Home / Rumah Tangga / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Aku Mundur Kau Hancur, Bang!: Chapter 161 - Chapter 170

201 Chapters

Bab 161.  Penyelidikan Elma Terhadap Nirmala

“Tolong lindungi saya, Kak. Ada bukti rekaman kejahatan Mama dan Om Zul di hape saya,” pinta gadis itu memelas. “Jadi, apa yang dituduhkan Anyelir tadi benar? Bahwa kau memang disuruh ibu kamu, untuk mendekati Kakek lagi?” Elma masih terperangah. “Benar, Kak. Kelicikan mama mudah ditebak. Mama itu jahat, Kak. Kasihan Kak Nayra. Sebenarnya dia dipaksa ngelakuin ini semua.” Nirmala kembali berurai airmata. “Tunggu-tunggu! Kita masuk ke dalam mobil saja! Tidak nyaman rasanya cerita sambil berdiri seperti ini!” usul Elma lalu melanjutkan langkah menuju parkiran. “Baik, Kak.” Nirmala mengikutinya. “Silahkan masuk!” Elma membuka pintu mobil untuk Nirmala. Gadis itu segera masuk, lalu menyandarkan punggung di sandaran jok depan. Lelah berpikir membuat selurh tubuhnya ikutan lemas. “Sekarang kamu boleh menceritakan segalanya pada saya,” titah Elma setelah dia juga masuk ke dalam mobil. “Baik, Kak. Tapi maaf sebelumnya. Sebenarnya Kakak siapa? Saya khawatir berbicara pada orang yang
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Bab 162. Perjuangan Nirmala dan Elma

“Terserah apa kata Bang Alva. Yang penting Nirmala udah peringatin!” Nirmala mengembalikan ponsel Elma. “Kau!” Emosi Alva makin memuncak, tapi segera diredam oleh Elma. “Sudah, Bang! Tidak ada salahnya Abang dengarkan Nirmala kali ini. Aku juga sedang berusaha mempercayainya. Sepertinya dia jujur. Abang yang sabar, ya!” “Jelaskan padaku, bagaimana kamu bisa mengenal Nirmala! Aku tidak suka, ya, kamu dekat dengan keturunan nenek lampir itu! Sekarang juga kau tinggalkan dia! Paham!” “Bang Alva, tolong beri Nirmala kesempatan! Kita coba, ya! Siapa tahu dia memnag benr-benar jujur. Dan info darinya sangat kita butuhkan, termasuk rencana ibunya yang ingin melenyapkan papa kamu, iya, kan?” “Baik, aku akan mencoba percaya. Tapi bukan karena Nirmala, tapi karena aku percaya padamu!” “Terima kasih, Bang Al!” * Elma langsung memanggil Andre yang tengah sibuk mengatur orderan begitu mereka tiba di rumah. Kembali Nirmala berdebar hebat. Keringat dingin membasahi kening dan telapak tanga
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 163. Ternyata Zulian Pura-pura Gila

“Kamu tinggal di sini saja dulu! Jangan ke mana-mana!” titah Andre kepada Nirmala setelah hatinya berangsur tenang. Pria itu lalu bangkit dari duduknya. Nirmala menoleh ke arah Elma. “Abang mau ke mana?” tanya Elma ikut bangkit dan menghampiri Andre. “Aku pinjam salah satu motor toko, aku mau ke makam Mama.” Andre bergegas pergi. “Tunggu, Bang! Ini udah sore. Hampir malam malah. Bagaimana kalau besok pagi saja kita semua ke makam Tente?” usul Elma. Dia dan Nirmala mengikuti langkah Andre. “Maaf, Bu Elma, kali ini saya terpaksa menolak saran Bu Elma.” Andre masuk ke dalam toko menemui Nara. “Sayang, aku keluar sebentar! Pinjam kunci motor!” pintanya kepada Nara. “Tidak usah pakai motor, bawa mobil saya aja! Bang Lutfi yang nyetir!” perintah Elma. “Tidak! Saya mau sendiri! Tolong jangan ada yang mengikuti saya!” Andre menyambar kunci motor yang tergantung di dinding, di dekat meja kerja Nara. “Sayang, aku pergi!” ucapnya sekali lagi kepada Nara. Tak ada yang bisa mencegah
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 164. Lutfy Ketahuan

