“Sini, Bi. Makasih banyak,” kata Reva, mengambil alih tas yang berada di tangan Bi Ira.“Hati-hati di jalan Reva. Pak jangan membawa mobil ngelantur, ya!” pesan Bi Ira membuat Reva terkekeh pelanReva bersalaman kepada Bi Ira, lantas memasuki mobil. Sebelum berangkat, Reva melambaikan tangannya kepada Bi Ira.“Kalau sudah sampai, kabari bibi, ya.”***“Halo?”“Bi apakah Reva sudah berangkat?”“Sudah, den.”“Baik terimksih!”Tut!Roy memutuskan sambungan sepihak, dia menghembuskan nafasnya dengan pasrah. Sungguh dia sangat tidak ingin, jika Reva balik ke kampung.“Tidak apa Roy, satu Minggu lagi kita akan pulang ke rumah Reva, dan melamarnya,” gumam Roy dengan senang, senyum yang terlihat sangat senang.Roy menatap kalender kecil yang nerada diatas mejanya, dia melingkari satu tanggal. Dia tersenyum, tidak menyangka jika apa yang dia lakukan sudah berhasil dengan mulus.Lain halnya dengan Reva, ia masih berada di jalan. Reva menatap ke luar jendela, melihat pemandangan yang sangat inda
Read more