Nilam dalam pikirannya tapi hatinya menepis. Ia bisa merasakan cinta yan
Read more

Part 25

"Qonita? Qonita istrinya Ikhsan?" tanya Mama Aksan dengan mata terbelalak, Mama Aksna terkejut dan benar-benar terperangah mendengar nama yang disebut oleh Nilam. Nilam hanya menganggukan kepalanya, Mama Aksan membungkam mulutnya, menggeleng-gelengkan kepalanya seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya, tak percaya dengan ucapan Nilam."Nggak mungkin Nilam, Aksan gak mungkin melakukan itu. Dia nggak mungkin mengingkari syarat yang kamu berikan, mama tahu pasti siapa Aksan."Mama Aksan menepis ucapan Nilam tentang Aksan yang telah mengkhianatinya, Nilam kembali menegaskan agar Mama Aksan lebih percaya. "Ma, mana mungkin aku menuduh Mas Aksan begitu saja. Mas Aksan menjemput Qonita di rumah sakit lalu ia menikahinya dan menyembunyikan Qonita di ruangan rahasia yang ada di ruang kerjanya. Qonita mengalami trauma berat yang mengakibatkan psikisnya terganggu dan hanya dekat Aksan ia merasa tenang dan aman. Karena itulah katanya Mas Aksan menikahinya."Mama Aksan semakin terperangah,
Read more

Part 26

Selepas dari kantor polisi akhirnya Aksan tahu keberadaan Qonita, Qonita dibawa oleh Mama Indri ke rumah sakit jiwa hal yang sama sekali tak diinginkan oleh Aksan, dia tak mau perempuan yang membuat hatinya bergejolak dari masa SMA itu masuk di sebuah tempat seperti itu bagi Aksan, Qonita tidak gila, dia hanya perlu perhatian khusus dari orang yang dicintainya dan saat ini itu dirinya. Aksan tak memperdulikan kelak dia akan berstatus sebagai tersangka atau tidak, keputusannya untuk menemui Qonita adalah hal yang harus dia lakukan. Dia ingin mengetahui kondisi Qonita, kekhawatirannya sudah memuncak sejak Bi Jum mengabarkan soal Qonita bahkan ia tega melepas Mamanya yang sudah di depan mata.Sepanjang perjalanan Aksan memikirkan strategi untuk bisa membawa Qonita keluar dari rumah sakit jiwa itu. Akal sehatnya sudah terhalang oleh perasaan yang bergejolak kembali, Aksan pun lupa akan statusnya sebagai seorang suami, ia tak berusaha mencari hati Nilam lagi, seakan semua hanya tertuju pa
Read more

Part 27

Mama Aksan mengamati kondisi Qonita, hatinya sangat sakit melihat keadaan Qonita yang begitu menyedihkan. Bagaimana tidak trauma hingga depresi, kehilangan suami yang dicintainya beserta bayi yang tinggal menunggu hari kelahiran tentulah sangat menghenyakkan jiwa, memporakporandakan jiwa, terlebih bagi Qonita, Ikhsan adalah tumpuan hidupnya. Mama Aksan adalah saksi dari perjalanan cinta mereka berdua. Qonita yang hanya tinggal dengan paman dan neneknya merasa memiliki keluarga ketika dekat dengan Ikhsan, bagi Mama Aksan, Qonita sudah seperti anaknya sendiri. Hidup Qonita yang memprihatinkan membawa Ikhsan pada cinta yang tulus, perjalanan cinta mereka terjalin dari persahabatan yang saling membutuhkan. Meski Ikhsan punya saudara kembar tapi perbedaan karakter membuat mereka tak pernah saling akur terlebih Aksan memeliki ego yang lebih besar dan Ikhsan lebih sering mengalah. Mama Aksan mengelus rambut Qonita, Qonita menatap terus wajah Mama Aksan, dahinya mengernyit mungkin dia teng
Read more

Part 28

"Dari mana Nilam tahu soal perasaanku pada Qonita?" gumam Aksan.Ya, semenjak mendengar ucapan Nilam yang memojokkannya dengan pertanyaan soal perasaannya pada Qonita membuat Aksan berpikir keras dari mana Nilam tahu hal itu padahal itu adalah hal yang sangat dijaga kerahasiaannya oleh Aksan. Tak ada yang tahu soal itu, Aksan menutup rapat soal perasaannya pada Qonita tak pernah ia ungkapkan pada siapapun, kecuali pada teman-teman genk nya ketika di SMA itu pun dia bilang hanya bercanda dan tak tahu apa mereka menanggapinya serius atau bercanda. Mendadak Aksan menjadi sangat takut dengan Nilam, kini ia tak bisa menjadikan apapun sebagai alasan karena Nilam pasti menyangka itu bohong dan ia lebih percaya pada perasaannya kalau Aksan mempertahankan Qonita karena dia mencintainya. Mungkin Aksan adalah lelaki jahat, mencintai dua perempuan tapi Aksan tak bisa menolak itu, ketika pertama kali melihat foto Nilam desiran itu hadir dan Aksan menerima perjodohan itu dengan hati senang, terle
Read more

Part 29

"Ada apa?" tanya Nilam ketus. "Di suruh masuk dulu nak, gak baik di luar gini."Ibu menengahi dan berlalu dengan sikap yang ia hadirkan untuk menutupi perasaannya, Nilam mempersilahkan Aksan masuk."To the point aja, ada perlu apa? Kalau kamu bermaksud buat membujukku untuk tidak menggugat cerai, maaf aku tidak bisa. Keputusanku sudah bulat. Aku baru pulang dari rumah mengambil semua persyaratan untuk pengajuan gugatan ke pengadilan. Jadi sebaiknya kamu siapkan diri untuk menerima surat panggilan dari pengadilan dan berusahalah untuk bersikap kooperatif agar mudah, kalau kita cepat cerai kamu kan bisa dengan cepat berbahagia sama cinta pertama kamu itu." Nilam tanpa jeda berbicara dengan tegas dan lugas pada Aksan, hingga membuat Aksan terdiam tak berkutik. "Oh ya, jangan menuntut soal harta gono gini karena aku tak akan menuntut soal rumah yang sudah kamu berikan padaku itu, aku menghibahkannya, mobil yang kamu pakaipun silahkan kamu pakai saja khawatir pacar kamu itu kepanasan, s
Read more

Part 30

Bi Jum mulai bercerita bagaimana ia bisa tahu soal rencana pembunuhan tante Indri pada Papa dan Ikhsan, sayang Bi Jum tak memiliki bukti yang kuat soal itu tapi Aksan tentu memilIiki banyak cara untuk bisa membuat tante Indri mendapatkan balasan atas perbuatannya."Kenapa bibi merahasiakannya?" tanya Aksan."Bibi takut den, saat kepergok Bibi langsung ditarik masuk kamarnya dan diancam dengan pisau buah yang ada di atas meja di kamarmya den, bibi benar-benar takut saat itu."Aksan cukup paham kondisi itu, dia terduduk lalu mengusap wajahnya kasar, pikirannya betul-betul rumit. Mana yang harus dia lalukan saat ini, mamanya meminta untuk mengurus rumah tangganya sedangkan Ibu Nilam menyuruh mengurus kematian papa dan kembarannya. "Argh ...."Aksan berteriak meluapkan semya emosi yang mengendap dalam jiwanya, tetiba dia teringat atas kejadian yang baru saja ia alami, dimana melihat mama Indri memberikan sesuatu pada seorang lelaki. Pantas saja ia ingin mengrjar kedua lelaki itu. Pikira
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status