Share

Part 25

Author: Nisa Noor
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Qonita? Qonita istrinya Ikhsan?" tanya Mama Aksan dengan mata terbelalak, Mama Aksna terkejut dan benar-benar terperangah mendengar nama yang disebut oleh Nilam.

Nilam hanya menganggukan kepalanya, Mama Aksan membungkam mulutnya, menggeleng-gelengkan kepalanya seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya, tak percaya dengan ucapan Nilam.

"Nggak mungkin Nilam, Aksan gak mungkin melakukan itu. Dia nggak mungkin mengingkari syarat yang kamu berikan, mama tahu pasti siapa Aksan."

Mama Aksan menepis ucapan Nilam tentang Aksan yang telah mengkhianatinya, Nilam kembali menegaskan agar Mama Aksan lebih percaya.

"Ma, mana mungkin aku menuduh Mas Aksan begitu saja. Mas Aksan menjemput Qonita di rumah sakit lalu ia menikahinya dan menyembunyikan Qonita di ruangan rahasia yang ada di ruang kerjanya. Qonita mengalami trauma berat yang mengakibatkan psikisnya terganggu dan hanya dekat Aksan ia merasa tenang dan aman. Karena itulah katanya Mas Aksan menikahinya."

Mama Aksan semakin terperangah,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
inrahsapri
cerita bagus tapi makan join byk kali thorr makin kesini.........
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
benar laki laki bejat durjana mungkin nilm cuma pelampiasan dan dia bersyukur adik nya mati karna dia bersama si gila
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 26

    Selepas dari kantor polisi akhirnya Aksan tahu keberadaan Qonita, Qonita dibawa oleh Mama Indri ke rumah sakit jiwa hal yang sama sekali tak diinginkan oleh Aksan, dia tak mau perempuan yang membuat hatinya bergejolak dari masa SMA itu masuk di sebuah tempat seperti itu bagi Aksan, Qonita tidak gila, dia hanya perlu perhatian khusus dari orang yang dicintainya dan saat ini itu dirinya. Aksan tak memperdulikan kelak dia akan berstatus sebagai tersangka atau tidak, keputusannya untuk menemui Qonita adalah hal yang harus dia lakukan. Dia ingin mengetahui kondisi Qonita, kekhawatirannya sudah memuncak sejak Bi Jum mengabarkan soal Qonita bahkan ia tega melepas Mamanya yang sudah di depan mata.Sepanjang perjalanan Aksan memikirkan strategi untuk bisa membawa Qonita keluar dari rumah sakit jiwa itu. Akal sehatnya sudah terhalang oleh perasaan yang bergejolak kembali, Aksan pun lupa akan statusnya sebagai seorang suami, ia tak berusaha mencari hati Nilam lagi, seakan semua hanya tertuju pa

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 27

    Mama Aksan mengamati kondisi Qonita, hatinya sangat sakit melihat keadaan Qonita yang begitu menyedihkan. Bagaimana tidak trauma hingga depresi, kehilangan suami yang dicintainya beserta bayi yang tinggal menunggu hari kelahiran tentulah sangat menghenyakkan jiwa, memporakporandakan jiwa, terlebih bagi Qonita, Ikhsan adalah tumpuan hidupnya. Mama Aksan adalah saksi dari perjalanan cinta mereka berdua. Qonita yang hanya tinggal dengan paman dan neneknya merasa memiliki keluarga ketika dekat dengan Ikhsan, bagi Mama Aksan, Qonita sudah seperti anaknya sendiri. Hidup Qonita yang memprihatinkan membawa Ikhsan pada cinta yang tulus, perjalanan cinta mereka terjalin dari persahabatan yang saling membutuhkan. Meski Ikhsan punya saudara kembar tapi perbedaan karakter membuat mereka tak pernah saling akur terlebih Aksan memeliki ego yang lebih besar dan Ikhsan lebih sering mengalah. Mama Aksan mengelus rambut Qonita, Qonita menatap terus wajah Mama Aksan, dahinya mengernyit mungkin dia teng

