Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 161 - Chapter 170

259 Chapters

Bab 161

"Kurang ajar! Siapa yang berani memandikanku, hah?!"Tangan Yuu terangkat dan terentang, disertai dengan mulut yang menganga. Tubuhnya basah kuyup.Master Seribu Wajah tegak bergeming. Lelaki berjenggot itu hanya memejamkan mata. Ia membiarkan titik air yang tersisa di wajahnya jatuh menetes. Menyatu dengan pakaian yang menempel di kulitnya.Akibat dari jurus yang dipraktikkan Karel sungguh dahsyat. Aliran air terjun di depannya pecah dan menebar ke segala arah."Keyakinanmu baru saja dipatahkan, Yuu!" sindir Master Seribu Wajah sambil memeras jenggotnya yang basah."Master!" Karel berseru kaget, melompat turun dari batu saat menyadari sang guru dan Yuu mengawasinya diam-diam. "Maaf, saya tidak tahu Master dan Paman Yuu berdiri di sini.""Tidak apa-apa. Kalau kau menyadari kehadiran kami di sini, mungkin kau tidak akan menyuguhkan tontonan yang sangat menarik," ujar Master Seribu Wajah. Tak ada kemarahan dalam nada suaranya, walaupun dia telah menjadi korban serangan Karel.Karel garu
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 162

"Guru, perjalananku hampir mencapai garis finish. Aku telah menemukan anak itu. Oh, bukan, bukan! Bukan aku yang menemukannya, tapi dia yang datang sendiri padaku," adu Master Seribu Wajah pada potret seorang lelaki tua yang terpajang di dinding. "Akan kuwariskan ilmu titipanmu kepadanya. Kuharap, sekarang, Guru bisa beristirahat dengan tenang dan damai.""Kakak! Kakak! Tolooong! Bahaya! Bahaya!"Jeritan Yuu menarik paksa gerak langkah Master Seribu Wajah menuju pintu depan."Ada apa, Yuu? Kenapa kau berteriak dengan panik begitu?""Karel, Kak! Beruang cokelat—""Tenang! Tarik napas dalam-dalam!"Yuu mengikuti instruksi Master Seribu Wajah dengan patuh."Nah, sekarang, beritahu aku apa yang terjadi!""Cepat keluar, Kak!"Alih-alih menjelaskan kepada Master Seribu Wajah mengenai pemicu rasa paniknya, Yuu justru menarik lengan kakak seperguruannya itu menuju halaman."Hah! Apa yang dia lakukan?" Yuu tercengang.Di halaman rumah panggung itu, Karel sedang bercengkerama dengan si beruang
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 163

Hop!Master Seribu Wajah mendarat, tepat di hadapan sang penyusup. Mengadang langkah si lelaki bertopi koboi."Apa yang kau lakukan di wilayahku?" tanya sang Master dengan nada dingin. Sorot matanya berkilat garang di bawah pendar rembulan yang mengintip malu-malu dari balik mega."A–ampun, Tuan. S–saya tidak berniat jahat," jawab sang penyusup, merasa gentar beradu tatap dengan pria berjenggot di depannya."Tidak berniat jahat, tapi datang dengan mengendap-endap. Apa itu masuk akal? Katakan yang sebenarnya atau kau pulang hanya tinggal nama!""S–sungguh, Tuan." Lutut lelaki bertopi koboi itu gemetar. "S–saya ... sampai ke sini karena ... karena mengikuti jejak beruang yang lepas dari penangkaran.""Beruang?""I–iya, Tuan. Beruang cokelat tepatnya. S–saya ingin memastikan beruang yang datang bersama keluarga Anda itu adalah hewan peliharaan kami."Rupanya lelaki bertopi koboi itu mengira Karel adalah salah satu keluarga Master Seribu Wajah.Sang Master mengamati ekspresi penyusup ters
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

