Home / Rumah Tangga / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Aku Mundur Kau Hancur, Bang!: Chapter 141 - Chapter 150

201 Chapters

Bab 141. Restu dari Orang Tua Alva Buat Elma

Bab 141. Restu dari Orang Tua Alva Buat Elma “Sepertinya kau begitu tergila-gila pada perempuan itu? Mama jadi curiga, jangan-jangan dia sudah pelet kamu!” Riani menghentak suasana yang tegang di kamar itu menjadi tambah panas. Alva tersentak kaget, pria itu hanya terdiam, tak bisa berkata-kata lagi. Ibunya sudah sakit parah. Sakit di jiwa, bukan di fisik ternyata. Buktinya, tak ada dokter yang bisa menemukan penyakit fisiknya. Begitu pikirnya. Nyatanya, Riani sama sekali tak seperti dugaan Alva. Wanita itu bahkan sedang menangis saat ini. Tangis penyesalan yang tak dia tunjukkan lewat air mata apalagi sedu sedan. Bahkan dia sudah menangis sejak kedatangan Alva kemarin sore. Anyelir telah menjelaskan semua padanya lewat telepon. Saat itu Alva masih di kamar mandi Elma, menjelang pulang ke rumah orang tuanya. Anyelir menunggu di mobil di halaman rumah Elma. “Bagaimana, An? Alva mau pulang ke sini, kan, Nak?” tanya Riani khawatir. “Mau, Ma, setelah dibujuk Elma. Elma berusaha
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Bab 142. Riani Ternyata Tak Tulus

“Sayang! Peluk nenek, Nak!” “Mama?” Gadis kecil itu mendongah, menatap wajah Zul yang masih menahan lengannya. “Pergilah, Sayang!” titah Zul penuh haru. Vita berjalan pelan, tetapi bukan ke arah ke arah Riani. Kaki kecilnya mengarah kepada Alva. “Papa … kenapa tadi malam gak datang?” tanyanya langsung memeluk leher Alva. Entah mengapa, dia tak respek sedikitpun melihat Riani. Meski wajah wanita itu tersenyum ramah kepadanya, namun, Vita tetap dapat melihat kelicikan begitu nyata. “Maaf, ya, Sayang! Papa jagain nenek. Liat, nih! Neneknya sakit, kan?” Alva memeluk tubuh mungil Vita. Mengelus kepala dan punggungnya dengan penuh kasih sayang. “Nenek?” Vita menoleh ke arah ranjang. “Ya, pergilah! Nenek memanggil Vita, kan?” “Takut! Nenek marahin Mama. Tuh, Mama sedih.” Semua yang ada di ruangan itu terdiam. Riani menolah ke arah Elma. Benar yang dibilang Vita. Riani memang belum menjawab sapaan Elma meski sepatah. “Elma! Maafkan Ibu, ya!” ucapnya kemudian. “Ibu! Gak perlu
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Bab 143. Video Mesum Nayra 

Elma menghentikan langkah. Ditolehnya wajah semringah Riani sekali lagi. Tiba-tiba hatinya bergemuruh. Ada rasa iba menyeruak. Tak tega bila wanita itu akan menjerit dan bahkan terkapar nanti bila tau yang sebenarnya siapa Nayra. Dilema. Elma menekan pelipis yang tiba-tiba berdenyut. Pilih mana, sekarang atau nanti bila semuanya sudah terlambat? Bimbang, Elma mengehentak napas dengan kasar. “Kenapa, Nak Elma? Ada yang masih mengganjalkah? Utarakan saja, asalkan kamu tak merubah kesepakatan, Ibu siap mendengarkan,” kata Riani tetap tersenyum. “Ibu sepertinya sudah begitu sehat, benar begitu?” “Iya, Nak. Ibu merasa sehat sekali setelah bertemu denganmu ini. Terlebih setelah kau menyanggupi permintaan Ibu. Sekali lagi terima kasih, ya, Nak!” “Begini, sebenarnya saya tak tega mengatakan ini pada Ibu, takut Ibu syok lalu kenapa-napa. Tetapi, karena saya lihat Ibu sudah begitu sehat, saya jadi terpikir untuk mengatakan ini sekarang. Saya justru lebih khawatir, keadaannya akan lebih
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab 144. Riani Sekarat

