Home / Rumah Tangga / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Aku Mundur Kau Hancur, Bang!: Chapter 181 - Chapter 190

201 Chapters

Bab 181. Malam Pertama Elma dan Alva

“Aku kok, curiga, kenapa Anyelir buru-buru pulang, ya?” Elma bergumam, namun masih terdengar jelas oleh Alva. Mereka berjalan sambil saling merangkul menuju kamar.“Kata Yogi, anak Kak nyelir nangis dari tadi nanyain mamanya, kan, kamu sendiri dengar tadi, Yank!” jawab Alva mencoba menenangkan hatinya. Sesungguhnya dia juga merasa curiga. Bukankah awalnya Anyelir begitu semringah, bahkan sempat bercanda menggoda Elma. Tiba-tiba sang kakak berubah tegang saat Yogi membisikkan sesuatu di dekat telinganya.Sebenarnya apa yang dibisikan Yogi? Ada masalah kah? Apakah ada kejadian di rumah? Apakah Mama membuat ulah. Berbagai perasaan campur aduk di hatinya.“Sayang, sekarang Abang yang ngelamun, kan?” Elma mengelus lembut bahu suaminya.“Ah, tidak, kok! Udahlah, lupakan saja! Aku kunci pintunya dulu, Sayang!” Alva menepis segala keresahan.“Aku akan nelpon Nirmala, Bang. Buat memastikan keadaan di rumah Abang. Biar kita tenang, ya!” Elma mengusulkan.“Hem.” Alva mengangguk, lalu mengik
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Bab 182 Jerit dan Racau Nikmat di Kamar Hotel (21+)

Bab 182 Jerit dan Racau Nikmat di Kamar Hotel (21+)“Bang Alva, aku mau sekarang. Boleh, ya!” pinta Elma seraya memindahkan tangannya ke dada Alva. Jemari lembutnya mulai meraba, lalu perlahan turun ke perut Alva.Sebisa mungkin Alva bertahan untuk tetap dengan posisinya. Menahan rasa asing yang mulai menjalar dari sentuhan lembut jemari Elma di dada dan kini di areal perut rata miliknya. Rasa yang kian menghentak, menyusup ke setiap relung kalbu dan mulai menciptakan hasrat.Sentuhan Elma sukses membuatnya melayang. Hasrat yang menyerang itu membuncah liar, meyerang syaraf-syaraf otak mencipta birahi yang yang tak lagi mungkin dia tahan. Alva sudah terbakar ingin yang menuntut untuk di tuntaskan. Sekarang, tak mau ditunda.“Sayang …,” desah lembut dari bibir Elma serta terpaan hangat nafas wanita itu menyentuh punggungnya, seperti pemantik yang membuat Alva sontak berbalik.“Sayang, aku … aku tak tahan lagi,” lirihnya menatap sayu tepat di manik mata wanitanya.“Hem, aku juga ma
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Bab 183. Riani di Rumah Sakit

“Ma, kenapa jadi begini?” Anyelir mengusap lembut bahu ibunya. Air mata lolos begitu saja dari kedua netra. Namun, sang bunda tetap diam tak bersuara.“Aku tahu kalau Mama sangat kecewa dengan semua yang terjadi. Mama sangat kecewa pada Papa, kecewa pada Bang Andre, kecewa pada Alva. Bahkan, Mama juga sangat kecewa dengan keadaan rumah tanggaku. Aku tahu Mama sangat lelah dengan semua ini, Ma! Tapi, kita bisa berbuat apa? Tidak ada selain ihklas menerima,” tutur Anyelir lagi berusaha menghibur hati sang bunda.Namun, Riani tetap tak merespon. Tatapan mata wanita itu kosong, jauh entah ke ujung mana. Wajah kusutnya terlihat makin tak ada warna. Riani tak lagi berkespresi.Itu membuat Anyelir makin sedih. Dia sudah kehilangan suami yang telah berkhianat, kehilangan papa yang ternyata seorang durjana, sekarang, haruskah dia juga akan kehilangan sang bunda?“Tidak, aku tak akan sanggup, Ma! Aku tak akan sanggup menghadapi semua ini! Aku tak akan bisa, Mama …!” lirihnya menahan pe
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