Bab 164

Dugh!Joseph bersimpuh di hadapan Karel. Air matanya jatuh menitik."Tolong ... maafkan salah dan dosa ayah saya, Tuan!" lirihnya dengan suara serak dan bergetar. "Sungguh ayah saya sangat tersiksa karena dosanya pada Anda. Begitu pun dengan saya."Karel menoleh pada Master Seribu Wajah. Raut muka bingungnya seakan menuntut penjelasan. Namun, sang guru memasang wajah datar seraya menyesap tehnya secara perlahan."Kita baru saja bertemu untuk yang pertama kali. Lalu, dosa apa yang harus kumaafkan? Aku bahkan tak mengenal ayah Anda," sahut Karel, menjelaskan kebingungannya."Ayah saya berdosa pada Anda. Sangat berdosa. Saya juga. Belasan tahun saya hidup dalam penyesalan dan rasa bersalah. Saya yakin, ayah saya juga tidak tenang di alam sana."Karel tak bisa berkata-kata. Kesalahan apa yang telah dilakukan Joseph dan ayahnya hingga lelaki itu tergugu?"Apa rasa bersalah Anda ada hubungannya dengan Tuan De Groot?" selisik Karel, mencoba mengingat-ingat wajah setiap anak buah Tuan De Groot
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

Bab 165

"Aku tahu, Halburt. Ini darurat. Aku akan mengutus Joseph untuk menemuimu siang ini. Tolooong ... kali ini saja!"Setelah berpikir sejenak, Halburt mengalah. "Baiklah. Ingat, Ben! Jangan pernah libatkan aku dalam permasalahanmu di kemudian hari!""Iya. Aku janji! Namamu akan tetap bersih."Alhasil, satu butir Pil Separuh Nyawa milik Halburt melayang ke tangan orang lain.Pil langka tersebut merupakan hasil racikannya sendiri. Dia menamai pil tersebut 'Separuh Nyawa' karena memang dampaknya menghilangkan setengah nyawa dari seseorang yang menelannya.Dengan kata lain, siapa pun yang menelan pil itu, maka dia akan berada dalam kondisi setengah mati. Organ vitalnya melemah, bahkan detak jantungnya nyaris tak terdeteksi.Awalnya pil itu diciptakan untuk tujuan mengelabui musuh, tetapi pemakaiannya harus melibatkan kerja sama tim yang solid.Seseorang yang mengonsumsinya membutuhkan orang lain untuk menyelamatkannya. Terlambat sedikit saja, separuh nyawa yang tersisa akan hilang sepenuhnya
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Bab 166

"Karel, kuharap kau mau memaafkan kesalahan guruku." Master Seribu Wajah membungkuk pada Karel, mewakili sang guru."Astagfirullah, Master! Apa yang Anda lakukan? Anda tidak perlu merendahkan diri kepadaku." Karel syok, lalu buru-buru menarik pundak sang Master untuk kembali tegak lurus.Namun, sang Master bergeming dalam posisinya. Sekuat apa pun Karel mengerahkan tenaga, tubuh sang Master bagaikan patung batu."Guruku mengalami nasib yang sama dengan sahabatnya—Ben. Dia hidup dalam penyesalan. Terlebih setelah tak seorang pun muridnya berhasil melacak keberadaanmu."Setiap hari guruku menghukum dirinya dengan bekerja tanpa kenal batas waktu. Selama masih ada pasien yang membutuhkan bantuannya, dia akan mengobatinya. Tak peduli walau ia harus menembus hujan badai untuk mendatangi pasiennya di tengah malam buta."Menyerahkan Pil Separuh Nyawa kepada Ben untuk melenyapkanmu adalah dosa terbesar dalam hidupnya."Tolong, biarkan guruku tidur panjang dengan damai, Karel."Orang-orang denga
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Bab 167

"Nona! Nona! Lihat! Ada lagi!" Nyonya Beth berlari dari teras ke ruang tengah, di mana Xela sedang asyik bergelut dengan tabletnya."Aunty, kelihatannya senang banget," komentar Xela, ikut tersenyum melihat wajah Nyonya Beth yang berseri-seri."Iya, Nona. Kalau Anda senang, saya lebih bahagia.""Lo, kenapa aku?""Sudah deh, Nona. Kita keluar, yuk!" Nyonya Beth menyeret lengan Xela dengan tidak sabar.Orang lain yang menyaksikan interaksi mereka pasti tidak akan percaya jika Nyonya Beth sebenarnya hanyalah pengasuh Xela.Hubungan keduanya sungguh terlihat seperti bibi dan keponakan kandung."Lihat itu!" Nyonya Beth menunjuk buket bunga dan sebuah kotak kecil yang menghuni meja di teras rumah.Sejak menerima buket bunga dan kado berisi boneka Teddy Bear berukuran besar dua minggu yang lalu, tidak ada buket atau paket kejutan yang menghampiri Xela.Dia kembali berubah murung walaupun tetap menjalankan rutinitasnya pergi ke toko.Sekarang, awan mendung di wajahnya berarak pergi, diterpa e
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 168

