Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 81 - Chapter 90

259 Chapters

Bab 81

Plok! Plok!Tuan Muda Collin bertepuk tangan. Seluruh perhatian para tamu kini tertuju kepadanya."Hadirin sekalian, mari kita saksikan kado istimewa, persembahan dari gembel yang tak tahu diri itu untuk Nona Muda De Groot!" seru Tuan Muda Collin, menunjuk pada Karel.Karel menyikapi dengan santai tatapan tajam Tuan Muda Collin, yang sarat dengan muatan kebencian.Anggukan kecil diberikannya kepada Xela ketika wanita itu sekali lagi melayangkan tatapan bimbang kepadanya."Perlu aku bantu, Nona?" tawar Tuan Muda Collin, yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Xela.Karel mengacungkan jempol terbalik pada Tuan Muda Collin. Untuk sesaat, dendamnya pada Xela menghilang, tersaput penolakan Xela terhadap Tuan Muda Collin."Buuka! Buuka! Buuka!"Teriakan para pemuda yang satu server dengan Tuan Muda Collin menggema. Memaksa Xela untuk mulai menggerakkan jemarinya, menyobek kertas pembungkus kado dari Karel.Puluhan pasang alis menjungkit naik, menanti detik-detik Xela mengangkat bagian penu
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

Bab 82

"Daripada dibuang, saya bersedia membeli kalung itu!"Seorang wanita muda dengan rambut pirang yang tergerai indah memaku tatap pada kalung di tangan Tuan Muda Collin.Kilau permata biru yang menggantung keluar dari sela-sela kepalan tangan lelaki itu tampak memukau.Karel menyapu penampilan wanita tersebut lewat lirikan ekor matanya. Dari gaun mewah yang dikenakannya, Karel yakin wanita itu berasal dari kalangan atas."Ini hanya kalung imitasi, Nona. Wanita secantik Anda tidak pantas memakai barang murahan ini," sahut Tuan Muda Collin setelah berhasil mengatasi kekagetannya terhadap permintaan wanita itu."Sepertinya Anda tidak tahu apa-apa mengenai perhiasan," balas wanita tersebut seraya menampilkan seringai mengejek.Karel mengulum senyum menyaksikan perubahan raut wajah Tuan Muda Collin yang memerah."Anda punya mata yang sangat jeli, Nona!" puji Karel. "Anda satu-satunya orang di ruangan ini yang percaya bahwa permata itu asli."Tuan Muda Collin mendengkus jengkel. "Heh, Gembel!
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

Bab 83

"Tuan Muda Collin, kau sendiri yang berjanji dengan begitu pongahnya. Sekarang setelah kau merusak hadiah yang kuberikan kepada Nona De Groot, kau mengelak untuk membayar. Begitukah?"Kalau kau semiskin itu, bersikaplah seperti layaknya orang tak mampu. Jangan menjanjikan pepesan kosong hanya untuk menarik perhatian Nona De Groot!"Bayar sekarang sesuai janjimu! Atau aku akan melaporkanmu atas tuduhan pidana perusakan barang milik orang lain!""Hahaha ... laporkan saja! Aku tidak takut, tapi sebelum itu terjadi, aku yang akan menjebloskan penipu seperti dirimu dan juga teman wanitamu itu ke penjara, karena berusaha memerasku!""Anda Tuan Muda Collin?" tanya wanita berambut pirang heran. "Menyedihkan sekali! Anda bahkan tidak mengenali saya. Saya tidak ada sangkut pautnya dengan lelaki itu. Saya hanya peduli pada kalung yang telah Anda hancurkan.""Berhenti berpura-pura, Nona! Aku tidak akan tertipu!" sentak Tuan Muda Collin. Sesaat kemudian ia menantang Karel. "Kalau kau mampu membukti
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