Bab 184. Permintaan Andre Kepada Riani

Untuk pertama kalinya Riani merespon setelah dari kemarin hanya diam tak berekspresi. Celoteh Vita dan Tampan mampu mengusik hatinya. Namun, entah kenapa air mata deras mengalir di pipinya.Anyelir berdebar, ada rasa lega tapi sekaligus khawatir mengaduk perasaannya. Lega, karena ternyata ibunya ternyata mau merespon lagi. Khawatir, karena yang dia respon ini adlah anak-anak Elma. Wanita yang sangat dibenci oleh ibunya saat ini. “Nenek … Nenek, nangis?” Vita nekat memanjat bankar untuk menggapai pipi Riani. Tampan ikut merengek minta naik juga. Sontak Titian mengejar untuk mencegah. Anyelir berbuat yang sama.“Biarkan!”Semua terpana. Itu tadi adalah suara Riani. Perempuan yang masih berurai air mata itu bahkan sudah mau berbicara. “Ma?” panggil Anyelir tak percaya sambil terus berjaga-jaga. Biar bagaimanapun dia harus tetap waspada, kalau-kalau tiba-tiba Riani mengamuk dan membahayakan kedua anak itu.“Nenek, napa nangis? Nenek sakit, ya? Jangan nangis! Dulu, Mama Vita juga
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more

Bab 185. Malam Kedua Bulan Madu Alva dan Elma

“Alva dan Elma?” Riani tercekat.“Iya, Ma. Tolong terima mereka. Saya mohon!” Andre menangkupkan kedua tangannya di depan dada. “Elma itu wanita yang sangat baik. Alva juga sebenarnya anak yang sangat baik. Dia tak bermaksud melawan Mama. Dia mencintai Elma, dia juga sangat mencintai Mama. Tapi, dia tak bisa kehilangan salah satu dari kalian berdua. Tolong pahami perasaan Alva, Ma!” lanjut Andre memohon.“Kalau memang itu cara satu-satunya agar mama tak kehilangan kalian semua, baik.” Riani berucap pelan. Hampir tak terdengar.“Artinya, Mama … mau menerima Elma?” Anyelir menyela.“Ya. Mama tak mau kehilangan satupun dari kalian. Hanya kalian milik mama sekarang ini. Jika memang dengan menerima Elma, mama tak akan kehilangan kalian, baik, mama siap.”“Mama … Mama baik banget! Terima kasih, Ma! Alva pasti sangat senang mendengarnya.” Anyelir memeluk ibunya.“Eh, jari Kakek bergerak!” Nirmala tiba-tiba berteriak. Serempak semua yang ada di ruangan itu menoleh ke arah ranjang pasien.
last updateLast Updated : 2022-11-22
Read more

Bab 186. Permintaan Mengejutkan Dari Ibu Mertua

“Anak-anak sudah tidur?” tanya Elma kepada Titian. Dia dan Alva baru saja tiba di rumah. Titian menyambutnya di teras.“Sudah, mereka anteng, kok satu hari ini? Kalian, kenapa pulang? Bukannya besok harusnya?” Titian mengernyitkan kedua alis. Meneliti Alva dan Elma yang kini berjalan masuk ke dalam rumah.“Iya, Bang Alva sudah tak sabar ingin bertemu Tante Riani. Bang Andre bilang, kalau Mama sudah ada di rumah ini, benar begitu?”“Benar, tapi … itu … dia sudah tidur.”“Di kamar tamu? Kalian tadi menyiapkan semuanya dengan baik, kan? Kamar tamunya bersih dan kain seprenya udah diganti, kan?” cecar Elma sangat khawatir kalau ibu mertua yang belum merestuinya itu tidak merasa nyaman.“Tante Riani tidak tidur di kamar tamu, Kak El.”“Trus, di mana?” Elma tersentak.“Di kamar Anak-anak.”“Apa? Kan, sempit, kok, bisa?” gugup Elma langsung mengarahkan kakinya menuju kamar anak-anaknya. Alva yang juga tak kalah terkejut mengikuti langkah sang istri.“Eh, benaran,” bisik Elma begitu membuk
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 187. Adik Madu Buat Elma

“Adik madu?” seru Elma sontak melepas pelukan di tubuh Riani. Hatinya kembali membuncah sesak. Inikah kejutan yang telah dipersiapkan oleh ibu metua? Inikah sebab Alva memintanya cek out dari hotel malam itu juga? Bahkan tak sempat menunggu sampai esok hari. Setelah resmi menjadi istri Alva pun, ternyata tantangan itu belum usai juga. Bahkan perjuangan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga yang baru saja terbina ini, justru jauh lebih berat. Bagaimana bisa sang mertua masih saja berpikir untuk merecoki semuanya? Berkali-kali gagal menghalangi dan menghancurkan hubungan Alva dengan Elma, berkali-kali pula meminta maaf dan mengaku bertobat. Bersumpah tak akan pernah mengulang lagi. Sampai akhirnya Kakek Sinulingga nekat menikahkan Alva dengan Elma secara diam-diam. Tiba-tiba sang ibu mertua mengaku sudah bisa menerima Elma. Dia bahkan menunjukkan penyesalannya lewat perbuatan dan sikap manisnya kepada anak-anak Elma. Berjanji tak akan mempermasalahkan meski Elma tak akan per
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

