Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 61 - Chapter 70

259 Chapters

Bab 61

"Akhirnya ... thanks, God!" Kevin mengembuskan napas lega kala melihat kemunculan Karel dari gedung tua. "Semua aman terkendali, kan?""Aku tidak akan mati sebelum misiku selesai," sahut Karel, langsung membuka pintu mobil. "Ayo! Mau menemani mereka?""Aish! Sembarangan!" Cepat-cepat Kevin berjalan mengitari bagian depan mobil begitu melihat sekumpulan bayangan hitam bergerak keluar dari gedung yang terbengkalai itu."Ada apa?" tanya Kevin dengan kening berkerut saat dilihatnya Karel tak kunjung masuk ke mobil.Sahabatnya itu justru sibuk tolah-toleh ke segala arah, padahal sebelumnya, Karel-lah yang ingin bergegas pergi dari tempat itu.Mata tajam Karel mendarat di beberapa titik, tetapi yang ditemukannya hanya kegelapan.Karel mengedikkan bahu. "Bukan apa-apa! Mungkin hanya perasaanku saja."Karel masuk ke mobil setelah sekali lagi melempar pandang, menembus kegelapan lengang."Informasi darimu sangat berguna," ujar Karel, melirik Kevin melalui kaca spion."Hooo ... jelas! Keviin ..
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more

Bab 62

"Anda tidak perlu ragu, Dokter J. Pilih saja apa yang Anda inginkan!" tegas Sir Collin, mengira Karel segan untuk menentukan pilihan.Karel tersenyum tipis, kemudian menggeleng seraya mendorong gambar yang terkembang di atas meja ke arah Sir Collin."Saat ini, saya belum membutuhkan apa yang ada dalam gambar itu.""Tapi ... bukankah Anda bilang bahwa Anda bersedia menerima hadiah dari saya?" tanya Sir Collin dengan alis mengerut, bingung."Iya, tapi bukan salah satu dari barang-barang itu," ujar Karel, mengusir semburat kecewa yang sempat menyelimuti raut bingung Sir Collin."Aah, saya kira Anda berubah pikiran," kekeh Sir Collin, sedikit canggung. "Katakan saja apa yang Anda butuhkan, Dokter J!""Sir Collin, saya dengar ... Anda berasal dari Distrik Penna. Apa itu benar?""Benar sekali! Anda ingin berlibur ke sana?" Sir Collin tampak antusias mengetahui Karel tertarik dengan daerahnya."Kebetulan, dalam waktu dekat, saya ada keperluan ke sana.""Aah, urusan tempat tinggal, Anda tenan
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Bab 63

Karel dan Profesor Jansen bergerak kembali ke rumah."Aku sedang berpikir, kenapa seorang pejabat seperti Sir Collin mau bersusah payah untuk menemuiku dan ingin memberi hadiah," sahut Karel. "Bukankah aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai dokter?"Karel mengempaskan bokong di atas sofa. Begitu pula dengan Profesor Jansen. Ia sangat lelah setelah seharian bergumul dengan rutinitas di laboratorium."Hanya ada dua alasan. Pertama, dia tidak menganggap apa yang kau lakukan pada anaknya sekadar kewajiban dokter, melainkan utang budi."Atau ... bisa jadi, dia menginginkan hubungan antara orang tua pasien dan dokter bisa berkembang menjadi persahabatan untuk jangka panjang."Profesor Jansen tersenyum samar. "Aku rasa, berteman dengan Sir Collin akan menjadi investasi yang bagus untukmu. Dia paham betul pentingnya prinsip take and give dalam suatu relasi."Bayangkan saja kalau kau terus-terusan berada dalam posisi memberi, entah itu memberi bantuan ... tenaga, nasihat, ataupun sekadar pe
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Bab 64

