All Chapters of Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku: Chapter 131 - Chapter 140
256 Chapters
Bab 129
"Astaga ... dia cantik sekali!" gumam Pras tanpa sadar ketika barisan pengantin wanita di hadapaannya muncul. Napasnya seakan terhenti ketika melihat Serani berada paling depan melangkah anggun bersama Giska, nampak sangat cantik dan berbeda. Pras seakan terhipnotis oleh penampilan Serani kali ini. Serani terus mengayunkan kakinya perlahan dengan iringan musik yang lembut dan iringan kata-kata mutiara dari MC, tampak sangat memukau para tamu dengan pakaian pengantin muslimah modern yang ia kenakan. Tubuhnya yang tinggi bak model papan atas sangat elegan dengan gaun berwarna silver, serta hijab dengan hiasan yang panjang menjuntai hingga terkesan mewah dan sangat berkelas. Di depannya, barisan pengantin pria, dimana Pras berada paling dengan dengan stelan jas berwarna senada, terlihat sangat tampan dan mempesona. Kharisma seorang Tirta Prasetya sukes menghipnotis para tamu yang hadir siang itu. Keduanya saling memandang dan lalu bertemu tepat di depan pelaminan. Pras memberikan lenga
Read more
Bab 130
Pras terkekeh melihat Serani yang ternganga dengan mata melotot. Namun sesaat kemudian wanita cantik itu langsung menutup wajahnya yang mulai memerah. "Astaga, Pras. Kamu itu ya!" jerit Sera tertahan "Hey, mau kemana, Sayang?" Pras langsung meraih tubuh Sera yang hendak kembali masuk ke kamarnya. "Aku mau tidur sama Pangeran saja malam ini," ketus Sera seraya memberontak dari cengkraman tangan kokoh Pras pada kedua lengannya. "Hei ... Oke, Aku minta maaf. Sayang, please ...!" Pras berusaha terus menahan Sera yang hendak kembali masuk. Akhirnya Pras memutuskan untuk melepaskan cengkraman tangannya dan secepat kilat meraih tubuh Sera ke dalam gendongannya. Sera memekik saat Pras berhasil menggendongnya ala bridal dan membawa istrinya itu ke kamar utama. "Pras, turunin Aku!" " Ssttt ..., Jangan berisik! Nanti Pangeran bangun!" bisik Pras dengan mendekatkan bibirnya ke telinga Sera. Lalu menutup pintu kamar utama dengan satu kakinya. Perlahan Pras merebahkan tubuh Sera di ranjang
Read more
Bab 131
"Siapa yang datang ke rumahku? Tidak ada orang lain yang tau rumahku kecuali keluarga besarku," gumam Pras. "Prass ..., " Suara Sera bergetar karena cemas. "Tenanglah, ada Aku di sini! Ayo turun!" Pras perlahan turun ,lalu membukakan pintu untuk Sera. Dari pintu belakang para babysitter dan Giska turun dari mobil. "Selamat datang Tuan, Nyonya Serani!" Loly dan dua ART tergopoh-gopoh menghampiri mereka. "Loly, siapa yang datang?" tanya Pras tak sabar. "Tuan Vincent dan Nyonya Meri, Tuan." "Apaa? Opa dan Omaku datang? Bukankah mereka masih di Amerika?" Wajah Pras kembali menegang, membuat Serani.semakin cemas. "Sekarang dimana mereka berada?" tanya Pras lagi. "Mereka ada di ruang keluarga, Tuan." "Baiklah. Loly, Langsung antar Anak-anakku dan babysitter ke kamarnya." Loly dan dua ART itu mengangguk, lalu membantu para babysittter membawa barang ke kamar mereka tanpa melewati pintu utama. Giska pun menurut dengan arahan dari Loly yang cukup ramah. Sementara Pangeran tertidur pul
Read more
Bab 132
