Beranda / Urban / Lelaki Dua Wajah / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Lelaki Dua Wajah: Bab 71 - Bab 80

259 Bab

Bab 71

"Aaaakh!"Jerit kesakitan melengking dari bibir Karel, mengusir burung-burung yang bertengger di dahan paru-paru kota.Kawanan burung itu terbang berhamburan bersamaan dengan menggelapnya dunia dalam pandangan Karel.Pendengaran Karel masih sempat menangkap kekehan tawa kemenangan dari gerombolan si wajah sangar, sebelumnya akhirnya, semesta benar-bebar diselimuti oleh warna hitam.Saat Karel membuka mata, ia mendapati dirinya berbaring di atas ranjang, dalam kamar tidurnya."Kenapa aku bisa di sini?" lirih Karel, mengerjap berulang kali. "Apakah ini hanya mimpi?""Tentu tidak, Little Bro! Kau berada di kamarmu."Sahutan dari sebuah suara yang tidak asing memutar leher Karel ke arah pintu. Senyuman lebar terbit di wajahnya. Namun, sedetik kemudian ia meringis. Bibirnya terasa nyeri akibat tarikan sudut bibirnya."Dave?" ujar Karel, tak percaya. "Apa aku sedang berhalusinasi?""Efek racun itu memang bisa membuatmu berhalusinasi, bahkan terlihat seperti orang gila," sahut Dave, berjalan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-28
Baca selengkapnya

Bab 72

Gubraak!"Hei ... apa kau tidak bisa membuka pintu pelan-pelan? Mabuk ya? Waah ... parah!" cerocos Dave saat daun pintu kamar Karel terbuka dengan suara yang sangat berisik.Seorang lelaki dengan kemeja santai nyaris tersungkur."Sorry! Aku tidak menyadari kalau lantai kamar ini sedikit lebih tinggi," ujar lelaki itu setelah berhasil tegak lurus."Ya Tuhan! Kau juga datang, Jay?" Karel tak mampu menyembunyikan binar keterkejutan dan juga perasaan senangnya melihat kemunculan Jay."A—""Ya ampun, Karel ... kau bisa celaka juga?" Seruan panik disertai derap langkah kaki memasuki kamar memotong tanggapan Jay.Kevin mengabaikan keberadaan Dave dan Jay. "Fiuh! Syukurlah kau masih hidup! Saat Dave menelepon tadi, aku cemas sekali. Kupikir kau akan meninggalkan aku.""Lebay! Tidak semudah itu aku mati," sungut Karel.Seulas senyum terbit di wajah Kevin. "By the way, kok kau bisa kalah ya? Biasanya menang lo ....""Roda kehidupan itu berputar, Kevin. Kadang di atas, kadang di bawah. Sekarang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-29
Baca selengkapnya

Bab 73

"Pasti maulah! Mana mungkin Karel melewatkan kesempatan emas untuk meng-upgrade skill. Benar kan, Bos?""Kevin, yang ditawari itu aku, tapi kelihatannya malah kau yang lebih bersemangat," ledek Karel, merasa seakan punya juru bicara setiap kali berdekatan dengan Kevin."Oke. Fix! Aku akan menghubungi Master Seribu Wajah," putus Dave. "Kau punya ruang latihan di rumah ini? Atau aku harus menyewa tempat lain?"Karel terkejut. "Bukankah dia punya sanggar bela diri? Rasanya mustahil seorang master hebat mau dipanggil untuk melatih secara privat.""Itulah bedanya Master Seribu Wajah dengan pelatih bela diri lainnya," jelas Dave. "Dia tidak punya perguruan. Hanya melatih jika ada seseorang yang membutuhkan jasanya. Setiap kali ia berhadapan dengan muridnya, ia akan memperlihatkan wajah yang berbeda. Tidak ada yang tahu seperti apa rupa aslinya.""Waaah, cocok tuh, Bos! Kau kan sebelas–dua belas sama master itu. Sekarang saja kau sudah punya dua wajah. Tinggal mengejar 998 wajah lagi. Ka—aaak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-29
Baca selengkapnya