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 28

    "Dari mana Nilam tahu soal perasaanku pada Qonita?" gumam Aksan.Ya, semenjak mendengar ucapan Nilam yang memojokkannya dengan pertanyaan soal perasaannya pada Qonita membuat Aksan berpikir keras dari mana Nilam tahu hal itu padahal itu adalah hal yang sangat dijaga kerahasiaannya oleh Aksan. Tak ada yang tahu soal itu, Aksan menutup rapat soal perasaannya pada Qonita tak pernah ia ungkapkan pada siapapun, kecuali pada teman-teman genk nya ketika di SMA itu pun dia bilang hanya bercanda dan tak tahu apa mereka menanggapinya serius atau bercanda. Mendadak Aksan menjadi sangat takut dengan Nilam, kini ia tak bisa menjadikan apapun sebagai alasan karena Nilam pasti menyangka itu bohong dan ia lebih percaya pada perasaannya kalau Aksan mempertahankan Qonita karena dia mencintainya. Mungkin Aksan adalah lelaki jahat, mencintai dua perempuan tapi Aksan tak bisa menolak itu, ketika pertama kali melihat foto Nilam desiran itu hadir dan Aksan menerima perjodohan itu dengan hati senang, terle

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 29

    "Ada apa?" tanya Nilam ketus. "Di suruh masuk dulu nak, gak baik di luar gini."Ibu menengahi dan berlalu dengan sikap yang ia hadirkan untuk menutupi perasaannya, Nilam mempersilahkan Aksan masuk."To the point aja, ada perlu apa? Kalau kamu bermaksud buat membujukku untuk tidak menggugat cerai, maaf aku tidak bisa. Keputusanku sudah bulat. Aku baru pulang dari rumah mengambil semua persyaratan untuk pengajuan gugatan ke pengadilan. Jadi sebaiknya kamu siapkan diri untuk menerima surat panggilan dari pengadilan dan berusahalah untuk bersikap kooperatif agar mudah, kalau kita cepat cerai kamu kan bisa dengan cepat berbahagia sama cinta pertama kamu itu." Nilam tanpa jeda berbicara dengan tegas dan lugas pada Aksan, hingga membuat Aksan terdiam tak berkutik. "Oh ya, jangan menuntut soal harta gono gini karena aku tak akan menuntut soal rumah yang sudah kamu berikan padaku itu, aku menghibahkannya, mobil yang kamu pakaipun silahkan kamu pakai saja khawatir pacar kamu itu kepanasan, s

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 30

    Bi Jum mulai bercerita bagaimana ia bisa tahu soal rencana pembunuhan tante Indri pada Papa dan Ikhsan, sayang Bi Jum tak memiliki bukti yang kuat soal itu tapi Aksan tentu memilIiki banyak cara untuk bisa membuat tante Indri mendapatkan balasan atas perbuatannya."Kenapa bibi merahasiakannya?" tanya Aksan."Bibi takut den, saat kepergok Bibi langsung ditarik masuk kamarnya dan diancam dengan pisau buah yang ada di atas meja di kamarmya den, bibi benar-benar takut saat itu."Aksan cukup paham kondisi itu, dia terduduk lalu mengusap wajahnya kasar, pikirannya betul-betul rumit. Mana yang harus dia lalukan saat ini, mamanya meminta untuk mengurus rumah tangganya sedangkan Ibu Nilam menyuruh mengurus kematian papa dan kembarannya. "Argh ...."Aksan berteriak meluapkan semya emosi yang mengendap dalam jiwanya, tetiba dia teringat atas kejadian yang baru saja ia alami, dimana melihat mama Indri memberikan sesuatu pada seorang lelaki. Pantas saja ia ingin mengrjar kedua lelaki itu. Pikira

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 31

    "Mama tenang saja, aku akan mengusut tuntas kasus ini, lihat saja perempuan itu tak akan kubuat hidup tenang." Aksan mengepalkan tangannya, memukul-mukulkan pada telapak tangan yang satunya, tatapan matanya seolah menggambarkan emosi yang tertahan dan siap untuk membongkar semua kejahatan mama Indri."Ibu mau beristirahat dulu," ucap Mama Aksan.Mama Aksan pun bangkit dari duduknya dan meninggalkan Aksan bersama Namira, tentu saja kesempatan itu Aksna gunakan untuk mengenal perempuan yang sudah menolong mamanya itu. Aksan sempat canggung tapi dia berusaha mengkondisikan dirinya, berdehem hingga Namira pun menyadari keberadaan Aksan yang memang sejak tadi memperhatikannya."Mas Aksan masih ada perlu?" tanya Namira."Ehmm ... Nggak cuma saya mau ngobrol sebentar, boleh?" tanya Aksan."Oh, silahkan. Ada apa ya?" tanya Namira."Begini, dari sejak bertemu saya belum mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menolong mama saya, kalau bukan karena kamu mungkin entah apa yang akan terjadi