"Bundaaa ..., Papa mana? Aku mau berenang." Rengekan Giska membuyarkan lamunan Sera. "Papa sedang ada tamu. Berenangnya besok saja. Sekarang kita istirahat dulu. Bunda capek," bujuk Sera sambil mengusap rambut panjang Giska. Gadis kecil itu mengangguk. Giska kemudian asik berputar-putar ke sana kemari di kamarnya yang luas. Pras merancang kamar tidur Giska bagai istana boneka pada film-film kartun. Ia sangat senang dan berkali-kali memekik bahagia ketika menemukan hal yang membuatnya terkagum-kagum. "Bundaaa, lihat ini. Kamar mandinya bagus banget. Aku bisa berendam di kolam kecil. Persis kayak kamar Bunda di rumah lama, ada bathupnya!" pekik Giska saat masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Sera melangkah menyusul putrinya dan melongok ke dalam kamar mandi yang cukup luas untuk ukuran anak-anak seumuran Giska. "Ya ampun, Pras. Cara pria itu terlalu berlebihan mengungkapkan rasa sayangnya pada kami. Namun ini akan membuat Kami jatuh terhempas dan merasakan sakit yang
Read more
Bab 133
"Kembali ke Amerika? Apa ada masalah yang serius?" Sera sempat terkejut sesaat. Namun, ia berusaha untuk berpikir positif. "Opa Vincent bilang, perusahaan Kami di sana terancam bangkrut." Suara Pras semakin pelan. "Astaga! Kenapa bisa seperti itu?" Sera langsung bangkit dan duduk bersila di ranjang. Melihat itu, Pras pun bangkit dan mendekat pada Sera. "Itulah yang harus Aku selidiki" Wajah Pras nampak murung. "Jadi ... kapan Kamu berangkat?"Wajah Sera pun mendadak murung. Pras seketika memeluk istrinya itu dengan erat. "Aku tidak mau berpisah denganmu. Kalian harus ikut denganku!" Sesaat keduanya terdiam. Merasakan pelukan yang begitu hangat. Namun, hati keduanya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Perlahan Sera mengurai pelukan. Lalu turun dari ranjang. Ia tak mau Pangeran terjaga karena suara mereka. Prass menyusulnya duduk di sofa. "Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Pras yang langsung mendudukkan tubuhnya di samping Sera. Ia kembali meraih tubuh Sera dan merebahkan kepala i
Read more
Bab 134
"Aku pasti akan merindukanmu, Sayang." Pras terus memeluk Sera. Rasanya malam ini ia tak mau berjauhan sejengkal pun dari istrinya itu. Lengan kokoh itu terus melingkar di perut Sera sejak tadi. Hembusan napas suaminya itu menyapu hangat kepalanya. "Pras, Kamu pergi hanya sebentar, bukan? Kenapa penuh drama begini?" Sera tersenyum melihat Pras begitu manja malam ini. "Tidak! Sedetikpun Aku tidak mau berpisah denganmu!" gumam Pras seraya mencium puncak kepala Sera. "Lebay, ih!" Sera mencubit pinggang Pras. "Ikut, ya! Kamu ikut ke Amerika, ya!" Pras kembali mencoba membujuk Serani. "Pras ..., kasian Pangeran." . Pras tak menjawab. Dalam hatinya ia pun ragu jika harus membawa Pangeran. Giska pun tidak mungkin meninggalkan sekolahnya.. Terdengar hembusan napas panjang dari Pras. Lalu mulai menciumi rambut, wajah, leher serta seluruh tubuh Sera tanpa tertinggal satu senti pun. Ia ingin menikmati malam-malam terakhirnya bersama Sera sebelum kepergiannya ke Amerika. "Besok Kamu tidak
Read more
Bab 135
"Jangan sampai terlambat! Opa tidak mau gara-gara Kamu kita sampai ketinggalan pesawat!" Sudah yang kedua kalinya Opa Vincent menghubungi.Pras. Pria tua itu sepertinya khawatir Pras tidak jadi pergi ke Austin, Texas, Amerika Serikat. Kota yang akan mereka tuju. Pras menutup ponselmya. Kembali menatap Sera. "Siapa? Opa lagi?" tanya Sera sambil menyerahkan jas biru tua milik Pras. "Sayang ...!" Sera tersentak saat tiba-tiba Pras memeluknya sangat erat. Hatinya merasakan kegelisahan. "Ya Allah, ada apa ini? Kenapa rasanya sangat berat melepas kepergiannya? Lindungilah suamiku ya Allah." Sera berdoa dalam hati Dadanya terasa penuh. "Kamu jadi antar Aku ke Bandara?" tanya Pras setelah mengecup lembut bibir Sera. Wanita itu telah tampil cantik dengan stelan kantornya. Setelah mengantar Pras ke Bandara, Sera akan lanjut ke kantor. "Jadi, Sayang," jawab Sera memberanikan diri membalas kecupan suaminya. Pras tersenyum lebar mendengar pertama kali Sera memanggilnya dengan kata sayan