Bab 74

"Aku tidak menyangka dia benar-benar akan melakukannya," komentar Karel, menyeringai sinis."Yaaa ... namanya juga usaha. Demi mendapatkan kembali semua fasilitas mewah dari orang tuanya, aku sih sudah yakin dia bakal melakukannya," balas Kevin."Tidak buruk! Pewaris dengan jiwa angkuh seperti Tuan Muda Gutierrez memang perlu diempaskan ke jurang penderitaan sesekali. Biar dia tahu bagaimana susahnya kehidupan orang-orang kelas bawah.""Kau yakin dia akan berubah?" Kevin meragukan hukuman yang diberikan Karel pada Tuan Muda Gutierrez akan efektif untuk memberi pelajaran pada sang pewaris yang congkak itu."Kita lihat saja nanti! Setahun bukan waktu yang singkat. Jika dia tak tahu juga bagaimana rasanya berempati terhadap penderitaan orang lain, berarti hatinya sudah mati.""Tapi, Bos ... bagaimana kalau orang tuanya tahu kau menyiksa anak kesayangan mereka?""A—"Dering ponsel memotong tanggapan Karel."Bisa tolong ambilkan ponselku?" pinta Karel, mengerling pada benda pipih yang terg
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-30
Baca selengkapnya

Bab 75

Tok! Tok!Ketukan pintu membungkam mulut Karel dan Kevin yang sedang berdiskusi.Karel meminta Kevin untuk membuka pintu lewat lemparan dagunya ke arah suara ketukan."Ada apa, Nyonya Harioth?" tanya Kevin begitu melihat ART yang baru dipekerjakan Karel berdiri di depan pintu."Maaf telah mengganggu perbincangan Anda dan Dokter J. Tapi, ada tamu yang ingin bertemu dengan Dokter J.""Tamu?"Nyonya Harioth mengangguk.Kevin menoleh pada Karel. "Kau mengundang seseorang?""Aku pasti memberitahumu bila melakukan hal itu," sahut Karel. "Temui saja! Aku juga ingin tahu siapa yang mencariku. Kalau bukan untuk urusan penting, bilang saja untuk datang lain hari."Tanpa membantah, Kevin meninggalkan kamar Karel, mengekori langkah Nyonya Harioth untuk turun menuju ruang tamu.Sepuluh menit waktu berlalu. Karel mulai penasaran kenapa Kevin belum kembali ke kamar. Ia ingin menghubungi Kevin, tetapi ponselnya sedang mengisi daya."Ah, racun pelumpuh saraf sialan ini mengganggu sekali!" omel Karel ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-30
Baca selengkapnya

Bab 76

"Waaah, cepat nih pulihnya!" sorak Kevin, tersenyum lebar.Karel duduk berselonjor di atas kasur. sibuk melemaskan otot-otot lengannya yang sempat terasa membatu."Taruh saja di meja!" perintah Karel seraya turun dari ranjang.Lengannya sudah kembali normal, walaupun sesekali masih terasa kebas. Efek ramuan herbal racikannya sungguh dahsyat.Peredaran darah pada lengannya kembali lancar hanya dalam hitungan jam setelah mengonsumsi pil bulat itu.Kevin meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja, lalu duduk di sofa dengan bersilang kaki."Kau tidak perlu repot-repot membawakan aku sarapan pagi. Bukankah sudah ada Nyonya Harioth?" tegur Karel, ikut duduk di dekat Kevin. "Apa kau tidak ke kantor?""Aku bosnya," pongah Kevin. "Tidak masalah dong datang terlambat, hehe ....""Ck! Kalau setiap pemimpin pola pikirnya sepertimu, alamat runtuh semua organisasi," ledek Karel. "Yang namanya pemimpin itu harus memberi teladan. Bukan hanya bisa main tunjuk, tapi kinerja nol besar.""Woaah, kau m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Bab 77

"Deon!"Panggilan Xela memutus perseteruan Karel dan Lewis."Nona Muda!" sapa Lewis, mendahului Karel menemui Xela. "Bagaimana kalau saya saja yang mengantar Anda, Nona? Saya jamin Anda akan aman bersama saya."Karel tegak mematung. Menunggu keputusan Xela yang terlihat bimbang. Tampaknya gadis itu tergoda dengan tawaran Lewis."Harap tunggu sebentar, Nona! Saya akan mengeluarkan mobil," kata Karel setelah cukup lama Xela hanya bolak-balik memandangi dirinya dan Lewis silih berganti."Tidak perlu!" bentak Lewis. "Aku yang akan mengantar Nona Muda De Groot."Xela tersadar mendengar teriakan Lewis. Lelaki yang telah bertahun-tahun menjadi kepala keamanan di rumahnya itu memang terkenal jago berkelahi, tapi ia belum pernah menyaksikan langsung.Sementara kemampuan Karel jelas sudah terbukti. Xela tak ingin mengambil risiko dikawal oleh orang yang salah.Cepat-cepat dia mencegah Lewis. "Tunggu! Aku akan pergi bersama Deon.""Tapi, Nona—""Ayahku yang memilih Deon untuk menjadi pengawalku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Bab 78