“Maaf, Pak! Tolong jangan buat lagi pasien tidak tenang, ya!” tegas salah seorang perawat. “Tugas kalian hanya menguras habis racun di perutnya! Selanjutnya polisi yang akan mengurusnya! Saya pastikan dia tidak gila! Jadi, saya tegaskan bahwa besok dia tak akan dikirim ke rumah sakit jiwa, melainkan ke penjara! Sampaikan itu kepada Dokter!” kata Andre menegaskan. Kedua perawat itu saling tatap, namun enggan untuk membantah ucapan Andre. “Andre, Papa minta maaf!” lirih pria itu sambil terisak. “Tuh, lihat Suster! Kalian percaya sekarang bahwa dia hanya pura-pura gila, bukan?” Andre tertawa sumbang. “Baik, Pak. Akan kami laporkan kepada Dokter!” Keduanya lalu permisi keluar. “An … dre! Maafkan Papa, Nak!” ulang Zulian seraya menyeka air yang masih menetes di kedua pipinya. “Maaf? Ok, aku akan sampaikan pada ibuku! Ini aku mau ke makamnya! Aku tanya dulu, boleh tidak aku memaafkan manusia bangs*t seperti kamu!” “Papa menyesal, Nak! Papa khilaf. Kemarahan pada kakekmu, Papa la
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 165. Riani Ingin Segera Melamar Elma

“Al … va! Annak mammmma …!” Riani mengulurkan tangan kanannya. Elma segera bergeser, memberi tempat kepada Alva agar mendekati ranjang ibunya. “Sayang, aku merindukanmu!” bisik pria itu di dekat telinga Elma saat melintas ke arah ranjang. Elma sempat kaget, tetapi segera mengulum senyum. Bahagia luar biasa dengan ungkapan jujur sang kekasih. Sebab, diapun sungguh merasakan hal yang sama. “Ma! Mama sudah mendapat maaf dari Elma, kan?” tanya Alva beralih menatap ibunya. “I-iya, mama janji tak akan nyakitin hati Elma lagi. Asal kamu gak ninggalin Mama lagi, Nak!” Pipi Riani basah air mata. “Peluk mama, Sayang! Mama sangat rindu!” pintanya masih dengan tangan terulur. Alva memeluknya. “Aku juga sangat rindu sama Mama. Tolong jangan langgar janji Mama lagi, ya! Aku akan mencoba memberi Mama kesempatan sekali lagi. Jika sekali lagi Mama memaksa aku menikahi orang lain selain Elma, aku bersumpah tak akan pernah balik lagi ke rumah Mama. Mama bisa berjanji, kan?” tuntut Alva dengan t
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab  166. Rahasia Zulian

“Sebenarnya, sejak mengetahui siapa Nayra yang sebenarnya, tante sudah yakin kamu adalah wanita yang terbaik buat Alva. Saat itu juga tante bersumpah tak akan memaksa Alva menikahi keturunan Rosma,” tutur Riani dengan tangan mengepal. Aneh, kenapa Riani sepertinya sangat marah saat menyebut nama Rosma. Sorot mata cekungnya berubah nyalang, sepertinya menyimpan dendam yang begitu berkobar. “Rosma? Siapa Rosma?” tanya Elma menyipitkan kedua kelopak mata. Sepertinya ini memang benar-benar rahasia Riani, dan Elma penasaran ingin mengetahui karena kini dirinya terkait di dalamnya. “Rosma, Ibunya Nayra. Perempuan paling terkutuk yang tante kenal. Sayangnya tante terlambat mengetahuinya. Selama puluhan tahun mereka menyembunyikan bangkai busuk itu, mereka bungkus dengan begitu rapi hingga tak seorangpun mengetahuinya. Sakit hati tante, Elma.” Kembali Riani sesegukan. Alva segera bangkit dari sofa, berjalan terburu ke arah ranjang. “Kenapa, Sayang? Kenapa Mama menangis lagi?” tanyanya
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

