Home / Romansa / Tamu Di Rumah / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Tamu Di Rumah: Chapter 71 - Chapter 80

175 Chapters

Jualan sandal, di lampu merah

Tio tidak main-main dengan ucapannya, keesokan harinya dia bangun sangat pagi sekali. Bahkan Mila belum bangun, dia sudah pergi dari rumah Tio berjalan sendirian di jalanan, melihat orang yang sudah berlalu lalang untuk bekerja atau ke pasar. Tio akan berusaha Untuk mencari sebuah pekerjaan tambahan, dari kejauhan dia melihat sebuah ruko kecil. Dia pun tersenyum, dengan langkah cepat mendekati ruko tersebut “Permisi pak, apakah disini memerlukan seorang karyawan?” Tanya Tio dengan sopan, berharap dengan apa yang berada di alam pikirannya.“maaf mas, tapi kami sudah memiliki banyak karyawan,” jawab sang pemilik.Tio menganggukan kepalanya. “Baiklah kalau begitu, saya pernisi pak.” Tio pergi dari ruko tersebut, walau terlihat perasaan kecewa namun tidak membuat semangatnya pudar untuk mencari pekerjaan tambahan untuk dirinya sendiri.Tio kembali berjalan di pinggir, mencari pekerjaan yang layak dan cocok untuk dia kerjakan.Tio kembali mendatangi sebuah warung yang lebih besar, dia m
Read more

Merubah Diri

“ Alhamdulillah,” ujar Tio dengan syukur, melihat barang dagangannya yang sudah habis terjual. Jam masih belum terlalu sore, dia mengambil uang sepuluh ribu untuk mengisi perutnya.Dia juga akan membeli beberapa sendal, untuk di jual besok siang setelah pulang bekerja.****Tio pulang dengan raut wajah senangnya, namun raut wajahnya langsung berubah ketika dia memasuki rumah melihat tatapan Jika yang seperti biasanyaNamun pandangan Nila langsung tertuju kepada sendal yang dibawa oleh Tio.“Buat apa kamu beli sendal sebanyak itu? Buang-buang uang?” tanya Mila dengan nada sinisnya.Tio dengan senang menyondorkan beberapa helai uang kepada Mila. “Aku jualan sendal, Mila. Aku mengambil kerja setengah hari, dan menjual sendal di pinggir jalan. Hasilnya juga lumayan,” ujar Tio, degan raut senang ya menceritakan semuanya kepada Mila.Mila mengambil uang Tio degan kadar, dihitungnya uang tersebut namun tak membuat Mila merasa puas juga “Uang segini kamu bilang lumayan? Ini sangat kurang!”
Read more

Tio Bertemu Reva

Bertemu Reva Tio kini sedang bekerja pagi di tempat yang lama, degan semangat yang selalu membara membuat bos dan karyawan yang lain senang melihat kerja keras Tio.“Semakin hari, kamu terlihat semakin semangat bekerja,” celutuk Bima, sembari melirik Tio yang tebgah bekerja.“Harus, jika aku tidak seperti ini kasihan keluargaku dirumah,” jawab Tio.Bima memganggukan kepalanya Banga kepada Tio, dia tidak pernah menyerah sama sekali dalam bekerja demi keluarga kecilnya. Bima juga tahu, jika Tio melakukan dua pekerjaan sekaligus setiap hari, tanpa ada rasa lelah yang menghambat pekerjaannya.Walau penghasilan tidak menentu, tapi tidak membuat Tio untuk menyerah. Demi mencukupi kebutuhan hidup angota keluarganya.“Jam berapa kamu setiap hari berjualan sendal?” tanya Bima, ketika Tio menghentikan pekerjaannya.“12 siang, aku sudah mulai pergi dari sini. Jika dilihat dari jam kerja, sekitar jam satu,” jswab Tio dengan mantap.“Apakah aku boleh membantumu? Rasanya aku memiliki ahli dalam
Read more