Elma yang sempat terpana segera bertindak. Anyelir harus disadarkan kalau tak ingin Nayra celaka. Bisa-bisa Anyelir berakhir penjara. “Sudah, An! Sabar! Sudah, lepaskan dia!” bujuk Elma melepaskan kepala Nayra dari cengkraman tangan Anyelir. Anyelir seolah sadar dari kesurupan. Tangan kakunya berubah lemas. Jemari yang menjambak perlahan lepas. “El … aku sakit hati, sakit, El! Aku dikhianati, sakit ….” Anyelir ambruk di bahu Elma. Tangisnya pecah di sana. “Ya, aku tahu seperti apa perasaan kamu, An. Aku juga sudah pernah merasakan apa yang kamu alami sekarang. Aku sudah pernah mengalami ini. Tapi, aku mohon, kamu harus sabar! Harus tetap kuat! Ingat anak-anak kamu! Bayangkan apa yang akan terjadi pada mereka bila kamu masuk penjara, ha?” hibur Elma mengelus lembut punggung Anyelir. “Semua ini gara-gara kamu!” Tiba-tiba Nayra berlari ke arah mereka. Dia menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Elma dari belakang. Sebuah vase bunga sudah ada di tangan perempuan itu, ter
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab 145. Elma Menyerang Pasangan Mesum

Yogi dan Lutfi tetap mengikuti ke manapun mobil Elma bergerak. Motor mereka tak pernah jauh posisi mobil Elma. Wanita itu sadar sellau diikuti. Dia melihat dari pantulan kaca spion samping. Saat mobil Elma berhenti di halaman parkir perusahaan besar itu, motor Yogi pun ikut berhenti. Elma membuka pintu mobil lalu berjalan ke arah motor sang bodyguard. “Jaga Vita di mobil saya! Gak usah ikuti saya masuk ke dalam!” perintahnya lalu berjalan menuju gedung bertingkat empat itu. “Lutfi yang akan menjaga Non Vita, saya akan tetap mendampingi Bu Elma!” Yogi membantah. “Tidak perlu, saya bisa sendiri.” Elma mempercepat langkah. “Maaf, Ibu? Ibu mau ke mana, ya?” Seorang resepsionis menghentikan Elma. “Saya mau bertemu Pak Beny. Penting!” jawab Elma buru-buru. “Oh, saya lapor dulu, ya, Bu! Harap ibu tunggu sebentar di loby!” “Maaf, saya buru-buru. Ini masalah yang sangat urgent!” Elma setengah berlari menuju lif. “Ibu! Tunggu!” Elma tak menghiraukan. Lantai tiga adalah tujuannya. La
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Bab 146. Balasan Buat Para Durjana

"Di sini tertuang siapa sebenarnya pemilik sah perusahaan ini! Almarhum ayah Nayra! Tertuang juga di surat ini bahwa pewarisnya adalah Nayra! Sekarang sudah jelas, bukan? Jangan kelamaan kau bermimpi, Alva! Baca ini! Ini surat kepemilikan perusahaan yang sebenarnya!”Beny membentangkan selembar kertas bermaterai di hadapan Alva. Alva membaca isi surat dengan seksama. Begitu serius awalnya. Alis tebalnya bahkan saling menaut dengan kening mengernyit kencang. Namun, detik berikutnya tawanya pecah seketika.“Kenapa kau tertawa! Baru sadar kalau kau tengah bermimpi, iya? Asal kau tahu, tujuan keluarga besar menikahkan kau dengan Nayra, itu semata-mata hanya untuk mempertahankan perusahaan ini agar tak jatuh pada pihak luar. Sebab, bila Nayra menikah dengan laki-laki lain, maka keluarga besarmu hanya akan gigit jari! Miskin semiskin-miskinnya, hahahaha ….”Beny balas tertawa.“Ok, sudah cukup main dramanya. Sungguh mengharukan. Kapan-kapan aku ajukan kau menjadi pemeran drama di sal
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more

Bab 147. Sentuhan Cinta Alva

“Bolehkah mulai sekarang jangan panggil aku ‘Pak’ atau ‘Anda’ lagi, Sayang?” bisik Alva lembut di telinga kekasihnya.“Jadi, aku panggil apa? Masa iya, aku panggil Abang saja? Sedangkan usia kita sungguh jauh pautannya? Aku merasa canggung, Pak Alva.” Elma menunduk dalam.“Umur bukan hal yang penting. Aku mencintai kamu, hatimu, bukan usiamu.” Alva menggenggam lembut jemari Elma.“Ya, aku percaya. Tapi, tetap saja aku merasa canggung. Aku jauh lebih tua daripada Pak Alva. Aku ini emak-emak, sedangkan Bapak?”“Ya, kamu memang mamanya Vita dan Tampan. Kamu seorang Ibu. Tetapi, penampilan kamu tak kalah dengan gadis-gadis. Buktinya wajah dan penampilan kamu jauh terlihat lebih muda dan segar daripada penampilan Nayra. Sumpah, kau jauh lebih menggairahkan daripada perempuan murahan itu, Sayang!” Alva mengecup pucuk kepala Elma.Elma masih menunduk.“Tolong jangan pernah merasa minder karena kita berbeda usia. Panggil aku Abang, Dek Elma!” bisik Alva lagi di telinga Elma.Sontak
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more