Buk! Buk! Buk!Lewis menghantam samsak dengan membabi buta. Melampiaskan kebenciannya perhadap Karel pada benda yang tak bersalah itu.Hosh! Hosh!Napasnya tersengal-sengal kala ia memagut samsak dengan lengan letihnya yang bermandi peluh."Ketua, daripada terus menahan diri, kenapa tak Anda lampiaskan saja kemarahan Anda pada orangnya?" tanya salah satu dari anak buah Lewis yang sedari tadi setia menonton pertunjukan sang bos. "Hari ini dia sudah masuk kerja, 'kan?""Iya, Ketua. Kami siap membantu Anda untuk melumpuhkannya," sambung anak buahnya yang lain.Lewis menoleh ke belakang, melempar tatapan garang pada anak buahnya yang melontarkan kalimat provokasi."Apa kalian lupa bagaimana monster itu melumpuhkan teman-teman kalian dan juga aku?" hardik Lewis. "Aku tidak akan pernah melupakan rasa sakit dan bagaimana dia mempermalukan aku! Aku akan membalasnya, tapi tidak sekarang.""Ketua, setelah kejadian itu, Anda berlatih keras tanpa kenal lelah dan batas waktu. Apa itu belum cukup?"
last updateLast Updated : 2022-10-25
Read more

Bab 65

"Singkirkan tanganmu!" tegas Karel, menepis lengan lelaki yang mencengkeram kerah bajunya. "Aku tidak peduli pada nama besar keluarga majikanmu, yang aku tahu ... kejadian ini murni kesalahanmu. Kau ... dan juga nona egoismu itu yang harus bertanggung jawab atas kerusakan mobil milik majikanku!"Nona Muda Julian terperangah melihat keberanian Karel menuntut ganti rugi setelah mengetahui identitas dirinya.Keluarga Julian adalah salah satu dari lima pengusaha terkaya di Distrik Penna. Biasanya, tidak ada satu orang pun yang berani berurusan dengannya setelah sang sopir memperkenalkan dirinya."Kamu akan merasakan akibatnya karena berani melawanku," geram Nona Muda Julian. "Bukan aku yang harus ganti rugi, tapi kamu! Lihat mobilku!"Nona Muda Julian mengancakkan bagian depan mobilnya yang ringsek."Deooon!" teriak Xela, membuka pintu mobil dengan marah. "Keterlaluan kamu ya! Aku nyaris mati kepanasan!" omelnya, mengentak turun dan mendatangi Karel.Nona Muda Julian menyapu penampilan Xe
last updateLast Updated : 2022-10-25
Read more

Bab 66

"Bedebah! Apa yang akan kau lakukan?!" hardik sopir Nona Muda Julian."Membuktikan tuduhan Nona Muda Julian." Karel menyahut tanpa menoleh. Ia terus saja mengayun langkah mencapai tujuannya."Tidaaak!" jerit Nona Muda Julian setelah otaknya berhasil mencerna kata-kata Karel.Menderap ia memburu Karel. Jangan sampai lelaki bertampang seram itu melaksanakan rencana gilanya.Karel tiba di dekat mobil. Ia meraba bamper mobil Xela yang penyok. "Pak Satpam, lihatlah! Bamper ini ditabrak dari belakang pada saat saya telah parkir. Apa menurut Anda kejadian ini merupakan kesalahan saya?"Petugas keamanan itu berkacak pinggang seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dilihat dari posisi dan kerusakan mobil, jelas sopir Nona Muda Julian yang bersalah, tapi dia tidak berani menyuarakan pendapatnya dengan lantang."Um ... i–itu ....""Baiklah. Sepertinya Anda tidak punya pendirian," sindir Karel, berpaling pada Nona Muda Julian. "Saya memberi Anda kesempatan untuk mengakui kesalahan Anda dan m
last updateLast Updated : 2022-10-26
Read more

Bab 67

"Deon!" hardik Xela seraya melayangkan tatapan menyelidik.Keningnya mengerut melihat penjaga keamanan yang berusaha bangkit sambil menggerutu tak jelas."Ah, iya, Nona!" Cepat-cepat Karel menyambar totte bag yang masih teronggok di atas lantai.Bersamaan dengan itu, Nona Muda Julian telah tegak berhadapan dengan Xela, dalam jarak kurang dari dua meter.Karel merasakan atmosfer yang tidak bersahabat dari pancaran mata Nona Muda Julian.Mata Karel berkedip tatkala jari telunjuk Nona Muda Julian mengarah tepat ke mukanya."Lelaki berwajah jelek itu pelakunya, Pak!" Jari Nona Muda Julian beralih kepada Xela. "Dia ... majikan yang gagal mendidik sopirnya!"Karel mengamati dua petugas keamanan yang berdiri mengapit Nona Muda Julian. Mereka bukan petugas yang berada di lapangan parkir tadi."Ada apa lagi, Nona? Bukankah masalah kita sudah selesai?" tanya Karel, bersikap tenang.Nona Muda Julian mencebik sinis. "Ini baru awal! Kamu akan menyesal karena berani bersikap lancang kepadaku."Kare
last updateLast Updated : 2022-10-26
Read more