Tio Malu

Malu rasanya dia menatap wajah mantan istrinya tersebut, yang dia tinggalkan hanya demi seorang yang lebih cantik darinya. Namun Tio ternyata salah, kini Reva lebih cantik dan lebiuh menawan daripada Mila.Reva menganggukan kepalanya. “Coba ceritakan Tio, apa yang terjadi? Kau benar berubah 100 persen,” ujar Reva. “Aku malu, Mila. Malu,”, balas Tio membuat Reva langsung mengerutkan keningnya.“Kenapa harus malu bersamaku?” tanya Reva dengan cepat, menatap wajah Tio yang sama seklai tidak mau menatap wajah dirinya Terlihat mobil Roy sudah datang, namun Roy tidak akan kekuar mobil. Membiarkan Reva berbicara dengan Tio.“Aku benar malu Reva, hidupku sekarang jauh dari kata baik. Bahkan terkadang makan saja harus mengutang di warung,” ujar Tio membuat Reva kaget mendengarnya. Sebegitu kah parahnya Tio sekarang?“Lalu, kamu masiu bersama istrimu? Apakah dia tidak membantumu untuk bekerja?” tanya Reva, mengingat jika Tio masih memiliki istri.Tio menggeleng. “Asal kamu tau Reva, dia sama
Read more

Berkunjung ke rumah Tio

“Tio, apakah ku boleh bertemu keluargamu?” tanya Reva, membuat Tio menatap wajahnya dengan tajam.“Ada apa Mila?” Tanya Tio dengan heran, jujur dalam hati dia sebenarnya malu jika Mila mengetahui kondisi keluarganya sekarang.Reva tersenyum, menatap wajah Tio. “Tidak apa, aku ingin bertemu dengan anakkmu. Sekaligus mungkin aku bisa membantumu sedikit,” jawab Reva meyakinkan Tio.Tio menghembuskan nafasnya dengan pelan. “Baiklah, mari aku antarkan kerumah,” ujar Tio mempersilahkan.“Naik mobil kami aja, jati kamu beritahu jalannya, ya?”**** Reva dan Roy berhenti di supermarket terdekat terlebih dahulu, Reva keluar sendirian dari mobil untuk membeli beberapa kebutuhanSementara Roy berada di dalam mobil bersama dengan Tio, mengobrol memecahkan keheningan dan kecangungan yang melanda mereka berdua.Reva membeli banyak perlengkapan untuk Tio, dia mencari perlengkapan bayi dan juga beberapa kebutuhan makanan pokok. Reva akan memberikan tersebut kepada Tio, dia yakin jika Tio membutuhkan
Read more

Semua Berubah

“Reva, kamu jangan kaget, melihat kondisi rumah saya yang sekarang seperti ini,” ujar Tio seolah membaca isi pikiran Reva.Reva tersenyum, sambil memganggukam kepalanya. “tidak apa, semuanya bisa berubah kapan saja Tio. Nanti kamu pasti akan kembali mendapatkan kebahagian kamu yang duku,” jawab Reva, berusaha meyakinkan kepada mereka.Roy menepuk pundak Tio, berusaha untuk menyemangati dirnya. Terlihat sekali jika Tio merasa seperti menyesal, namun ditutupi oleh keramahannya.“Perjuangan butuh proses yang lama, jangan jadikan kegiatan yang dulunya gampang kini anggap menjadi sama” balas Roy.Tio Menganggukan kepalnya, kedatangan mereka justru membuat semangatnya semakin bertambah besar. “Jika nanti Angga sudah akan bersekolah, jangan sungkan untuk menghubungiku, Tio. Nanti biar aku yang membiayai semua pendidikannya,” ujar Reva, menatap wajah Angga yang sangat lelap untuk tidur di dalam dekapan gendongannya.Tio menggelengkan kepalanya dengan cepat, sekaligus kaget dengan perkataan Re
Read more

Memborong dagangan Tio

Mila mengambil kardus besar yang dibawa oleh Reva, dengan santainya melihat isi yang berada di dalam kardus tersebut. Lalu dengan cepat menganggukkan kepalanya, sembari terkekeh sinis sejenak.“Aku hanya memberikan kalian seperti itu, mudah-mudahan cukup untuk kalian semua,” ujar Reva, melihat raut wajah Mila yang seperti tidak suka dengan apa yang diberikan kepada Mila.Mila hendak menjawab, namun Tio lebih dahulu menyela. “Ini sudah lebih dari cukup Reva, bahkan jika kami memakai mungkin kelebihan kadang,” ujar Tio dengan senyum ramahnya, melirik Mila yang menatapnya dengan sinis.Jika Mila diberikan menjawab, mungkin akan menjadi panjang perdebatan yang akan terjadi sekarang. Tidak seperti yang lainnya jika ada tamu ke rumah, Mila hanya sinis kepada kedatangan Reva dan Roy membuat dia menjadi kesal.“Maaf, aku telat menyuguhi kalian. Kalian ingin minum?” tanya Tio, ketika mengingat sesuatu yang hampir terlupa setiap ada orang yang datang untuk bertamu ke rumah. “Tidak perlu, kami t
Read more