Bab 84

Apa? Asli?Puluhan mulut ternganga."Di mana sertifikat itu, Kevin?" tanya Karel, membuat mulut orang-orang yang mendengar nada santai Karel menganga makin lebar."Ada di dalam kotak perhiasan itu."Karel mendatangi Xela, tapi gadis itu sedang asyik berbincang dengan tamu lain. Tampaknya Xela tak punya waktu untuk terus mengikuti perseteruan Karel dengan Tuan Muda Collin.Akhirnya, Karel mengambil sendiri kotak perhiasan yang berada di atas meja penuh hadiah.Karel tidak langsung membuka kotak tersebut, melainkan membawanya ke hadapan Tuan Muda Collin."Nasibmu tergantung pada isi kotak ini, Tuan Muda Collin," ujar Karel, dengan seringai menantang."B–biar saya bantu, Tuan!" sambar sang manajer, sebelum Karel sempat menggerakkan jari untuk membuka kotak tersebut.Karel membiarkan sang manajer melakukan apa pun yang diinginkannya terhadap kotak perhiasan itu.Begitu alas dasar kotak diangkat, tampaklah sepotong kertas—sertifikat keaslian batu permata.Karel menerima sertifikat tersebut
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

Bab 85

"Waaah, Nona ... Anda beruntung sekali bila Tuan Jones benar-benar berkenan menemani Anda!" seru seorang gadis muda dengan binar mata penuh rasa iri.Sesaat wanita berambut pirang beradu tatap dengan Kevin.Karel mengambil kesempatan itu untuk balas dendam pada Kevin. Selama ini dia selalu menjadi korban godaan Kevin. Sekarang gilirannya untuk menggoda sang sahabat."Bagaimana, Kevin? Rezeki tidak boleh ditolak. Kapan lagi bisa belanja bareng gadis cantik. Kelihatannya nona pirang ini cerdas. Dia bisa mengenali permata asli hanya dengan sekali lihat."Candaan Karel berhasil memicu rona merah jambu muncul di pipi si nona pirang."Dasar sinting! Mana mungkin Tuan Jones mau menemani wanita itu berbelanja?" sindir gadis berambut ikal.Sedari tadi ia tidak suka melihat si nona pirang bisa berdiri dalam jarak yang sangat dekat dengan Kevin.Mata Karel menyipit melihat wanita itu. Ternyata di pesta ini masih ada orang yang memiliki karakter seperti Tuan Muda Collin. Jeleknya, wanita itu bahk
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

Bab 86

"Bagaimana, Nona? Jadi pergi berburu permata impian Anda?" tanya Karel, mengalihkan perhatiannya pada si nona pirang dengan mengabaikan pertanyaan Tuan Muda Collin."Apa Anda juga ingin ikut, Nona De Groot?" Karel menawari Xela. "Anda dapat memilih hadiah untuk diri sendiri.""Nah, itu baru adil!" seru Kevin, tersenyum lebar. "Ayo, Nona-Nona cantik! Aku tidak keberatan menjadi pengawal Anda hari ini, tapi ... aku tidak yakin dia punya banyak waktu luang," imbuh Kevin, menunjuk lurus pada Karel."Pesta ini akan berakhir dalam tiga puluh menit," sahut Xela. "Apa kalian bersedia menunggu?"Sekali lagi orang-orang dibuat tercengang. Semudah itu Nona Muda De Groot menyetujui usul Tuan Jones?Karel sedikit salah tingkah ketika semua mata kini tertuju kepadanya."Sepuluh menit atau saya akan memilihkan secara random hadiah untuk Anda," tegas Karel."Woaah! Dikasih hati minta jantung! Berani sekali dia mengancam Nona De Groot!" cemooh wanita berambut ikal."Ho oh. Belagu! Dia sedang mempermalu
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

Bab 87

Deg! Deg!Jantung Karel berdegup kencang. Detik-detik menghitung mundur. Sepuluh menit yang dijanjikan Xela akan segera berakhir."Sepuluh ... sembilan ...."Suara berbisik dari rekan wanita berambut ikal terdengar cukup keras di telinga Karel.Semakin kecil bilangan angka yang disebut oleh wanita itu, bertambah kencang degup jantung Karel."Satu ...."Karel menanti harap-harap cemas. Akankah Xela menepati janjinya?"Apa kubilang? Tidak mungkin Nona Muda De Groot mau mengorbankan momen spesial demi lelaki gembel itu!" celetuk si rambut ikal, semakin yakin dengan pendapatnya."Ini baru terlambat beberapa detik," balas temannya. "Tunggu saja!""Sudah ah! Kamu kalah!" kesal si rambut ikal, menarik lengan temannya itu. "Ayo cari minum! Aku haus!""Eit, tunggu! Lihat itu!" Wanita tersebut memutar kepala si rambut ikal ke sisi lain."Apa?! T–tidak mungkin!" Si rambut ikal berseru lemas.Di atas panggung, MC mengumumkan permintaan maaf Xela, yang terpaksa pamit untuk meninggalkan ruangan leb
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