Bab 167. Rosma dan Kakek Sinulingga di Makam

Haruskah Alva mengurungkan niatnya? Kalau diurungkan, bagaimana cara melampiaskan amarah yang sedang berkobar di dalam dada? Ke mana amarah ini akan dia salurkan? Elma menyalakan ponselnya, lalu menekan nomor Nara, kasir kepercayaannya. “Hallo Nara! Kamu ada dihubungi Bang Andre, enggak ya, sejak dia pergi tadi?” tanyanya begitu panggilan tersambung. “Tidak ada, Kak. Sebenarnya aku juga sangat khawatir, udah aku coba telpon berkali-kali, tapi hapenya tidak aktif, Kak. Bang Andre di mana, ya? Apakah benar ke makam ibunya?” jawab Nara dengan nada panik. “Mungkin iya. Kamu tidak usah panik. Ya, sudah. Begini saja, tolong kamu suruh Naya ke rumah sakit sekarang! Rumah sakit tempat Mama Bang Andre di rawat! Naya udah tahu, kok! Dan kamu siap siap di rumah! Aku dan Bang Alva akan singgahi kamu. Toko tutup aja! Kita cari Bang Andre sama-sama!” “Oh, baik, Kak! Tapi, Bang Andre enggak kenapa-napa, kan, Kak?” “Tenang, Bang Andre pasti baik-baik saja! Kamu siap-siap, ya! Kami segera ke r
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

Bab 168.  Kematian Di Ambang Mata

Andre tak membalas pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Segera dia kembalikan ponsel itu ke dalam saku celana panjangnya, lalu kembali fokus mendengarakan perbincangan dua orang di sisi makam ibunya. “Jangan sedih lagi, Pa. Yang penting Papa sudah tahu kebenarannya. Saat ini mungkin polisi yang papa telpon tadi sudah bergerak ke rumah sakit untuk menangkap Bang Zulian. Begitu Dokter mengatakan dia sembuh, polisi akan segera membawanya ke penjara. Laki-laki bangsat itu harus dihukum seberat-beratnya, iyakan Pa?” Itu suara Rosma. Andre tergidik ngeri. Betapa busuknya otak perempuan itu. Setelah gagal hendak melenyapkan selingkuhan, kini dia mendekati kakek untuk mencari perlindungan. Perlindungan? Hanya itukah yang dia harapkan dari sang kakek? Atau ada rencana lain? “Kenapa baru sekarang kau bongkar rahasia besar ini, Ros? Kenapa tidak dari dulu? Setelah Zulian berhasil menghancurkan semuanya, baru kau bongkar!” Terdengar suara sang Kakek begitu lirih. “Saya diancam Bang Zulian,
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

Bab 169. Andre Tetap Menolak Pulang

Andre bergeming. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Semudah itukah memaafkan semua kesalahan sang kakek pada ibunya? Tidak! Kenapa dia tidak menyelidiki sampai tuntas apa sebenarnya yang terjadi kala itu. Kenapa dia tega mengasingkan ibunya saat hamil, lalu begitu dirinya lahir, langsung pula dipisahkan. Derita lahir batin ibunya, bahkan dia bawa ke liang kubur. Jika benar ibunya seorang perempuan murahan hingga hamil di luar nikah, Andre masih bisa memaklumi. Itu sebab dia bertahan selama ini di keluarga Sinulingga meski diperlakukan bak seonggok sampah. Aku akan tebus kesalahan ibuku di masa lalu yang telah mencoreng nama baik keluarga, begitu tekatnya selama ini. Namun, saat mengetahui ibunya sama sekali tak bersalah, semuanya pun berubah. “Maaf, Pak! Ini ada apa, ya?” Penjaga makam datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka. “Hari sudah mulai gelap, di sini penerangan dari lampu listrik masih kurang, Pak! Jadi, sebaiknya jiarahnya di sudahi dulu. Eh, maaf, Ibu itu kenap
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

Bab 170. Ternyata Riani Tak Pernah Berubah

Elma mulai sibuk mengurus toko induk. Sudah dua hari ini dia memegang meja kasir. Nara sudah tak bekerja lagi untuk persiapan pernikahannya setelah dilamar oleh keluarga Andre seminggu yang lalu. Rencana pernikahan mereka memang sebulan lagi, tetapi keluarga sudah memingitnya. Keluarga Andre juga sudah meminta maaf pada Elma, mulai sekarang Nara tak mereka izinkan bekerja lagi sebagai kasir di toko induk. Tentu saja Elma tidak keberatan. Calon istri seorang pemilik perusahaan besar, masa iya masih bekerja di toko orang lain. Elma justru sangat bersyukur, akhirnya Nara yang dia bimbing dari awal bisa menjadi istri seorang pria terpandang. Andre juga sudah berhenti bekerja sebagai pengawas di seluruh toko Elma. Pria itu mulai fokus mengurus perusahaan keluarga besar Sinulingga. Tak mengapa. Seluruh toko Elma baik-baik saja. Meski Elma harus bekerja lebih ekstra. “Siang, Kakak cantik!” Elma mendongah. Seorang gadis berseragam putih abu-abu berjalan ke meja kasir. “Nirmala? Kamu da
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status