Produk Bagus

Tio menganggukan kepalanya dengan sedikit terkekeh, melihat raut wajah kaget dari Roy. “Aku hanya sedikit mengambil untung, intinya ada yang beli dan laku itu sudah membuat aku senang,” ujar Tio kembali, bahkan tidak ada unsur paksaan dari apa yang dikatakan. Membuat Roy mengangguk“Kamu tidak merasa rugi?” tanya Roy lagi, dengan kening yang berkerut.“Tidak, jika memang rejeki aku berada disana. Mungkin tanpa kita sadari, kita menabung akan banyak memiliki tabungan,” ujar Tio.“Ternyata kamu pintar juga,” kekeh Roy membuat Tio tertawa kecil mendengarnya.***Mila melihat di sekitar luar rumah Tio, sungguh pemandangan dari sini terluhat sangat menarik. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya, tapi tidak terlalu jauh dengan jalan raya. Impas, bahkan terasa lebih tenang jika tinggal disini.Namun terlihat seperti kampung, dengan kondisi yang dua kali lebih bersih dari yang di kota.Reva membalikkan badannya, kembali menuju rumah Tio setelah dirasa sudah lama dia berjalan-jalan di sekitar r
Read more

Gemas

Reva dan Roy kini sudah berada di dalam mobil, mereka akan menuju tempat yang akan dituju yang terakhir sebelum pulang ke rumah.Namun Reva masih tak percaya dengan apa yang di lihat, jika kehidupan Tio akan seperti itu. Terlebih lagi istrinya sangatlah buruj sikapnya, membuat Reva menjadi kasihan melihatnya.“Pasti Tio setiap hari di salahkan sama istrinya,” celutuk Reva, membuat Roy sedikit melirik ke arahnya.“Iya, kasihan Tio harus bertemu perempuan seperti dia,” jawab Roy. “Dari sikapnya saja aku sudah tidak suka, sudah Setiap hari emosi aku jika melihatnya.”Reva terkekeh pelan, ternyata Roy juga tidak menyukai sikap istri Tio. “Dari dulu beranggapan sombong, dengan apa yang dia punya. Sudah seperti ini, kenapa dia malah tidak ingin bertobat?” ujar Reva, sangat heran dengan Mila. Entah setan apa yang merasuki tubuhnya, sampai bisa dia seperti itu kepada suami.Tidak mau bekerja, selalu Tio yang di salahkan soal pekerjaan. Selalu Tio yang salah soal uang, dan semua Tio yang salah.
Read more

Pulang

“Ternyata penjual disini masih pada mengingat diriku,” ujar Reva, sembari memakan satu tusuk sate milik Roy.Roy menganggukan kepalanya. “mereka pasti mengingatmu, toh pelanggan yang dulu hampir setiap hari datang kesini,” kekeh Roy, menatap Reva.Reva terkekeh. “Iya sih,” ujar Reva dia mendorong piringnya yang sudah kosong. “Aku mau bayar dulu, kalau mau ke mobil duluan aja, ya,” balas Roy memberikan kunci mobilnya kepada Reva. Lalu pergi dari hadapan Reva, pergi menuju penjual sate.Reva berjalan menuju mobil, langsung masuk ke dalam mobil. Sembari menunggu Roy, dia memainkan ponselnya menghilangkan rasa bosannya.****18:00Jam enam sore, Reva baru saja sampai di rumahnya. Badannya sangat lelah dan lengket, seharian berada di luar rumah. “Assalamualaikum,” ujar Reva dan Roy secara bersamaan, membuat Bi Ira yang duduk di kursi sofa langsung mendekati mereka.“Astaga, bibi kira kalian pergi kemana. Dari pagi buta keluar, dan baru sampai jam enam sore,” kata Bu Ira, membuat Reva ters
Read more
PREV
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status