Bab 68

Ckiiit!Decit rem melengking tinggi seiring dengan sebuah motor besar berwarna merah berhenti mendadak.Sang pengendara tergesa-gesa turun dan membuka helm."Pengecut! Beraninya keroyokan!" umpat Karel seraya melayangkan tendangan pada salah satu dari lima pria setengah mabuk yang menyerang seorang pria.Lelaki itu berjongkok, melindungi bagian muka dan kepalanya dengan dua tangan."Lancang! Kau cari mati!" balas lelaki yang kena tendang.Dua orang rekannya menghentikan serangan, sementara sisanya melanjutkan aksi mereka menindas pria yang semakin ketakutan.Karel merasa iba melihat lelaki asing itu babak belur. Tanpa ba-bi-bu, dia melancarkan serangan brutal pada para pemabuk itu."T-terima kasih, Tuan!" lirih lelaki asing itu, bersimpuh di kaki Karel.Sang manajer mengerjap dan menggeleng kuat. Potongan kisah suram itu masih tersimpan rapi dalam memori otaknya."T–Tuan Deon?" tanya sang manajer, memastikan bahwa lelaki di depannya tersebut benar-benar seseorang yang telah menyelamat
last updateLast Updated : 2022-10-27
Read more

Bab 69

"Hiyaaa!" Si wajah sangar menerjang Karel. "Patah!"Kaki lelaki itu menyasar pinggang Karel.Karel, yang sedari tadi memang telah siaga, mengangkat sebelah kakinya. Menyambut hantaman lawan.Dua kaki beradu kencang. Si wajah sangar terjajar mundur beberapa langkah. Karel mengambil kesempatan tersebut untuk melompat turun dari motor.Saat Karel baru saja mengatur posisi tegak, anak buah si wajah sangar menyerangnya dengan pukulan dan tendangan.Karel tak leluasa bergerak. Ruang sempit di antara motor besar yang mengepungnya membatasi kebebasannya dalam menangkis dan melancarkan serangan balasan.Kemampuan si wajah sangar juga tak bisa dipandang remeh. Beberapa kali hantaman tinju dan tendangannya berhasil bersarang di tubuh Karel."Cih! Kau hanya seekor tikus got, tapi dengan pongah telah berani melawan seorang putri. Sungguh tak tahu diri!" hina si wajah sangar. "Mati saja kau!"Bugh!Perut Karel menghantam jok motornya begitu tendangan si wajah sangar mendarat di punggungnya.Karel te
last updateLast Updated : 2022-10-27
Read more

Bab 70

"Mampus kau!"Kutukan dua kata tersebut bergema bersahutan. Seribu wajah menyeringai sinis pada Karel.Karel tak punya waktu untuk meresapi kengerian yang terpampang di depan mata.Alarm kewaspadaannya berdering nyaring. Sedikit saja dia lengah, maka dia akan melambaikan tangan pada dunia.Sreeet!Jok motor Karel sobek, seperti terkena cakaran kucing. Gumpalan busa menyembul dari sobekan itu, disertai bau terbakar yang menyengat.Karel hanya mampu berkelit. Serangan beruntun dari si wajah sangar tak memberinya kesempatan untuk membalas.Sreeet!Kali ini lengan jaket Karel yang menjadi korban jurus cakar maut si wajah sangar.Untung saja Karel sempat melompat mundur, walaupun sedikit terlambat. Jika tidak, cakaran itu pasti menembus kulitnya.Jantung Karel berdegup kencang. Dia nyaris berada di ambang kematian untuk kedua kalinya.'Aku harus menemukan yang mana tubuh nyata lawan.' Karel membatin gundah seraya mengamati setiap rupa si wajah sangar dengan mata batinnya.Sudut bibir Karel
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more
PREV
1
...
56789
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status