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 32

    "Kenapa sih?" tanya Sesil melihat tingkah Nilam yang aneh.Belum sempat Nilam menjawab lelaki itu sudah berdiri di hadapannya. "Nilam ...," bisik Sesil.Nilam mengarahkan pandangannya ke arah Sesil dan Sesil memberi tanda jika orang yang ditunggunya sudah datang. Perlahan Nilam mengangkat kepalanya dan menyapa lelaki yang tepat di duduk di depannya."Nilam???" Lelaki itu menyembut nama Nilam, terlihat sangat terkejut, telunjuknya menunjuk ke arah Nilam dan Nilam pun tersenyum memperlihatkan barisan giginya. "Bapak kenal?" tanya Sesil."Kalau gak salah orang ini sih adik tingkat saya, dulu di ospek sama saya dan dia ini ...."Lelaki itu menghentikan ucapannya, Nilam merasa tak enak hati."Gak nyangka bisa bertemu lagi ya Kak," ucap Nilam cengengesan. "Iya, apesnya kita ketemu sebagai bos dan karyawan. Eh, tunggu-tunggu ... Kamu ngapain kerja di perusahaan orang, bukannya mertua kamu punya perusahaan dengan banyak cabang, ayah kamu pun seorang pengusaha yang bergerak di bidang logis

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Part 33

    "Den Aksan di penjara," ucap Bi Jum gemetar.Mama Aksan terkejut bukan maim mendengar hal itu, ia membungkam mulutnya. Tanpa komando air matanya sudah membasahi pipinya, mama Aksan tak percaya dengan kabar yang dibawa Bi Jum. Sudah beberapa hari anaknya itu memang tak terlihat bahkan menghubungi saja tidak, Mama Aksan pikir anaknya tengah menyelesaikan persoalan rumah tangganya sesuai permintaannya tapi ternyata justru kabar mengejutkan yang diterima Mama Aksan.Namira mencoba menenangkan Mama Aksan, merangkulnya dan mengusap punggung perempuan paruh baya itu. "Coba ibu jelaskan kenapa Aksan sampai bisa di penjara?" minta Namira.Bi Jum tampak berat untuk menceritakannya, ia pun menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Bersiap untuk menceritakan semuanya."Sepulang dari sini beberapa hari yang lalu, Dan Aksan mengurung diri, ia tak pergi ke kantor bahkan tak keluar kamar sama sekali, bibi sampai mengantarkan makanan dan menyimpannya di depan pintu, entah apa yang sedang dilakukan

Latest chapter

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 25 (End)

    Perjalanan panjang setiap manusia yang bernapas di dunia sejatinya hanyalah sementara, seberapa lama dan panjang pun perjalanan itu tentu akan memiliki akhir yang sama yaitu kematian. Setiap yang bernyawa akan mati, itu janji Tuhan dalam kitab suci. Apa yang kita lakukan selama menempuh perjalanan di dunia, akan diminta pertanggungjawaban di alam akhirat nanti. Jika baik maka akan berbuah baik, jika buruk maka itupun yang akan kita terima. Dan semua manusia akan berharap kebaikanlah yang akan mereka terima. Aksan, sudah merasakan perjalanan hidup yang beragam. Mulai dia yang tergoda mendua hingga dia sendiri yang diduakan, mulai merasakan jatuh cinta, dicintai lalu jatuh cinta lagi dan terluka lagi. Seolah semua yang dilakukannya sudah dibayar lunas oleh takdir yang menyapanya. Genap dua tahun Aksan meninggalkan Negara ini dengan segala cerita yang sudah pernah terjadi, cerita yang membuat kehidupannya beragam dan begitu kompleks. Aksan menikmati setiap kehidupan yang diamanahkan p

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 24

    "Assalamualaikum, Ma.""Waalaikumsalam, ah akhirnya anak mama menelpon juga. Gimana kabar kamu, nak?" "Baik, Ma. Mama gimana?" "Alhamdulillah, baik."Percakapan antara anak lelaki dan seorang ibu yang terpisah jarak dan waktu itu selalu terjadi setiap waktu dengan waktu yang berbeda. Ya, akhirnya Aksan memutuskan untuk pergi, menyetujui dengan saran sang Mama untuk meraih kebahagiaan, melupakan semua peristiwa yang terjadi di tanah air dalam hidupnya. Aksan mengambil keputusan yang tepat setelah melakukan perenungan yang cukup panjang. Sebulan dari ucapan sang Mama, Aksan baru berani memutuskan setelah memastikan semua urusan di tempat tinggalnya selesai. Mendengar keputusan sang buah hati tentu Mama Aksan sangat bahagia kala itu, tak ada yang menjadi penghalang kebahagiaannya selain kebahagiaan anak semata wayangnya. Satu-satunya anggota keluarga yang masih dimiliki Mama Aksan. "Baik-baik kamu disana, ya nak." "Iya Bu, ibu juga. Bi, tolong kabari soal Mama apapun itu," ucap Aks

