Home / Romansa / Tamu Di Rumah / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tamu Di Rumah: Chapter 51 - Chapter 60

175 Chapters

Tangisan Reva

Reva sudah berada di rumah, dengan sangat lesu dia memasuki rumahnya dengan raut yang berbeda. Bahkan Bi Ira belum berani untuk menyapanya, melihat raut wajah Reva.Reva tak menyapa Bi Ira, dia juga langsung menaiki tangga untuk pergi ke dalam kamarnya. Dia benar hancur, tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata saja. “Kenapa dengan Neng Reva?” Batin Bi Ira bertanya-tanya, tentang apa yang terjadi kepadanya. Namun dia tidak berani untuk bertanya, dia pun memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaan dan menunggu berapa menit lagi, untuk bertanya kepada Reva.Lain halnya dengan Reva, yang langsung merebahkan diri di atas kasur. Tidak kuat menahan tangis dan sakit hati, yang dia rasakan sejak tad.“Kenapa mereka sungguh keterlaluan sekali?” kata Reva dibalik bantal, mengingat bagaimana perkataan keluarga Roy kepada dirinya.Reva benar merasa paling rendah, bahkan paling sampah di mata keluadepannya.“Aku memang seorang janda, tapi aku juga punya perasaan, hiks!” teriak Reva, dengan memu
Read more

Kepastian

Reva menghembuskan nafasnya, dia maish nampak bimbang untuk memikirkan semua itu. Namun bagaimana bisa, jika memang sudah soeerti itu alurnya. Hanya sampai disini saja Reva bisa bersama dengan Roy, tidak akan lagi mungkin kenangan mereka bersama nanti.“Baiklah Bi, aku mungkin akan mengikuti kata bibi,” jawab Reva, membuat Bi Ira menghembuskan nafasnya dengan lega.“Bibi suka, jika kau menurut. Sekarang ayo, kita makan. Isi energi kamu, sudah lewat siang pasti kamu belum makan,” ajak Bi Ira. Menarik tangan Reva agar mau bangkit, dan mengajaknya untuk ke meja makan.Di meja makan, sudah banyak sekali makanan yang tersedia. Lauk pauk kesukaan Reva, senuanya berada diatas meja maka. Membuat Reva benar merasakan hangatnya rumah dan sebuah keharmonisan keluarga, walau hanya dua orang tegapi Reva merasakan bagaimana kehangatan didalamnnya.“Kita makan, ya.” Setelah memberikan Reva makanan, mereka pun makan bersama. Sesekali, mereka tertawa ria mengobrol tentang hak yang mungkin bisa menjad
Read more

Keputusan menikah?

Pagi hari yang cerah, matahari batu bersinar menyinari bumi. Orang sudah berlalu lalang, untuk berangkat kerja dan berangkat ke sekolah.Tok! Tok! Tok! Bi Ira mengetuk pintu kamar Reva, tak lama kemudian Reva membuka kamarnya. Dia terlihat seperti baru bangun tidur.“Ada apa Bi?” Tanya Rev, sambil mengucek kedua matanya dengan tangan.“ada Den Roy dibawah, apakah kau tidak turun?”Reva melebarkan matanya. “Bilang aku sedang mandi, ya bi.” Reva langsung menutup pintunya, membuat Bi Ira menggelengkan kepalanya. Iya. Roy sudah berada di dalam rumah singgahnya, duduk di sofa dengan pakaian kantornya. Dia akan berangkat kerja, namun dia harus bisa menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu bersama dengan Reva.Bi Ira membawakan minuman kepadanya, menaruh di atas meja dengan sopan. “Neng Reva masih mandi, ditunggu saja ya Den,” ujar Bi Ira, membuat Roy menganggukan kepalanya dengan cepat.Bi Ira pergi dari hadapan Roy, Roy pun menatap di sekitar. Menghilangkan rasa bosannya, dia lalu memai
Read more