Read more
Bab 136
"Tuan, ayo kita segera berangkat. Barusan Tuan Vincent kembali menghubungi Saya!" ujar sang supir melihat Pras belum juga berpindah dari teras. "Oh, iy-iyaa. Ayo berangkat!" Mendengar nama Sang Opa, Pras bergegas mendekati mobil dan masuk ke dalamnya. Mobil mulai bergerak meninggalkan rumah mewah bertingkat itu. Namun, tatapan Pras kian tajam tertuju pada jendela kamar Pangeran. Tarikan napas panjang kegelisahan berkali-kali terdengar. Dalam pikiran pria bernama Tirta Prasetya itu sedang berkecamuk berbagai hal. Mobil yang membawanya semakin menjauh. Kini Pras hanya bisa pasrah harus berpisah dengan istri dan anak-anaknya. Ia berharap masalah yang akan ia hadapi nanti segera terselesaikan. Setengah jam berlalu Pras mencoba menghubungi Sera melalui ponselnya. Namun, berkali-kali ia mencoba, panggilannya tak kunjung diterima. Wajah Pras mulai menegang. Lalu ia memutuskan untuk menghubungi Loly. "Hallo Tuan Tirta." Pras bernapas lega karena Loly langsung menerima panggilannya "Ma
Read more
Bab 137
"Kenapa Pras tidak bisa dihubungi?" gumam Sera kesal. Entah berapa kali Sera mencoba menghubungi Pras kembali. Namun ponsel pria itu tidak aktif. Sera meletakkan ponselnya diatas nakas. Ia membawa Pangeran tidur di kamarnya. Putranya itu masih saja rewel. Hingga tengah malam Sera tidak bisa terlelap. Pangeran terus terjaga dan meminta ASI. Saat malam tiba, Sera merasa lapar dan haus. Ia tidak tega membangunkan para baby sitter putranya. Sementara ia tidak mungkin meninggalkan Pangeran sendirian di kamar.Akhirnya ia memutuskan untuk ke dapur sambil menggendong Pangeran. "Pras, andai Kamu ada di sini. Aku pasti nggak sendirian. Aku pasti ditemani sama Kamu," bathin Sera dengan rasa sesak yang semakin menghimpitnya. Pras pasti akan membuatkan susu untuknya. Pras juga akan menyuapinya makan. Bulir-bulir bening itu kembali lolos tanpa ia sadari. Sejak Pangeran lahir, Pras selalu telaten merawatnya. Pria itu sangat memperhatikan kesehatannya. "Pras ... Aku rindu ...," lirih wanita ya
Read more
Bab 138
"Brengsek! Siapa yang mau bermain-main denganku?" Pras menggebrak meja di hadapannya. Wajahnya kembali menggelap. Dadanya naik turun. Ia semakin yakin bahwa yang menghancurkan perusahaannya adalah orang dalam. Seseorang yang tau persis tentang perusahaannya. Namun ia baru menduga satu nama yang ia curigai. Tidak menutup kemungkinan ada nama lainnya juga sebagai tersangka. "Aku harus membuktikan ini sendiri." Pras meraih jas dan kunci mobilnya. Melangkah keluar dari gedung tinggi yang satu lantainya ia sewa untuk perusahaannya. Rumah yang ia tempati tidak begitu jauh dari kantor. Hingga dalam waktu lima belas menit ia sudah tiba di rumahnya. Beberapa ART asal Indonesia bekerja di sana.. "Selamat malam, Tuan Tirta. Saya.siapkan makan malam." Pras hanya mengangguk sambil melangkahkan kaki menuju kamar. Pandangannya tertuju pada sebuah lukisan berukuran besar berada di dinding kamar. Rutinitas yang ia lakukan setiap membuka kamar itu, jika ia berada di Austin ini. "Sera ... Aku ri
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
26
DMCA.com Protection Status