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 23

    "Kok kamu bisa bawa Nilam?" tanya Mama saat di jalan menuju ke rumah. "Aku lagi di kafe Dani habis menemui Jelita. Jelita akan tetap bertahan dengan suaminya ma, meski aku menawarkan untuk melunasi semua hutang Budi itu.""Apa? Kamu akan mengambil dia gitu?" tanya Mama tampak terkejut. "Ma, aku sudah lelah. Aku lelah mencari wanita untuk bisa kujadikan sandaran ketika aku lelah dengan pekerjaan dengan kehidupan ini, aku sudah semakin tua Mama juga kita butuh seseorang untuk melewati masa-masa ini. Aku butuh istri, Ma." "Lalu kamu berharap Jelita bisa jadi istri yang baik untuk kamu," ucap Mama. "Setidaknya, perempuan yang terakhir aku cintai dan masih bisa aku perjuangkan hanya Jelita." "Kamu ini, sekarang repot cari istri dulu sudah punya istri baik dan cantik kamu abaikan begitu saja." "Ma," lirih Aksan. Mama tak berucap lagi, begitupun dengan Aksan yang memilih diam. Ucapan mamanya mungkin kena ke dalam hatinya. Apa yang dikatakan sang Mama betul adanya. Dulu Aksan beruntung

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 22

    Jelita masih mengingat pertemuannya dengan Aksan, dia akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal bersama Boby. Keputusannya sudah bulat, meski kini perlakuan Boby terkadang cukup membuatnya bingung tapi setidaknya kehidupannya jauh lebih aman di tangan Boby. Tetiba ingatannya meluncur saat pertemuan pertama dengan Aksan, membuat Jelita tersenyum sendiri mengingatnya. Tapi tak jarang menangis bukan karena menangisi kebersamaan mereka tapi menangisi restu orang tua yang tak kunjung hadir. Orang tua Jelita tak menyetujui kedekatan mereka itulah sebabnya Jelita tak pernah mengajak Aksan. "Dia itu duda, Jelita. Kamu ini masih gadis, pantas mendapatkan jejaka." Itu yang terlontar dari mulut sang ayah, mereka menginginkan anak gadisnya mendapat jejaka bukan duda hingga keputusan besar karena sebuah keterpaksaan pun diambil. Orang tua Jelita terlilit hutang, Boby membantunya dengan syarat Jelita mau menikah dengannya karena Boby memang sudah mengincar Jelita sejak lama. Lelaki anak juragan k

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 21

    "Kamu tahu bagaimana perasaan aku sama kamu, aku menjaga kamu. Gak pernah sekalipun aku berani menyakitimu, oke mungkin aku salah karena tak begitu perhatian sama kamu. Selama ini aku selalu melihatmu baik-baik saja, aku kira semua nyata ternyata semu belaka, kamu pandai menyembunyikan semuanya dan aku terlalu percaya dengan semua itu. Harusnya kalau kamu menganggap aku ini kekasihmu bicarakan apapun tentang kamu jangan kamu sembunyikan." Aksan terus memburu Jelita, sedangkan yang diburu hanya semakin menundukan kepala, meremas jari-jarinya. Jelita mungkin tak pernah menyangka jika ia akan bertemu dengan Aksan lagi. Boby sudah membawanya jauh pergi dari kota dimana Jelita dan Aksan bertemu, tapi kini nyatanya mereka bersitatap untuk pertama kalinya setelah enam kali purnama tanpa berdua."Aku sudah lama akan menikahi mu, berkali-kali aku meminta kamu untuk membawaku pada orang tuamu tapi kamu selalu menolak, aku rasa bukan ini alasannya. Kamu memang gak pernah mencintaiku kan, jawab?