Menunggu

Reva melepaskan genggaman tangan dari Roy. Dia menatap Roy sambil menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku tidak akan pernah bisa setuju,” tolak Reva dengan suara yang sangat halus. Seolah Roy akan mengerti.Reva memang ingin menikah, tapi bukan ini caranya. “Aku juga ingin menikah denganmu, Roy. Namun tidak begini cara agar kita bisa bersatu,” kata Reva.Roy menghembuskan nafasnya dengan pasrah, dia sudah tahu jika Reva tidak akan pernah setuju. Namun dia juga tidak memiliki cara lain, ia diam sejenak. Memikirkan apa yang bisa dia lakukan.“Gimana kalau kawin lari?” tanya Roy, semakin membuat Reva menatapnya dengan tajam.“Roy! Aku sudah bilang, aku tidak akan menikah jika tidak ada restu dari orang tua!” Reva menjadi heran, dengan Roy.Dia juga ingin menikah dengan Roy, namun bukan dengan cara seperti ini. Bukan dengan cara yang tidak baik, harus dengan restu yang baik dan penemanan yang baik.Jika nanti menikah tanpa adanya restu, pernikahan tidak akan bertahan lama. Mereka pasti akan
Read more

1 Minggu Lamaran

Reva kaget akan penuturan Roy, dia lalu mendekati Roy yang hanya diam berdiri tak jauh darinya berada. “Apakah ini benar? Atau kau hanya mengada-ngada?” Tanya Reva memastikan, dia tidak ingin dulu bersenang hati karena takut jika itu hanya lelucon. Roy saja.Roy menganggukan kepalanya, dengan senyuman yang terus mengembang di bibirnya. “Aku serius, aku akan melamarmu. Minggu depan, aku akan ke rumahmu,” jawab Roy, semakin membuat Reva menjadi kaget“1 Minggu?” Beo Reva tak percaya, sungguh itu adalah hal yang sangat cepat. Roy mendekati Reva, dia mengelus kepala Reva dengan lembut. “Jadi kau bisa kok pulang ke kampung, dan tunggu aku di kampung satu Minggu lagi,” ucap Roy, namun Reva masih diam sejenak.“Bentar, ini dapat restu, kan?” tanya Reva. “Iya Reva, kedua orang tuaku sudah memberikan izin!”Deg;Reva kaget dengan perkataan itu, bagaimana bisa? Dirinya pulang kerumah Roy, jelas-jelas kedua orang tuanya sudah tak setuju. Dan sekarang mereka memberikan restu kepada mereka berd
Read more

Keputusan

“Sini, Bi. Makasih banyak,” kata Reva, mengambil alih tas yang berada di tangan Bi Ira.“Hati-hati di jalan Reva. Pak jangan membawa mobil ngelantur, ya!” pesan Bi Ira membuat Reva terkekeh pelanReva bersalaman kepada Bi Ira, lantas memasuki mobil. Sebelum berangkat, Reva melambaikan tangannya kepada Bi Ira.“Kalau sudah sampai, kabari bibi, ya.”***“Halo?”“Bi apakah Reva sudah berangkat?”“Sudah, den.”“Baik terimksih!”Tut!Roy memutuskan sambungan sepihak, dia menghembuskan nafasnya dengan pasrah. Sungguh dia sangat tidak ingin, jika Reva balik ke kampung.“Tidak apa Roy, satu Minggu lagi kita akan pulang ke rumah Reva, dan melamarnya,” gumam Roy dengan senang, senyum yang terlihat sangat senang.Roy menatap kalender kecil yang nerada diatas mejanya, dia melingkari satu tanggal. Dia tersenyum, tidak menyangka jika apa yang dia lakukan sudah berhasil dengan mulus.Lain halnya dengan Reva, ia masih berada di jalan. Reva menatap ke luar jendela, melihat pemandangan yang sangat inda
Read more

Make Up

“Permisi, ini benar rumah Reva?” tanya seorang pengrias, kepada Mega yang berada di hadapannya.Mega dengan cepat menganggukkan kepalanya. “Iya, silahkan masuk,” jawab Mega. Dia sudah mengira jika itu adalah pengrias Reva, yang akan mempercantik kakaknya tersebut.“Siapa yang datang Mega?” tanya sang ibu, yang mempersiapkan makanan kecil di dapur.“Pengrias kak Reva, Bu!” Jawab Mega.Mega pun mengantarkan pengrias kedalam kamar Reva, Reva nampak baru selesai mandi dan pengrias tersenyum melihat Reva yang sangat cantik.“Wajahmu sangat cantik walau belum dirias, ahh aku tak bisa membayangkan bagaimana wajahmu sudah di rias nanti,” ujar Pengrias kagum, membuat Reva tersenyum canggung.“Tidak ada, kamu juga cantik,” jawab Reva.“Mau rias sekarang?” Tanya Pengrias.Reva hanya menganggukan kepalanya, pengrias menyiapkan alat-alat yang akan dipakai. Ditaruhnya diatas meja yang ada di kamar Reva. Reva memakaikan wajahnya pelembab sendiri, karena memakai pelembab pribadi. Pengrias mempersiap
Read more