Bab 148. Maaf, Ma. Aku lebih Memilih Elma

Bab 148. Maaf, Ma. Aku lebih Memilih Elma “Elma dan Alva sudah datang?” Suara parau itu terdengar pelan. Sangat pelan, hampir tak terdengar. Mata cekungnya masih juga terpejam meski bibirnya sudah mulai bisa berkata-kata. Ya, meskipun hanya menyebut dan menanyakan tentag Alva dan Elma. “Sabar, ya, Ma! Alva masih di jalan, dia pasti bisa membawa Elma ke sini. Hem, kalau boleh Anyelir tahu, apa sebenarnya yang telah terjadi, sehingga membuat Elma tak mau menemui Mama lagi?” tanya Anyelir dengan lemah lembut. Riani tak menjawab, pertanyaan Anyelir dia jawab dengan bisu. Hanya air mata yang mengalir perlahan dari kedua sudut matanya. Riani menangis di dalam pejamnya. Semua kalimat yang telah terlanjur dia ucap mengiang kembali. Tentang permintaannya agar Elma mundur dari Alva. Tentang kalimat menyindir yang terlontar dari mulutnya. Tentang Elma yang tak akan bisa memberi Alva keturunan. Tentang kecemasannya kalau sampai Alva tak bisa meneruskan marga. Aku jahat! Aku egois! Demi k
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Bab 149. Dua Pria Pecinta Sejati

Alva menyambar kunci motor di tangan Yogi. Menunggangi motor besar miliknya, lalu mulai mengenakan helm di kepala. Namun, Yogi tak bergerak. “Apa lagi yang kau tunggu! Ayo gerak!” perintah Alva semakin geram melihat tingkah anak buahnya. Hari ini, Yogi terlihat sangat berbeda. Biasanya dia begitu sigap dan tanggap. Tanpa komando dia paham apa yang harus dia kerjakan. Tapi, kenapa hari ini berubah? “Kau kenapa? Sakit? Mau cuti? Mau mengundurkan diri? Atau mau kawin?” cecar Alva menyelidiki. “Hem, aku-aku … aku ….” “Kau apa? Yang tegas! Jangan kayak banc*!” “Bu Elma udah dikawal Lutfy. Yang lain juga berjaga tak jauh dair toko Bu Elma. Abang juga mau ke rumah Bu Elma, jadi aku ….” “Kau apa? Yang tegas ngomongnya! Kau mau ongkang-ongkag kaki, begitu?” “Bukan. Aku … izin … berjaga … di … sini saja, Bos!” Yogi terbata-bata. Wajahnya sedikit memerah, pria itu menunduk takut. “Bah! Gila kau! Aku memerintahkan kau menjaga Elma, bukan menjaga rumah sakit! Rumah sakit ini udah lengkap
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Bab 150. Penyesalan Riani Kali Ini, Tuluskah?

Anyelir benar-benar sendirian.“Kenapa Alva tak memberi mama kesempatan untuk berbicara, padahal Mama sungguh-sungguh sudah menyesali semuanya. Mama tak akan pernah menjodohkan dia dengan siapapun lagi, termasuk kepada Naya, adik Nayra. Tidak akan pernah lagi. Mama kapok! Mama akan dukung dia bersama Elma. Mama akan terima Elma apa adanya. Tidak peduli meski Alva tak akan mendapat keturunan darinya. Tak masalah asal Mama tak kehilangan Alva! Kenapa Alvan tidak memberi mama waktu untuk menjelaskan ini!” lirih Riani di antara sedu sedannya.“Karena Alva tak percaya lagi pada Mama!” jawab Anyelir dengan tegas.“Mama bersumpah, Anyelir. Kali ini mama sungguh-sungguh! Mama taubat, Nak! Melihat pernikahanmu seperti ini, mama merasa seperti ditampar. Mama mencaci maki Elma yang janda beranak dua, sekarang anak mama juga sama. Bahkan nasipnya jauh lebih baik. Elma dicintai sedemikian besarnya oleh Alva. Pria lajang yang jauh lebih muda darinya. Sedangkan kamu, putri mama? Mama kwalat, Nak!
last updateLast Updated : 2022-10-25
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status