Bab 88

"Ehem!" Xela mendeham. "Kalau tidak jadi belanja, aku akan pulang!"Dehaman Xela mengembalikan perputaran waktu yang sempat terhenti antara Karel dan si nona pirang."Ah, i–iya, Nona! Silakan lihat-lihat dulu!" sahut Karel, sedikit gugup.Entah kenapa ia merasa tatapan Xela agak berbeda. Karel garuk-garuk kepala. Merasa serba salah.Dua wanita cantik yang berada di dekatnya saat ini ternyata mampu mencuri kewarasan pikirannya.Begitu Xela dan si nona pirang berpindah dari satu etalase ke etalase lainnya, Karel berbisik pada Kevin, "Apa kalian sempat kenalan?""Astaga, Bro! Tanpa kenalan pun, seluruh kota ini tentu sangat mengenal Nona De Groot!""Bukan dia!""Oh, si rambut pirang?"Karel mengangguk.Kevin terkekeh. "Kau tidak mengenalinya?""Jangan meledekku, Kevin!""Astaga! Kau sangat ketinggalan berita!" Kevin meninggalkan Karel, menyusul si nona pirang."Kevin!" teriak Karel, menahan dongkol dengan mengeritkan gigi.Beberapa detik kemudian sebuah pesan masuk ke ponsel Karel.[Cari
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

Bab 89

"Kota ini semakin tidak aman sekarang!" keluh salah satu pelanggan Sheira Jewels. "Lihatlah! Toko kelas atas seperti ini pun bisa kecolongan. Jangan kasih ampun, Pak!""Benar! Patahkan saja tangannya!"Ujaran kebencian pada Karel terus bersahutan."Lepaskan aku!" Sekali lagi Karel mengempaskan tangan dua orang petugas keamanan yang ingin menyeret paksa dirinya. "Jangan coba-coba melawan!" hardik salah satu dari petugas keamanan itu. "Hukumanmu bisa saja bertambah berat.""Aku bukan pencopet! Berapa kali harus kujelaskan? Lelaki itu memfitnahku!""Alah! Penjahat pintar berkelit," celetuk salah satu pengunjung. "Jangan percaya, Pak! Bawa saja dia!""Tunggu! Aku akan menghubungi teman-temanku. Mereka masih di ruangan VIP."Hening seketika.Semua orang saling lirik. Detik berikutnya, mereka kompak meledakkan tawa menghina."Hahaha ....""Kalian dengar dia bilang apa?" ejek lelaki asing, yang menjadi biang kerok nasib sial Karel. "Temannya di ruangan VIP. Pffft!"Kembali terdengar sembura
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

Bab 90

"Aku tidak mencopet! Kalian yang asal tuduh!"Rasanya Karel sudah kenyang menerima perlakuan buruk hari ini. Ia ingin memuntahkan semua kekesalannya."Apa kalian punya bukti? Tunjukkan padaku?" Nada tenang Karel penuh tekanan."Bagaimana kami bisa punya bukti, heh? Kamu mengelak saat dua petugas keamanan itu akan menggeledahmu!" sengit si muka kotak."Cukup!" sentak sang manajer. "Tuan ini tidak mungkin melakukan tindakan serendah itu!""Pak, Anda jangan terus-terusan membela penjahat! Zaman kini banyak orang yang ingin kaya dengan cara instan. Salah satunya dengan merampas hak milik orang lain." Si muka kotak keukeh memojokkan Karel.Mata Karel menyipit membaca raut muka lelaki itu. "Berapa kau dibayar?""A–apa maksudmu?" Si muka kotak gelagapan.Karel tersenyum mengejek. "Aku tahu kau bekerja untuk seseorang. Kau dibayar untuk menjebakku. Bukankah begitu?"Karel tak melepaskan pandangan dari si muka kotak. Ia hanya menebak, tetapi reaksi yang ditunjukkan oleh lelaki itu mengungkap s
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more
PREV
1
...
7891011
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status