Acara Lamaran

Pintu terbuka menampilkan Reva yang sudah duduk di meja rias, ibunya tersenyum melihat Reva yang sangat cantik. “Sangat cantik sekali anak ibu,” ujar ibu Reva dari ujung pintu.Reva tersenyum mendengarnya. “Makasih ya Bu.” Ibu Reva menganggukan kepalanya.“Mega, kamu dengarkan jika nanti ada yang datang. Ibu mau mandi dulu, lalu bersiap-siap,” pesan Ibu Reva, dibalas acungkan jempol oleh Mega. Ibu Reva pergi dari hadapan mereka, Mega pun mengambil ponselnya dan mengajak Reva untuk berfoto.“kau sangat cantik sekali,” ujar Mega, menatap hasil potretan mereka berdua. Reva tersenyum, dia melihat bagaimana hasilnya. “Kau juga sangat cantik.” Mega menaruh ponselnya, dan memegang kedua pundak Reva, sambil tersenyum dengan hangat. “Mbak sangat cantik sekali, aku menjadi iri melihatnya. Bagaimana jika Mas Roy tidak terpikat melihat mbak” ujar Mega, membuat Reva terkekeh pelan.“Kamu juga cantik. Kamu sudah berapa kali memuji mbak seperti itu,” jawab Reva, heran melihat Mega yang selalu s
Read more

Perdebatan

Lamaran berjalan dengan lancar, walau banyak sekali tantangan yang harus mereka lewati namun akhirnya terlewatkan juga.Masih sama, keluarga Roy dan Reva tidak akur, mereka sangat sinis seolah mereka ada musuh yang akan selalu menjadi musuh.“Kita tidak akan menunda banyak waktu lagi, pernikahan akan diselenggarakan satu bulan lagi,” ujar Pak Toni, dengan nada yang bisa terdengar jika ia malas mengatakan hal tersebut kepada mereka.Reva sedikit terkejut mendengarnya, namun ketika melihat cincin lamaran yang sudah terpasang di jarinya dengan indah, ia pun tersenyum dalam hati.“Iya, Roy setuju. Roy juga tidak ingin menunggu terlalu lama,” jawab Roy, membuat mereka menganggukan kepalanya secara serempak.Ibu Reva menatap Roy dengan tajam dan sinis, membuat Bu Wendah menatapnya juga dengan tajam. “Saya harap kamu bisa menjadi imam yang baik nantinya buat anak saya, saya tidak mau putri kesayangan saya salah jalan karena kamu,” ucap Ibu Reva berhasil memancing emosi Bu Wendah yang sudah
Read more

Pernikahan

Reva tak menjawab, dia hanya menghembuskan nafasnya dengan pasrah. Dia pasi yakin, jika ibunya sudah terpaksa untuk merias. Dan dia hanya bisa bersyukur.Pengrias pun datang, mereka menghiasi wajah Reva yang sedang tidak baik-baik Saja. Namun Mega selalu menghibur Reva, agar bisa kembali tersenyum dan tidak memikirkan masalah apapun yang nantinya akan terjadi ke depannya.“Resepsi akan di lakukan rumah pria kan?” tanya Pengrias membuat Mega menganggukan kepalanya dengan cepat.“sudah jelas itu mbak,” jawab Mega.“Mbak jangan terlalu di pikirkan apapun yang belum terjadi, semakin kita pikirkan itu pasti menjadi kenyataan,” kata pengrias lagi, kepada Reva. Namun Reva hanya bisa membalasnya dengan senyuman manisnya.Pengrias pun dengan cepat bisa menghiasi wajah Reva, Rambut dan juga memakai baju pengantin yang sangat bagus.Setelah selesai pengrias puk pergi, Reva hanya bisa diam di dalam kamar. Menunggu Roy untuk datang dan meminang dirinya. Lain haknya dengan Roy, yang baru saja bers
Read more
PREV
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status