Bab 188. Pengantin Yang Harus Terpisah

“Sayang, aku bantu nyusunin pakaian Abang ke koper, ya?” Elma mengelus lembut bahu Alva. Pria itu masih saja mengulet di atas ranjang besar milik mereka.“Kalau kamu enggak capek, ya, udah susunin. Pakaianku enggak banyak, kok. Ringkas saja. Yang repot itu malah nyusunin pakaian kamu. Jangan sampai ada yang tertinggal, Sayang! Itupun yang penting-penting aja, biar gak ribet. Kalau kamu kehabisan persediaan di sana nanti, kita beli aja.”“Apa? Pakaianku?”“Ya, kok, kaget?” Alva membalikkan badan, menoleh ke arah Elma.“Yang berangkat itu, Abang, bukan aku,” sahut Elma mencoba mengingatkan. “Sepertinya Bang Alva kebanyakan tidur, deh, jadinya serasa hidup di alam mimpi!” sambungnya.“Enggak, aku tidak bermimpi. Kita akan berangkat, Sayang! Kamu pikir aku mau, gitu, berangkat sendiir ke Australia tanpa kamu? Kita baru nikah seminggu, lho. Wah, enggak iya, banget, ya, aku ninggalin istriku sejauh itu dan selama itu.”“Wah, ini udah lari dari perjanjian, dong.”“Emangnya janjinya apa?”“A
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

Bab 189. Mantan Suami Terkapar Di Jalan

“Benar, Pak, Bu, saya adalah ayah kandung Vita dan Tampan. Nama saya Binsar, suami Elma,” tutur Binsar dengan begitu tenang, seolah tanpa beban. Tatapannya menantang, memindai wajah Riani dan Sinulingga secara bergantian. “Oh, jadi kamu ini suami pertama Elma?” Riani bergumam, namun jelas terdengar. Tatapannya memindai penampilan sang tamu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. “Suami pertama? Bah, saya ini suami sahnya Elma, suami satu satunya, Ibu!” bantah pria berkepala plontos itu dengan cepat. “Hey, Elma sudah menikah lagi! Anakku sekarang yang menikahi dia! Pernikahan mereka sah! Iya, kan, Pa? jelaskan sama laki-laki ini, tolong, Pa!” Riani memohon pada Sinulingga. Ada kepanikan yang melanda hatinya. “Apa? Menikah? Elma menikah lagi? Tidak! Itu tidak mungkin! Elma tidak boleh menikah lagi! Pernikahan mereka tidak sah! Aku masih suami sahnya!” Binsar berteriak seraya menggebrak meja. “Jaga adabmu! Lihat kau ini di rumah siapa!” Kali ini Sinulingga mulai berbicara. “Kalia
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

Bab 190. Nirmala Lulus SMA, Riani Mulai Menyusun Rencana

Tak terasa waktu berlalu, Alva sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya. Sekarang dia sudah kembali ke Indonesia. Langsung memegang jabatan sebagai Direktur Utama di perusahaan milik Kakeknya. PT. Tambang Alva Kencana. Andre yang selama ini memimpin perusahaan dengan berbesar hati melepas jabatan itu kepada sang adik.“Kak Elma jadi, kan, ke sekolah aku sebagai wali?” Nirmala menghampiri Elma di meja makan. Keluarga besar itu sedang sarapan bersama pagi ini.“Boleh, nanti kakak datang,” sahut Elma pasti.Hari ini pengumuman kelulusan Nirmala di sekolahnya. Gadis itu meminta Elma mewakili orang tuanya untuk hadir di sekolah. Ibunya masih mendekam di dalam penjara. Kasus pembunuhan yang dia lakukan puluhan tahun yang lalu terhadap suaminya, putra kandung Sinulingga, memberatkan hukumannya. Dua puluh tahun penjara.Itu sebab Nirmala tetap tinggal bersama keluarga besar mendiang ayahnya. Dan sejak Alva menikahi Elma, mereka semua malah ikut tinggal di rumah Elma. Rumah besar Elma tak me
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status