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 20

    Aksan tercengang mendengar semua hasil laporan orang yang disuruhnya mencari tahu soal Jelita, semua fakta dan peristiwa sudah didapat dari orang itu. Aksan rela menggelontorkan uang banyak untuk melakukan hal ini, bukan soal cinta saja tapi rasa sayang yang sudah mendalam pada Jelita. Ya, memang Aksan kalau sudah jatuh cinta maka akan mendalam sama seperti dulu jatuh cinta pada Qonita hingga setelah menjadi janda rela menikahi diam-diam dan mengkhianati Nilam. Aksan berencana menemui Jelita tanpa sepengetahuan suaminya, ia pun pamit pada sang Mama. "Kamu serius?""Serius ma, aku merasa perlu menyelamatkan Jelita terlepas nanti dia masih mau dengan ku atau tidak. Aku sudah salah menilainya, dia terpaksa melakukan selama ini. Berarti memang Jelita adalah perempuan baik hanya saja keadaan yang membuatnya seperti itu.""Mama terserah kamu, tapi ingat jangan lakukan kesalahan lagi.""Baik ma, terima kasih. Oh, ya. Qonita gimana?" tanya Aksan. "Alhamdulillah, semua sehat kembali. Suamin

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 19

    "Kenapa masih mencari dia? Bukankah sudah cukup jelas, dia sudah menikah dan membohongi kamu?" Aksan terdiam dengan pertanyaan Sesil, setelah menemui Sesil dan Sesil menerima dengan baik kedatangan Aksan. Aksan menceritakan semuanya, terlihat Sesil tak terkejut mendengar semua cerita tentang Jelita. Hingga Aksan mengira Sesil tahu semuanya. "Kamu tahu semua ini?" tanya Aksan. Sesil menghela napas, lalu membuang pandangannya. "Kamu itu sudah jadi pacarnya satu tahun tapi belum mengenal dia dengan baik, jadi selama ini ngapain aja? Cuma datang untuk berkencan saja dengan dia, cuma datang ketika kamu kesepian atau cuma berpikir dia butuh duit kamu saja?" Sesil menjeda kalimatnya, Aksan semakin terasa sesak, ya memang selama berpacaran dengan Jelita, Aksan selalu memberikan apapun yang dia mau, Aksan selalu berusaha meluangkan waktu tapi memang ia mengakui Aksan tak pernah bertanya apapun soal kehidupan Jelita. Dan jelita pun tak pernah bertanya apapun atau bercerita apapun. "Tidak

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 18

    "Qonita itu dari dulu memang istri yang sangat baik, bagaimana pun kondisi suaminya ia tetap bisa menerima semua kekurangan itu. Dulu adik kamu sangat bahagia bisa menikah dengan dia, sejak bercerita saat masih sekolah dulu Mama bisa melihat kebaikan dalam diri anak itu makanya Mama setuju ketika Ikhsan ingin menikahi Qonita."Aksan terdiam, selera makannya tiba-tiba hilang entah kemana mendengar cerita Mamanya, entah kenapa harus bagian itu yang Mama ceritakan, sejak dulu Aksan selalu tak suka mendengar soal kedekatan Qonita dan adik kembarnya, karena Aksan pun memiliki perasaan yang sama pada perempuan itu bahkan dia pernah berbuat gila dan nekat bukan? "Ma, kalau Mama sayang sama Qonita seharusnya Mama biarkan dia tetap jadi menantu Mama, lagi pula kemana suaminya itu. Selalu saja gak ada," ucap Aksan ketus. Mama terlihat menghela napas, lalu ia menatap dalam pada putra yang tinggal Aksan yang dimilikinya. "Mama bisa saja melakukan itu, tapi kamu tahu setelah sembuh dari masa tr

  • MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU   Bab 17

    Perempuan itu segera menunduk dan pergi begitu saja, sementara Aksan masih terpaku pada perempuan yang barusan bertabrakan dengannya, tak terlihat jelas wajahnya tapi sepertinya Aksan begitu mengenali perempuan itu. Aksan segera menyadarkan diri dan menuju ruang pendaftaran, bagaimanapun Raja adalah anak Qonita mantan adik ipar sekaligus mantan istri sirinya. Lagipula mama Aksan masih sangat menyayangi Qonita dan masih menganggapnya seperti anak, hubungan keduanya masih dekat apalagi karena Qonita tak punya keluarga lain, selain Mama dan keluarga suaminya yang jauh di luar kota sana.Selesai melakukan pendaftaran, Aksan kembali ke IGD memberikan bukti pendaftaran lalu kembali menunggu Mama yang masih menemani Qonita bersama Raja. Suster melewati Aksan dan Aksan segera menghentikan langkah suster itu. "Sus, bagaimana kondisi keponakan saya?" tanya Aksan terpaksa mengakui Raja sebagai keponakannya kalau tidak dia bisa disangka bapaknya lagi. "Sejauh ini sudah ditangani dengan baik, p

DMCA.com Protection Status