"Siapa yang berani mengganggu Anda, Tuan? Anda berpikir terlalu berlebihan. Saya hanya bersikap waspada.""Benarkah?" Netra kelam Karel awas memindai raut muka Nyonya Harioth."Ya. Apakah Anda ingin makan siang di rumah, Tuan? Saya akan segera menyiapkannya," tukas Nyonya Harioth, mengalihkan topik pembicaraan.Karel dapat merasakan ada sesuatu yang sengaja ditutupi oleh sang ART, tapi dia pura-pura percaya saja pada Nyonya Harioth. Dia akan menyelidiki sendiri nanti."Hem!" Karel menaruh gelas kosong di atas meja. Berniat untuk naik ke kamarnya. "Oh ya, Nyonya ... aku tak melihat Nyonya Nilam dan Almira. Ke mana mereka?""Ah, saya lupa memberitahu Anda, Tuan. Maaf! Sir Collin telah menjemput mereka dua hari yang lalu."Karel terdiam. Cepat juga Sir Collin bertindak. Jika dia membawa Nyonya Nilam dan Almira pulang, lalu bagaimana dengan Brianna?"Ada apa, Tuan?""Oh, tidak ada apa-apa," elak Karel, tersentak dari lamunannya tentang wanita yang selama ini mendampingi Sir Collin. "Siapk
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 169

"Apa semua sayuran di desa ini bernasib sama dengan lahan kita?""Kalau petani lain juga mengalami hal yang sama, aku tidak akan pernah berpikir ada seseorang yang sengaja menyabotase hasil panen kita.""Hem! Kalau begitu kenyataannya, bisa dipastikan, kejadian ini memang disengaja." Karel melempar pandang ke tepian lahan.Awan hitam menggantung di bentang cakrawala, seakan ikut bersedih atas nasib buruk yang menimpa lahan pertanian Agro Sanum.Andai langit ikut menangis, sungguh hal itu akan memperparah keadaan. Setiap rumpun sayur yang sedang sekarat akan lebih cepat membusuk."Kau selesaikan saja apa yang menjadi tanggung jawabmu," kata Karel, mengusir Aiden secara halus. "Aku akan berkeliling melihat keadaan sekitar.""Apa tidak sebaiknya kutemani saja?" tawar Aiden."Tidak usah. Saat ini kita tidak tahu siapa kawan, siapa lawan. Bisa jadi salah satu dari pekerja di sini yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kejadian ini. Amati mereka dengan teliti, tapi jangan terlalu kentar
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 170

"Masuk!"Lantang suara Aiden mempersilakan sang pengetuk pintu untuk memasuki ruangannya.Seorang pria berusia empat puluhan membungkuk hormat begitu tegak di seberang meja Aiden."Maaf, Tuan. Berg memperpanjang cutinya," lapor lelaki itu, tak berani menatap langsung pada manik mata Aiden.Karel yang mendengar dari tempat duduknya menggosok dagu dengan jari telunjuk. Saat tatapannya bersirobok dengan lirikan Aiden, ia hanya mengerjap dengan gerakan lambat. Senyum misterius berkelebat sekilas pada netra kelamnya."Kenapa tidak ada yang melapor padaku?" cecar Aiden, terlihat kecewa."Maaf, Tuan. Kami tidak ingin mengganggu konsentrasi Anda yang sedang menyelidiki kasus rusaknya tanaman produksi kita."Sekali lagi Aiden spontan melirik pada Karel. Karel mengangguk."Baiklah. Kau boleh pergi!" ujar Aiden, mengusir karyawannya dari ruangan itu."Permisi, Tuan!" Lelaki itu membungkuk, lalu hengkang dengan langkah tergesa-gesa.Karel bangkit dan kembali duduk berhadapan dengan Aiden."Kau ha—
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status