'Ternyata dia berani mangkir dari tanggung jawab!'Sudut bibir Karel mencebik sinis melihat pemandangan Tuan Muda Gutierrez, yang dengan bangga menyerahkan sebuah kunci mobil kepada Xela.'Baiklah. Kau boleh bersenang-senang hari ini, Tuan Muda Gutierrez, tapi ... kupastikan kau akan membayar mahal untuk usahamu melarikan diri dari hukuman yang seharusnya kau jalankan.'Satu per satu hadiah dari para tamu dibuka. Mulai dari barang mahal hingga kunci vila mewah memenuhi kotak hadiah di hadapan Xela.Xela memaksakan bibirnya untuk terus mengukir senyum, padahal ia jengah menerima basa-basi dari beberapa pemuda yang mencoba menarik perhatiannya."Eit! Siapa yang mengizinkanmu untuk masuk?!" Tahu-tahu Lewis telah mengadang Karel, yang baru hendak melangkah. "Nona Muda De Groot telah memintamu untuk menunggu di luar. Jangan coba-coba melanggar!""Dia yang memintaku untuk masuk," sahut Karel, acuh tak acuh."Heh, Monster Jelek! Walau seribu masker kau kenakan untuk menutupi wajah jelekmu it
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-01
Baca selengkapnya

Bab 79

"Kado itu untuk Nona De Groot, bukan untuk Anda. Kenapa Anda yang membuangnya?" protes Karel. "Apakah Anda tidak pernah diajarkan bagaimana menghargai milik orang lain?""Aku mampu membelikan apa pun yang diminta oleh Nona De Groot! Dia tidak butuh barang murahan darimu!" balas lelaki berjas putih itu.Karel diam saja ketika lelaki pongah itu mengitarinya sembari melayangkan tatapan menghina."Kau tidak pantas bersanding dengan Nona De Groot! Kalian bagai langit dan bumi," bisik lelaki itu, dengan nada penuh ancaman."Aku tidak benar-benar tertarik padanya. Jika dia memilihku, itu adalah kekalahanmu!" Karel balas berbisik.Kata-katanya membuat muka lelaki itu merah padam.Karel menyeringai, merasa puas karena berhasil menyerang ego sang pengganggu.Teringat kado darinya yang dibuang, Karel berbalik. Menyusuri jejak lemparan pemuja Xela.Karel membungkuk, mengulurkan tangan untuk meraih kotak tersebut. Namun, kado itu bergerak menjauh.Seorang wanita muda menendangnya tanpa sengaja, la
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-01
Baca selengkapnya

Bab 80

"Ah, kelamaan! Biar aku yang buka!"Seorang lelaki menyambar kado di tangan Karel.Karel berkelit. Postur tubuhnya yang menjulang, menyulitkan lelaki itu untuk menggapai kado yang terangkat tinggi."Bedebah! Gembel ini berani cari masalah dengan kita," hasut lelaki berjas putih, kesal lantaran tamu lain yang berpihak kepadanya tidak berhasil merampas kado di tangan Karel. "Ayo beri dia pelajaran!"Beberapa orang lelaki berusia akhir dua puluhan serentak menyerbu Karel. Sebagian memagut erat badan Karel, menguncinya agak tak bisa bergerak. Sebagian lagi berjuang menjangkau kado di tangan Karel.Tebersit keinginan di hati Karel untuk mengempaskan mereka semua ke lantai. Akan tetapi, jika ia melakukan hal itu, kemungkinan besar, Tuan De Groot dan Xela akan menyalahkan dirinya.Tidak! Lebih baik dia mengalah demi menarik simpati dan menaklukkan hati Tuan De Groot beserta putrinya."Mau sampai kapan kalian menempel pada gembel itu, huh?! Aku berhasil mendapatkan kadonya!" seru lelaki berja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
26
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status